PENDAHULUAN
1. Tujuan
2. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
1. Sampel batuan Metamorf
2. Loupe
3. Komperator
b. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum
identifikasi batuan Metamorf adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan Metamorf secara megaskopis/ kasat
mata berdasarkan sifat-sifat fisiknya:
Warna
1
Tekstur
Struktur
Komposisi mineral pembentuk batuan
3. Menentukan nama batuannya
4. Mengisi data pada lembar pengamatan
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa
bervariasi dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi
mendekati tekanan permukaan yang besarnya beberapa bar saja.
Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat
terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara
butir batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa.
Fluida aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida,
asam hidroklorik dan hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut
bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk reaksi
kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).
1. Metamorfosa Kontak
4
terbatas pada zona sekitar intrusi yang dikenal dengan disebut
aureole malihan atau malihan kontak. Di luar zona ini, batuan tidak
terpengaruh oleh peristiwa kontak tersebut. Sebagai contoh, misalnya
serpih menjadi batu tulis (sabak), phyllite, atau sekis, ketika mineral
diselaraskan oleh tekanan. Tapi oleh peristiwa metamorfosis kontak ini,
serpih “dipanggang” oleh intrusi dan berubah menjadi hornsfel, jika
butirannya halus atau terubahkan menjadi granofel, jika butirannya
menengah atau kasar.
2. Metamorfosa Burial
3. Metamorfosa Regional
5
4. Metamorfosa Kataklastik
• Batu Sekis : Batu sekis adalah contoh batuan metamorf yang memiliki
proses foliasi sempurna. Sebagian besar kandungan mineral dalam batu
ini didominasi oleh mika. Dengan kandungan mika di dalamnya, batu
ini dapat dipecah menjadi potongan-potongan tipis dan halus.
• Batu Gneiss :Batu gneiss adalah batu metamorf yang memiliki
komposisi berupa butiran mineral granular. Butiran-butiran mineral
yang terdapat pada batu ini membuat batu gneiss sulit dibedakan
dengan batu kuarsa karena keduanya mengandung pasir.
• Batu Filit :Seperti halnya batu sekis, filit juga dapat dikategorikan
sebagai batuan yang memiliki komposisi utama berupa mika.
Permukaan batu filit yang sangat halus umumnya akan berkilau begitu
terkena pantulan cahaya. Meski demikian, batu filit memiliki beberapa
6
jenis dimulai dari batu filit dengan permukaan halus hingga batu filit
dengan permukaan yang berkerut-kerut.
• Batu Sabak (Slate) :Jenis batu metamorf yang terakhir adalah batu
sabak (slate). Proses terbentuknya batu slate terbilang cukup cepat
apabila dibandingkan dengan batuan metamorf foliasi di atas. Hal inilah
yang menyebabkan kualitas batu slate dapat dikatakan cukup rendah.
7
• Batu Hornfels : dalam kategori batuan metamorf tidak berfoliasi
dengan karakteristik batuan yang sangat halus. Umumnya, batu hornfels
terbentuk oleh tekanan suhu yang sangat panas, baik berasal dari panas
bumi ataupun cuaca.
• Novaculite :Ini adalah jenis batu metamorf yang memiliki bentuk
halus, padat, dan keras. Di dalam batu novaculite, terdapat kandungan
silika yang sangat tinggi. Proses pembentukan batu ini berasal dari
batuan sedimen yang mengalami pengendapan di lingkungan laut
dibantu organisme-organisme bersel satu seperti ganggang laut. Oleh
karena itu, batu novaculit sangat mudah ditemukan di area pantai.
8
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Afanitit: bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
9
II.5. Klasifikasi Batuan Metamorf
10
BAB III
DESKRIPSI BATUAN
Hari/Tanggal Rabu , 7 November 2018
No Urut 01
11
Hari/Tanggal : Rabu , 7 November 2018
No Urut : 02
Warna : Abu-abu
12
Hari/Tanggal : Rabu , 7 November 2018
No Urut : 03
13
Hari/Tanggal : Rabu , 7 November 2018
No Urut : 04
Komposisi : Mordenit
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
IV. 3 Batu Milonitik (milonit)
16
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum batuan metamorf dapat di simpulkan bahwa
batuan metamorf berasal dari batuan yang sudah ada, perubahan akibat
tekanan yang sangat tinggi. Praktikum ini menghasilkan data seperti yang
tertera di atas laporan ini, dari praktikum ini mahasiswa dapat menentukan
nama batuan metamorf yang awalnya belum di ketahui nama, struktur,
tekstur, asal, dan ciri khas batuan terebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://Pettijohn, F.J.,1975: Sedimentary rocks. 3rd Ed. Harper & Row, New York.
18