PENDAHULUAN
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan
lebih besar dari pada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat
diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda
sebagai kumpulan dari satu atau lebih mineral yang terbentuk di alam secara
alamiah yang merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan adalah materi yang
terbentuk secara alamiah, telah terkonsolidasikan, terdiri dari satu jenis mineral
Batuan metamorf adalah merupakan batuan yang hasil dari ubahan atau
transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh
suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau perubahan bentuk. Siklus batuan
sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu
tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat belum mencapai
titik peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah menjadi batuan
metamorf.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Adapun maksud dari praktikum kali ini adalah untuk mengenalkan batuan
penyusun kerak bumi yaitu batuan metamorf. Adapun tujuan dari praktikum ini
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu;
a. LKP
b. Loop
d. Komperator
e. Buku Penuntun
f. ATK
batuan induk bisa batuan beku, batuan sedimen maupun metamorf itu sendir
besar terjadi dalam keadaan paot yaitu tanpa fase cair. Selanjutnya terbentuk
struktur dan mineralogi bar akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang
tinggi. Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa
menjadi kuarsit.
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau
tanggapan terhadap kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana
kondisi fisik dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-
tidak terlalu besar, hanya kekompakkan pada batuan saja yang bertambah.
tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan
Ada beberapa tipe metamorfime yang dapat terjadi pada batuan yaitu
a. Metamorfosa Orogenik
c. Metamorfosa Lokal
sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Proses ini terjadi
karena pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma dan
d. Metamorfosa Hidrotermal/Metasomatisme
panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan. Pada
peristiwa ini dapat terjadi perubahan komposisi mineral dan perubahan kimia.
e. Metamorfosa Impact
stishovite.
f. Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
Adapun Tekstur dan Struktur yanh terdapat pada batuan metamorf adalah
sebagai berikut:
susunan butir mineral batuan tersebut. Tekstur umum yang paling sering dijumpai
Metagraywacke, Metavulkanik,
2. Tekstur Kristaloblastik
1. Berfoliasi
a) Slaty cleavage. Struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah
(batutulis).
Non foliasi merupakan struktur batuan metamorf yang tidak memiliki lapisan-
Cataclasite (Kataklasit).
mineral yang berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang
terbentuk akibat proses metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu:
a. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf
b. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf
Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915 (Bucher & Frey,
antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat metamorfosa tertentu.
Dengan kata lain sebuah fasies metamorfik merupakan kelompok batuan yang
termetamorfosa pada kondisi yang sama yang dicirikan oleh kumpulan mineral
yang tetap. Tiap fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu
serta dicirikan oleh hubungan teratur antara komposisi kimia dan mineralogi
dalam batuan.
kimia.
dan struktur. Nama yang umum sering dimodifikasi oleh awalan yang
menunjukkan kenampakan nyata atau aspek penting dari tekstur (contoh gneis
augen), satu atau lebih mineral yang ada (contoh skis klorit), atau nama dari
batuan beku yang mempunyai komposisi sama (contoh gneis granit). Beberapa
nama batuan yang didasarkan pada dominasi mineral (contoh metakuarsit) atau
mineral, seperti: Marmer disusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit;
metamorfik yang lain adalah sebagai berikut: Amphibolit: Batuan yang berbutir
dan plagioklas. Eclogit: Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah
piroksin klino ompasit tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina)
dan garnet kaya pyrop. Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi
mengandung fase yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.
Granulit: Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa,
yang sama disebutgranofels. Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan
yang dihasilkan oleh pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan
klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit dihasilkan dari alterasi mineral silikat
feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen. Skarn:
Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral kapur-
silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena perubahan
3.1. Hasil
3.1.1 Sampel 1
jenis batuan metamorf dengan warna segar abu-abu kecoklatan dan warna
putus. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini yaitu mineral
quarts berbentuk angular dengan warna putih sebanyak 40%, serta muscovite
berbentuk angular dengan warna putih susu sebanyak 60%. Dengan fases
batuanjmslatejjbatum(sabak).
3.1.3 Sampel 3
yang terkandung dalam batuan ini yaitu Muskovit, Klorit, Kuarsa, dan
3.1.4 Sampel 4
merupakan jenis batuan metamorf dengan warna segar hijau kebiruan dan
batuan ini terbentuk oleh sebab proses metamorfisme itu sendiri dan
3.1.5 Sampel
jenis batuan metamorf dengan warna segar hijau kehitaman dan warna
lenticular. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan ini yaitu kuarsa
berbentuk anhedral dengan warna putih sebanyak 45%, dan Klorit 55%
4.1 Kesimpulan
Batuan malihan (batuan metamorf) adalah batuan yang berasal dari batuan
induk bisa batuan beku, batuan sedimen maupun metamorf itu sendir yang
rekristalisasi di dalam kerak bum yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi
dalam keadaan paot yaitu tanpa fase cair. Selanjutnya terbentuk struktur dan
mineralogi bar akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi. Contohnya
kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit.
5.1. Saran
a. Mempertahankan keramahannya.