PENDAHULUAN
Di Planet yang kita tinggali ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya
alam, diantaranya yaitu batuan . Batuan mempunyai manfaat yang sangat penting
Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan
dan digunakan untuk kehidupan manusia, sebagai bahan dasar industri. Batuan
terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir
4 salah satunya batuan metamorf. Jadu batuan metamorf hasil dari perubahan
permukaan bumi, oleh karena itu, kita sebagai seorang geologist harusnya
serta membuat sketsa dari batuan yang menjadi sampel pada pratikum ini. Ada
Adapun manfaat dari praktikum kali iini yaitu kita dapat me ngidentifikasi
serta mendeskripsikan batuan metamorf. Selain itu kita juga dapat memahami
1.4.1 Alat
1. ATK
2. Buku penuntun
3. Lup
5. LKP
1.4.2 Bahan
1. Sampel Batuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terbentuk.
dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi
dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O) dalam jumlah bervariasi di antara
butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya mengandung ion
menjadi dua:
1. Metamorfosa Lokal
tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi
b. Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik
mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin
Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan
sesar/patahan.
2. Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu
a. Metamorfosa regional/dinamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi
adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif
b. Metamorfosa beban/burial
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi
sedimen yang tebal di bagian atas, maka lapisan sedimen yang ada di
2012)
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi
dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi.
Struktur Foliasi
pipih.
Struktur nonfoliasi
1. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral
relatif seragam.
ukuran beragam.
dengan granoblastik.
Tekstur Kristaloblastik
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak
kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam
seragam.
euhedral.
f. Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya
berbentuk anhedral.
Tekstur Palimpset
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal
porfiritik.
Gamabar 2.2 Ciri-ciri fisik mineral-mineral penyusun batuan metamorf (Gillen, 1982)
berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini mempunyai pola
yang teratur pada sisi-sisinya dengan sudut aturannya dapat digolongkan ke dalam
sistem kristal utama yang merupakan ciri setiap mineral. Contoh: kuarsa ›
heksagonal.
2. Warna (colour)
Cahaya dari suatu mineral yang terlihat oleh mata telanjang. Warna biasanya
3. Belahan (cleavage)
Sifat suatu mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-arah tertentu dalam
bentuk rata (teratur), umumnya sejajar dengan salah satu sisi kristal. Belahan
4. Pecahan (fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral dan umumnya
tidak teratur. Pecahnya mineral tersebut diakibatkan oleh adanya suatu gaya tekan
yang berkerja pada suatu mineral dan gaya tersebut melebihi batas elastisitas dan
5. Kilap (luster)
Kilap atau derajat kecerahan adalah intensitas cahaya yang dipantul-kan oleh
(kehalusan dan transparansi). Secara umum kilap dibagi dua, yaitu: kilap logam
Goresan adalah warna bubuk mineral bila digoreskan pada pelat porselen. Untuk
mineral bijih, goresan dapat digunakan sebagai petunjuk. Pada mineral yang
muda. Goresan dapat saja sama atau berbeda dengan warna mineralnya. 7.
Kekerasan (hardness) Kekerasan adalah ukuran daya tahan dari permukaan suatu
mineral terhadap goresen (scratching). Kekerasan relatif dari suatu mineral dapat
kondisi yang sama yang dicirikan oleh kumpulan mineral yang tetap. Konsep ini
terbentuk dari alterasi gelas vulkanik menjadi mineral zeolite berupa heulandite
fasies tingkat rendah selain fasies zeolite. Pada bagian atas dari fasies zeolite,
kuarsa yang menjadi stabil. (umumnya bersama dengan albite, chlorite, phengite
dan titanite).
c) Fasies Greenschist Dalam kondisi tekanan dan suhu fasies greenschist, batuan
mineral yang harus ada dalam greenschist dan penciri fasies greenschist. Fasies
greenschist terbentuk pada suhu 300 oC hingga 500 oC dengan tekanan rendah-
utama fasies ini hingga > 50 %. Pada suhu lebih rendah dalam fasies ini, mineral
epidot mungkin masih tersisa. Mineral garnet juga melimpah pada banyak jenis
amphibolites. Pada tingkat yang lebih tinggi dalam fasies ini, klinopiroksen bisa
fasies ini merupakan hasil replacement dari hornblende pada fasies amphibolite.
Mineralmineral hydrous lain seperti mika tidak hadir dalam fasies ini, karena
batuan dalam fasies ini terdehidrasi secara kuat dan pembentukannya dipengaruhi
f) Fasies Blueschist Nama fasies blueschist berasal dari kehadiran glaukofan dan
dijumpai bersama dengan mineral. Dalam fasies ini mineral feldspar dan biotit
tidak hadir dalam batuan. Fasies blueschist terbentuk pada suhu rendah dan
tekanan yang relatif tinggi, yaitu di sepanjang gradien geotermal rendah yang
fasies ini. Eklogit merupakan batuan tekanan tinggi yang terbentuk pada rentang
suhu yang luas, dan terjadi pada tatanan geodinamik yang berbeda. Low-T eklogit
h) Fasies Hornfels
Fasies Hornfels merupakan fasies yang terbentuk pada kondisi tekanan yang
rendah dan hanya dipengaruhi oleh perubahan temperatur yang signifikan pada
paling dalam dari zona aureol kontak yang berhubungan dengan intrusi basa atau
Penamaan batuan metamorf bisa berdasarkan struktur, misal sekis, gneiss, dll.
pencirinya (contoh sekis klorit), atau nama batuan beku yang mempunyai
Batusabak (Slate)
Struktur : foliasi (sekistose) mulai tampak namun belum jelas (slaty cleavage).
Filit (Phyllite)
bijih. Warna : terang, abu-abu perak, abu-abu kehijauan, lebih mengkilap daripada
batu sabak. Struktur : foliasi (sekistose) mulai jelas dibandingkan dengan batu
sabak (tekstur filitik). Tekstur : mulai granoblastik sampai lepidoblastik dengan
mulai terlihat perselingan antara mineral pipih dan mineral granular, butiran mulai
Sekis (Schist)
Mineral utama : biotit, muskovit, kuarsa (sekis mika), klorit (sekis klorit), talk
(sekis talk) dll. Warna : tergantung dari mineralnya misalnya sekis mika
Geneis (Gneis)
dengan batuan asalnya, misalnya dari granit atau batupasir arkose. Struktur :
Migmatit (Migmatite)
metasedimen dan batuan granitis, batuan yang demikian ini lazim disebut
migmatit, material granitis diperkirakan berasal dari luar, hasil dari insitu partial
melting atau dapat juga dari segregasi akibat proses metamorfosis. Struktur :
mineral pipih dipotong oleh mineral granular. Metamorfosa : regional, pada zona
Struktur dan tekstur : terlihat seperti adanya foliasi dengan lensa-lensa dari batuan
Filonit (Phyllonite)
Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit butirannya halus), sudah
terdiri dari mika berserabut, terorientasi tak sempurna (berupa alur-alur sangat
Kuarsit (Quartzite)
mineral bijih. Warna : putih terang, warna lainnya tergantung warna mineral
Serpentinit (Serpentinite)
Mineral utama : serpentin, mineral tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin,
kadang terdapat struktur sisa dari peridotit. Tekstur : lamelar, selular, tekstur sisa
Amfibolit (Amphybolite)
epidot, klorit, biotit, garnet, mineral bijih. Warna : hijau/hitam bintik-bintik putih
atau kuning. Struktur : masif atau berfoliasi, kadang-kadang ada struktur sisa dari
Granulit (Granulite)
Marmer (Marble)
mineral bijih atau oksida besi. Warna : putih dengan garis-garis hijau, abu-abu,
coklat dan merah. Struktur : masif dengan besar butir bervariasi. Tekstur :
Hornfels (Hornfels)
merah, coklat, ungu dan hijau. Struktur : masif kadang-kadang dengan sisa foliasi.
Metamorfosa : kontak.