UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN LENGKAP
OLEH :
RHADESTA AKHLAN AL-IQNA
D061221022
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan lengkap praktikum geologi dasar ini dengan baik.
Selama proses praktikum Field Trip sampai penyusunan laporan lengkap ini,
penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari teman-teman serta asisten
yang tiada henti rasanya sulit untuk menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu dengan setia memberikan semangat, dukungan
dan motivasi kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Rer. Nat. Ir. A.M. Imran dan Bapak Safruddim, S.T.,
M.Eng. selaku dosen mata kuliah Geologi Dasar yang telah memberikan
bimbingan serta ilmu-ilmu yang sangat berharga dalam perwakilan.
3. Kakak-kakak asisten praktikum mata kuliah Geologi Dasar yang telah
membantu penulis, baik saat praktikum di lapangan, saat asistensi maupun
dalam pembuatan laporan.
4. Teman-teman Angkatan 2022 Program Studi Teknik Geologi Departemen
Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa laporan lengkap ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersidat membangun sangat di harapkan
demi kesempurnaan laporan lengkap ini. Akhirnya penuls berharap semoga apa
yang telah penulis selesaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Gowa, Oktober 2022
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
BAB I……………………………………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….....3
1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………….4
BAB II……………………………………………………………………………..5
2.1
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan tua yang tersingakap didaerah ini adalah sedimen flisch formasi
Marada, berumur kapur atas. Asosiasi batuannya memberikan petunjuk suatu
endapan lereng bawah laut, ketika kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu.
Kegiatan magma berkembang menjadi suatu gunungapi pada waktu kira-kira 63
juta tahun, dan menghasilkan batuan gunungapi terpropilitkan. Lembah Walanae di
Lembar Pangkajane Bagian Barat sebelah Utaranya menerus ke lembar Ujung
Pandang, Benteng dan Sinjai melalui sinjai di pesisir Timur. Lembah ini
memisahkan batuan berumur Miosen, yaitu sedimen klastika formasi Salokalupang
di sebelah timur dari Sedimen Karbonat Formasi Tonasa di sebelah Baratnya.
Rupanya pada Kala Eosen daerah sebelah barat lembah Walanae merupakan
paparan laut dangkal dan sebelah timurnya merupakan suatu cekungan sedimentasi
dekat dataran. Paparan Laut dangakal Eosen meluas sampai ke seluruh lembar peta,
yang bukitnya ditunjukan oleh sebaran formasi Tonasa di sebelah barat barru,
sebelah Timur Maros dan sekitar Takalar. Endapan paparan berkembang selama
Eosen sampai Miosen Tengah. Sedimentasi klastika sebelah Timur Lembah
Walanae rupanya berhenti pada akhir Oligosen, dan diikuti oleh kegitan gunungapi
yang menghasilkan Formasi Kalamaseng. Akhir dari kegiatan gunungapi Miosen
Awal yang diikuti oleh tektonik yang mengakibatkan terjadinya permulaan terban
Walanae yang kemudian terjadi cekungan dimana formasi Walanae terbentuk.
Peristiwa ini kemungkinan besar tejadi pada awal Miosen tengah, dan menurun
perlahan selama sedimentasi sampai kala Pliosen. Menurut cekungan Walanae
dibarengi dengan kegiatan gunungapi yang terjadi secara luas di sebelah Bartnya
dan mungkin secara lokal di sebelah Timurnya. Peristiwa ini terjadi selama Miosen
tengah sampai Pliosen. Semula gunungapinya terjadi dimuka laut, dan
kemungkinan sebagian muncul di permukaan pada kala Pliosen. Kegiatan
gunungapi selama Miosen menghasilkan Formasi Camba, dan selama Pliosen
menghasilkan Batuan gunungapi Baturape-Cindako kelompok retas basal
berbentuk radier memusat kegunungapi Cindako dan gunung Baturape, terjadinya
mungkin berhubungan gerakan mengkubah pada kala Pliosen. Kegiatan gunungapi
di daerah ini masih berlangsung dengan kala Plistosen, menghasilkan batuan
gunungapi Lompobattang. Berhentinya kegiatan magma pada akhir Plistosen,
diikuti oleh tektonik yang menghasilkan sesar-sesar en echelon (merencong) yang
melalui gunung.
2.3 Resection
2.4 Intersection
Definisi Batuan Beku Batuan beku atau igneus rock berasal dari Bahasa
Latin: (ignis yaitu "api"). Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik
di bawah permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun
di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
1. Deep seated rock atau plutonic yaitu batuan beku yang proses
pembekuannya terjadi di dalam lapisan atmosfer bumi, batuan plutonic
memiliki ciri khas yaitu struktur kristalnya yang cenderung besar.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari lapukan batuan yang
sebelumnya mengalami diagenesa. Batuan sedimen ini terbentuk dari lapukan
batuan lain yang mengalami proses fisika maupun proses kimia, selain dari
pelapukan batuan lain, batuan sedimen juga dapat terbentuk dari lapukan cangkan
binatang dan sisa tumbuhan atau biasa disebut batuan klastik yang terbentuk dari
pengendapan kembali dari rombakan batuan asal, baik batuan beku, batuan
metamorf, ataupun batuan sedimen yang lebih tua dan batuan non klastik yang
terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme.
1. Kekompakan
a) Padat yaitu disaat batuan sedimen tidak terdapat rekahan rekahan ataububuk
pasir ketika dipegangb)
b}Lunak yaitu ketika saat dipegang tertinggal serbuk ditangan
c) Mudah Hancur yaitu ketika terdapat rekahan menyerupai batuan asalnya
2. Kebundaran
Menurut pettitjohn, (1987) membagi kategori bundaran menjadi
enamtingkatan yaitu :a) Sangat Meruncingb) Meruncingc) Meruncing Tanggungd)
Membundar Tanggunge) Membundarf) Sangat Membundar.
4. Porositas
6. Pemilahan
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil erupsi gunung api
(Vulkanisme). Erupsi gunung api pada umumnya magma yang dilemparkan
(eksplosif) ke udara melalui lubang kepundaan dan membentuk daam berbagai
ukuranmulai dari debu (ash) hinggah bongkahan (boulder) (Noor, 2009).
Tekstur dari batuan piroklastik adalah suatu parameter yang digunakan untuk
Bentuk butirnya bulat sempurna seperti bola dan memiliki sudut di setiap
permukaannya. Bentuk butir ini merupakan keadaan dari batuan tersebut. Dengan
kebundaran dibagi menjadi Membundar sempurna (well rounded), membundar
(rounded), agak membundar (sub rounded), agak menyudut (sub angular) dan
menyudut (angular).
Kompaksinya terdiri atas kompaksi yang mudah hancur dan kompak, dimana
kompaksi yang mudah hancur bila dipegang akan meninggalkan serbuk di tangan,
sedangkan kompaksi yang kompak memiliki permukaan yang kuat, keras dan padat
(Prazard, 2013).
Selain tekstur umum yang terdapat pada batuan piroklastik, ada juga tektur lain
yang terdapat pada tufa yang diantaranya adalah:
1. Weldered Tufa merupakan tufa yang identik memiliki aliran yang sama
dengan aliran lavanya, hal ini disebabkan karena fusi yang berjalan ke
seluruh bagian pada tufa pada saat proses pengendapan.
2. Sindered tufa terbentuk karena adanya percampuran dari bahan-bahan tufa
panas yang berasal dari aliran lava pada saat proses pengendapan.
3. Pumiceous adalah jenis tufa yang memiliki pori-pori vesikuler yang
bersifat halus dengan permeabilitak yang buruk.
Struktur dari batuan piroklastik memiliki butiran yang kasar maupun halus,
dimana struktur tersebut sering kali terdapat pada batuan sedimen seperti halnya
perlapisan. Batuan piroklastik yang berbutir halus terkadang memperlihatkan
tekstur yang hampir pada batuan beku lelehan. Butiran halus yang terdapat pada
batuan piroklastik sering disebut sebagai tufa, dimana struktur tufa ini akan
mempengaruhi penamaan dari batuan piroklastik yang kemudian terbagi menjadi 3
jenis, yaitu:
1. Aglomerat merupakan jenis batuan sedimen klastik. Aglomerat merupakan
batuan piroklastik yang hampir sama dengan batuan konglomerat, akan
tetapi memiliki komposisi yang berbeda. Dimana aglomerat berasal dari
material vulkanik, sedangkan konglomerat berasal dari material sedimen.
Aglomerat ini memiliki ukuran butir >32 mm.
2. Breksi vulkanik merupakan breksi yang menyerupai batuan sedimen akan
tetapi komposisinya berasal dari material vulkanik yang mempunyai
ukuran butir >32 mm. ( baca : Batuan Breksi )
3. Tufa Lapili – Tufa merupakan batuan piroklastik yang berukuran halus,
batuan ini terdiri atas material fragmen yang mengkristal atau berasal dari
mneral. Berdasarkan komponen yang memiliki kandungan fragmen
kristal/mineral yang terkandung, tufa terbagi atas 3 jenis, yaitu tufa vitric
yang memiliki banyak fragmen gelas, tufa kristal yang memiliki banyak
fragmen kristal dan tufa lithik yang memiliki banyak fragmen batuan.
2.7.5 Ganesa Pembentukan Batuan
Material hasil dari letusan gunung berapi terbentuk akibat adanya gaya
endogen, yang kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan bidang
pengendapan nya, lalu setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi
(litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik ini
terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang memiliki material asalnya yang
berbeda, lalu terendapkan sebelum mengalami suatu proses transportasi oleh
media air.
Keterbentukannya batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunung api,
mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar
yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Gaya endogen ini berupa panas inti bumi
yang menyebakan arus konveksi terjadi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu
terhempas ke udara melalui bidang yang lemah atau celah, sehingga magma
tersebut membeku karena penurunan suhu dan membentuk gumpalan yang
mengeras yang kemudian disebut batu. Gumpalan tersebut memiliki tekstur dan
struktur yang tertentu. Sedangkan batuan yang telah mengalami proses
pengangkutan (transportasi) oleh faktor luar yaitu angin dan air disebut dengan
batuan epiklastik.
Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah tertransportasikan yang
mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh faktor luar tersebut.
Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan oleh air dan
angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api atau berupa
cekungan dan lembah.