Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JAWA BARAT
Disusun Oleh:
Kelompok 26
Kelas D
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca laporan ini secara seksama, maka menurut pertimbangan kami,
laporan ini telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu laporan pemetaan.
… , … 2020
Menyetujui :
Pembimbing,
NIP. 195908071986011002
Mengetahui,
Universitas Padjadjaran
NIP. 197611232005011004
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala
Rasulullah Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan seluruh kaum muslimin
dan muslimat, semoga kita semua mendapat syafaat beliau di akhirat nanti.
Majalengka, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi aspek morfografi dan pola
berdasarkan literatur.
orang tua yang selalu mendoakan serta memberi dukungan moral kepada kami.
Dan juga kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Ir. Undang Mardiana,
M. Si. selaku dosen pembimbing yang selalu membantu kami dari awal hingga
akhir penelitian serta dalam penyusunan laporan, terima kasih atas segala waktu,
saran, arahan, dan bimbingan yang telah diberikan selama penelitian ini.
Oleh karena itu, kami terbuka menerima kritik dan saran maupun masukan guna
ii
memperbaiki dan menyempurnakan Laporan Pemetaan Geologi Pendahuluan ini.
Akhir kata kami berharap kiranya penelitian ini bisa bermanfaat bagi setiap
pembacanya.
…, … 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1……………………………………………………………………….......8
Tabel 1.2……………………………………………………………………….....11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1…………………………………………………………………….....10
Gambar 2.1…………………………………………………………………….....19
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
bawah permukaan maupun di atas permukaan bumi yang didukung oleh gaya
Sehingga dari proses – proses tersebut akan memperoleh keadaan bumi seperti
memperoleh data. Dengan adanya data dari lapangan, hal tersebut akan
data lapangan tersebut diolah dan ditampilkan dalam bentuk peta geologi
untuk memberikan gambaran kondisi geologi yang ada pada daerah penelitian.
Pemetaan geologi yang akan kami lakukan yaitu di Daerah Seureuh dan
Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Daerah ini memiliki kondisi geologi yang
1
sangat menarik untuk dikaji karena menurut pembagian zona fisiografi
regional Jawa Barat oleh Van Bummelen (1949) yang menyebutkan bahwa
perbukitan lipatan yang terbentuk dari batuan sedimen tersier laut dalam yang
untuk dikaji.
daerah Seureuh dan sekitarnya, baik itu berupa potensi sumber daya alam dan
potensi sumber daya alam dan sumber daya mineral, maupun potensi
kebencanaan?
2
Catatan: Laporan ini hanya membahas poin 1, yaitu menentukan kondisi
geologi, sejarah geologi, dan potensi – potensi geologi yang terdapat pada
daerah ini.
aspek tersebut.
3
5. Mengetahui potensi geologi di daerah Seureuh, baik itu berupa
potensi sumber daya alam dan sumber daya mineral yang dapat
antaranya:
potensi sumber daya alam dan sumber daya mineral, maupun potensi
sekitarnya.
4
1. Geomorfologi, mencangkup aspek geologi, seperti litologi,
yang terjadi pada masa lampau, jenis struktur dan pola struktur
geologi.
1:25.000.
3. Palu geologi, terdiri dari palu batuan beku dan palu batuan
5
5. Loupe, digunakan untuk memperbesar objek pengamatan
lapangan.
pengamatan.
1. Metode Lintasan
Batuan
6
Pengukuran strike/dip perlapisan batuan dilakukan
tersebut.
dari tahap ini adalah memperoleh suatu kesimpulan geologi yang berdasarkan
7
Konsep geomorfologi untuk analisis geologi mengacu pada konsep
modifikasi Van Zuidam, (1985) dan Howard, (1967) yang melalu tiga
lereng).
8
litologi. sedangkan perubahan pola punggungan dan pola pengaliran
1. Bentuk lahan
V.
3. Pola punggungan
4. Pola pengaliran
foto udara ini merupakan hasil dari kegiatan erosi dan tektonik
9
Gambar 1.1 Pola Pengaliran Sungai Dasar (A) dan Modifikasinya
10
Aspek morfometri ditinjau dari segi kemiringan lereng dan elevasi.
1985)
sebagai acuan.
11
Analisis stratigrafi bertujuan untuk mengetahui umur dan
yang ada di daerah tersebut. Kontak antara satuan batuan dengan batuan
berdasarkan pada ciri fisik batuan yang dapat diamati di lapangan, yang
12
5. Batas – batas daerah hukum tidak boleh digunakan sebagai
peta topografi. Hal – hal yang diamati adalah adanya kelurusan, seperti
Anomali sungai adalah keanehan yang terlihat pada pola kelurusan dan
kekar, dan indikasi struktur lainnya. data yang diperoleh diplot dalam
peta dasar.
1. Lokasi singkapan
13
2. Jenis singkapan, apakah berupa pergeseran batuan (offset
paling variatif.
14
daerah pemetaan. Indikasi sesar di lapangan tidak mudah untuk
Secara geografis, daerah Seureuh dan sekitarnya berada pada 108º 13’
12,5796” sampai 108º 13’ 50,4156” BT dan -6º 57’ 30,3084” sampai -6º 56’
40,4448” LS yang termasuk ke dalam Peta Rupa Bumi Indonesia No. 1309 –
kemiringan lahan di atas 40%, 18,53% berada dalam kelas kemiringan lahan
m dpl), dataran sedang (>100 – 500 m dpl) dan dataran tinggi (>500 m dpl).
Dataran rendah sebesar 42,21% dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara
umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97% dari
dan melakukan analisis geomorfologi yang terdiri dari aspek Morfografi dan Pola
Pengaliran Sungai, Morfometri, serta Morfogenetik yang dilakukan pada bulan Juni
hingga Juli. Selanjutnya untuk tahap pengambilan data di lapangan, tahap pengolahan
data, analisis, serta penyusunan laporan direncanakan akan dilakukan pada bulan
BAB II
16
KERANGKA GEOLOGI REGIONAL
Fisiografi regional Jawa bagian Barat terbagi menjadi 4 zona oleh Van
Bummelen (1949)
ditutupi oleh endapan sungai dan sebagian lagi oleh endapan lahar
gunungapi muda.
2. Zona Bogor
3. Zona Bandung
17
Zona Bandung merupakan jalur yang memanjang mulai dari
api berumur Resen dan aluvial muda, tetapi dataran tinggi ini
tersier.
dengan lebar rata – rata 50 km. Pada ujung sebelah timur Pulau
18
Gambar 2.1 Zona Fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949)
pemetaan termasuk ke dalam zona Bogor dan merupakan zona yang terletak di
Pegunungan Selatan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa daerah pemetaan yaitu daerah
19
Stratigrafi pada wilayah Majalengka dan sekitarnya didasarkan pada ciri – ciri
yang diwakili oleh Endapan Breksi volkanik kuarter dan Aluvial (menurut
Koolhoven, 1936), Breksi terlipat, Hasil Gunungapi Tua dan Muda (menurut
merupakan perbukitan lipatan yang terbentuk dari batuan sedimen tersier laut
20
BAB III
3.2 Morfometri
terhadap analisis lahan untuk tujuan tertentu, seperti tingkat erosi, kestabilan
Zuidam,1985)
( n−1 ) IC
S= x 100 %
dx SP
Dengan:
sebesar 45̊)
IC = Interval kontur
dx = Jarak datar
SP = Skala peta
21
Besar kemiringan lereng yang didaperoleh akan dikelompokan
kemiringan lereng sangat landai. Analisis tersebut ini ditinjau dari segi
kemiringan lereng.
22
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli
Van Zuidam, R.A. (1979 and 1985). Terrain Analysis and Classification Using
ITC.
Van Zuidam, R.A. 1985. Aerial Photo – Interpretation in Terrain Analysis and
Whitten, D. G. A., and Brooks, J. R.V. 1972. The Penguin Dictionary of Geology
23
http://ftgeologi.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2019/01/TINJAUAN-GEOLOGI-
WIB.
19.21 WIB.
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56597/A12mnk_BAB
%20IV%20Keadaan
%20Umum.pdf;jsessionid=347939432AEF5CA584A87759E799964B?
24
LAMPIRAN
25