Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

Dosen Pembimbing:
Fiati Nurmaya, S.T., M.T dan Dadan Wildan, S.T, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Arief Ardiansyah (21131004)
Christiano Rahabav (2113107)
Fadli Aliza Ismail (21131012)
Lutfiya Fayyaza A (21131015)
Mutiya Jaya Ibrahim (21131022)
Nabilah Zaidah (21131023)

TEKNOLOGI GEOLOGI
POLITEKNIK ENERGI PERTAMBANGAN BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
oleh hikmat, berkat dan karunia-Nya maka Laporan Praktikum ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti tugas pada
mata kuliah. Dengan telah tersusunnya Laporan ini, maka kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dadan Wildan, S. T., M. Si. Selaku dosen Esttimasi dan Sumber Daya.
2. Bapak Ir. Achmad Djumarma selaku
3. Bapak Adang Saputra,
4. Bapak Ir. Oman Abdurahman, S. T., M. T. selaku
5. Bapak Denny Lumban Raja
6. Bapak Ir. Sabtanto Joko Suprapto, M. T. dan Ir. Benny Bensaman, M.T. selaku
dosen mata kuliah Geokimia dan Pemetaan Bahan Galian
7. Teman-teman Geologi Angkatan 2021 yang telah memberikan support dan
semangat selama penulisan laporan
8. Dan semua pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu
sehingga laporan resmi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadiri dalam penyusunan Laporan Praktikum terdapat kesalahan,


oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kebaikan di masa yang akan
datang.

Bandung, 2 Juni 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah lapangan merupakan suatu bentuk pembelajaran terpadu dari beberapa
mata kuliah yang dilakukan untuk memberikan penguatan atas pembelajaran yang
telah dilakukan didalam kelas melalui metode observasi lapangan yang berisi
pemahaman materi serta pengalaman bekerja langsung di lapangan.

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan
dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan. Penelitian
geologi suatu daerah merupakan kegiatan yang menerapkan semua aspek ilmu
geologi pada kondisi yang sesungguhnya, ilmu geologi tersebut mencakup
geomorfologi, petrologi, sedimentologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik, dan
petrografi. Semua aspek tersebut akan digunakan pada saat pemetaan lapangan yang
merupakan dasar utama dalam melakukan interpretasi kondisi geologi suatu daerah.
Dengan adanya data lapangan, seorang geologist pemula diharapkan mampu
menjelaskan hubungan dan kondisi geologi suatu daerah dengan berdasarkan konsep,
teori, hipotesis, dan model yang sudah ada. Pemetaan ini selanjutnya sangat berguna
dalam merekostruksi kondisi geologi yang kemudian dapat diaplikasikan dalam
berbagai hal, seperti pemanfaatan sumber daya mineral, energi, kerekayasaan,
ataupun untuk kepentingan riset-riset ilmiah lainya.

Lokasi pemetaan geologi ini dilakukan di Lokasi praktek lapangan di


Kecamatan Cipatat dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, berada ± 37 km di
sebelah barat Kota Bandung, dapat ditempuh sekitar 1 jam perjalanan dari PEP
Bandung. Daerah ini di pilih karena beberapa alasan. Pertama, Daerah ini memiliki
kondisi geologi yang sangat menarik sehingga baik untuk diteliti, maupun untuk
pemetaan permukaan.

1
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, laporan kuliah lapangan ini dibuat
dengan menggunakan teori-teori dan metodologi penelitian yang digunakan dalam
studi geologi.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan
mata kuliah Pemetaan Geologi Bahan Galian pada program Studi Teknologi Geologi
Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung

Adapun tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini adalah:

1. Mengetahui kondisi geologi permukaan di daerah penelitian meliputi


geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, geologi tata
lingkungan yang berkembang di daerah penelitian dimana akan diteliti sebagai
aplikasi data - data geologi yang didapatkan dilapangan.
2. Mengenal ilmu Geologi yang lebih kompleks langsung di lapangan.
3. Mengenal dan dapat mempraktikkan cara penggunaan peralatan Geologi di
lapangan.

Dapat melakukan pemetaan geologi serta cara menghitung estimasi sumber


daya cadangannya

1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan


1.3.1 Administratif dan Geografis
Lokasi kuliah lapangan berada di wilayah Cipatat, Padalarang, Kabupaten
Bandung Barat, dengan koordinat sebagai berikut :
Tabel 1. Koordinat Area Titik Penelitian
AREA 2
No.Titik
X Y

3 107°27'18.43"E 6°50'1.70"S
4 107°27'19.74"E 6°50'17.54"S

2
5 107°27'1.01"E 6°50'1.68"S

6 107°27'1.01"E 6°50'20.51"S

1.3.2 Kesampaian Wilayah


Kuliah lapangan dimulai keberangkatan dari kampus menuju kampus Lapangan
di Kecamatan Cipatat dengan waktu ± 45 menit sampai 1 jam, kami berangkat
menggunakan Bus PEP Bandung dengan menempuh jarak ± 37 km.

Gambar 1. Maps Kampus PEP Bandung ke Kampus Lapangan Geominerba

1.4 Keadaan Umum Lingkungan


1.5 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan pada hari Senin - Jumat, 5 – 9 Juni
2023.

1.6 Metode dan Peralatan


Metoda yang kami lakukan adalah metode pemetaan geologi untuk mengetahui
litologi, geomorfologi, dan struktur.

3
Tabel 2. Peralatan

Peralatan
a) Palu Geologi b) Loupe/ Kaca pembesar

c) Alat Tulis dan Buku Catatan d) Pita Ukur/Meteran

4
e) Kompas brunton e) Kompas Axis

f) HCL g) HT

5
BAB II

GEOLOGI
2.1 Geologi Regional

Gambar 2. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949).

Menurut van Bemmelen (1949), wilayah Jawa Barat dapat diklasifikasikan


menjadi lima bagian utama berdasarkan karakteristik fisiknya. Bagian-bagian tersebut
meliputi Dataran Aluvial Jawa Barat Utara, Antiklinorium Bogor, daerah dengan
kubah dan pegunungan di Zona Depresi Tengah, Zona Depresi Tengah Jawa Barat,
dan Pegunungan Selatan Jawa Barat. Daerah yang menjadi fokus penelitian terletak
di Zona Bandung, khususnya pada wilayah dengan kubah dan pegunungan di Zona
Depresi Tengah (Gambar 2).
Zona Bandung merupakan area pegunungan yang cenderung berbentuk depresi
jika dibandingkan dengan zona sekitarnya, seperti Zona Bogor dan Zona Pegunungan
Selatan. Wilayah ini sebagian besar terisi oleh endapan aluvial dan vulkanik muda
(Kuarter) yang berasal dari aktivitas gunungapi yang terletak di dataran rendah di
sekitarnya. Endapan ini membentuk rangkaian pegunungan. Meskipun Zona Bandung
memiliki cekungan, ketinggiannya masih signifikan, seperti contohnya depresi
Bandung dengan ketinggian antara 700 hingga 750 meter di atas permukaan laut.
Beberapa bagian zona ini juga terdiri dari campuran endapan Kuarter dan Tersier,

6
dengan pegunungan Tersier seperti Pegunungan Bayah (Eosen), bukit di Lembah
Cimandiri (kelanjutan dari Pegunungan Bayah), Bukit Rajamandala (Oligosen), serta
plateau Rongga yang meliputi dataran Jampang (Pliosen), dan Bukit Kabanaran.
2.2 Morfologi

Morfogenesa geomorfologi daerah Cipatat dan sekitarnya terdiri dari tiga


jenis, yaitu Geomorfologi Perbukitan Lipatan Patahan, Geomorfologi Perbukitan
Karst, dan Geomorfologi Kaki Gunungapi. Pola aliran sungai di wilayah penelitian
ini memiliki pola trellis yang dipengaruhi oleh struktur geologi, terutama lipatan
antiklin dan sinklin. Sungai-sungai ini memiliki tipe genetika yang bervariasi, antara
lain subsekuen, konsekuen, obsekuen, dan stadia erosi yang berkembang dari tahap
muda hingga dewasa. Jentera geomorfik di daerah penelitian ini termasuk dalam
kategori muda hingga dewasa dalam perkembangannya.
Urutan batuan yang terdapat di daerah penelitian dimulai dari yang paling tua
hingga yang paling muda yaitu Satuan Batulempung (Formasi Batuasih), yang
terbentuk pada periode Eosen Akhir hingga Oligosen Akhir. Kemudian di atasnya
terdapat Satuan Batuan Batugamping (Formasi Rajamandala), yang terbentuk pada
periode Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dalam lingkungan pengendapan laut
dangkal. Secara serasi dengan satuan tersebut, terdapat Satuan Batuan Batupasir
Selang-seling Batulempung (Formasi Citarum) yang terbentuk pada periode Miosen
Awal dalam lingkungan pengendapan laut dalam. Di atasnya secara tidak serasi
terendapkan Satuan Breksi Gunungapi, yang terbentuk pada periode Plistosen dalam
lingkungan darat.
Di daerah Cipatat dan sekitarnya, terdapat beberapa struktur geologi yang
berkembang, antara lain struktur kekar, lipatan, dan sesar. Struktur kekar terdiri dari
kekar gerus (shear fracture) yang mengalami pergerakan geser, dan kekar tarik
(extension fracture) yang terbentuk akibat pergerakan regangan. Struktur lipatan
terlihat dalam bentuk Antiklin Salajambe dan Sinklin Citatah, yang mengalami
lipatan kuat sehingga menyebabkan lapisan batuan terbalik. Selain itu, terdapat juga
struktur sesar seperti Sesar Naik Citatah, Sesar Mendatar Citatah, dan Sesar oblique

7
Karang Panganten. Struktur geologi ini terbentuk selama periode Orogenesa Kala
Miosen Tengah hingga Pliosen. Arah gaya utama dari struktur ini adalah N340oE
atau umumnya mengarah ke baratlaut-tenggara. Pada periode Plio-Plistosen, terjadi
perubahan arah gaya yang mempengaruhi struktur geologi di daerah tersebut.
2.3 Statigrafi

Menurut Mandala Sedimentasi Jawa Barat yang dikemukakan oleh


Martodjojo (1984), daerah penelitian termasuk dalam Mandala Sedimentasi
Cekungan Bogor (lihat Gambar 2.1). Mandala Cekungan Bogor ini memiliki dasar
yang terdiri dari batuan bancuh yang ditutupi oleh endapan laut dalam, khususnya
lereng bawah.
Berdasarkan ciri litologi dan kesamaan fisik di daerah penelitian, terdapat
beberapa jenis batuan yang ditemukan. Pertama, terdapat batugamping yang
merupakan ciri khas dari Formasi Rajamandala. Batugamping ini memiliki
karakteristik fisik yang khas dan sering ditemukan di daerah penelitian. Selain itu,
terdapat juga batupasir selang-seling batulempung yang merupakan ciri dari Formasi
Citarum. Batuan ini terdiri dari lapisan batupasir dan batulempung yang saling
bergantian. Yang terakhir, terdapat breksi vulkanik yang merupakan ciri dari
Vulkanik Kuarter. Breksi vulkanik ini terbentuk oleh fragmen-fragmen batuan
vulkanik yang terikat oleh matriks breksi.

8
Gambar 3. Peta Mandala Sedimentasi Jawa Barat

2.4 Litologi Daerah Penelitian

Di daerah penelitian kami terdapat satuan formasi radjamandala dan satuan


formasi citarum. Pada (Gambar 4) terdapat satuan litologi OML yang ditunjukan
dengan warna merah yaitu batu gamping (limestone), MTS terdapat batu pasir, batu
lanau, QL yang ditandai dengan warna kuning yaitu endapan danau.

9
Gambar 4. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian
2.5 Struktur Geologi

Di daerah Cipatat dan sekitarnya, terdapat berbagai macam struktur geologi


yang berkembang, termasuk struktur kekar, lipatan, dan sesar. Struktur kekar terdiri
dari kekar gerus (shear fracture) yang terbentuk akibat pergerakan geser, dan kekar
tarik (extension fracture) yang terjadi akibat pergerakan regangan. Struktur lipatan
terlihat dalam bentuk Antiklin Salajambe dan Sinklin Citatah, yang mengalami
lipatan yang kuat sehingga menyebabkan lapisan batuan terbalik (Gambar 5). Selain
itu, ada juga struktur sesar, seperti Sesar Naik Citatah, Sesar Mendatar Citatah, dan
Sesar oblique Karang Panganten. Arah gaya utama dari struktur geologi ini adalah
dari baratlaut menuju tenggara.

Gambar 5. Geologi Struktur Cipatat dan sekitarnya

Di Daerah Cipatat, terdapat pola struktur berupa perlipatan dengan sumbu


memanjang timurlaut-baratdaya. Selain itu, terdapat juga struktur sesar naik dan sesar
turun yang memanjang timurlaut-baratdaya. Sedangkan struktur sesar geser
memanjang dari baratlaut ke tenggara. Di daerah Karang Panganten, terdapat struktur

10
sesar yang menunjukkan adanya cermin sesar, breksi sesar, struktur seretan, kekar-
kekar gunting, serta sesar-sesar minor.

11
BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1 Penyelidikan Sebelum Lapangan

Dilihat dari peta geologi daerah penelitian terdapat formasi rajamandala dan
formasi citarum. Pada daerah utara penelitian merupakan batugamping dan bagian
selatan merupakan batupasir. Setelah melihat batuan area penelitian kemudian
membuat perencanaan pemetaan dan perencanaan lokasi titik drone, perencanaan
pemetaan dimulai dari jalan jalan di sekitar area yang memungkinkan sebagai berikut.

Gambar 6. Rencana Pemetaan Area 2


Selanjutnya melakukan perencanaan titik drone di area penelitian, yang diplot
menggunakan google earth sebagai berikut.

Gambar 7. Perencanaan Drone Area 2

12
3.2 Penyelidikan Lapangan
3.2.1 Pemetaan Geologi
3.2.1.1 Lokasi dan Luasan

Lokasi kami berada pada area 2, dengan luas 33 hektar.


3.2.1.2 Metode dan Skala
M
3.2.1.3 Pengambilan Conto

3.2.2 Pemetaan Topografi


3.2.2.1 Lokasi dan Luasan

3.2.2.2 Metode dan Skala

13
BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

4.1 Blok/Prospek A
4.1.1 Pemetaan Geologi
4.1.1.1 Litologi

Pada Lokasi Penelitian terlihat 2 satuan litologi yaitu batugamping dan


batupasir. Kami menginterpretasikan seperti itu karena pada pergantian satuan
litologi terdapat perubahannya warna soil.

4.1.1.2 Struktur

Pada litologi batugamping terdapat struktur sesar dan kekar di stasiun


1 hari ke 2 terdapat struktur kekar. Strike/dip kekar batugamping pada
(Gambar…) yaitu 270° E/ 70 dan 262° E/ 61 dengan koordinat 6° 50’ 6,4” S
dan 107° 27’ 4,5” E. Pada (Gambar..) Strike/dip kekar 330°E/ 25 dengan
koordinat 6° 50’ 6,4” S dan 107° 27’ 4,5” E. (Gambar..) Strike/dip kekar
274°E/ 74 dengan koordinat

14
15

Anda mungkin juga menyukai