Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

EKSKURSI GEOLOGI LAPANGAN DAERAH AMBON

Oleh:

Nama : Cindy N Samallo

NIM : 1322184006

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI MIGAS

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI AMBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas rahmatnya saya
dapat menyelesaikan laporan penelitian Ekskursi Geologi Lapangan Daerah Ambon
dengan baik.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Delvia Apalem ST.MT sebagai
dosen mata kuliah geologi fisik dan dinamika yang telah memberikan tugas ini
sebagai salah satu syarat penilaian ujian tengah semester tugas ini juga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari bawah laporan penelitian yang saya buat ini masih jauh dari
kata sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Ambon, 21 November 2022


DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
1.3 Lokasi Penelitian.................................................................................................3
BAB II GEOLOGI UMUM DAERAH AMBON DAN PULAU SERAM..........7
2.1 Geologi Umum.....................................................................................................7
2.2 Litologi dan Stratifikasi........................................................................................9
2.3 Struktur Geologi Regional ..................................................................................11
BAB III KEGIATAN EKSKURSI DAERAH AMBON.......................................12
3.1 Kegiatan Ekskrusi................................................................................................12
BAB IV PENUTUP...................................................................................................20
4.1 Kesimpulan .........................................................................................................20
4.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...22
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul
Halaman

1. Lokasi Penelitian 1 ( Benteng Alam Pantai Sopapei )………………………………….3


2. Lokasi Penelitian 2 ( Beenteng Alam Ahuru )………………………………………….4
3. Lokasi Penelitian 3 ( Benetng Alam Air Besar )………………………………………..5
4. Peta Geologi Pulau Ambon……………………………………………………………..8
5. Peta Geologi Pulau Seram………………………………………………………………8
6. Singkapan Pada Vesicullar……………………………………………………………..12
7. Ripple Mark…………………………………………………………………………….13
8. Batuan Vesicullar…………………………………………………………………….…14
9. Singkapan Batu Pasir…………………………………………………………………..15
10. Batuan Lanau…………………………………………………………………………..16
11. Batu Andesit………………………………………………………………………….16
12. Singkapan Batuan Beku (Rhyolit)…………………………………………………….17
13. Batu Gypsum…………………………………………………………………………..18
14. Kristalisasi………………………………………………………………………………18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari proses-proses yang terjadi baik dalam
maupun dari atas permukaan bumi, beserta mineral-mineral penyusunnya..
Batuan adalah agresi atau kumpulan dari satu atau lebih mineral ( sejenis atau tidak
sejenis),dalam suatu perbandingan tertentu, biasany tidak homogeny atau tidak pula
mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam.
Mineral adalah suatu benda padat yang homogen terdapat di alam, terbentuk secara
anorganik mempunyai komposisi kimia pada batas –batass tertentu mempunyai atom
yang tersusun secara teratur .
Determinasi atau pengenalan mineral dapat didasarkan pada berbagai sifat dari mineral
itu sendiri, antara lain sifat fisika dan bentuk kristal serta sifat optik.Namun dalam
praktikum ini, kita hanya terbatas pada pengenalan sifat fisik dari mineral.
Untuk menentukan nama mineral terlebih dahulu dilakukan determinasi sifat-sifat fisik
mineral yang meliputi : warna, kilap,bentuk, kekerasan, berat jenis, belahan, pecahan dan
cerat.

1.2 Tujuan

Kuliah lapangan bertujuan untuk ;

a) Menunjang perkuliahan terutama pada mata kuliah Geologi Fisik dan Dinamik
b) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa di bidang Teknik
Produksi Migas dalam bidang akademik dan non akademik.
c) Mahasiwa bisa membedakan jenis batuan ; batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf
1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi 1 : Pantai Sopapey ( Suli)


Gambar 1. Lokasi Penelitian 1(Bentang Alam Sopapey)

Lokasi 2 : Ahuru
Gambar 2. Lokasi Penelitian 2

(Bentang Alam Ahuru)

Lokasi 3 : Kali Air Besar


SKETSA LOKASI
BAB II

GEOLOGI UMUM DAERAH AMBON DAN PULAU SERAM

2.1 Geologi Umum

Maluku termasuk ke dalam wilayah yang memiliki tingkat kerawanan bencana


gempa bumi karena letaknya di atas tiga lempeng dunia. Hal itu menghasilkan
terbentuknya tatanan geologi yang kompleks. Sebagian wilayah Maluku merupakan
bagian dari Lempeng Eurasia, yang bergerak relatif ke arah tenggara dan berinteraksi
dengan Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke arah utara Lempeng Pasifik
yang bergerak relatif ke arah Barat. Zona pertemuan ketiga lempeng itu membentuk
palung yang memiliki kedalaman antara 4.500–7.000 meter yang disebut dengan Zona
Subduksi.

Sebagai dampak dari interaksi Lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo–Australia,


aktivitas tektonik di Provinsi Maluku jadi kompleks dan rumit. Ini juga yang
mengakibatkan terbentuknya patahan-patahan di Pulau Maluku, yang berarah barat-
timur, barat laut–tenggara, utara–selatan, dan barat daya–timur laut.

Selain itu, akibat pertemuan ketiga lempeng tersebut, Maluku dan Laut Banda
dilabeli kawasan zona rawan tsunami. Sebanyak 30 persen tsunami yang terjadi di
Indonesia terjadi di wilayah Laut Maluku dan Laut Banda ini.

Kondisi geologi Pulau Seram ini didominasi oleh batuan berumur pra-tersier.
Batuan berumur tersier dan kuarter ditemukan di wilayah utara Pulau Seram dan
Pulau Banda (Ambon). Gempa bumi ini dirasakan kuat oleh para penduduk
dikarenakan di daerah pusat gempa, batuan penyusunannya terdiri dari batuan
vulkanik dan alluvium berumur kuarter serta batuan sedimen berumur tersier yang
mengalami pelapukan, sehingga efeknya kuat ketika ada guncangan terjadi.

Pulau Seram merupakan suatu kompleks mobile belt di bagian barat Busur
Banda dan merupakan wilayah pertemuan antara Kerak Benua Australia, Kerak
Benua Eurasia, dan Kerak Samudera Pasifik. Adapun dua sistem yang membatasi
Pulau Seram, yaitu sistem sesar di bagian utara Sorong dan sesar Tarera–Aiduna di
bagian selatan.

Konfigurasi Pulau Seram dibentuk mulai dari sesar-sesar naik bersudut lancip
hingga sesar mendatar. Seram memiliki tatanan tektonik yang kompleks, yang pada
umumnya berupa sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah barat laut–tenggara,
mengindikasikan bahwa deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang
berarah timur laut–barat daya.
Gambar 4. Peta Geologi Pulau Ambon
Gambar 5. Peta Geologi Pulau Seram

2.2 Litologi dan Stratigrafi

 Litologi Pulau Ambon

Batuan (litologi) tertua pembentuk pulau Ambon se-bagai lapisan dasar dari geologi
pulau ini adalah batuanbeku (vulkanik) ultra basa yang terbentuk pada zamanPrem (± 225
juta tahun lalu). Batuan ini terdiri dariHarsburgit, Dunit, Serpentin, dan Gabro
(Tjokrosapoetro,et al,1989). Di atas batuan ultra basa menumpang formasikenikeh (batu
pasir, serpih dan lanau) dengan sisipan kong-lomerat dan batu gamping. Di atas formasi
ini (kenikeh)tertimbun dengan batuan gunung api Ambon yang terdiridari lava, breksi
gunung api, breksi tufa dan tufa. Lava danbreksi gunung api terdiri atas lava andesit, dasit
dan basalt.Umur lapisan ini adalah Pliosen (± 11 juta tahun lalu).Batuan gunung api
merupakan batuan yang domininan ter-singkap di permukaan bumi (Setyawan dan
Supriyadi,1996).

Selanjutnya secara tidak selaras, di atas batuangunung api Ambon tertimbun batu
gamping terumbu(koral) yang berumur Pleistosen (± 6 juta tahun lalu).Djoehanah (1983)
dalam Surpika et al,(1985) mengemu-kakan bahwa batu gamping terumbu pulau Ambon
ter-bentuk pada zaman Plio-Pleistosen (6– 11 juta tahun lalu).Batuan granit yang terdapat
di pulau Ambon adalah meru-pakan batuan terobosan/intrusi yang terbentuk padazaman
Pliosen tengah - akhir (Priem,et al,1979 dalam Tjokrosapoetro et al , 1989).

Granit ini terdiri dari granitkordieritbiotit dan granit biotit. Disamping granit
jugaterbentuk diabas yang umurnya diperkirakan sama dengangranit. Menurut Verbeek
dan van den Bosch (1905) lito-logi permukaan pulau Ambon terdiri atas kelompok peri-
dotit, gabbro dan serpentin; diabas; kelompok granit dankuarsa; batupasir dan schies
muda; melafier; kelompokandesit, liperstien, breksi (formasi kryit); bahan lepas; margel;
koral; dan alluvium. Sedangkan menurut Dama-yanti, (1991); Suparkaet al (1984);
Tjokrosapoetroet al (1989) dan Raguwanti (1991) dalam Setyawan dan Supri-yadi,
(1996), mengemukakan bahwa litologi penyusunpermukaan pulau Ambon terdiri atas :
alluvium, batugamping terumbu, batupasir, batuan gunung api Ambon,diabas, granit,
batuan ultra basa, basalt dan dasit. Berda-sarkan peta geologi lembar Ambon (1993) oleh
Tjokrosa-poetro et al (1993) ditemukan geologi pulau Ambonadalah alluvium (Qa) yang
terdiri atas material kerakal,kerikil, lanau, pasir, lempung dan sisa tumbuhan;
batugamping koral (Ql) terdiri atas : koloni koral; batu gunungapi Ambon (Tpav) yang
terdiri atas : andesit, berksi, dasit,dan tuff; granit Ambon (Ti d.g)yang terdiri atas :
granitbiotit; batuan ultramafic (JKu) yang terdiri atas : harzburgit,dunit, serpentin dan
gabro; formasi kenikeh (Rjk) yangterdiri atas : perselingan batu pasir, serpih, batu
lanau,dengan sisipan konglometar dan batu gamping. Berdasar-kan pada sebaran dan
luasan maka batuan gunung apiAmbon (Tpav) menempati sebaran terluas kemudian
diikutioleh batu gamping koral (Ql), batuan ultra-mafic (JKu),formasi kenikeh (Rjk),
alluvium (Qa), dan granit Ambon(Ti )(d.g)

Dari jenis litologi ini maka akan menghasilkantanah dengan tekstur kasar/pasir
dominan (batupasir dangranit), tekstur agak halus (batuan gunung api Ambon,batuan
ultrabasa, basalt, dasit dan bahan lepas) dan teksturcampuran (alluvium). Sedangkan
untuk kedalaman tanahmaka batu gamping terumbu akan menghasilkan tanahyang
dangkal sampai agak dalam, dan litologi lainnya akanmenghasilkan tanah yang agak
dalam sampai sangat dalam.

 Stratigrafi Pulau Ambon

Pulau Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi menunjukkan bahwa
perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai Miosen, sangat erat
dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia.. Data Stratigrafi menunjukkan
bahwa palingkurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali “continental break
up” berklait dengan pembentukan Pulau Ambon. Continental break up pertama yang
diikuti oleh kompresi tektonikyang pertama terjadi pada Paleozoik. Kontraksi kerak bumi
yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan metamorfik tingkat tinggi, seperti
granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atastertransport ke atas membentuk batuan-
batuan ultra basa. Setelah itu, terjadi erosi menyingkap batuan-batuan metamorfik dan
disusul dengan thermal subsidence yang membentu deposenter bagi pengendapan Seri
Australia. Continental break up yang ke-dua terjadi pada Jura Tengah,dan diikuti oleh
pemekaran lantai samudera dari Oxfordian sampai Neocomian. Peristiwa ini berkaitan
dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Callovian dan
Neocomian. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis
bagievolusi geologi Pulau Ambon. Interaksi konvergen yang terjadi menyebabkan Seri
Auistraliamengala thrusting, pengangkatan orogenik, dan perlipatan sehingga berubah
menjadi batuansumber bagi Seri Seram. Kompresi itu menyebabkan penunjaman lempeng
kerak samuderayang undefined ke bawah proto-Seram dan proto-Ambon, dan juga
memicu aktifitas volkanikAmbon dan intrusi granit yang mengandung kordierit.
Sementara itu di proto-Seram muncul basalt Kelang. Pulau Ambon terangkat dan muncul
pada Pleistosen.

 Stratigrafi Pulau Seram

Pulau Seram adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi menunjukkan bahwa
perkembangan tektoniknya sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua
Australia.Interaksi konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada
Miosen Akhiryang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada
Miosen hingga Pliosentelah menyebabkan perkembangan tektonik pulau ini berbeda
dengan pulau ambon. StratigrafiPulau Seram dibagi menjadi dua bagian, yakni Seri
Australia, (bagian utara dari Australia Continental Margin) dan Seri Seram.
2.3 Struktur Geologi Regional

 Struktur Geologi Regional Pulau Ambon

Batuan tertua yang dijumpai di Pulau Ambon adalah batupasir, batugamping,


serpihdan radioralit berumur Trias. Batuan tersebut diintrusi oleh batuan plutonik dan
terdapatekstrusi batuan vulkanik (peridotit, diabas, granit dan ambonit). Pulau Ambon
mengalami pengangkatan dan batuan tersebut diintrusi oleh granit. Proses tersebut
mengakibatkanaktivitas vulkanik aktif. Pulau Ambon mengalami 7 penurunan
(subsidance) hingga 500 m di bawah permukaan laut namun aktivitas vulkanik tetap
berlangsung. Pengangkatan secaraintermiten pada Kuarter menghasilkan batugamping
koral. Alterasi pada batugamping dandetritus kasar kemungkinan disebabkan oleh
penurunan yang terjadi secara minor

 Struktur Geologi Regional Pulau Seram

Pulau ini memperlihatkan semua elemen khas dari sesar naik dan adanya perlipatan
pada peta struktur permukaan. Pada umumnya, sesar naik dan sumbu antiklin yang
berarah barat laut– tenggara mengindikasikan bahwa deformasi pada daerah ini
dipengaruhi olehkompresi yang berarah timur laut– barat daya. Kenampakan singkapan
yang memperlihatkansesar naik ini didominasi di bagian tengah dan bagian timur dari
Pulau Seram.Pembentukan struktur di Pulau Seram diawali pada Miosen Akhir – Pliosen
Awal.Kemudian sejak terjadinya proses tersebut, Pulau Seram secara tektonik selalu
aktif. Ini di indikasikan dengan adanya pengangkatan dan erosi dari sedimen Pliosen-
Pleistosen dari bagian tengah pulau serta adanya proses sesar mendatar mengiri yang
sangat kuat. Bukti dilapangan dari keberadaan sesar mendatar ini adalah adanya
perubahan arah aliran sungaiyang dikendalikan oleh sesar mendatar dan adanya offset
dari batuan yang ada.
BAB III

KEGIATAN EKSKURSI DAERAH AMBON

3.1 Kegiatan Ekskursi

Lokasi 1

Nama Lokasi : Pantai Sopapey (Suli)

Waktu : 9.22 – 11.16 WIT

Cuaca : Panas

Koordinat : 240 BD

Foto Singkapan :

Gambar 6. Singkapan Vesicullar & Amydgaloidal

Deskripsi Singakapan :
Vesikullar,struktur yang memperlihatkan lubang – lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. Bersifat skoria,yang
artinya lubang tidak teratur,besar,dan tidak berhungan.

Foto Batuan :

Gambar 7. Ripple Mark

Deskripsi Batuan :

Ripple mark merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang


menunjukan adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan
adanya pengikiran oleh kerja air dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen
tersebut datar dan horizontal karena adanya pengaruh kerja air dan angin
menyebabkan bagian lemah terbawa air atau angin sehingg menyisahkan cekungan
cekungan yang membentuk seperti gelombang. Intinya Ripple Mark berbentuk
geolombang karena disebabkan oleh arus Ripple mark merupakan salah satu struktur
sedimen yang terbentuk akibat aktivitas erosional.
Gambar 8. Parameter Vesicullar

Deskripsi Batuan :

Struktur yang terbentuk karena proses fisika,proses sedimentasi seperti


gelombang. Tidak ada kenampakan steuktur masif,struktur yang terbentuk karena
akttivitas organisme.
Lokasi 2

Nama Lokasi : Gereja Katolik St. Jacobus Ahuru ( Jl.Dr.Wem Tehupeiory)

Waktu : 12.06 WIT

Cuaca : Mendung

Koordinat : 86 T

Foto Singkapan :

Gambar 9. Singkapan Batu Pasir

Deskripsi Singkapan :

Batu pasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana partikel
penyusunnyakebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada
suatu pantaiatau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-
sama olehtanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir
paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yangumum
yang bersifat menentang laju arus. Seperti halnya pasir, batu pasir dapatmemiliki
berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat,kuning, merah,
abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kalimembentuk karang atau
bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian
baratAmerika Serikatdikenal dengan batu pasir warna merahnya.
Foto Batuan :

Gambar 10. Batuan Lanau


Deskripsi Batuan :
Batu lanau adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pada kisaran
lanau,lebih halus dari batu pasir dan lebih kasar dari betu lempung,

Gambar 11. Batu Gypsum


Deskripsi Batuan:

Gipsum merupakan salah satu mineral dengan kadar kalsium yang cukup tinggi dan
mendominasi kandungan mineralanya. Gipsum adalah salah satu mineral yang proses
terbentuknya akibat dari proses penguapan dimana proses terbentuknya merupakan
hasil dari pengendapan air laut ataupun danau yang kaya akan garam.

Lokasi 3

Nama Lokasi : Kali Air Besar

Waktu : 13.00 WIT

Cuaca : Panas

Koordinat : -

Foto Singkapan :

Gambar 12. Singkapan Batu Rhyolit

Deskripsi Singkapan :

Riolit adalah batuan lelerab dari granit,berbutir halus.Mempunyau komposisi mineral


dengan granit Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan lelerab dakan retas,silk,dan
aliran.
Foto Batuan :

Gambar 13. Batuan Gabro

Deskripsi Batuan :

Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah.
dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, andesit adalah
jenis peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah
57-63 %.
Gambar 14. Kristalisasi Batuan

Deskripsi Batuan :

Kristalisasi merupakan suatu proses pembentukan suatu bahan padat yang


berasal dari pengendapan larutan,melt atau campuran leleh,ataupun pengendapan
langsung yang berasal dari gas (meskipun sangat jarang terjadi). Proses kristalisasi ini
biasanya terjadi di magma yang berada jauh dibawah permukaan bumi. Batuan beku
yang berada di bawah permukaan bumi menghasilkan tekstur kasar atau
feneritik.Tektusr ini memiliki butiran kasar dan relatif sama besar namun mineral
penyusunnya dapat dibedakan dengan mata telanjang. Karena terbentuk di bawah
permukaan bumi,maka batuan beku ini akan muncul ketika batuan yang menutupinya
mengalami erosi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah saya melakukan kegiatan praktikum ini,saya dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut.

1. Geologi Pulau Ambon dan Seram.


Maluku termasuk ke dalam wilayah yang memiliki tingkat kerawanan gempa
bumi karena letakanya di atas tiga lempeng dunia. Hal itu menghasilkan tatanan
geologi yang kompleks. Sebagian wilayah Maluku merupakan bagian dari lempeng
Eurasia,yang rekatif ke arah tenggara dan berinteraksi dengan lempeng Indo-
Australia. Zona pertemuan ketiga lempeng membentuk palung yang memiliki
kedalaman 4.500-7.000 m yang disebut dengan Zona Subduksi.
Sebagai dampak dari interaksi Lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo–Australia,
aktivitas tektonik di Provinsi Maluku jadi kompleks dan rumit. Ini juga yang
mengakibatkan terbentuknya patahan-patahan di Pulau Maluku, yang berarah barat-
timur, barat laut–tenggara, utara–selatan, dan barat daya–timur laut.

2. Litologi dan Stratigrafi Pulau Ambon dan Seram


Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi
menunjukkan bahwa perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai
Miosen, sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia. Interaksi
konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada Miosen Akhir
yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada Mio-Pliosen
telah menyebabkan perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit
litologi dari Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri
Seram. Data Stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi
tektonik dan dua kali "continental break up" berklait dengan pembentukan Pulau
Seram dan Ambon. Continental break up pertam yang diikuti oleh kompresi tektonik
yang pertama terjadi pada Paleozoik. Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya
meletakkan batuan-batuan metamorfik tingkat tinggi, seperti granulit, ke dekat
permukaan, dan mantel atas tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa.
Setelah itu, terjadi erosi menyingkap batuan-batuan metamorfik dan disusul dengan
thermal subsidence yang membentu deposenter bagi pengendapan Seri Australia.
Continental break up yang ke-dua terjadi pada Jura Tengah, dan diikuti oleh
pemekaran lantai samudera dari Oxfordian sampai Neocomian.
4.2 SARAN

1. Mahasiswa di harapkan agar lebih teliti dalam mempelajari jenis-jemis batuan


yang ada.sehinggah dapat membedakan jenis-jenis batuan seperti batuan
beku,batuan sedimen,batuan metamorf agar nanti tidak keliru pada saat praktikum
dan saat membuat laporan hasil praktikum
2. Persiapan yang matang juga harus di perhatikan seperti perbekalan di saat bedara
di lokasi praktikum juga perlengkapan seperti baju praktek yang harus di pakai
saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

https://dinaspendidikan.deliserdangkab.go.id/definisi-dan-pengertian-ilmu-geologi.html

https://kumparan.com/kania-pinasti-s/mengenal-kondisi-geologi-pulau-seram-ambon-
maluku-mari-siaga-1rwktbBY8R0

http://lipi.go.id/publikasi/mengurai-perkembangan-tektonik-pulau-seram-dan-ambon/1927

https://jurnalarkeologipapua.kemdikbud.go.id/index.php/jpap/article/download/203/189/383

https://id.scribd.com/document/406576392/Geologi-Kepulauan-Indonesia-Timur-docx

https://id.scribd.com/doc/42269884/batu-pasir

https://catatansidogol.com/2016/08/13/batuan-beku/

Anda mungkin juga menyukai