Disusun sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas kuliah Praktikum Mekanika Batuan
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Geologi adalah sebuah keilmuan yang mempelejari akan segala hal yang terkait dengan
Bumi, sesuai dengan makna harfiahnya yaitu Geo (Bumi) dan Logos (Ilmu). Geologi
mencakup berbagai macam cabang keilmuan yang beragam, yang membahas mulai dari
inti dari Bumi sampai ke permukaannya dan sekitarnya. Ilmu geologi seringkali dikaitkan
dengan batuan, yaitu salah satu diantara komponen penyusun Bumi yang sangat penting
untuk dipelajari. Salah satu keilmuan yang bercabang dari ilmu geologi secara
kesuluruhan adalah mekanika batuan, yang mempelajari perilaku atau behaviour dari
sebuah batuan ketika terdampak faktor eksternal, seperti misalnya gaya yang dapat
mempengaruhinya sehingga dapat terbentuk suatu deformasi.
Dalam point load test, beban diterapkan pada batuan dengan menggunakan alat uji khusus
yang disebut "point load tester". Alat ini menghasilkan beban pada titik kecil pada
permukaan batuan, dan kemudian mengukur nilai beban maksimum yang dapat ditahan
oleh batuan tersebut.
Hasil dari point load test dapat digunakan untuk memprediksi perilaku batuan dalam
situasi yang lebih kompleks, seperti pada konstruksi jalan, bangunan, atau proyek-proyek
geoteknik lainnya. Pengujian ini juga dapat membantu dalam menentukan kelayakan
penggunaan batuan untuk berbagai aplikasi teknik sipil.
1. “Analisis Korelasi antara Uniaxial Compressive Strength dan Point Load Index pada
Batugamping di Pantai Ngrumput Yogyakarta” yang disusun oleh Danu Mirza Rezky
dan Andesta Granitio Irwan
2. “EVALUATION OF THE POINT LOAD TEST FOR ROCK” oleh Missouri Highway
and Transportation Department
3. “Using Point Load Index to determine the rock strength parameters in Norrnäs 1 and
2 orebodies” yang disusun oleh Sanna Hansson
Untuk memudahkan pengurutan masing-masing disingkat menjadi I, II, dan III.
Regional Daerah
Untuk geologi regional daerah, diurutkan dari I, II, dan III adalah sebagai berikut:
1. Yogyakarta, Indonesia
Yogyakarta merupakan suatu cekungan yang bagian utaranya dibatasi oleh Gunung
Merapi, bagian timurnya dibatasi oleh Pegunungan Selatan, bagian baratnya dibatasi
oleh Pegunungan Kulon Progo, dimana bagian timur dan barat diisi oleh batuan
berumur tersier, serta bagian selatannya dibatasi oleh Samudera Hindia. Batuan
berumur tersier yang ada di Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo terdiri
dari serial batuan klastik produk Gunungapi Purba (Formasi Nanggulan, Kebobutak,
Wuni, dan Sambipitu) dengan kisaran umur sekitar 18-57 juta tahun silam, yang
ditumpangi oleh serial batuan karbonat produk pengendapan laut dangkal (Formasi
Wonosari, Jonggrangan, Kepek dan Sentolo) dengan kisaran umur 1.6-20 juta tahun
silam (Husein & Srijono, 2010).
Ada beberapa struktur geologi umum di Missouri. Salah satu struktur tersebut adalah
lipatan, yang terbentuk karena batuan sedimen membengkok di bawah tekanan
daripada langsung pecah. Tekanan tektonik dari tabrakan benua selama Periode
Pennsylvania (yang secara bersamaan menciptakan Pegunungan Appalachian)
menyebabkan lapisan batuan membengkok ke dalam lipatan di Missouri. Lipatan
terlihat pada potongan jalan di lapisan batuan dalam dua orientasi: kubah ke atas
(antiklin) atau ke bawah (sinkron). Jika batuan tidak dapat merespon dengan menekuk
menjadi lipatan karena gaya terlalu tiba-tiba atau kuat, batuan pecah, membentuk
struktur yang disebut joint atau kekar. Ada dua orientasi kekar utama di Missouri:
Barat Laut-Tenggara dan Utara-Selatan. Kekar dan patahan terkadang sulit dibedakan,
namun karena erosi, kekar tersebut melebar dan terisi oleh kotoran dan sedimen,
membuat kekar semakin terlihat seiring berjalannya waktu (Spencer 2011).
3. Dannemora field, Sweden
Dannemora Field adalah sebuah bagian dari distrik pertambangan Bergslagen yang
terletak pada daerah timur Swedia, lebih tepatnya provinsi Svecofennian. Daerah ini
termasuk pada formasi batuan Svecoffenian supracrustal, yang didominasi oleh batuan
volcanic yang bersifat felsic, seperti yang terlihat pada Gambar 1.2. Batuan lain yang
dapat terdapat pada daerah ini adalah batuan sedimen seperti limestone dan argilites,
namun tidak tersebar seperti batuan volcanic. Terdapat pula formasi Leptite, yaitu
batuan metavolcanic yang diasumsikan terbentuk pada sebuah volcanic arc, sebagai
“pyroclastic flow deposit” dan “pyroclastic fall deposits”.
Figure 1.2 Bedrock map of Dannemora field and its surroundings. In addition to rock
types the map also displays the structural geology of the area
(SGU-kartgeneratorn, 2013)
Daerah tersebut juga telah terkena pengaruh tektonik yang telah menghasilkan
sejumlah sesar. Banyak dari sesar ini telah menyebabkan displacement yang
signifikan. Menurut Lager (2001), ini menandakan bahwa batuan dasar di lapangan
Dannemora hanya termetamorfosis lemah, dan struktur primer terawetkan dengan
baik. Dari struktur yang terpelihara dengan baik dan tekstur batuan dasar
dimungkinkan untuk membuat analisis dan interpretasi fasies lingkungan
pengendapan asli.
BAB II
METODOLOGI
Metodologi
Dalam ketiga paper yang diringkas secara komprehensif, metodologi yang dilakukan dalam
penelitian masing-masing memliki kesamaan, dengan menggunakan uji Point Load Test lalu
di bandingkan dengan hasil UCS. Untuk perinciannya, dengan urutan penelitian I, II, dan III
adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Sampel
Jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing penelitian berbeda, dirinci
sebagai berikut:
I. Sampel yang diambil di lokasi adalah batugamping dalam bentuk bongkah.
Sampel kemudian dipotong menjadi bentuk persegi panjang sebelum
dilakukan pengujian. Total sampel yang diambil ada 8 sampel yang
diambil pada 4 titik di area pantai Ngrumput. Dari total 8 sampel batuan, 4
sampel akan dilakukan uji kuat tekan uniaksial (uniaxial compressive
strength), dan 4 akan dilakukan uji beban titik (point load strength test)
(Danu & Andesta, 2020).
II. Sampel yang diambil di lokasi berupa berbagai macam batuan terutama
batuan sedimen yang umum ditemukan di Missouri (Claystone, Sandy
Shale, Limey Shale, Sandstone, Dolomitic Limestone, Argillaceous
Limestone, Limestone, Granite) dengan total 366 spesimen, ditambah pula
dengan 270 mortar kalibrasi dengan kadar semen 10%, 20%, dan 30%.
Sampel terbagi lagi ada yang diametral dan axial.
III. Sampel terbagi menjadi Limestone, Skarn, Volcanic Rocks, dan
Magnetite, yang diambil dari bagian-bagian tiga drill core (Drill Core
3141, 3152, dan 3153), dengan 75 grouping sample, masing-masing 10
spesimen (5 diametral dan 5 axial), maka total ada 750 spesimen secara
keseluruhan.
Perbedaan antara ketiga penelitian adalah pada bagian analisa dengan masing-
masing penelitian memiliki metode yang berbeda untuk mencari korelasi antara
nilai Point Load Index dengan parameter lainnya, seperti UCS, dirinci sebagai
berikut.
Tabel 3.3 Summary of Test Data on NX Cores Using the P/d² Method of
Calculating Is (source)
Tabel 3.4 Summary of Test Data on NX Cores Using the P/A Method of
Calculating Is
Didapatkan untuk kedua metode baik yang menggunakan P/d² maupun P/A nilai
regresi senilai 0.68 pada pengujian diametral, dan pada axial adalah 0.79 untuk
P/d² dan 0.78 untuk P/A.
III. Didapatkan hasil nilai Is50 dari pengujian seperti berikut:
1. Limestone
- Diametral: 2.43-10.89
- Axial: 1.86-11.20
2. Skarn
- Diametral: 3.22-15.54
- Axial: 4.24-15.27
3. Volcanic Rocks
- Diametral: 9.13-13.40
- Axial: 6.48-14.52
4. Magnetite
- Diametral: 1.11-8.56
- Axial: 1.52-6.52
Didapatkan pula nilai mean untuk masing-masing hasil terlihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Mean Is50 values for different rock types (source)
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dalam bentuk rigkasan dari beberapa hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, baik local maupun luar, dapat diambil beberapa kesimpulan, seperti:
- Persebaran data antara hasil PLI dan UCS tidak jauh berbeda, walau variabilitas
data dari PLI lebih baik dibanding UCS, karena titik pengambilan sampel yang
berbeda, dan juga faktor porositas tiap sampel yang berbeda.
- Pada percobaan II, terlihat bahwa pada pengujian Point Load terhadap sample
batuan asli lebih tepat dan akurat dibanding dengan sample mortar, namun
dengan kalibrasi sample mortar dapat lebih akurat lagi pengujian terhadap batuan
asli.
- Posisi sample dapat mempengaruhi nilai hasil akhir dalam pengujian Point Load,
seperti terlihat pada perbedaan yang signifikan antara axial dan diametrical.
Saran
Untuk penelitian seperti ini kedepannya, terdapat beberapa saran dari hasil penelitian ini,
seperti:
- Lebih menyebar mencari sumber agar lebih luas lagi datanya.
- Lebih teliti dalam permasalahan format laporan.
- Lebih dapat memahami secara keseluruhan sumber-sumber yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA
- Gregory, H. 2020. Geology of Missouri. Washington University in St. Louis, Missouri,
United States
- Hanson, Sanna. 2015. Using Point Load Index to determine the rock strength
parameters in Norrnäs 1 and 2 orebodies. University of Gothenburg, Goteborg,
Sweden
- Mirza R., Danu, Granitio I., Andesta. 2020. Analisis Korelasi antara Uniaxial
Compressive Strength dan Point Load Index pada Batugamping di Pantai Ngrumput
Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta,
Indonesia
- Missouri Highway and Transportation Department. 1981. EVALUATION OF THE
POINT LOAD TEST FOR ROCK. US Department of Transportation, Missouri, United
States