Oleh
SEKAR AYU CITROWATI
072001800045
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, ridho dan hidayatnya
saya dapat menyelesaikan resume ini. Resume ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Remedial
Mata Kuliah Geomorfologi. Makalah ini berisi tentang Geomorfologi, diambil dari google
halaman 5 sesuai nomor urut absensi saya dan dengan kata kunci Geomorfologi – Indonesia
dan Geomorfologi – Inggris. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan resume
ini banyak kekurangan. Maka,dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Terima kasih
Penulis
DAFTAR ISI
Pembentukan
Perusakan
Pengangkutan
Tenaga asala dalam
Pembentukan struktur
Pembentukan gunung api
Tenaga asal luar
Gradasi
Pelapukan
Tenaga dari luar bumi
Adanya jatuhan dari meteor
Tenaga asal luar
Pengangkutan bahan
Erosi
Gelombang. (1)
Proses pembentuk utama yang bertanggung jawab terhadap pembentukan topografi
adalah pergerakan tanah, aliran air, ombak, angin, cuaca, gletser, tektonik, dan vulkanik.
Proses Glaci : Pergerakan es dan gletser dapat mengakibatkan abrasi dan memindahkan
bebatuan
Proses Aeolian : Proses Aeolian adalah proses yang berhubungan dengan angin yang sebagai
sumber pembentuknya. Angin dapat mengikis, membawa dan mengumpulan material
Proses Hillslope :Tanah dan berbatuan bergerak ke bawah dengan adanya gaya gravitasi
Proses Tectonic : Proses Tectonic terjadi karena aktifitas tektonik
Proses Fluvial : Proses fluvial adalah proses pembentukan alam yang berhubungan dengan
pergerakan sedimen, erosi dan endapan di sungai
Proses Igneous : Proses Igneous sangat mempengaruhi terhadap geomorfologi, baik yang
berasaal dari vulkanik maupun dari tektonik
Proses Geomorfologi : Interaksi antara makhluk hidup dan bentuk alam dapat mempengaruhi
proses pembentukan geomorfologi. (2)
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform), proses-proses yang menyebabkan
pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuk lahan yang dijumpai di permukaan bumi
termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan
proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Di samping itu, juga
menelaah dan mengkaji bentuk lahan secara deskriptif, mempelajari cara pembentukannya, proses
alamiah dan ulah manusia yang berlangsung, pengkelasan dari bentuk lahan serta cara
pemanfaatannya secara tepat sesuai dengan kondisi lingkungannya.Struktur geologi sangat erat
hubungannya dengan bentuk lahan, salah satunya adalah patahan (fault) yang termasuk dalam kajian
struktur geologi yang paling mudah di identifikasi karena terlihat secara jelas yaitu terjadinya retakan
yang mengakibatkan pergeseran pada batuan yang dimana salah satu sisi bergerak relatif terhadap sisi
lainnya. Proses geomorfologi yang terjadi seperti longsor, erosi, aktivitas vulkanisme dll yang
menyebabkan bentuk lahan yang dilihat sekarang berbeda dengan bentuk lahan terdahulu seperti yang
terjadi pada batuan gamping yang bersifat basa dengan kadar yang tinggi sehingga mudah membentuk
lubang akibat dari air hujan yang netral berubah menjadi asam ketika bertemu dengan basa yang
berkadar tinggi yang disebut dengan luweng. Erosi adalah peristiwa pengikisan tanah oleh angin, air,
atau es. Erosi dapat terjadi karena sebab alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia, penyebab
alami erosi antara lain adalah karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan
kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal. Erosi yang
disebabkan oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh adanya penggundulan hutan, kegiatan
pertambangan, perkebunan dan perladangan. (3)
SOAL
PETA
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali
sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan
manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya.
Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis
apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara umum peta diartikan
sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari
atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk
identifikasinya. Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal antara
sipengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian
peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi.
Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah
informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang
berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran
kartografi. (6)
Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja,
sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur
ketinggian) juga disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili
dari bentuk 2 lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak
dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti
adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah
kolonial Belanda dan selesai pada tahun Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun Peta
topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun
1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map
Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1: Peta topografi awalnya hanya dipakai untuk
kebutuhan pertahanan dan militer sehingga sangat dirahasiakan dan tidak sembarang orang
bisa mengakses. Akan tetapi dengan dunia informasi yang makin terbuka, maka peta
topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan publik Bagian Bagian Peta. (7)
Geomorphological maps are valuable tools for studying land surface processes.
Information obtained from the field geomorphological maps can be, in turn, used in mapping
geomorphology at another area. In this study, we present an application of the multiple-point
geostatistics (MPG) technique in geomorphological mapping. This technique makes use of
the field geomorphological maps, together with the topographical data obtained from the
Digital Elevation Model (DEM), to derive the knowledge on the formation of different
geomorphological units in the landscape (e.g. river terrace, alluvial fan, badlands) as a basis
in mapping areas with unknown geomorphology. This approach starts from characterizing the
occurrence of each geomorphological class as a function of land surface attributes (i.e.
attribute pattern), which consists of DEM derivatives discretized into classes (e.g. slope class)
observed at that cell location, and geomorphology at multiple neighboring locations. The
latter gives information on the spatial relation between geomorphological units. Number of
cell occurrences per geomorphological class per attribute pattern is counted and stored in the
frequency database, which will be subsequently used in the mapping. In the mapping stage,
the algorithm assigns a realization of a geomorphological class to the target mapping cell,
based on the probability function of geomorphological occurrences conditioned to the
observed attribute pattern at the target mapping cell, as retrieved from the frequency
database. The approach is tested to map the geomorphology in the 280 km2 Buëch
catchment, French Alps. We use 4 morphometric attributes, extracted from a 37.5-m DEM
resolution (i.e. height above the nearest drainage, slope gradient, profile curvature, and slope
variability); and 2 non-morphometric attributes (i.e. geomorphology observed at 1-cell and
10-cells downstream from a cell of interest). Mapping is done using different frequency
databases created from different training areas with sizes ranging between 7-28 km2 (2.5-
10% of the mapping area). (9)
SOAL
Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan bentuk lahan, genesa
beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala. Berdasarkan definisi diatas
maka suatu peta geomorfologi harus mencakup hal hal sebagai berikut:
Adapun informasi yang terdapat dalam peta geomorfologi berupa bentuk, geometri, serta
proses-proses yang telah maupun sedang terjadi, baik proses endogenik maupun eksogenik.
Ada sedikit perbedaan penekanan antara informasi geomorfologi untuk sains dan informasi
geomorfologi untuk terapan.
Untuk tujuan sains maka peta geomorfologi diharap mampu memberi informasi
mengenai hal-hal berikut :
Sedangkan untuk tujuan terapan peta geomorfologi akan lebih banyak memberi
informasi mengenai :
1. Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan lereng,
kerapatan sungai, dan sebagainya.
2. Proses geomorfologi yang sedang berjalan dan besaran dari proses seperti :
Pada umumnya hal-hal tersebut dinyatakan secara terukur. Peta geomorfologi yang disajikan
harus menunjang hal-hal tersebut diatas, demikian pula klasifikasi yang digunakan.
Gambaran peta diutamakan yang menunjang kondisi parametris (yang dapat diukur) serta
proses-proses exsogen yang berjalan pada masa kini dan yang akan datang.
BAB III
BENTANG ALAM
Definisi Bentang Alam Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk
permukaan bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh
yang dihasilkan dari bentang alam yaitu adalah gunung, bukit, lembah dll. Ada jenis bentang
alam tingkat yang lebih tinggi yaitu samudra dan benua. Lempeng tektonik, erosi dan seposisi
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap bentang alam. B. Faktor yang
Mempengaruhi Bentang Alam Ada berapa faktor yang sangat mempengaruhi bentang alam,
diantaranya sebagai berikut : Bentang alam Endogen Bentangalam endogen adalah
bentangalam yang proses pembentukannya/ genetikanya dikontrol oleh gaya-gaya endogen,
seperti aktivitas gunungapi, aktivitas magma dan aktivitas tektonik (perlipatan dan patahan).
Bentuk bentangalam endogen secara geomorfologi dikenal sebagai bentuk bentangalam
konstruksional (constructional landforms). Adapun bentukbentuk bentangalam endogen
antara lain adalah : 1. Bentang alam Struktural (Structural/Tectonic Landforms) Bentang
alam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya dikontrol oleh
gayatektonik seperti perlipatan dan atau patahan. Gambar dibawah merupakan blok diagram
dari suatu patahan sesar mendatar yang menghasilkan bentuk bentuk bentang alam Gawir,
Bukir Tertekan (pressure ridge), Sag Basin, Shutter Ridge, dan Offset River. (10)
Geomorfologi bukan hanya sekedar mempelajari bentuk lahan yang tampak saja,
tetapi juga mentafsirkan bagaimana bentuk-bentuk tersebut bisa terjadi, proses apa yang
mengakibatkan pembentukan dan perubahan muka bumi. Jadi meliputi bentuklahan
(landform), proses-proses yang menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh
setiap bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar
laut/samudera serta mencari hubungan antara bentuk lahan dengan proses-proses dalam
tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan. Dengan demikian bahwa dalam
mempelajari geomorfologi terkait pada geologi, fisiografi, dan proses geomorfologi yang
menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan bentuk lahan. Konsep dasar
Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu
mengenal dan menganalisa kenampakan bentuk lahan di permukaan bumi, sehingga pada
akhirnya dapat mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama
nanti dalam melakukan klasifikasi bentuk lahan. Geomorfologi mempunyai peran dan terapan
dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan,
keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta
bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
Contoh daerah yang mengalami perubahan bentuk permukaan muka bumi:
Palung laut merupakan bentuk paritan memanjang dengan kedalaman mencapai lebih dari
6.500 meter. Umumnya palung laut ini merupakan batas antara kerak samudera India dengan
tepian benua Eurasia sebagai bentuk penunjaman yang menghasilkan celah memanjang tegak
lurus terhadap arah penunjaman. (11)
1. Vulkanik
Gunung Rinjani via phinemo
Vulkanik merupakan salah satu bentuklahan yang terbetuk dari adanya aktivitas
gunungapi. Aktivitas gunungapi ini tidak hanya terjadi pada saat ini saja, melainkan sejak
puluhan juta tahun yang lalu. Indonesia kita ketahui memiliki ring of fire atau deretan
gunungapi yang berjajar dari ujung barat hingga ujung timur. Salah satu destinasi paling
terkenal di Indonesia dari bentuklahan vulkanik adalah Gunung Rinjani di Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Letusan dahsyat Gunungapi Samalas pada masa lampau menyisakan
Kompleks Gunungapi Rinjani yang terkenal akan pemandangan indah dari puncaknya. Selain
Gunungapi Rinjani, pada kompleks ini juga terdapat Segara Anakan yang dahulunya
merupakan sisa letusan yang kemudian terisi oleh air. Keunikan proses geomorfologi
bentuklahan di kompleks Gunungapi Rinjani membuat tempat ini dijadikan sebagai salah satu
Taman Nasional di Indonesia.
2. Struktural
Bukit Barisan via id.wikipedia
3. Fluvial
Sungai Kapuas via kompaswisata
Bentuklahan fluvial merupakan hasil dari pembentukan oleh sungai. Baik itu badan
sungai itu sendiri maupun daerah di sekitar sungai yang masih atau pernah terpengaruh oleh
aliran sungai.Salah satu karakteristik geomorfologi bentuklahan ini ialah daerah yang subur
di sekitar sungai. Di Indonesia banyak sekali terdapat sungai dengan berbagai ukuran, mulai
dari paling besar yang banyak dijumpai di Kalimantan hingga sungai-sungai kecil di berbagai
daerah. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang berada di Pontianak,
Pulau Kalimantan. Susur Sungai Kapuas saat ini telah dikembangkan sebagai salah satu
alternatif wisata disana, terutama pada malam hari. Tentu ini menjadi salah satu pilihan
menarik mengingat jarang sekali dijumpai tempat wisata di Kalimantan.
4. Solusional
Goa Pindul via goapindul
Bentuklahan solusional merupakan bentukan dari adanya pelarutan pada suatu batuan.
Bentuklahan solusional yang paling terkenal di Indonesia adalah karst.Berbeda dengan
bentuklahan lainnya, pada geomorfologi bentuklahan ini tidak di sembarang tempat di
Indonesia dapat dijumpai keberadaannya. Karst yang cukup terkenal di Indonesia ialah di
daerah Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Hampir sebagian besar wilayah
Gunungkidul merupakan karst yang terbentuk dari adanya pelarutan batuan.Tidak heran
apabila Gunungkidul banyak menyimpan potensi wisata yang menarik. Salah satunya ialah
Goa Pindul yang berhias karst di langit-langit goanya.
Ditambah lagi keberadaan aliran sungai yang melewati Goa Pindul turut menambah
eksotisnya tempat ini. Bahkan saat ini Goa Pindul sudah cukup terkenal hingga ke
mancanegara sebagai tempat wisata yang ramai dikunjungi.
5. Denudasional
Karangsambung via triptrus
Denudasional merupakan salah satu bentuklahan yang terjadi akibat adanya proses
degradasi. Proses degradasi ini biasanya adalah pengikisan atau pelapukan.Geomorfologi
bentuklahan ini banyak dijumpai merupakan gabungan atau berhubungan langsung dengan
bentuklahan lain. Sebagai contoh denudasional ialah perbukitan terisolir dan peneplain. Bukit
Jatibungkus, di Karangsambung ialah salah satu contoh geomorfologi bentuklahan
denudasional. Bukit Jatibungkus merupakan perbukitan yang terisolir akibat adanya proses
pengangkatan di daerah tersebut. Disana dapat dijumpai beberapa Goa yang cukup menarik
untuk dijelajahi, diantaranya yang sudah cukup terkenal adalah Goa Langse.
6. Aeolin
Aeolin merupakan bentuklahan yang terbentuk oleh adanya pengaruh angin. Sama
seperti bentuklahan solusional, bentuklahan ini tidak banyak dijumpai di Indonesia. Bahkan
di Indonesia saja hanya dapat dijumpai di Yogyakarta saja. Bentuklahan ini bahkan
mendapatkan penanganan khusus dari instansi pemerintah maupun pendidikan mengingat
fenomena yang tergolong langka di tempat ini. Bentuklahan aeolin yang dimaksud adalah
gumuk pasir di Parangtritis. Pembentukannya ialah pasir dari Gunungapi Merapi yang
terbawa melalui aliran sungai ke pantai selatan dihempaskan kembali ke daratan oleh angin
selatan. Akibat proses yang intensif maka terbentuklah gumuk pasir yang cukup luas di
sekitar pesisir pantainya. Saat ini gumuk pasir bahkan telah menjadi objek wisata yang cukup
terkenal, salah satunya ialah dijadikannya sebagai tempat olahraga sandboarding.
7. Marin
Raja Ampat via youtube
8. Glasial
Puncak Jaya via youtube
Glasial merupakan bentuklahan yang terjadi akibat adanya pergerakan es. Artinya
salah satu syarat bentuklahan ini ialah keberadaan es itu sendiri. Biasanya bentuklahan glasial
erat kaitannya dengan keberadaan gletser atau pembentukan es pada permukaan tanah.
Indonesia merupakan negara tropis, namun negeri ini tetap memiliki geomorfologi
bentuklahan glasial ini. Ialah gletser carstensz yang berada di Puncak Jaya, Mimika, Papua.
Puncak Jaya merupakan puncak tertinggi di Indonesia. Tingginya Puncak Jaya membuat suhu
disana sangat dingin, bahkan sampai mampu terbentuk gletser. Namun akibat adanya
pemanasan global, saat ini keberadaan gletser ini sangat terancam dan jumlahnya pun
semakin sedikit. (12)
Berdasarkan atas energi yang merusak atau agen yang bersifat membangun. Ada 4
(empat) agent yang utama, yaitu sungai (streams), gletser (glaciers), gelombang (waves) dan
angin (winds), sedangkan pelapukan merupakan pemeran utama bagi keempat agen tersebut.
1. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh aktivitas sungai (fluvial), yaitu : a. Bentuk
bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: gallies, valleys, gorges dan canyons. b.
Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: peaks, ronadrocks, summits areas.
c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: alluvial fans, flood
plains and deltas. 2. Bentuk-bentangalam yang dihasilkan oleh energi dari luncuran es
(gletser) yaitu : a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: cirques, glacial
trought b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: patterhorn-peaks,
aretes, roche eontounees c. Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms),
seperti: deraine, drumlins, kame dan esker. Bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh energi
gelombang laut, yaitu : a. Bentuk bentangalam hasil erosi (Erosional forms), seperti: erode
sea caves b. Bentuk bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: stacks & Arches c.
Bentuk bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: beaches, bars & spits 4.
Bentuk bentangalam yang diciptakan oleh energi angin, yaitu : a. Bentuk bentangalam hasil
erosi (Erosional forms), seperti: blow holes pada daerahdaerah yang berpasir b. Bentuk
bentangalam hasil residu (Residual forms), seperti: pedestal dan mushroom rocks. c. Bentuk
bentangalam hasil pengendapan (Depositional forms) seperti: endapan pasir atau lempung
dalam bentuk dunes atau loess. Selain energi yang merusak secara fisik tersebut, organisme
juga dapat menjadi agen yang cenderung merusak batuan-batuan di permukaan bumi,
sebaliknya aktivitas pengendapan dapat menghasilkan bentuk-bentuk seperti coral-reefs dan
hills. Dapat disimpulkan, bahwa waktu terbentuknya ketiga orde relief itu berbeda-beda.
Relief bentuk pertama terbentuk lebih dulu dari pada relief orde kedua dan relief orde kedua
terbentuk lebih dulu dari pada relief orde ketiga. Relief order 3 yang dihasilkan oleh aktivitas
sungai (fluvial): Gullies (kiri) dan Kipas Aluvial (kanan) Relief order 3 yang dihasilkan oleh
energi dari luncuran es: : glacial trought (kiri) dan cirques glacial (kanan). (14)
1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air
tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila
geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe
endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.
2. Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi
untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.
3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya,
penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan
geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan.
4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang
ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk
mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.
5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai,
dan erosi. (15)
1. http://geo-geomorfologi.blogspot.com/p/materi-pembelajaran.html
2. https://www.materikuliah.me/2017/06/ilmu-geomorfologi.html
3. https://abdulbarikgeologist04.blogspot.com/2017/01/geomorfologi.html
4. . http://www.geos.iitb.ac.in/gs-422-process-geomorphology-remote-sensing-and-gis/
5. https://www.colorado.edu/geologicalsciences/research/geomorphology-cryosphere
6. https://docplayer.info/31449537-5-geomorfologi-definisi-dan-pengertian-
geomorfologi-pengantar-geologi-2012.html
7. https://docplayer.info/67468604-Bab-7-peta-topografi-2012.html
8. https://docplayer.info/73066194-5-1-peta-topografi-5-2-garis-kontur-
karakteristiknya.html
9. http://adsabs.harvard.edu/abs/2014EGUGA..1612616B
10. https://docplayer.info/61271972-Analisa-bentang-alam.html
11. http://geo-geomorfologi.blogspot.com/p/materi-pembelajaran.html
12. https://www.klikmania.net/geomorfologi-indonesia/
13. https://sites.warnercnr.colostate.edu/fluvial-geomorphology/
14. https://docplayer.info/30250898-Pendahuluan-definisi-dan-pengertian-geomorfologi-
geomorfologi-1.html
15. https://www.materikuliah.me/2017/06/ilmu-geomorfologi.html
16. https://www.eea.europa.eu/data-and-maps/data/geomorphology-geology-erosion-
trends-and-coastal-defence-works