Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan Analitik, Sintetik dan Pragmatik

pada Bencana Geologi dan Eksplorasi


Sumber Daya Alam

Nama : Fernando W Barus


NIM : 115150040
Prodi : Teknik Geofisika

I.

Hubungan Antara Survey Pragmatik, Survey Analitik


dan Survey Sintetik
1.1 Kegunaan peta geomorfologi
Bersifat umum dan khusus:
1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat analitik dan sintetik.

a. Pendekatan Analitik
Menyajikan satuan-satuan pemetaan dan informasi geomorfologi yang
meliputi aspek-aspek geomorfologi utama, yaitu morfometri, morfografi,
morfogenesa, morfokronologi dll.Pada pendekatan analitik,
satuanbentuklahan di klasifikasikan berdasarkan genesanya.

b. Pendekatan Sintetik
Merupakan suatu survey multidisiplin yang menyajikan informasi terrain
dalam konteks lingkungan dan hubungannya dengan ekologi bentuklahan.
Pada pendekatan sintetik, diperoleh empat tingkatan klasifikasi, yaitu terrain,
unit terrain, sistem terrain, dan provinsi terrain
2.

Bersifat khusus:

Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat pragmatic

c. Pendekatan Pragmatik
Merupakan gabungan dari pendekatan analitik dan sintetik. Pendekatan
pragmatik adalah untuk tujuan pemetaan kelerengan, survey penutup lahan,
keterlintasan jalan, pemetaan morfokonservasi, bahaya banjir, bencana
letusan gunugapi, gerakan massa, hidromorfologi, dll.

1.2 Terapan Geomorfologi


1. Geomorfologi dalam survey dan pemetaan
2. Survey geologi, tanah, hidrologi, dan vegetasi
3. Survey penggunaan lahan, urbanisasi, keteknikan, eksplorasi, perencanaan
pengembangan wilayah
4. Sintesa medan, banjir, kekeringan, gerakan massa, erosi, tsunami dll.

II. Pendekatan Analitik, Sintetik dan Pragmatik pada


Bencana Geologi
1. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan perpindahan material pembenuk lereng berupa
batuan, bahn robakan, tanah, atau campuran dari material tersebut yang
bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat
diterangkan sebagai berikut : air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air
yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah tersebut akan menjadi
licin dan tanah pelapuykan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan
keluar lereng. Penyebab terjadinya tanah longsor dan upaya pencegahannya
sangat perlu kita ketahui sehingga dapat meminimalisir terjadinya tanah lon
nn gsor maupun akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Faktor Penyabab Tanah Longsor :
a. Faktor Analitik
1. Topografi
Lereng yang curam, semakin curam lereng yang ada maka potensi
terjadinya tanah longsor semakin besar dan akibat yang
ditimbulkan juga lebih besar.Begitu juga sebaliknya.
2. Litologi (Morfostruktur Pasif)

Ukuran butir pelapukan. Semakin besar butir pasir/pelapukan yang


ada dalam suatu lahan, maka akan semakin renggang juga
lahan/tanah tersebut. Maka potensi terjadinya tanah longsor juga
semakin besar.Begitu juga sebaliknya.
3. Struktur Geologi
Struktur sesar dan kekar.Apabila suatu lahan berada diatas
lempeng bumi atau daerah lipatan, maka potensi terjadi longsor
semakin besar.
Gunung berapi, karena aktifitas gunung berapi yang ada disekitar
lahan tersebut dapat menyebabkan tanah longsor disekitarnya.
4. Morfografi
Konfigurasi permukaan bumi. Apabila lahan berada ditempat
dataran tinggi atau bukit maka akan berpotensi terjadi tanah
longsor. Dan akan menyebabkan lahan dibawahnya seperti terjadi
gempa bumi.
5. Morfodinamik
Proses terjadi. Missal terjadi gempa bumi atau letusan gunung
berapi itu akan menyebabkan tanah longsor disekitar tempat
tersebut.
b. Faktor Sintetik
1. Iklim
Curah Hujan. Semakin besar curah hujan yang ada, maka air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah sehingga
akan memperkuat potensi terjadinya tanah longsor.
2. Tebal tanah
Tanah yang lebih tebal lebih berpotensi terjadi tanah longsor dari
pada tanah yang lebih tipis.
3. Penggunaan Lahan
Penimbunan tanah urugan di lereng, kegagalan struktur dinding
penahan tanah,
Penggundulan hutan, itu dapat berpotensi
menyebabkan tanah longsor.
4. Keadaan air
Kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi
dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
5. Faktor Manusia

Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran


masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.

2. Tsunami
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh
macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa
gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak
kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai
wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin
membesar.
Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena
saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air
pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai
pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang
tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air
laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli
oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic
sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat.
a. Faktor Analitik
1. Morfografi =
Merupakan susunan dari obyek alami yang ada di permukaan bumi.hal
ini dapat berpengaruh dan dikaitkan terhadap terjadinya suatu tsunami,
karena bentuk bentangalam di dasar laut adalah berbeda-beda, ada yang
landai namun ada pula yang menjulang tinggi seperti pegunungan, dan
ada pula yang menunjam ke dalam yang disebut dengan palung. Bentang
pantai juga akan mempengaruhi kekuatan dari tsunami itu sendiri, yaitu :
a. Bila dataran pantai hanyalah berbentuk pasir, maka saat terjadi tsunami,
pasir-pasir tersebut akan terangkat yang menyebabkan massa dari

tsunami bertambah (walau kecepatannya berkurang) namun hal itu justru


akan membuat efek samping yang ditimbulkan akan semakin parah
dikarenakan selain itu, wilayah pantai berpasir hanyalah berketinggian
rendah yang membuat tsunami bergerak tanpa adanya hambatan dan
malah akan membuat hal ini (Tsunami) menjadi semakin berbahaya.
b. Bila dataran pantai bertebing curam dan cukup tinggi, maka energy dari
tsunami dapat tertahan atau paling tidak berkurang. Walaupun bila
tsunami lebih besar dan dapat melewati area tersebut, namun kekuatan
dari massa air telah berkurang dan sebagian dapat terpantul yaitu energy
dari tsunami menuju kearah yang berlawanan
2. Morfometri =
Adalah aspek kuantitatif dari suatu bentuk lahan, yaitu misalnya adalah
Kelerengan Yaitu kemiringan, bentuk dan panjang dari lereng baik dari
tebing ataupun gunung aktif yang menyebabkan aktivitas.
3. Morfogenesa/Geologi (litologi, startigrafi, struktur geologi).
Asal-usul pembentukan serta proses-proses yang terjadi. Yaitu:
a. Gempa bumi
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismic. Namun tidak semua gempa dapat menyebabkan
terjadinya tsunami, factor yang menyebabkan tsunami ini adalah bila
titik epicenter dari gempa berada di dasar laut, bisa disebabkan oleh
tanah longsor, pergeseran plate tektonik, aktivitas vulkanik, maupun
gangguan dari luar alam.
b. Gerak vertical kerak bumi (morfostruktur aktif)
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar yang
kemudian menyebabkan terjadinya gempa.Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua. Dan ditentukan apakah membentuk sesar naik,
sesar turun, konvergen, ataukah divergen.
c. Aktivitas vulkanik (morfostruktur aktif)

Vulkanisme adalah peristiwa yang berkaitan dengan proses keluarnya


magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi. Aktivitas vulkanik
yang dapat menimbulkan tsunami adalah apabila letusan berskala besar
kemudian terjadi ditengah lautan atau di dasar laut.
d. Longsoran (morfodinamik)
adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Yang haruslah pula terjadi di dasar
permukaan laut dengan volume masa batuan yang sangat banyak untuk
dapat menyebabkannya terjadi.Maka dari itu, peristiwa ini jarang dapat
menimbulkan tsunami.
4. Morfokronologi
Merupakan urutan/hubungan aneka ragam dan prosesnya di permukaan
bumi. yaitu semisal saat kita membahas aktivitas tektonik yang
menyebabkan tsunami, maka hal yang perlu dikaji dalam hal ini yaitu
asal dari lempek tektonik tersebut, bagaimana pola pergerakannya dan
peristiwa dari waktu ke waktu pada plate yang akan dikaji.
5. Morfokonservasi
Adalah hubungan antara bahan kajian dengan lingkungan.Semisal
hubungan antara lempeng tektonik dengan bentuk bentang alam bawah
permukaan laut (Struktur geologi, batuan).Yaitu bila pergerakan antara
lempeng benua dan lempeng samudera, kemudian dikarenakan bentuk
bentang alam, kemudian terdapat gundukan batuan atau bukit di dasar
laut yang kemudian membuat plate tertahan.

b. Faktor Sintetik
1. Faktor manusia
Kita sebagai umat manusia kadang tidak sadar bahwa telah melakukan
eksploitasi alam secara berlebihan dan melakukan berbagai
penyimpangan.Tsunami dapat pula terjadi Karena factor manusia yaitu

seperti penambangan pasir yang berlebihan, sehingga dasar permukaan laut


semakin menipis dan dapat menimbulkan amblesan bila tanpa pengukuran
yang teliti terhadap kondisi geografis.kemudian percobaan bom nuklir di
laut lepas, dapat pula menimbulkan perubahan struktur geologi dan
menyebabkan perubahan massa air laut, dan pengambilan karang secara
berlebihan.
2. Faktor lokasi
Lokasi dimana kita berada dapat menjadi salah satu factor mengapa tsunami
dapat terjadi, misal kita berada di Kalimantan, kemungkinan akan terkena
tsunami akan sangatlah rendah dikarenakan wilayah tersebut jauh dari
lintasan lempeng tektonik dan jalan dari magma. Berbanding terbalik bila
dengan wilayah kita di daerah sumatera, dimana kita dilintasi oleh lempeng
tektonik dan terdapan banyak barisan gunung dan magma bawah
tanah.Kemudian dekat jauhnya lokasi dengan titik epicenter dan
hypocenter.Kemudian jauh dekatnya lokasi tempat tinggal dengan pantai,
tinggi rendahnya juga perlu diperhatikan.
3. Faktor Massa Air
Banyak sedikitnya massa air diatas lokasi terjadinya patahan ataupun
kejadian geologi lainnya sangat mempengaruhi terhadap besar-kecilnya
gelombang yang ditimbulkan. Maka dari itu semakin dalam dasar laut
tempat terjadinya aktivitas/patahan, maka akan semakin besar pula efek
yang akan ditimbulkan.
4. Gelombang Faktor iklim
Tsunami dapat terjadi karena beberapa kondisi meteorologis, seperti badai
tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor
tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal.
Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi
daratan.Contohnya, Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma
(Myanmar) pada Mei 2008.
5. Faktor Luar Bumi

Walau hal ini kecil kemungkinannya untuk saat ini, namun tetap saja factor
dari luar yang dapat menyebabkan tsunami adalah tak dapat terbantahkan,
yaitu bila meteor jatuh ke bumi dengan massa yang cukup besar dan
menabrak kerak bumi yang berada di laut. Maka efeknya akan sangat
mematikan.

III. Pendekatan Analitik, Sintetik dan Pragmatik pada


Ekplorasi Sumber Daya Alam
1. Minyak Bumi
Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian
dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai
ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas
pencarian hidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam Bumi bukan berupa wadah yang
menyerupai danau, namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur
bersama air.

a. Faktor Analitik:
1. Morfografi: Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat
terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal.

2. Morfometri: Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin


yang dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian tersebut membentuk
bintik-bintik yangakan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena
terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan
terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Semakin dalam batuan
terkubur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak.
3. Morfogenesa Aktif: adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari
bebatuan asal menuju ke bebatuan reservoir (reservoir rock), umumnya
sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup
untuk menampung hidrokarbon tersebut. Saat lempeng kulit bumi bergerak,
minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi
yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur.
Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar
dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan
bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh
batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan
terperangkap dalam batuan tersebut.
4. Struktur geologi: Minyak di dalam Bumi berada di dalam pori-pori batuan
bercampur bersama air. Lapisan paling bawah dari cekungan terkumpulnya
minyak bumi berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya
berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam akan selalu berada di
lapisan atas, minyak di lapisan tengah, danair ada di lapisan bawah.
Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dan karena sifat
ini proses penambangan minyak bumi dan gas alam menjadi lebih mudah.
1. Morfokronologi: Minyak bumi merupakan sumber bahan fosil yang berasal
dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup. Minyak bumi terbentuk dalam
waktu yang sangat lama dan melalui proses yang sangat panjang yakni
sekitar 300-350 juta tahun.Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua
diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur
sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak
berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
5. Lithologi:Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Salah satu batuan yang menimbun batuan
induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu

pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang
berpori-pori di dalamnya.
b. Faktor Sintetik:
1. Tekanan: Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan
lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintinbintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat.
2. Temperatur: Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi,
merupakan faktor penting dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon
jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65oC dan umumnya terurai
pada suhu di atas 260oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu
moderat, dari 107 ke 177oC. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak
yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya
sangat tinggi akan dihasilkan gas alam.
3. Aktivitas organisme: Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun
oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan
mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses
tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam
jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini
berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi
dibutuhkan waktu yang sangat lama.
4. Erosi: adanya jebakan geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak
teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misal gempa bumi
dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus,
dapat menciptakan suatu ruangan bawah tanah yang menjadi jebakan
hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable,
maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemanamana lagi.
5. Sedimentasi: para geologis sependapat bahwa minyak bumi terbentuk
selama jutaan tahun dari organism, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat
kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organism laut ini mati, badannya
terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan
yang kaya zat organic yang akhirnya akan menjadi batuan endapan
(sedimentary rock).

2. Batubara
Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, survei
tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci. Tujuan
penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi keterdapatan,
keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan
batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.
Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan
kelas sumber daya batubara yang dihasilkan.
Faktor Terbentuknya Batu Bara:
a. Faktor Analitik
1. Topografi
Daerah tempat tumbuhan berkembang baik merupakan daerah yang relatif
mempunyai ketersediaan air.Tempat tersebut mempuyai topografi yang
relatife lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang ada disekelilingnya.
Makin luas daerah dengan topografi rendah, maka makin banyak pula
tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak pula bahan pembentuk
batubara.
2. Litologi (Morfostruktur Pasif)
Ukuran pengendapan batu bara, semakin lama pengendapannya maka akan
diperoleh batu bara dengan tingkat kematangan yang sempurna,hal ini selain
dipengaruhi factor internal juga dipengaruhi factor eksternal,biasanya di
dekat batu bara terdapat batu lempung.
3. Struktur Geologi
Di daerah bekas rawa purba biasanya di didalamnya biasanya dapat
ditemukan banyak fosil baik dari tumbuhan maupun hewan yang sudah
tertimbun selama berates ratus tahun .dalam hal ini baik di daerah rawa
maupun dekat gunung berapi biasanyamemiliki kandungan fosil yang
hampir sama.
4. Morfografi

Permukaan lahan gambut karena di lahan ini terdapat banyak fossil yang
memiliki potensi yang melimpah
5. Morfodinamik
Proses terjadi. Batu bara sudah terjadi sejak jutaan tahun lalu dimulai dari
jaman Karbon sampai sekarang.Peningkatan mutu batubara sangat
ditentukan oleh factor tekanan dan waktu.Tekanan dapat diakibatkan oleh
lapisan sedimen penutup yang tebal atau karena adanya tektonik. Makin
lama selang waktu dari mulai bergradasi sampai terbentuk batubara, maka
makin baik mutu dari batubara yang diperoleh. Factor tersebut dapat
mempercepat proses metamorfosa organik.
b. Faktor Sintetik
1. Iklim
Kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan batubara dan
merupakan factor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang
sesuai.Iklim tergantung pada posisi geografi dan lebih luas lagi dipengaruhi
oleh posisi geotektonik.Temperature yang lembab pada iklim tropis dan sub
tropis pada umumnya sesuai untuk pertumbuhan flora dibandingkan wilayah
yang lebih dingin. Hasil pengkajian menyatakan bahwa hutan rawa tropis
mempunyai siklus pertumbuhan setipa 7 9 tahun dengan ketinggian pohon
sekitar 30 meter. Sedangkan pada iklim yang lebih dingin, ketinggian pohon
hanya mencapai 5 6 meter dalam selang waktu yang sama.
2. Penurunan
Penurunan cekungan batubara dipengaruhi oleh gaya-gaya tekonik. Jika
penurunan dan pengandapan gambut seimbang akan dihasilkan endapan
batubara tebal. Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi
pertumbuhan flora dan pengendapannya.Hal ini menyebabkan adanya
infiltrasi material dan mineral yang mempengaruhi mutu dari batubara yang
terbantuk.
3. Umur Geologi

Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan berbagai


macam tumbuhan. Dalam masa perkembangan geologi secara tidak
langsung membahas sejaran pengendapan batubara dan metamorfosa
organic. Makin tua umur batuan makin dalam penimbunan yang terjadi,
sehingga terbentuk batubara yang bermutu tinggi. Tetapi pada batubara
yang mempunyai umur geologi lebih tua selalu ada resiko mengalami
deformasi tektonik yang membentuk struktur perlipatan atau patahan pada
lapisan batubara. Disamping itu factor erosi akan merusak semua bagian
dari endapan batubara.
4. Organisme tumbuhan
Flora merupakan unsure utama pembentuk batubara.Pertumbuhan dari flora
terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisografi dengan iklim dan
topografi tertentu.Flora merupakan factor penentu terbentuknya berbagai
tipe batubara.Evolusi dari kehidupan menciptakan kondisi yang berbeda
selama masa sejarah geologi.Mulai dari Paleozoic hingga Devon
pertamakali terbentuk lapisan batubara di daerah lagon yang
dangkal.Periode ini merupakan titik awal dari pertumbuhan flora secara
besar-besaran dalam waktu singkat pada setiap kontinen.Hutan tumbuh
dengan subur selama masa Karbon.Pada masa tersier merupakan
perkembangan yang sangat luas dari berbagai jenis tanaman.
5. Dekomposisi
Dekomposisi flora yang merupakan bagian dari transformasi biokimia dari
organic merupakan titik awal untuk seluruh alterasi. Dalam pertumbuhan
gambut, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati, proses degradasi biokimia lebih
berperan. Proses pembusukan akan terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri
anaerob). Kecepatan pertumbuhan gambut bergantung pada kecepatan
perkembangan tumbuhan dan proses pembusukan. Bila tumbuhan tertutup
oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses pembusukan, tetapi
terjadi proses desintegrasi atau penguraian oleh mikrobiologi. Bila
tumbuhan yang telah mati terlalu lama berada di udara terbuka, maka
kecepatan pembusukan gambut akan berkurang sehingga hanya bagian
keras saja tertinggal yang menyulitkan penguraian oleh mikribiologi.

Daftar Pustaka
Santoso, Djoko.2002.Pengantar Teknik Geofisika. Bandung:ITB

Hardiyatmo, Hary Christady.2012.Tanah Longsor & Erosi Kejadian dan


Penanganan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
http://www.ksdasulsel.org/artikel/karhut/248-faktor-penyebab-tanah-longsor
http://www.ksdasulsel.org/artikel/karhut/248-faktor-penyebab-tanah-longsor
http://alampenuhbencana.blogspot.co.id/p/pengertian-tsunami.html
Lambourne, Helen (March 27 2005). "Tsunami: Anatomy of a
disaster".
Dudley, Walter C. & Lee, Min (1988: 1st edition) Tsunami! ISBN 0-82481125-9
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/minyak-bumi-artikel-lengkap.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_minyak_bumi
Sukandarrumidi.2006.Batu Bara dan Pemanfaatannya Pengantar Teknologi Batu
Bara Menuju Lingkungan Bersih.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
https://muhammadrabbil.wordpress.com/2013/12/12/explorasi-batubara/

Anda mungkin juga menyukai