Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR


BIDANG DARI DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU

DISUSUN OLEH :
Saumi Rahmawati
L2L 009 082

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2010
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Geologi Struktur “Acara : Menentukan Jurus


dan Kemiringan Struktur Bidang dari Dua Buah Kemiringan Semu” ini
telah disahkan pada :
hari : Senin
tanggal : 18 Oktober 2010
pukul :
sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah geologi struktur.

Semarang, 18 Oktober 2010


Asisten Acara, Praktikan,

Christian Widiasmoro P. Saumi Rahmawati


NIM. L2L 008 014 NIM. L2L 009 082
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1.1.1 Mengetahui jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu pada ketinggian yang sama
1.1.2 Mengetahui jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu pada ketinggian yang berbeda

1.2 Tujuan
1.2.1 Mampu menentukan jurus dan kemiringan pada dua buah
kemiringan semu pada ketinggian yang sama
1.2.2 Mampu menggambarkan rekonstruksi gambar perhitungan
dalam mencari jurus dan kemiringan pada dua buah kemiringan
pada ketinggian yang sama ke dalam bentuk dua dimensi
1.2.3 Mampu menentukan jurus dan kemiringan pada dua buah
kemiringan semu pada ketinggian yang berbeda
1.2.4 Mampu menggambarkan rekonstruksi gambar perhitungan
jurus dan kemiringan pada dua buah kemiringan semu pada
ketinggian yang berbeda ke dalam bentuk dua dimensi
1.2.5 Mampu menggambarkan diagram blok dan menentukan jurus
dan kemiringan yang sesungguhnya
BAB II
KAJIAN TEORI

Geologi Struktur adalah ilmu geoologi yang mempelajari tentang


arsitektur kulit bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya penyebabnya..
Tujuan utama mempelajari geologi struktur adalah mempelajari
pelenturan-pelenturan pada bumi, penyebabnya, dan akibatnya.
Di dalam ilmu geologi struktur terdapat hubungan-hubungan yang
rumit atau bahkan seringkali tidak jelas antara satuan-satuan batuan
tersebut, yang ditimbulkan oleh gejala-gejala pelenturan (deformasi),
maka ruang lingkup dari geologi struktur telah menjurus ke arah suatu
usaha untuk memahami gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk pada batuan.
Struktur geologi mengandung pengertian genetik dan geometri,
artinya pembentukan struktur geologi tergantung pada proses
pembentukannya yang didalamnya mencakup sifat fisika/kimia batuan,
besarnya gaya, sistem tegasan serta waktu. Dari semua komponen
tersebut akan menghasilkan bentuk/geometri tertentu.
Bentuk geometri struktur geologi dapat dianalisis dengan
mengamati dan mengukur unsur-unsur geometrinya. Unsur-unsur
geometri dalam hal ini adalah berupa struktur garis dan bidang. Hubungan
antara struktur garis dan struktur bidang yang mencakup bentuk, posisi,
hubungan sudut antara struktur garis dengan garis, garis dengan bidang
atau bidang dengan bidang secara keseluruhan mencerminkan geometri
dari struktur geologi tertentu yang menempati ruang tertentu pula. Dalam
hal ini kedudukan struktur geologi di dalam ruang dinyatakan dalam
koordinat grafis, arah, kecondongan (inklinasi) seta ukuran atau
dimensinya.
Garis merupaka kumpulan atau gabungan dari sejumlah titik-titik.
Struktur garis dapat berupa garis lurus (linier), melengkung (curve), atau
tidak beraturan (irregular). Didalam geologi struktur, beberapa contoh
struktur garis yang menunjukkan geometri struktur geologi adalah
pengarahan mineral (liniament), sumbu lipatan, gores garis (striation) atau
slicken line,dsb.
2.1 Strike, Dip, dan Apparent Dip
2.1.1 Strike
Strike adalah garis lurus horizontal yang dibentuk dari hasil
perpotongan antara bidang planar yang miring dengan bidang
horisontal. Notasi kedudukan arah strike ini biasanya ditulis N
90° E untuk yang menunjukkan arah timur, N 180° E untuk yang
menunjukkan arah selatan, N 270° E untuk yang menunjukkan
arah barat, N 360° E dan N 0° E untuk yang menunjukkan arah
utara. Jadi kisaran strike dimulai 0° hingga 360° derajat searah
jarum jam atau arah kanan kita, atau selalu bergerak ke arah
timur dahulu.
2.1.2 Dip
Dip merupakan besaran sudut antara bidang miring dengan
bidang horisontal yang diukur tegak lurus terhadap jurus atau
strike, dinamakan juga true dip atau dip sebenarnya. Data-data
yang harus ada dalam pengukuran true dip adalah sebagai
berikut:
 Letak dan ketinggian pengukuran
 Arah sayatan tegak dimana apparent dip diukur
 Besar kemiringan semu
2.1.3 Apparent Dip (Kemiringan Semu)
Apparent dip atau kemiringan semu adalah besaran sudut
kemiringan yang diukur tidak tegak lurus terhadap jurus. Besar
dari apparent dip selalu lebih kecil dari true dip atau dip
sebenarnya.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Instrumentasi
a. Kertas HVS
b. Penggaris
c. Busur derajat
d. Pensil
e. Penghapus
f. Spidol marker

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Menentukan besar jurus dan kemiringan struktur bidang
dari dua buah kemiringan semu pada ketinggian yang
sama

Mulai

Persiapan instrumentasi

Menggambar masing-masing kemiringan semu


berdasarkan data yang ada dengan pusat O

Membuat dip yang tegak lurus dengan arah strike dengan


kedalaman d(2 cm) dan menandai perpotongan tegak
lurus terhadap strike tersebut dengan huruf A dan B

Menghubungkan perpotongan titik A dengan titik B

Membuat sudut antara arah utara dengan garis AB


yang merupakan jurus atau strike sebenarnya
Membuat garis tegak lurus yang memotong garis AB
yang merupakan strike sebenarnya

Mengukur sepanjang d pada garis AB kemudian beri


tanda titik dan kemudian tarik garis dari titik O sampai
berpotongan dengan titik pada strike sebenarnya
tersebut
Mengukur sudut yang dibentuk dari garis tegak lurus
pada strike sebenarnya dengan garis yang dibuat
dari titik O yang merupakan dip sebenarnya

Selesai

3.2.2 Menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari


dua kemiringan semu pada ketinggian yang berbeda
a. Cara I
Mulai

Mempersiapkan instrumentasi

Menggambar masing-masing kemiringan semu pada


titik O dan P sesuai dengan besar dan arahnya

Membuat dip yang tegak lurus dengan arah strike dari


titik O dengan kedalaman r(1,5 cm) dan menandai
perpotongan tegak lurus terhadap strike tersebut
dengan huruf A

Menghubungkan perpotongan titik A dengan titik P


yang mana garis AP merupakan strike sebenarnya jika
ditarik sudut dari arah utara

Membuat sudut antara arah utara dengan garis AP


yang merupakan jurus atau strike sebenarnya

Membuat garis tegak lurus yang memotong garis AP

Mengukur sepanjang r pada garis AP kemudian beri


tanda titik dan kemudian tarik garis dari titik O sampai
berpotongan dengan titik pada strike sebenarnya
tersebut
Mengukur sudut yang dibentuk dari garis tegak lurus
pada strike sebenarnya dengan garis yang dibuat dari
titik O yang mana sudut tersebut merupakan dip
sebenarnya

Selesai

b. Cara II

Mulai

Mempersiapkan instrumentasi

Mengeplotkan titik O dan P yang merupakan titik dari hasil


pengukuran dengan arah dan besar jurus yang sudah diketahui

Membuat garis yang sejajar dengan jurus dari titik O yang


berjarak d juga pada jurus dari titik P dimana dibuat garis sejajar
dengan jarak d+r dari jurus yang diketahui

Melalui garis sejajar dari jurus pertama tadi buatlah dip sebesar
yang diketahui kemudian perpanjang sampai memotong garis
pada jurus pertama kemudian beri nama titik A, begitu juga pada
jurus kedua, buat dip sebesar yang diketahui kemudian
potongkan terhadap garis jurus kedua kemudian beri nama titik B
Menghubungkan titik A dengan titik B yang mana garis yang
dibentuk tersebut merupakan jurus lapisan yang dicari

Membuat garis tegak lurus yang memotong garis AB melalui titik


pusat pertama (titik O dan C) yang kemudian berpotongan
digaris AB

Mengeplotkan titik sejauh r (beda tinggi dari dua tempat yang


diketahui) disepanjang garis AB kemudian buat sudut antara
garis tegak lurus yang telah dibuat dengan garis yang
dihubungkan dari pusat titik ( titik O dan C) ke titik yang telah
diplotkan sebelumnya yangmana sudut yang dibentuk
tersebut merupakan true dip atau dip sebenarnya

Selesai

BAB IV
SOAL DAN PENYELESAIAN
1) Pada lokasi A diukur dua kemiringan semu, masing – masing pada
arah N62oE / 32oNW dan pada arah N232oE / 52o. Tentukan jurus dan
kemiringan bidang yang sesungguhnya.
2) Pada lokasi A diukur dua kemiringan semu masing-masing pada arah
N192oW / 42o dan pada arah N342oE / 32o. Tentukan jurus dan
kemiringan bidang yang sesungguhnya. (d=2cm)
3) Pada lokasi M dengan ketinggian 400m dpl diukur kemiringan semu
72o pada arah N152oE dan pada lokasi S dengan ketinggian 250m dpl
diukur kemiringan semu29o pada arah N72oE. Lokasi S berada N30 oE
dari lokasi M dengan jarak 422m. Tentukan jurusan dan kemiringan
bidang sesungguhnya. (rekonstruksikan cara1 dan cara 2 serta
diagram blok)
4) Lokasi G dengan ketinggian 430m dpl diukur kemiringan semu 32 o
pada arah N212o E dan lokasi H dengan ketinggian 312 m berada N
50o W dari G dengan jarak 222 m. Tentukan jurusan dan kemiringan
bidang sesungguhnya. (rekonstruksikan cara1 dan cara 2 serta
diagram blok)

Anda mungkin juga menyukai