Anda di halaman 1dari 21

MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR

BIDANG DARI DATA DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU


(Laporan Praktikum Geologi Struktur)

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi
2215051063

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISTEK DAN


TEKNOLOGI
LABORATORIUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Geologi Stuktur

Tanggal Praktikum : 09 Maret 2023

Tempat Praktikum : Laboratorium Petrologi Teknik Geofisika

Nama : Fadsyah Muhammad Arbi

NPM : 2215051063

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (Empat)

Bandar Lampung, 15 Maret 2023


Mengetahui,
Asisten

Ramot Efraim Frederick Togatorop


NPM 2015051039

i
MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR BIDANG
DARI DATA DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi

ABSTRAK

Praktikum Geologi Struktur kali ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2023
secara offline di Laboratorium Petrologi, Gedung Jurusan Teknik Geofisika,
Universitas Lampung. Pada praktikum, membahas cara menentukan jurus dan
kemiringan struktur bidang dari dua buah kemiringan semu. Dalam menentukan
jurus dan kemiringan terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dalam
penentuannya. Beberapa istilah-istilah tersebut di antaranya yaitu arah (bearing),
azimuth, true dip (kemiringan sebenarnya), apparent dip (kemiringan semu) dan
jurus perlapisan (strike). Praktikum ini bertujuan agar praktikan diharapkan
dapat mengetahui istilah-istilah penting yang sering digunakan dalam pengukuran
geometri dari singkapan, praktikan dapat menggambarkan rekonstruksi dari data-
data hasil pengukuran geometri dari singkapan, dan praktikan diharapkan dapat
mengetahui data-data yang harus ada dalam penentuan kemiringan sebenarnya.
Adapun metode untuk menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua
buah kemiringan semu ini dilakukan dengan cara menggambar langsung variable
data yang telah diketahui pada kertas millimeter blok dengan menggunakan busur
dan penggaris sebagai penunjang pekerjaan. Adapun data-data yang harus ada
dalam penentuan true dip yaitu letak dn ketinggian pengukuran, arah sayatan
tegak dimana apparent dip diukur, dan besar kemiringan semu.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..................................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan......................................................................................4
B. Diagram Alir.........................................................................................5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan..................................................................................6
B. Pembahasan...........................................................................................6

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis..............................................................................................4
Gambar 2. Milimeter Block....................................................................................4
Gambar 3. Modul Praktikum Geologi Struktur......................................................4
Gambar 4. Diagram Alir.........................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu singkapan struktur geologi yang ada apalagi sebuah struktur
yang telah mengalami deformasi sehingga dapat menyebabkan sebuah
struktur dapat berubah secara bentuk. Dalam strukttur tersebut juga terdapat
adanya sebuah jurus dan juga kemiringan yang memengaruhi bentuk dari
adanya sebuah struktur. Jurus (strike) adalah arah garis sejajar yang
dibentuk oleh perpotongan bidang horizontal dan bidang horizontal, jurus
dapat dilihat dari utara. Jurus juga dapat dijadikan sebagai orientasi garis
horizontal pada bidang miring, atau arah garis yang dibentuk oleh
perpotongan bidang miring dan bidang horizontal. tanda hubung juga dapat
diartikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada sebuah struktur
planar. Garis putus-putus dari struktur datar dapat dibayangkan sebagai
perpotongan bidang horizontal imajiner dan struktur datar.

Sedangkan untuk true dip juga merupakan kemiringan maksimum bidang


miring, atau sudut antara bidang horizontal dan bidang miring, diukur dalam
arah tegak lurus terhadap suatu jurus. Bidang miring juga memiliki
kemiringan yang nyata, yaitu. kemiringan bidang miring tidak diukur tegak
lurus terhadap suatu jurus. Tetapi apabila dip diukur tidak tegak luurus
terhadap suatu jurus maka hal tersebut disebut dengan apparent dip.
Kemiringan semu atau apperemt dip adalah nama untuk setiap penurunan
yang diukur dalam bidang vertikal yang tidak tegak lurus dengan garis strip

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum “Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur
Bidang Dari Dua Buah Kemiringan Semu” yaitu sebagai berikut.
1. Praktikan diharapkan dapat mengetahui istilah-istilah penting yang
sering digunakan dalam pengukuran geometri dari singkapan
2. Praktikan dapat menggambarkan rekonstruksi dari data-data hasil
pengukuran geometri dari singkapan
3. Praktikan diharapkan dapat mengetahui data-data yang harus ada dalam
penentuan kemiringan sebenarnya.
3

II. TEORI DASAR

Jurus atau strike adalah arah garis yang terbentuk dari perpotongan antara bidang
planar dengan bidang horizontal. Jurus atau strike ditinjau atau diukur dari arah
utara. Sedangkan kemiringan atau dip adalah sudut atau derajat yang terbentuk
antara bidang planar dengan bidang horizontal. Kemiringan atau dip memiliki
arah yang tegak lurus terhadap garis kemiringan atau strike. Bidang planar adakah
bidang yang memiliki bentuk relatif lurus, misalnya adalah bidang perlapisan,
bidang kekar, dan lain-lain (Wahyuni, Ayusari dkk, 2019).

Dalam bahasa Indonesia strike adalah jurus, yaitu garis potong antara bidang
perlapisan dengan bidang horizontal. Jurus atau strike menggambarkan objek
yang sama dengan dua informasi sekaligus, yaitu garis potong antara lapisan
batuan dengan bidang horizontal dan arah garis potong tersebut atau dikenal
dengan jurusnya. Strike merupakan arah perlapisan yang dinyatakan dalam
besarnya sudut relatif terhadap arah utara. Sedangkan kemiringan atau dip adalah
sudut yang dibentuk oleh bidang perlapisan dengan bidang horizontal, kemiringan
atau dip terbagi menjadi dua yaitu true dip dan apparent dip (Hariyanto, Irawan,
Moehammadi & Soedarti, 2018).

Jurus atau strike dan kemiringan atau dip merupakan parameter yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis sesar. Jurus atau strike adalah parameter sesar
yang merupakan garis arah bidang sesar yang diukur dari arah utara ke arah timur
dengan besar berkisar 0˚-360˚. Sedangkan kemiringan atau dip adalah sudut yang
dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang horizontal. Kemiringan atau dip diukur
atau dihitung pada bidang vertikal yang arahnya tegak lurus jurus patahan atau
sesar dengan besar berkisar 0˚≤ δ ≤ 90˚. Selain strike dan dip, parameter sesar
lainnya adalah rake atau slip yang merupakan sudut pergerakan hanging-wall
terhadap strike, rake bernilai postif untuk sesar naik dan bernilai negatif untuk
sesar turun (Rusmilawati, Djayus, Lepong & Hendrwanto, 2019).

Jurus dan kemiringan suatu perlapisan atau batuan dapat digunakan untuk
menentukan jenis lipatan. Jenis lipatan dapat ditentukan berdasarkan arah dari
jurus (strike) dan kemiringan (dip) lapisan batuan. Jurus atau strike perlapisan
3

batuan adalah arah suatu garis yang dibentuk oleh perpotongan antara lapisan
batuan
3

dengan suatu bidang datar hayal. Arah garis tersebut disebut bearing, yang
merupakan sudut antara arah utara sebenarnya dengan garis tersebut (Franto,
2020).

Strike atau jurus adalah garis imajiner yang memiliki arah mata angina tau
kompas untuk pembangunan setiap sedimen berda atau pada titik kesalahan yang
terletak pada garis elevasi setara hingga arah kompas menunjuknya sebagai
bantalan. Sedangkan dip atau kemiringan merupakan garisan imajiner yang
berperan pada pembangunan ketika proses turun dari lereng sedimen berda atau
fault dip pada posisi tegak lurus menghadap arah strike. Strike dan dip biasanya
dinyatakan dalam bentuk derajat atau sudut kemiringan atau bantalan yang
mengalami pengukuran mulai dari bagian horizontal. Sudut dip yang digunakan
biasanya tidak lebih dari 90˚ (Asmaranto, Runi dkk, 2021).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Kertas Milimeter Block

Gambar 3. Modul Praktikum Geologi Struktur


5

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram alir
berikut.

Mulai

Menyiapkan Alat dan Bahan

Melakukan Studi Literatur Cara Menentukan


Jurus dan Kemiringan Struktur Bidang

Menyiapkan Data-Data yang Harus Ada Dalam


Penentuan True Dip

Menggambar Data-Data yang Sudah Ada Pada


Millimeter Block

Hasil Pengamatan

Selesai

Gambar 4. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan praktikum menentukan jurus dan kemiringan
struktur bidang dari dua buah kemiringan semu terlampir pada lembar
lampiran.

B. Pembahasan
Praktikum Geologi Struktur kali ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2023
secara offline di Laboratorium Petrologi, Gedung Teknik Geofisika, yang
mana praktikum membahas tentang cara menetukan jurus dan kemiringan
struktur bidang dari dua buah kemiringan semu. Sebelum dimulainya proses
praktikum, para praktikan akan diuji kemampuan dan pemahamannya terlebih
dahulu mengenai bab yang akan dibahas pada praktikum dengan metode
pretest. Pretest dinyatakan lulus jika praktikan memenuhi nilai standar yang
telah ditentukan dan disepakati, yaitu 75. Praktikan yang belum dinyatakan
lulus akan diberikan tugas tersendiri atau melakukan postest pada saat akhir
praktikum. Setelah dilakukan uji pemahaman awal, barulah praktikan
memasuki kegiatan inti dari praktikum. Selanjutnya, asisten praktikan
memberikan materi sekaligus menjelaskan dan mempraktekkan bagaimana
cara menggambar cara menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari
data dua buah kemiringan semu. Praktikan mendengarkan, menyimak, dan
menggambarkannya kembali di atas kertas milimiter blok yang telah
disiapkan dengan menggunakan alat tulis serta busur dan penggaris sebagai
alat penunjangnya.

Dalam menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu arah
(bearing), azimuth, true dip (kemiringan sebenarnya), apparent dip
(kemiringan semu) dan jurus perlapisan (strike). Arah (bearing) adalah
sudut horizontal antara garis dengan arah koordinat tertentu, biasanya utara
atau selatan. Azimuth adalah arah diukur dari utara searah jarum jam dari
arah utara.
7

True dip (kemiringan sebenarnya) adalah sudut kemiringan terbesar yang


terbentuk oleh suatu bidang datar, diukur tegak lurus terhadap perpotongan
bidang. Apparent dip (kemiringan semu) adalah sudut yang terbentuk antara
suatu bidang dengan bidang horizontal yang diukur tidak tegak lurus terhadap
perpotongan bidang. Jurus (strike) adalah garis miring yang terbentuk oleh
bidang miring dengan bidang horizontal.

True dip (kemiringan sebenarnya) adalah sudut kemiringan terbesar yang


terbentuk oleh suatu bidang datar, diukur tegak lurus terhadap perpotongan
bidang. Sedangkan Apparent dip (kemiringan semu) adalah sudut yang
terbentuk antara suatu bidang dengan bidang horizontal namun, diukur tidak
tegak lurus terhadap perpotongan bidang. Dalam prakteknya di lapangan,
True dip dan apparent dip adalah dua istilah yang digunakan dalam geologi
untuk menggambarkan kemiringan atau kecondongan lapisan batuan.True dip
adalah kemiringan sebenarnya dari lapisan batuan jika dilihat dari arah
vertikal. Ini dapat dihitung dengan menggunakan data struktur geologi yang
dikumpulkan dari pengamatan di lapangan, seperti pengukuran
kecenderungan lapisan batuan dan orientasi struktur geologi
lainnya.Sementara, apparent dip adalah kemiringan lapisan batuan jika dilihat
dari sudut pandang lain, seperti dari sisi miring atau miring. Apparent dip
dapat dihitung dengan menggunakan rumus trigonometri dan pengamatan
pada permukaan lapisan batuan. Perbedaan utama antara true dip dan
apparent dip adalah bahwa true dip adalah kemiringan sebenarnya dari
lapisan batuan, sedangkan apparent dip adalah kemiringan yang terlihat dari
sudut pandang yang berbeda. Karena itu, apparent dip dapat berbeda dari
true dip tergantung pada sudut pandang pengamat.

Pada akhir praktikum, praktikan diberi tugas praktikum berupa menentukan


kemiringan sebenarnya (true dip) berdasarkan data-data yang sudah
ditentukan. Adapun pada tugas, data-data yang telah diketahui adalah besar
jurus 160° dan kemiringan semunya 260°=35° yang dimana data-data yang
telah diketahui itu dibuat pada kertas millimeter block. Langkah pertama
yang saya lakukan, yaitu membuat garis kartesius yang mana nantinya data
besar jurus dan kemiringan semu yang sudah ditentukan dibuat di bidang
kartesius tersebut. Selanjutnya beri nama titik tengah (0,0) pada bidang
kartesius (misalkan A). Selanjutnya, buat garis jurus yang telah ditentukan,
yaitu 160° pada kertas millimeter block serta gambar juga garis di seberang
sisi kartesiusnya dengan N 160° W dan jangan lupa memberi nama garis
tersebut (misalkan PQ). Selanjutnya gambar garis kemiringan semu dengan
3

sudut 260° di bidang kartesius dan beri nama garis (misalkan f1). Buat juga
garis dengan
nama garisnya (misalkan N) dengan sudut 35° menuju arah barat. Kemudian
buat garis tegak lurus terhadap garis PQ tadi di kuadran 3 bidang kartesius
dan beri nama garis tersebut (misalkan f2). Langkah selanjutnya beri garis
jarak antara f1 dan f2 (misalkan 1 cm). Langkah buat pula garis jarak antara
garis N dengan garis f1 dan beri nama masing-masing titik ujung garis D
dengan D`. Kemudian buat proyeksi garis dari PQ denganj syarat menyentuh
titik D` dan beri nama garis proyeksi tersebut (misalkan XY). Lalu dari garis
proyeksi yang sudah dibuat perhatiak titik yang bersentuhan dengan garis f2
lalu beri nama (misalkan C). Setelah itu, kita bisa melihat true dip
(kemiringan sebenarnya) yang mana true dip terletak pada sudut yang
dibentuk antara f1 dan f2, yang mana dari hasil pengukuran didapatkan true
dipnya sebesar 10°. Sehingga dapat ditentukan kedudukan bidang tersebut
adalah S 160° W/10°
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum geologi struktur yang telah dilakukan, maka didapatlah
kesimpulan dari hasil praktikum, yaitu sebagai berikut.
1. Dalam menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semua terdapat beberapa istilah yang digunakan sebagai
petunjuka untuk menyelesaikan penentuan tersebut seperti apperent dip,
true dip, strike, bearing, azimuth, dan lain sebagainya
2. Penggambaran rekonstruksi dari data-data yang kami dapatkan digambarkan
melalui proses proyeksi dimana mengubah bentuk sesungguhnya kedalam
bentuk dua dimensi yang mana penggambaran tersebut dilakukan dengan
menggunakan kertas milimeter block yang berfungsi untuk memudahkan
kita dalam memroyeksikan suatu struktur.
3. Terdapat tiga pokok data yang harus ada dalam penentuan true dip. Data
mengenai letak dan ketinggian pengukuran, arah sayatan tegan dimana
kemiringan semu diukur, dan yang terakhir adalah besar bilai dari sebuah
kemiringan semu.
DAFTAR PUSTAKA

Asmaranto, R., Lufira, R.D., Prasetyorini, L., Chandrasasi, D., Hidayat, M. N. &
Asterina, Y. (2021). Geologi Teknik dan Pendugaan Geofisika Bidang
Sumber Daya Air. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Franto. (2020). Metode Pemetaan Potensi Mineralisasi Timah Primer dengan


Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Surabaya: Scopindo
Media Pustaka.

Hariyanto, S., Irawan, B., Mochammadi, N. & Soedarti, T. (2018). Lingkungan


Abiotik Jilid II: Mineral, Batuan, Gempa, Tanah, dan Iklim. Surabaya:
Airlangga University Press.

Rusmilawati, D., Djayus, Lepong, P. & Hendrawanto, B. (2019). Studi


Mekanisme Sumber Gempa Bumi Di Wilayah Kalimantan Berdasarkan
Gerak Awal Gelombang P. Jurnal Geosains Kutai Basin Volume 2 Nomor
2, Agustus 2019, 1-9.

Wahyuni, A., Fuadi, N., Zelviani, S., Ayu, D., Aminah, Azyurah, Z. & Nur, F.
(2019). Pengukuran Strike dan Dip Di Desa Pasaelo' Kecamatan Mallawa
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. JFT Volume 6 Nomor 1, Juni 2019,
89-93.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tugas Praktikum

Gambar 1. Tugas Praktikum Menentukan Jurus dan Kemiringan Struktur Bidang


dari Dua Buah Kemiringan Semu
Lampiran 2
Hasil Praktikum

Gambar 2. Hasil Praktikum Menentukan Jurus dan Kemiringan Struktur Bidang


dari Dua Buah Kemiringan Semu
Lampiran 3
Hasil Pretest

Gambar 3. Bukti Hasil Pretest; Bab 2 Menentukan Jurus dan Kemiringan


Struktur Bidan dari Dua buah Kemiringan Semu

Anda mungkin juga menyukai