Anda di halaman 1dari 82

GEOLOGI STRUKTUR

(TEG612104 )

Billings, M.P., 1973, Structural Geology, Prentice Hall, Japan.


Davis, G.H., and Reynolds, S.J., 1984, Structural Geology of Rocks and Regions, John Wiley & Sons, Canada.
Pluijm, B.A.V.D., and Marshak, S., 2004, Earth Structure: An Introduction to Structural Geology and Tectonics, W.W.Norton &
Company, London.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
PERHATIAN!

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
KONTEN
1. Pendahuluan
2. Struktur Primer dan Non-Tektonik
3. Gaya dan Hubungannya dengan Sifat-sifat Batuan
4. Kekar (Joints)
5. UTS
6. Sesar (Faults)
7. Deformasi Ductile
8. Lipatan
9. Cleavage, Foliasi, dan Lineasi
10. Tekstur dan Transposisi pada Zona Shear Ductile
11. Geologi Indonesia
12. UAS
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
1. Pendahuluan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

Sketch by Leonardo da Vinci showing details of folded strata in the mountains of


Italy (ca. 1500 AD).

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan
• Nicholas Steno (1631-1686), melihat perlapisan batuan pada suatu
singkapan tidak horisontal, dan dia berspekulasi bahwa lapisan tersebut
dingeharuhi oleh sesuatu sehingga berubah pada posisi awal. Pada saat
itu juga Steno membuat prinsip yang biasa kita dengar “principle of
original horizontality”.
• James Hutton (1726-1797), mengusulkan konsep “uniformitarianism”
dan menjelaskan tentang suatu “ketidakselarasan”.
• James Hall (1811-1898), menemukan lapisan berumur Paleozoik di
Pegunungan Appalachian, Amerika Utara lebih tebal dari lapisan yang
sama pada batas benua. Penemuan tersebut menghasilkan teori
“geosinklin”.
• Alfred Wagener (1898-1965), teori apungan benua.
• Arthur Holmes (1898-1965), model konveksi mantel.
• Harry Hess (1906-1969), pergerakan lantai samudera yang merupakan
cikal bakal terbentuknya “teori lempeng tektonik”.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

a) Fault-bend-fold viewed along


NNW-SSE section within Tethyan
Himalayan succession.
.
a)

b) Folded migmatitic rock,


Maithon, West Bengal, India. b)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

(a) Full section and (b) zoomed into an excellent outcrop-scale example of an “out-of-
syncline” fold accommodation fault (Mitra, 2002; Deng et al., 2013), Triassic limestones, Spiti
valley, near Losar village, Himachal Pradesh, India.
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan
• Struktur geologi, adalah suatu fitur geometris di batuan yang dapat di
deskripsikan dari bentuk, pola, dan distribusinya.
• Klasifikasi berdasarkan geometri,
• Planar (atau sub-planar) surface
• Curviplanar surface
• Linear feature
• Klasifikasi berdasarkan signifikansi geologi,
• Primer
• Local density-inversion driven
• Local gravity driven
• Fluid-pressure driven
• Tektonik
• Klasifikasi berdasarkan mekanisme deformasi,
• Rekahan
• Frictional sliding
• Plasticity
• Diffusion

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan
• Klasifikasi berdasarkan mesoscopic cohesive-ness selama deformasi,
• Brittle
• Ductile
• Brittle/ductile
• Klasifikasi berdasarkan signifikansi regangan,
• Kompresi
• Ekstensi
• Strike-slip
• Klasifikasi berdasarkan persebaran suatu deformasi,
• Kontinyu
• Penetrative
• Lokal
• Diskrit

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan
• Stress adalah sesuatu yang berkaitan dengan penekanan dan
penarikan, sedangkan strain dan deformasi adalah sesuatu yang
berkaitan dengan pelengkungan, pematahan, dan peregangan.
• Deformasi merupakan perubahan bentuk, posisi, atau orientasi suatu
material (benda) yang dihasilkan oleh adanya tekanan diferensial
(tekanan dimana tidak seragam ke segala arah).
• Deformasi terbagi menjadi 3 komponen, 1) rotasi, berputarnya suatu
benda pada sumbu tertentu, 2) transalasi, perubahan posisi suatu
benda, 3) regangan, distorsi atau perubahan bentuk suatu benda.

DEFORMASI

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

SRUCTURAL GEOLOGY: the branch of


geology that deals with the form,
arrangement, and internal structure of
the rocks, and especially with description,
representation, and analysis of structures,
chiefly on moderate to small scale.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan
HOMOGENOUS and INHOMOGENEOUS
MATERS

CONTINUOUS and DISCONTINUOUS


MATERS

SKALA SKALA SKALA SKALA SKALA

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Pendahuluan

(a) Attitude of a plane: dip, dip direction, and strike. The dip of plane ABCD is given by the angle
α, while line GH represents the dip direction. the general direction of dip must also be
included (e.g., 090°/45° N).
(b) Attitude of a line: plunge, plunge direction, and pitch. The plunge of line EF is the angle β,
which is measured from the horizontal (line EG) in an imaginary vertical plane that contains
both line EF and line EG; line EG is called the plunge direction. The attitude of line EF, using
plunge and direction of plunge, is given by 30°/315°. The pitch (angle γ) is the angle that line
EF makes with the horizontal (strike) of a plane (here: plane ABCD) containing the line. Note
that when the pitch of a line is recorded, the attitude of the reference plane must be given, as
well as the side from which the pitch angle is measured (here: 000°/45°, 40° W).

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
2. Struktur Non-Tektonik

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik
• Struktur Geologi sebagian besar bahasannya akan mengacu pada
struktur tektonik, yang artinya bahwa struktur tersebut terbentuk dari
hasil respon sautu gaya dari interaksi lempeng (seperti konvergen, kolisi,
strike-slip).
• Struktur Non-Tektonik, struktur yang terbentuk selama atau sesaat
setelah pengendapan suatu batuan dan tidak diakibatkan secara
langsung oleh interaksi lempeng.
• Contoh struktur non-tektonik yaitu, struktur sedimen, struktur garam,
struktur batuan beku dan impact structures.
• Secara umum struktur sedimen terbentuk oleh proses fisik, sebelum,
selama, dan sesudah sedimentasi. Sebagian kecil merupakan hasil
proses organik dan kimia.
• Struktur sedimen dapat membantu kita untuk menentukan arah arus
purba dan lingkungan pengendapan suatu batuan sedimen.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)

Perbedaan erosi pada permukaan perlapisan (bedding) di Formasi Wasatch,


Bryce Canyon (Utah).

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)
• Beberapa contoh struktur sedimen yaitu, graded beds dan cross beds,
surface markings, disrupted bedding, kontak keselarasan dan
ketidakselarasan, struktur kompaksi dan diagenesa, dan struktur
penecontemporaneous.
• Graded beds menampilkan penghalusan ukuran butir secara progresif
dari bawah ke atas. Contoh yang mudah yaitu pada endapan turbidit
atau biasa disebut sekuen Bouma.
• Cross beds memiliki kenampakan perlapisan berbentuk oblik.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)
• Suatu fenomena lingkungan lokal seperti hujan, kekeringan, arus traksi,
dan perpindahan organisme, yang berpengaruh pada permukaan suatu
sedimen terendapkan. Ketika suatu berkas yang tertinggal pada
sedimen belum terlitifaksi maka disebut surface markings.
• Disrupted bedding, perlapisan chaotic yang terdapat pada sebagian
batupasir dan lempung terkonsolidasi. Beberapa contohnya yaitu load
casts, sand volcanoes, dan calstic dikes.

mudcracks Load casts

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)

Disrupted bedding

Clastic dykes

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)
• Terdapat tiga tipe dasar kontak antara dua unit lapisan geologi, yaitu: 1)
kontak pengendapan, kontak dimana suatu lapisan sedimen yang
terendapkan di atas batuan yang telah ada; 2) kontak patahan, kontak
dimana dua unit patahan yang terjadi secara juxtaposed; dan 3) kontak
intrusive, kontak dimana suatu tubuh batuan yang memotong tubuh
batuan lainnya.
• Kontak pengendapan dibagi menjadi 2, yaitu: kontak keselarasan dan
kontak ketidakselarasan.
• Kontak keselarasan adalah kontak antara dua lapisan atau unit yang
tidak terdapat celah (gap) waktu yang signifikan. Sedangkan kontak
ketidakselarasan adalah kontak antara dua lapisan atau unit yang
memiliki celah (gap) waktu yang signifikan.
• Terdapat beberapa tipe ketidakselarasan, yaitu: disconformity, angular
unconformity, nonconformity, dan buttress unconformity.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)

Angular unconformity in the


Caledonides at Siccar Point (Scotland).

(a) disconformity,
(b) angular unconformity,
(c) nonconformity,
(d) buttress unconformity.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur sedimen)

Penecontemporaneous folds in the Maranosa Arenaci (Italian Apennines)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur garam)
• Batu garam adalah batuan sedimen yang terbentuk dari presipitasi
mineral-mineral evaporite (seperti halite (NaCl) dan gypsum atau
anhydrite calcium sulfates).
• Endapan garam yang cukup tebal umumnya berada pada cekungan
passive-margin yang secara tektonik tidak aktif.
• Halokinesis merupakan istilah suatu deformasi yang terjadi pada
endapan garam ketika pergerakan tersebut hanya diakibatkan oleh
grafitasi dan tubuh endapan garam yang dihasilkan disebut struktur
garam.
• Halokinesis terjadi karena beberapa faktor, yaitu: 1) terjadinya suatu
density inversion, 2) differential loading, dan 3) kehadirannya suatu
lereng (slope) di dasar lapisan endapan garam.
• Density inversion merupakan kondisi yang tidak stabil yang
dikarenakan endapan garam memiliki positive buoyancy.
• Positive buoyancy merupakan gaya grafitasi dari suatu materi yang
memiliki densitas lebih rendah mencoba untuk naik ke materi yang
memiliki densitas lebih tinggi, sehingga mengurangi energi potensial
gravitasi keseluruhan sistem.
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur garam)

Sequence in (a) shows structures rising from line sources, whereas structures
in (b) originate from point sources.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur garam)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur batuan beku)

Pillow basalt from the Point Sal Ophiolite,


California (USA).

Types of sheet intrusions around a volcano.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur batuan beku)
Columnar jointing at Devil’s Postpile,
California (USA); (a) side view, (b) top view

A migmatite
from the North
Cascades
(Washington
State, USA)
showing
complex
folding and
disruption

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Struktur Non-Tektonik (struktur impact)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
3. Gaya dan Hubungannya
dengan Sifat-sifat Batuan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Gaya dan Tekanan
• Gaya adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda
bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah,
maupun konstruksi geometris.

F = m.a
Dimana :
F : gaya (N atau dn)
m : massa (kg atau g)
a : percepatan (m/s2 atau cm/s2)

σ : Tekanan dengan satuan pascal ( Sigma )


F : Gaya dengan satuan newton ( Gaya )
A : Luas permukaan dengan satuan m2 ( Area )

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Gaya dan Tekanan
• Satuan-satuan Tekanan dan variasi konversinya

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Gaya dan Tekanan
• Gambar (a) merupakan contoh tekanan hidrostatik dan (b) tekanan
triaxial dimana σ1 adalah tekanan maksimum, σ2 adalah tekanan
intermediet, dan σ3 adalah tekanan minimum.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Gaya dan Tekanan

World Stress Map showing orientations of the maximum horizontal stress superimposed on
topography

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi dan Regangan
• Deformasi merupakan perubahan bentuk, posisi, atau orientasi suatu
material (benda) yang dihasilkan oleh adanya tekanan diferensial
(tekanan dimana tidak seragam ke segala arah).
• Perubahan tersebut termasuk translasi (perubahan dari satu tempat ke
tempat lain), rotasi (berputarnya suatu benda pada titik sumbu), dan
distorsi (perubahan bentuk).

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi dan Regangan
• Regangan (strain) adalah penjelasan dari suatu benda yang terdistorsi
karena diterapkan suatu gaya. Pengukuran regangan yang dihasilkan
dari perbandingan antara sebelum dan sesudah terjadinya suatu
regangan disebut finite strains (strain path).

The finite strains, Xf and Yf, in (a) and (b) are the same, but the strain path by
which each was reached is different.
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Deformasi dan Regangan

Non-coaxial or simple shear (a) and coaxial pure shear (b) strain.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi dan Regangan

Changes in markers of various shapes under (a) homogeneous strain, (b)


coaxial, constant volume strain, and (c) noncoaxial, constant volume strain.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Rheology

• Contoh, jika regangan finite longitudinal 30% (|e| = 0.3) diperoleh secara
penelitian selama satu jam (3600 s), maka strain rate nya adalah
0.3/3600 = 8.3 x 10^-5/s.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Tahap-tahap Deformasi
• Jika suatu benda (batuan) diterapkan suatu gaya, umumnya
melewati beberapa tahapan deformasi.
• Pertama, deformasi elastis, dimana ketika tekanan
dihilangkan maka batuan tersebut kembali ke bentuk dan
ukuran sebelumnya.
• Jika tekanan melebihi batas elastis, maka terjadi deformasi
yang kedua yaitu deformasi plastis.
• Pada deformasi plastis, hanya sebagian tubuh batuan akan
kembali ke bentuk semula ketika tekanan dihilangkan.
• Ketika tekanan terus ditambah, kemudian terbentuk suatu
rekahan dan batuan tersebut patah maka disebut sebagai
deformasi brittle. Sedangkan deformasi plastis dan elastis
termasuk ke dalam deformasi ductile.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Tahap-tahap Deformasi

Stress-strain diagram

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Elastisitas Batuan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Elastisitas Batuan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Elastisitas Batuan

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Faktor Pengontrol Kelakuan Batuan
• Terdapat beberapa faktor penting yang mengontrol kelakuan batuan,
yaitu confining pressure, temperatur, waktu, dan larutan.

Compression stress–strain curves of Solnhofen limestone at various confining


pressures (indicated in MPa) and the effect of changing the confining
pressure on various rock types.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Faktor Pengontrol Kelakuan Batuan

Compression stress–strain curves of Solnhofen limestone at various


temperatures (indicated in °C) and the effect of temperature changes on the
compressive strength of some rocks and minerals.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Faktor Pengontrol Kelakuan Batuan

The effect of water content on the behavior of natural quartz. Dry and wet refer
to low and high water content, respectively.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Faktor Pengontrol Kelakuan Batuan

Representative stress–strain curves of brittle (A and B), brittle-ductile (C), and


ductile behavior (D–F).
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Rheologi

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi Brittle
• Deformasi brittle adalah suatu perubahan permanen pada benda padat
yang terdapat rekahan dan/atau terdapat pergeseran yang akan
menimbulkan suatu rekahan.

A geologist measuring fractures in an outcrop, near Tuross Point on the


southeastern coast of Australia.
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Deformasi Brittle
• Deformasi brittle adalah suatu perubahan permanen pada benda padat
yang terdapat rekahan dan/atau terdapat pergeseran yang akan
menimbulkan suatu rekahan.

Types of brittle deformation. (a) Orientation of the remote principal stress


directions with respect to an intact rock body. (b) A tensile crack, forming parallel
to σ1 and perpendicular to σ3 (which may be tensile). (c) A shear fracture, forming
at an angle of about 30° to the σ1 direction.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi Brittle

Fracture formation. (a) Stress–strain plot (differential stress versus axial


shortening) showing the stages (I–IV) in a confined compression experiment.
The labels indicate the process that accounts for the slope of the curve. (b) The
changes in volume accompanying the axial shortening illustrate the
phenomenon of dilatancy; left of the dashed line, the sample volume
decreases, whereas to the right of the dashed line the sample volume increases.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Deformasi Brittle

(c) Pre-deformation state, showing open Griffith cracks. (d) Compression begins
and volume decreases due to crack closure. (e) Crack propagation and dilatancy
(volume increase). (f) Merging of cracks along the future throughgoing shear
fracture, followed by loss of cohesion of the sample (mesoscopic failure).

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
4. Kekar (Joint)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Kekar adalah rekahan yang terjadi secara alami, unfilled,
baik dalam bentuk planar ataupun curviplanar dan
diakibatkan oleh proses tarikan (tensional) pada suatu
batuan.
• Berdasarkan arahnya, kekar terbagi menjadi 2, yaitu
systematic dan non-systematic.
• Kekar systematic adalah kekar planar yang terbentuk
secara paralel dan secara rata-rata memiliki jarak yang
sama antara yang satu dengan yang lainnya.
• Kekar non-systematic adalah kekar non-planar yang
memiliki jarak tidak beraturan.
• Biasanya pada suatu singkapan, kedua kekar tersebut akan
didapatkan secara bersamaan.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Air photo of regional joints in


sandstone near Arches National Park, Utah (USA). Note the Colorado River for scale.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

(a) Three sets of systematic joints


controlling erosion in Cambrian sandstone
(Kangaroo Island, Australia).
(b) Block diagram showing occurrence of
both systematic and nonsystematic joints
in a body of rock.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Joint set adalah kumpulan dari beberapa sytematic joint.
• Sedangkan dua atau lebih join set yang berpotongan dengan besar
sudut yang hampir sama disebut joint system dan sudut antara dua
joint set pada suatu joint system disebut sebagai dihedral angle.
• Jika dua joint set tersebut memiliki sudut yang tegak lurus (dihedral
angle nya sekitar 90 derajat), maka disebut orthogonal system dan jika
memiliki dihedral angle kurang dari 90 derajat (sekitar 30-60 derajat)
disebut sebagai conjugate system.
• mayoritas geologis menggunakan istilah “orthogonal” dan “conjugate”
untuk melihat sepasang joint set yang terbentuk dalam waktu yang
sama.
• Pada suatu joint system, terdapat satu set yang relatif lebih panjang dan
memotong suatu singkapan yang disebut master joint dan set yang
lainnya relatif pendek dan kekar tersebut berhenti pada kekar yang lebih
panjang yang disebut cross joint.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Baik orthogonal maupun conjugate system dapat terbentuk
pada suatu lapisan yang terlipatkan.
• Istilah strike-parallel joints digunakan untuk kekar yang
paralel dengan strike dari perlapisan dan cross-strike joint
untuk kekar yang memiliki sudut sekitar 60-90 derajat
terhadap strike perlapisan secara regional.
• Batuan intrusif dan metamorf yang memiliki schistosity yang
lemah (seperti granit dan migmatik gneiss), umumnya
terdapat suatu kekar yang terbentuk paralel terhadap
topografi permukaan yang disebut sebagai sheeting joints
atau exfolation joints.
• Columnar joints (kekar kolom) merupakan kekar yang
terbentuk pada batuan beku intrusif dangkal (dike dan sill)
dan membentuk suatu kolom yang memiliki bentuk
heksagonal.
T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA
rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Sheeting joints (or exfoliation) in granite of


the Sierra Nevada.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Suatu kekar non-parallel yang berpotongan antara yang
satu dengan yang lainnya memiliki informasi umur dari
kekar-kekar tersebut.
• Sebagai contoh, jika kekar A memotong kekar B, maka
kekar A lebih muda daripada kekar B, karena berdasarkan
hukum potong memotong (cross-cutting) yaitu batuan yang
memotong merupakan batuan yang lebih muda daripada
yang dipotong.
• Kekar akan terbentuk tegak lurus terhadap σ3 lokal dan
berarah sejajar terhadap σ1.
• Joints spacing merupakan jarak rata-rata antar kekar dan
diukur tegak lurus terhadap kekar.
• Joint spacing berkaitan erat terhadap empat parameter,
yaitu: ketebalan, stiffness, tensile strength, regangan.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

The concept of stress shadows around joints. The heavy vertical lines are joints;
dm refers to the average spacing between joints. (a) Block diagram illustrating stress
shadow (shaded area) around each joint. Note how stress is transmitted across regions
that are unfractured in the third dimension. Stresses are also exerted by tractions at
bedding contacts. (b) Thin bedded sequence, containing joints with narrow stress
shadows, so that the joints are closely spaced. (c) Thick bedded sequence, containing
joints with wide stress shadows, so that the joints are widely spaced.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Cross-sectional sketch illustrating a multilayer that is composed of


rocks with different values of Young’s modulus. The stiffer layers
(dolomite) develop more closely spaced joints.

• Karena joint spacing tergantung pada ketebalan lapisan dan


litologi, maka joint spacing bervariasi dari lapisan satu ke
lapisan lainnya.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Beberapa pertanyaan yang muncul pada saat kita akan
mempelajari kekar di lapangan.
1. Systematic atau non-systematic?
2. Bagaimana orientasi dari joint set?
3. Bagaimana hubungan antara joint set yang satu dengan
yang lainnya berdasarkan hukum cross-cutting dan
bentuk geometrinya?
4. Bagaimana dimensi dari kekar?
5. Berapa joint spacing?
6. Bagaimana hubungannya distribusi kekar dengan litologi?
7. Apakah kekar terkoneksi atau tidak?
8. Bagaimana hubungannya kekar dengan struktur lainnya?

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Terdapat dua cara mendasar yang digunakan untuk
mengukur orientasi, spasi, dan intensitas kekar di lapangan,
yaitu metode inventory dan seleksi.
• Pada metode inventory, kita menentukan kekar yang
representatif secara regional dan mengukur semua kekar
tersebut.
• Dengan cara membuat lingkaran atau kotak pada singkapan
dan mengukur semua kekar yang berada di dalamnya.
• Metode ini penting ketika ingin menentukan fracture density
atau data kekar secara statistik.
• Metode ini dapat memberikan orientasi kekar dominan
berdasarkan metode statistik.
• Kendalanya ada pada jumlah data yang cukup banyak,
khususnya kekar non-systematic.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)
• Sehingga metode seleksi merupakan pendekatan yang lebih
mudah.
• Pada metode ini, kita memilih atau menseleksi kekar yang
ada khususnya yang dominan.
• Lalu mengukur beberapa kekar yang representatif pada tiap
set dan mengukur spasi antara kedua set kekar tersebut.
• Diagram statistik menampilkan berbagai macam arah kekar
secara regional dan kita dapat menentukan orientasi
dominan berdasarkan arah-arah tersebut.
• Diagram statistik tersebut memiliki bentuk histogram dan
rose diagram.
• Secara umum, rose diagram lebih mudah dipahami
daripada histogram dalam menampilkan distribusi arah
kekar.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Ways of representing joint arrays. (a) Joint trajectory map. (b)


Frequency diagram (histogram). (c) Rose diagram.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Joint formation during unroofing. As the block of rock approaches the ground
surface, subsequent to the erosional removal of overburden, it expands in the
vertical direction and contracts in the horizontal direction.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kekar (Joint)

Two patterns of orthogonal joint systems. (a) Traces of joints


defining a ladder pattern. (b) Traces of joints defining a grid pattern.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

Vein arrays. (a) Planar array of veins.


(b) Stockwork array of veins. Vein fill is dark.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

(a) En echelon veins in the Lachlan Orogen (southeastern Australia). (b)


Formation of a simple en echelon array. (c) Formation of sigmoidal en echelon
veins, due to rotation of the older, central part of the veins, and the growth of new
vein material at ∼ 45° to the shear surface.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

Vein fill types. (a) Blocky vein fill. (b) Fibrous vein fill.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

Photomicrograph of fibrous calcite filling in tensile fractures. Width of view is ~3 cm.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Urat (Vein)

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017
Kelurusan (Lineanment)

Aerial photograph of the Duncan Lake area (Northwest Territories, Canada),


showing lineaments and structural control of topography. Scale is 1:14,500.

T. GEOFISIKA UNILA T. GEOFISIKA UNILA


rcw 2016 rcw 2017

Anda mungkin juga menyukai