Anda di halaman 1dari 34

Sabtu, 18 Mei 2019

IDENTIFIKASI ANOMALI MAGNETIK DI


D A E R A H P R O S P E K PA N A S B U M I G U N U N G
R I N D I N GA N U TA R A – U LU B E LU
TA N GGA M US
Fidella Rili Sya’amah (1615051012)
Ditha Arlinsky. Ar (1615051022)
Jakasura Leandro Tarigan (1615051030)
Satria Arya Utomo (1615051031)
Rahmat Luthfi (1615051038)
Ahfasy Kautsar Imam (1615051040)
Puteri Indriyanni Af (1615051042)
Clara Armiliany (1615051046)
Iis Ratna Sari (1615051047)
1

Outline

1. PENDAHULUAN 4. METODOLOGI PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. TEORI DASAR 6. KESIMPULAN DAN SARAN


2

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan
Latar Belakang
3

Pemanfaatan Daerah Panas Bumi


Panas Bumi Metode Magnetik
Lampung
4

Tujuan

 Mengidentifikasi anomali magnetik pada daerah


prospek panas bumi Gunung Rindingan Utara,
Tanggamus.
 Menganalisa lapisan bawah permukaan berdasarkan
model inversi 3D data magnetik.
 Sebagai studi perbadingan antara teori yang telah
diperoleh dalam pembelajaran di universitas dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
5

2. TINJAUAN PUSTAKA
6

Letak Daerah Penelitian


7
Teori Dasar
9

Metode Magnetik
Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran medan magnet bumi atau
geomagnet. Data intensitas medan magnet adalah data yang diukur yang diperoleh dari proses akuisisi data
dan kemudian pengolahan data dilakukan.
4. Metodologi Penelitian
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan

Alat dan Bahan

Diagram Alir Penelitian


11

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : 11 April – 15 April 2019


Tempat : Gunung Rindingan Utara, Ulubelu
Tanggamus
12

Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. GEMSYS GSM19-T
1. Software Ms. Word
2. Gps Handheld
3. Laptop 2. Software Surfer 10
3. Software Oasis Montaj
4. Data Primer

5. Data Penunjang
6. Peta Geologi Lokal dan Regional
Diagram Alir
Penelitian
5. Hasil dan Pembahasan

Pembahasan
Hasil dan
Pembahasan
16

1. Akuisisi Data
2. Peta Topografi Titik Pengukuran 17
3. Peta Anomali Magnetik Total 18
4. Peta Reduksi ke Bidang Datar 19
5. Peta Anomali Magnetik Regional 20
6. Peta Anomali Magnetik Residual 21
7. Peta Anomali Magnetik RTP 22
8. Model 3D Anomali Magnetik RTP 23
24

Kesimpulan
 Jumlah titik yang dicapai pada workshop ini sebanyak 29 titik
pengukuran dengan waktu 5 hari.
 Pada hasil peta kontur topografi, diperoleh daerah topografi rendah
yang ditandai dengan warna biru dengan ketinggian sebesar
1020.824 m, sedangkan daerah topografi paling tinggi ditandai
dengan warna merah muda dengan ketinggian sebesar 1275.888 m.
 Berdasarkan model sections 3D anomali magnetik reduksi ke kutub
terlihat anomali yang tinggi ditengah daerah penelitian yang
berwarna merah yang menggambarkan geometri dari batuan intrusi
 Berdasarkan model 3D anomali reduksi ke kutub dapat diidentifikasi
bahwa terdapat batuan intrusi di daerah penelitian yaitu jenis
batuan andesit basalt yang memiliki geometri seperti batholith.
25

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian secara berkala agar dapat mengetahui perubahan


nilai medan magnet dalam kurun waktu per bulan.
2. Diperlukan pencocokan data yang lebih akurat dengan data penelitian
sebelumnya agar dapat jelas mengidentifikasi batuan bawah permukaan.
26

Daftar Pustaka
Bemmelen, R.W. Van., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. 1 A, Government Printing
Office, The Hauge.
 
Blakely, R.J., 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge
University Press, New York

Butler, R.F., 1992. Paleomagnetism: Magnetic Domains to Geologic Terranes.University


of Arizona
 
Herman, Danny Z. 2010. Potensi Panas Bumi dan Pemikiran Konservasinya [Online]. Sub
Direktorat – DIM. Tersedia: http://www.dim.esdm.go.id [18 Juli 2010]
Hermawan, Agus., Nugrahaningsih, M., Sumamo., Mamoto., Subiyanto, F.X., Suhardi, S., 27

Wirawan., 2003. Peta Provinsi Lampung. Bakosurtanal. Bogor.


 
Kadir, W.G.A., 2000. Diktat Kuliah: Eksplorasi Gayaberat dan Magnetik. Jurusan Teknik
Geofisika Fakultas Ilmu KebumiandanTeknologi Mineral, ITB. Bandung.

Lindgren, W., 1922, Asuggestion for the terminology of certain mineral deposits,
Economic Geology, v. 17.
 
Reid,A. B., Allsop, J.M. Granser, H., Millett, A. J., and Somerton. I.W., 1990, Magnetic
Interpretation in Three Dimensions Using Euler Deconvolution: Geophysics, 55, 80-90

Reynolds, J.M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John


Wileyand Sons Inc., England.
28

Santoso,., dan Bagus Jaya. 2012. Interpretasi Metode Magnetik Untuk Penentuan
Struktur Bawah Permukaan Disekitar Gunung Kelud Kabupaten Kediri. Vol. 2 no.1.
Hal 8.
 
Saptadji, M, Nenny., 2009. Teknik Panas Bumi. Depatemen Teknik Perminyakan Fakultas
Teknologi Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung.
 
Saptadji, M, Nenny., 2001. Teknik Panasbumi. Departemen Teknik Perminyakan ITB,
Bandung.

Suharno., 2003. Geophysical, Geological and Paleohydrological Studies of the


Rendingan-Ulubelu-Waypanas (RUW) Geothermal System, Lampung, Indonesia. The
University of Auckland, Auckland.
29

Suharno., 2000. A Geological and Geophysical Study of The Ulubelu Geothermal Field in
Tanggamus, Lampung, Indonesia. The University of Auckland, Auckland.
 
Supriyanto. 2007. Analisis Data Geofisika: Memahami teori Inversi. Department Fisika
FMIPA UI: Depok.
 
Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff, R.E., 1990, Applied Geophysics, second edition,
Cambridge University Press, London.

Wahyuni, E.T., Triyono, S., dan Suherman, 2012, Penentuan Komposisi Kimia Abu
Vulkanik dari Erupsi Gunung Merapi, J. Manusia dan Lingkungan, 19 (2), 150- 159.
30

White, N.C., dan Hedenquist, J. W., 1991, Epithermal environment sand styles of
mineralization: variation sand their causes, and guide lines for exploration, J. Geochem.
Explore., 36:445-474.
 
White, N. C., dan Hedenquist, J. W., 1995, Epithermal gold deposits: Styles,
characteristics and exploration, SEG News letter, v. 23.
Lampiran
32
THANK YOU
for your attention

Anda mungkin juga menyukai