Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 5

Aplikasi Metode Magnetic


Dalam Eksplorasi Panas
Bumi
Anggota

01. 02. 03. 04. 05.


Nadia Syahrani Ridwan Hermina Saleky Moch. Bintang Dzikri Muhammad S. Gadholi Asrazul Ikhsan
201410041 201410056 201410007 201410038 201410025
OUTLINE

01
Pengertian Metode

02 03
Tujuan Metode Cara Kerja

04
Konsep Akuisisi/Sampling
Lapangan
OUTLINE

05
Hasil yang Didapat

06 07
Interpretasi Hasil Contoh Hasil Keluaran Aplikasi
Metode pada Lapangan Panas
Bumi yang Existing
Pengertian Metode
Pengertian Metode Magnetic

Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang


didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet
dipermukaan bumi. Metode magnetik umumnya digunakan untuk
mengetahui sifat magnetik batuan,serta untuk mengetahui struktur
geologi bawah permukaan berdasarkan anomaly medan magnetik.
Metode magnetik dan metode gaya berat memiliki banyak
kesamaan, namun metode magnetik secara general lebih
kompleks.
Tujuan Metode
Tujuan Metode Magnetic

Metode magnetik adalah satu diantara metode geofisika yang sering


digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas
bumi, batuan mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring)
gunung api. Metode ini mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi,
instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan
cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Metode
magnetik dapat digunakan untuk menentukan struktur geologi besar bawah
permukaan seperti sesar, lipatan, intrusi batuan beku atau kubah garam dan
reservoir geothermal.
Cara Kerja Metode Magnetic

Metode magnetik dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman dan struktur permukaan,
pengukuran dapat diperoleh dengan mudah untuk studi lokal dan regional. Metode
magnetik bekerja didasarkan pada pengukuran variasi kecil intensitas medan magnetik di
permukaan bumi. Variasi ini disebabkan oleh kontras sifat kemagnetan antar batuan di
dalam kerak bumi, sehingga menimbulkan medan magnet bumi yang tidak homogen, bisa
disebut juga sebagai suatu anomali magnetik.
Gaya magnetic sendiri adalah gaya tarik menarik atau tolak menolak pada dua muatan
magnetik. Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1785 menyatakan bahwa gaya
magnetik berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak antara dua muatan magnetik, yang
persamaannya mirip seperti hukum gaya gravitasi Newton.
Konsep Akuisisi /
Sampling Lapangan
Konsep Akuisisi / Sampling Lapangan

Pengambilan data meliputi dua macam yaitu pengambilan data


medan magnet total dengan menggunakan PPM dan pengambilan data
posisi titik awal dan akhir dengan menggunakan GPS. Tahapan
selanjutnya adalah pengambilan data langsung di lapangan yang meliputi :
1. Menentukan titik awal dan titik akhir yang akan digunakan sebagai base, dengan menggunakan
GPS kemudian pengukuran nilai medan magnet langsung menggunakan PPM dengan
mengarahkan sensor ke arah utara geografis.
2. Mencari titik pengukuran lain yang telah dibuat dalam desain survei dengan menggunakan
GPS kemudian melakukan pengukuran kembali seperti pada titik base. Dari pengukuran di
lapangan diperoleh data intensitas medan magnet total, yaitu dari pengukuran PPM.
3. Selanjutnya data anomali ini diolah dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di
bawah permukaan bumi. Proses pengolahan data dimulai dengan melakukan koreksi variasi
harian dan koreksi IGRF untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik. Selanjutnya, data
anomali medan magnetik tersebut dipetakan menggunakan software Surfer11 dalam bentuk
peta kontur. Pada peta kontur anomali medan magnetik ini kemudian dilakukan proses
kontinuasi ke atas menggunakan software MagPick. Selanjutnya, dilakukan proses reduksi ke
kutub dengan software yang sama.
Interpretasi Hasil
Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk pengukuran secara kualitatif,
analisa dilakukan pada peta kontur anomali medan magneti total dan vertikal. Hasil yang diperoleh
adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur kontur, sedangkan untuk penafsiran
kuantitatif dilakukan dengan dua metode :

• Metode Langsung, dilakukan dengan menggunakan kurva karakteristik pada penampang kontur
anomali magnetik. Hasil yang diperoleh adalah perkiraan kasar kedalaman, tebal dan
kemiringan benda penyebab anomali.

• Metode tidak langsung yaitu dengan mencocokkan kurva anomali lapangan dengan kurva model
yang dilakukan secara iteratif (Trial and error).Pengolahan dan penafsiran data dilakukan
dengan bantuan software yang tersedia, misalnya Magpoly, Mag2dc atau lainnya.
Interpretasi Hasil

Pengolahan data hasil metode Pengolahan data surfer Pengolahan plot data dari
magnetic melalui excel melalui aplikasi MagPick MagPick melalui GravMag
berupa koordinat dan medan untuk mendapatkan plot data untuk mendapatkan
magnet. Dan diolah melalui interpretasi bawah tanah
aplikasi surfer
Hasil yang Didapat :
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan dengan
menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang
dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik,
kondisi cuaca dan lingkungan, serta koordinat dari tempat pengukuran sehingga
didapatkan data berupa koordinat dan kuat medan magnetiknya yang kemudian akan
diolah melalui berbagai aplikasi agar memunculkan interpretasi keaadan bawah
tanah pada lokasi pengujian.
Contoh hasil keluaran aplikasi metode pada lapangan
geothermal yang existing
Anomali medan magnet total diperoleh dengan melakukan beberapa koreksi
pada data hasil pengukuran di lapangan, yaitu koreksi IGRF dan koreksi variasi
harian. Anomali medan magnet total adalah nilai medan magnet di suatu titik yang
dihasilkan oleh batuan di bawah permukaan yang menjadi target dari pengukuran
metode magnetic.
Selanjutnya memisahkan antara anomali
lokal dan anomali regional sehingga dapat dipisahkan antara batuan penyebab
anomali pada posisi yang lebih dalam dengan yang lebih dangkal pada suatu
kedalaman tertentu di bawah permukaan daerah pengukuran
Hasil sayatan tersebut kemudian akan diintepretasikan
menggunakan software Oasis sehingga akan menghasilkan
profil anomali observasi yang digunakan sebagai acuan dalam
membuat model struktur lapisan bawah permukaan dari
60% daerah pengamatan seperti gambar ini. 70%
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan baik secara kualitatif


maupun kuantitatif yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa area panas bumi daerah Desa Makula
Tana Toraja mempunyai karakteristik nilai anomali
magnetik beragam mulai dengan -340,5 nT sampai
dengan 1015,8 nT.
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai