Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode geomagnet adalah salah satu metode dalam geofisika yang memanfaatkan
sifat kemagnetan batuan bumi yang dapat dipandang sebagai dipole (kutub utara
dan selatan magnetik) serta mempunyai medan magnet yang tidak konstan. Artinya
besar medan magnet tersebut berubah terhadap waktu. Hal ini terjadi akibat
pembalikan kutub magnetik bumi, pada waktu tertentu kutub positif berubah
menjadi negatif. Pada saat perubahan kutub-kutub tersebut dalam selang waktu
tertentu harus melalui kondisi netral, kondisi ini menyebabkan bumi tidak memiliki
medan magnet atau netral. Sehingga pada selang waktu ini biasanya diikuti
musnahnya beberapa spesies penghuni bumi. Dari kondisi ini juga dapat digunakan
untuk memprediksi umur bumi atau keadaan bumi yang ada. Pengukuran tidak
langsung di dalam tanah melainkan hanya melakukan pengukuran di atas
permukaan. Untuk melakukan penyelidikan atau eksplorasi diharapkan dapat :
a) Memahami prinsip kerja alat ukur magnetik (yaitu G-816).
b) Mengerti cara pengambilan data geomagnetic dan pengolahannya.
c) Memperkirakan secara kualitatif dari benda-benda penyebab anomali.
Agar hasil pengolahan data tampil lebih baik maka pengolahan data dibantu dengan
program Surfer 10, sedangkan cara untuk interpretasi biasanya hanya kualitatif,
dimana harus memahami terlebih dahulu tentang peta IGRF (International
Geomagnetic Reference Field). Dalam IGRF ini disajikan 3 peta kontur yang
berlaku secara Internasional dan khusus Indonesia dibuat oleh PUSLITBANG
Geologi Bandung. Peta-peta tersebut adalah :
1) Peta Kontur Intensitas Magnetik Total (Yogyakarta ± 45,000 gamma).
2) Peta Kontur Inklinasi (Indonesia -40s/d -350).
3) Peta Kontur Deklinasi (Indonesia hampir 00).

Selvia Hermawati / 112.200.031 1


Berdasarkan peta (Intensitas magnetik total), jika hasil pengukuran geomagnetik
menunjukkan penyimpangan terhadap intensitas magnetik total berarti ada anomali,
dan harga anomali berdasarkan peta inklinasi dan deklinasi adalah positif di utara
negatif di selatan.

1.2. Tujuan Praktikum


Setelah mengikuti praktikum Geomagnetik ini, diharapkan praktikan dapat:
1) Mahasiswa dapat memahami pengertian geomagnet.
2) Mahasiswa dapat memahami dasar teori geomagnet.
3) Mahasiswa dapat melakukan pengukuran, pengolahan, dan interpretasi
data geomagnet.
4) Mahasiswa dapat menerapkan metode geomagnet untuk mempredikasi
adanya benda magnetik di bawah permukaan tanah.

Selvia Hermawati / 112.200.031 2


BAB II
DASAR TEORI

Medan merupakan besaran fisika yang mempunyai nilai ditiap titik dalam ruang.
Jadi pada pengukuran medan magnet ini akan dipengaruhi oleh 3 medan magnet,
yaitu : Medan Magnet Utama, Medan Magnet Luar, dan Anomali Magnetik Lokal.

2.1. Medan Magnet Utama


Magnet utama ini berasal dari bumi sendiri, dimana masing-masing elemen
magnetiknya dapat digambarkan sebagai berikut :

X H

ln

Gambar 2.1.
Elemen Magnetik

Keterangan gambar :
F = Vektor medan magnet (F = Field, selanjutnya ditulis T = Total)
H = Utara magnetik (Horizontal)
X = Utara geografi
Y = Timur geografi

Selvia Hermawati / 112.200.031 3


Z = Komponen vertikal medan magnet bumi
D = Sudut deklinasi (Indonesia ~ 0°)
In = Sudut inklinasi (Indonesia : -4° s/d -35°)

2.2. Medan Magnet Luar


Penyebab dari medan magnet luar ini ada hubunganya dengan aliran listrik, yang
terjadi pada lapisan yang terionisasi diatmosfir bagian luar. Misalnya: badai
magnet, terjadi setiap saat yang dapat menimbulkan amplitude sebesar 1.000
gamma atau lebih, kadang-kadang setiap 27 hari tergantung pada peristiwa
matahari.

2.3. Anomali Magnetik Lokal


Bila bumi tersusun dari bahan yang mempunyai kemagnetan homogen dan
berbentuk bundar, maka garis-garis gaya kemagnetan akan melintas secara ideal
dari satu kutub magnet kekutub magnet yang lain. Akan tetapi bentuk bumi tidak
bundar, mengalami pemipihan pada kedua kutubnya. Disamping itu susunan
bahannya pun tidak homogen, kenyataan ini mengakibatkan perubahan-perubahan
pada garis gaya kemagnetan. Perubahan ini berupa penyimpangan-penyimpangan
yang dengan mudah dapat diamati di permukaan bumi dan selanjutnya
penyimpangan ini disebut Anomali Geomagnet.

Penyebab utama penyimpangan medan magnet utama yang menghasilkan anomali


magnetik lokal iniadalah karena perbedaan komposisi mineral yang bersifat
magnetik atau benda magnetik lainnya yang berada di dekat permukaan.

Untuk hasil pengukuran yang memberikan harga lebih besar atau lebih kecil dari T
tersebut yang dinamakan anomali dan nilai anomali ini tampak jelas setelah
dilakukan konturing (dibuat konturnya), sehingga ada klosur yang membentuk
puncak (positif) dan klosurnya yang berbentuk lembah (negatif) antara puncak
positif dan negatif ini terdapat benda penyebab anomali magnetik lokal.
Adapun rumus untuk menghitung Anomali Geomagnet sebagai berikut:

ΔT = T Obs ± T Vh - TIGRF

Selvia Hermawati / 112.200.031 4


Keterangan :
T obs = Data pengamatan (observasi) intensitas magnetik total (T) pada titik
pengukuran yang biasanya dalam bentuk grid.
T vh = Koreksi variasi harian dari harga pengamatan T yang dilakukan di BS.
T IGRF = Intensitas magnetik total dari IGRF yang diperkirakan dari peta kontur
intensitas magnetik total untuk Indonesia dan harganya ditentukan di lapangan
sebagai BS. Sebagai contoh untuk DIY = ± 45.000 gamma (γ).

Selvia Hermawati / 112.200.031 5


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan


Peralatan dan perlengkapan yang dipakai dalam praktikum geomagnet ini adalah :
1) Magnetometer G-816 2) Palu

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Magnetometer Palu
3) Stopwatch 4) Meteran

Gambar 3.3 Gambar 3.4


Stopwatch Meteran
5) Patok 6) Alat Tulis

Gambar 3.5 Gambar 3.6


Patok Alat Tulis

Selvia Hermawati / 112.200.031 6


3.2. Kegiatan Pengukuran
3.2.1. Persiapan Alat dan Lokasi Pengukuran
1. Ambil perlengkapan dan peralatan untuk penyelidikan geomagnet di
Laboratorium Geofisika.
2. Peralatan dan perlengkapan dibawa ke lokasi yang akan diukur, dimana
lokasi tersebut telah diukur jaraknya dan diberi batas.
3. Pengukuran dimulai dengan mengambil suatu titik acuan atau BS, dimana
bukan merupakan daerah pengukuran,dalam pengukuran BS tidak boleh
berbeda lebih dari 3γ. Kemudian diukur intensitas magnetiknya tiga kali di
titik itu dan hasilnya dirata-rata, maka akan didapat harga intensitas di titik
itu.
3.2.2. Pengukuran (Pengoperasian Alat)
1. Alat magnetometer dibawa oleh salah seorang praktikan dan satu praktikan
yang membawa sensor dimana merupakan satu rangkaian dari alat tersebut
dan yang lainnya mencatat data dan waktunya.
2. Pengukuran dimulai dari titik BS dan berlanjut ke titik (0,0), (0,1),….(0,6)
dan kembali lagi ke titik BS dan seterusnya.
3. Dalam pengukuran diukur intensitas magnetiknya tiga kali dititik itu,
dimana pengukurannya tidak boleh melebihi 3 gamma dan hasilnya dirata-
rata.

Gambar 3.6
Lintasan Pengambilan Data Geomagnet Berdasarkan Cara Grid

Selvia Hermawati / 112.200.031 7


BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Perhitungan Data


Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Data
No. Pembacaan (ᵞ) Rata-rata Kor.Va
Waktu Mode ∆Z
Station 1 2 3 (ᵞ) rian
BS
0 0 44 44919,2 44917,6 44918 44918 0 -104
0
0 0 9,8 44 44884,5 44882,1 44880,6 44882,4 -1,985 -116
0 3 18,54 44 44754,8 44754,3 44754,6 44754,5 -3,755 -242
0 6 22,45 44 44548 44548,1 44548,4 44548 -4,547 -447
0 9 26,21 44 44752,4 44751,2 44750,4 44751,3 -5,308 -243
0 12 29,78 44 45199 45198,8 45196,1 45197,9 -6,031 204
0 15 33,47 44 45050,3 45050,1 45051,1 45050,5 -6,778 57
BS
1 58,1 44 44906,7 44906,1 44906,7 44906,5 0 -94
1
3 0 67,84 44 44863 44863,7 44865,6 44864 0,647 -137
3 3 73,38 44 44710,8 44711,8 44713,9 44712 1,016 -289
3 6 77,72 44 44484,1 44485 44482,2 44484 1,304 -518
3 9 81,66 44 44942 44945 44946,2 44944,4 1,566 -57
3 12 85,95 44 45383,6 45380,5 45384,5 45382,8 1,851 381
3 15 90,67 44 45131,7 45134,1 45134,6 45133 2,165 131
BS
2 123,3 44 44911 44911,7 44909,8 44911 0 -89
2
6 0 129,57 44 44871,5 44872,7 44872,5 44872,2 -0,557 -127
6 3 133,69 44 44635,5 44638,1 44638,1 44637,2 -0,922 -362
6 6 133,99 44 44596,4 44601,8 44592,1 44596,7 -0,949 -402
6 9 142,72 44 45180,7 45193,6 45197,7 45190,6 -1,724 192
6 12 146,19 44 45273,8 45273 45272 45273 -2,032 275
6 15 149,21 44 45106,3 45108,7 45104,7 45107 -2,300 109
BS
3 182,63 44 44905,5 44906,7 44904,5 44906 0 -94
3
9 0 190,4 44 44862,6 44865,7 44866,4 44865 1,165 -136
9 3 193,46 44 44558,3 44555,7 44561,2 44558,4 1,624 -443
9 6 196,63 44 44790 44794,9 44791,2 44792 2,100 -210
9 9 200,01 44 45288 45289,5 45284,7 45287,4 2,606 285
9 12 203,78 44 45217,7 45217,4 45216 45217 3,172 214
9 15 206,84 44 45109,3 45109,6 45110,2 45110 3,631 106
BS
4 237,53 44 44914,9 44913,2 44913,3 44914 0 -86
4

Selvia Hermawati / 112.200.031 8


12 0 244,88 44 44838,4 44877,2 44836,2 44850,6 -21,842 -128
12 3 248,65 44 44578,1 44578,6 44576,8 44577,8 -33,046 -389
12 6 251,91 44 44983,6 44963,3 44982 44976 -42,733 19
12 9 255,35 44 45280,4 45282,8 45283,4 45282 -52,956 335
12 12 258,97 44 45178,6 45175,2 45177,5 45177 -63,714 241
12 15 267,99 44 45124 45126,9 45126,5 45126 -90,519 216
BS
5 301,41 44 44723,2 44723,4 44725,3 44723,9 0 -276
5
15 0 310,67 44 44752,5 44753,5 44754,6 44753,5 28,879 -275
125
15 3 314,25 44 49624,6 44630,3 44630,2 46295,0 40,044
5
15 6 317,67 44 45074,2 45074,6 45074,5 45074,4 50,710 24
15 9 321,97 44 45133,2 45133,1 45133,7 45133,3 64,120 69
15 12 325,5 44 45188,5 45190,5 45190 45190 75,129 115
15 15 328,57 44 45152,7 45150,7 45150 45151 84,703 66
BS
6 363,37 44 44917,6 44918,3 44915,7 44917,2 0 -83
6

4.2. Hasil Pengolahan Data


4.2.1. Secara Manual (Langkah Kerja)
Pengolahan data secara manual adalah sebagai berikut.
1. Setelah melakukan survey geomagnet dan diperoleh data pengukuran,
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari intensitas magnetik rata-
rata dan memasukkan pada kolom rata-rata.
2. Menggambar grafik yang terdiri dari sumbu x untuk waktu dan sumbu y
untuk intensitas magnetiknya. Selanjutnya titik-titik tersebut dihubungkan.
3. Membuat garis horizontal dengan cara menarik garis dari titik Base Station
awal (BS 1).
4. Menghitung koreksi variasi harian (TVh) dengan cara menarik garis dari
sumbu x ke garis batas perpotongan antara waktu dengan intensitas magnetik,
tarik kearah kanan.
5. Setelah didapat koreksi variasi harian maka akan di dapat anomali geomagnet
(∆T)
6. Setelah diperoleh nilai anomali geomagnet (∆T) maka dimasukkan ke dalam
grafik dengan sumbu x adalah waktu, sumbu y adalah intensitas magnetik
dan sumbu z harga anomali geomagnet.

Selvia Hermawati / 112.200.031 9


4.2.2. Komputerisasi Menggunakan Software Microsoft Excel & Surfer 10
Pengolahan data pada laporan ini adalah melakukan contouring dengan
menggunakan program Microsoft Excel dan Surfer10. Ada tiga tahap dalam
penggambaran dengan menggunakan komputerisasi yaitu :
1. Pembuatan Grafik Anomali Menggunakan Microsoft Excel.
Untuk dapat menggambarkan anomali maka diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Masukan nilai X, yaitu waktu yang ditempuh di masing-masing BS (Base
Station) dalam satuan detik.
2) Masukan nilai Y1, yaitu nilai rata-rata anomali yang ada di masing-
masing BS (Base Station).
3) Masukan nilai Y2, yaitu nilai dari anomali pada Base Station 1 (pertama)
yang dibandingkan dengan masing-masing waktu sampai pada Base
Station ke-6 (terakhir).
2. Pengolahan Data Menggunakan Surfer
Berikut merupakan langkah kerja software Surfer.
1) Memindahkan file hasil perhitungan pada sheet baru dengan kolom X, Y,
dan Z. X = Koordinat X BS ; Y = Koordinat Y BS ; Z = Anomali (∆Z)
2) Copy data ke Notepad.
3) Simpan file dengan format .dat
4) Buka aplikasi Surfer. Pada menu klik Grid → Data.
5) Pilih data .dat yang sudah disimpan.
6) Pastikan pada kolom A, B, C di data excel adalah data X, Y, dan Z. Jika
sudah benar klik OK.
7) Akan muncul window baru yang isinya Griding Report.
8) Save data Griding Report dalam bentuk Rich Text Format (RTF).
9) Pada menu tab klik Map → New → Contour Map → pilih data griding
report yang sesuai.
10) Maka akan muncul gambar kontur 2D dari data geomagnet.
11) Kemudian pada tab general di kiri bawah, centang fill contour dan color
scale.

Selvia Hermawati / 112.200.031 10


12) Untuk memunculkan warna, pada bagian general → fill colors →
rainbow.
13) Untuk memunculkan tampilan 3D, klik Map → New → 3D Surface. Klik
data griding report.
14) Untuk mengubah warna, langkahnya sebagai berikut. General → Upper
→ Rainbow ; Base → Show base → Grey
15) Untuk memunculkan tampilan 3D Wireframe, klik Map → New → 3D
Wireframe.
16) Lakukan analisis terhadap hasil yang ada.

Gambar 4.1
Grafik Hubungan Koreksi Varian BS

Gambar 4.2
Grafik Hubungan Intensitas Magnetik Pada Rata-rata BS dengan Keseluruhan
Titik yang Diukur

Selvia Hermawati / 112.200.031 11


Gambar 4.3
Kontur Map 3D Surface

Gambar 4.4
Kontur 2D Geomagnet

Selvia Hermawati / 112.200.031 12


BAB V
INTERPRETASI DATA

5.1 Interpretasi Data


Tujuan interpretasi disini adalah memperkirakan benda penyebab anomali
magnetik yang terjadi di daerah pengukuran. Faktor yang mempengaruhi
pengukuran geomagnet adalah :
a. Kondisi geografis, dimana dalam medan geomagnet pada setiap sudut
inklinasi yang berbeda akan menghasilkan profil anomali berbeda pula.
Secara umum sudut inklinasi di sekitar equator 0 dan semakin membesar
kearah kutub sampai 90° . Khususnya untuk Indonesia di sekitar Yogyakarta
nilai In -32.0295 dan nilai D 0,7132 ( sumber : Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika)
b. Kedalaman dari benda penyebab anomali, karena untuk benda magnetik
yang sama tetapi letaknya lebih dalam atau lebih dangkal akan
menghasilkan profil anomali magnetik yang berbeda. Untuk penentuan
kedalaman ini biasanya digunakan aturan setengah lebar anomali (half width
rules), dimana kedalaman pipa (silinder) adalah 2 X1⁄2 (X1⁄2 adalah jarak
dari puncak kelembah dibagi 2).
c. Besarnya suseptibilitas kemagnetan (K), berdasarkan penyelidikan
suseptibilitas kemagnetan untuk berbagai mineral dari Telford (1976),
dimana mineral yang paling banyak mengandung Fe mempunyai
suseptibilitas terbesar.

Selvia Hermawati / 112.200.031 13


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Metode geomagnet adalah metode geofisika pasif yang bersifat spontan karena
dapat mendeteksi benda-benda magnetik di bawah permukaan tanah dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan bumi.
2. Pengukuran geomagnet dipengaruhi oleh 3 medan magnet, yaitu medan
magnet utama, medan magnet luar, dan anomali magnetik lokal.
3. Hasil perhitungan dianalisis menggunakan software Surfer dan dapat diketahui
adanya anomali, dimana pada lokasi pengukuran terdapat potensi benda yang
mengandung logam.

6.2 Saran
Adapun saran untuk perbaikan kedepan yaitu sebaiknya praktikan dapat melakukan
melakukan praktikum secara teliti agar meminimalisir kesalahan.

Selvia Hermawati / 112.200.031 14


DAFTAR PUSTAKA

Winda, dkk. 2016. “Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang”. Laboratorium


Geofisika, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
“Veteran” Yogyakarta.

Selvia Hermawati / 112.200.031 15

Anda mungkin juga menyukai