Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TA4116 GEOFISIKA PASIF PERTAMBANGAN

MODUL A

PENGOLAHAN DATA LINTASAN MAGNETIK SEDERHANA

Fathan Rozani

12118087

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Institut Teknologi Bandung

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1

BAB I TUJUAN PERCOBAAN .................................................................................. 3

BAB II DASAR TEORI ............................................................................................... 4

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN .......................................................................... 7

BAB IV PENGOLAHAN DATA ................................................................................. 9

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................... 13

BAB VI KESIMPULAN ............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

2
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

1. Melakukan estimasi kedalaman endapan dengan metode Peter dan dengan


software Mag2DC;
2. Melakukan estimasi nilai suseptibilitas endapan dengan software Mag2DC;
3. Melakukan estimasi bentuk endapan dengan software Mag2DC.

3
BAB II
DASAR TEORI

Metoda Magnetik adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat
kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan
distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai
susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat
kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan
kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi kedalamannya diperlukan metoda
Resistivity 2D. Jadi, survey magnetik diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan
untuk mencari daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya
dilakukan survey Resistivity 2D.

Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan


menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika
mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh
pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin
dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

• Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh
bumi.
• Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian
mengukur respon yang dilakukan oleh bumi.

Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi.
sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi.
Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan
demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas
bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-
benda arkeologi.

4
Metode magnetik merupakan metode geofisika pasif yang mendeteksi anomali alam
dalam pengukuran intensitas medan magnetik bumi. Batuan yang bersifat magnetik
hadir akibat adanya induksi (penguatan) oleh medan magnet bumi yang dipengaruhi
oleh inti bumi bagian luar yang merupakan fluida. Intensitas medan magnet bumi
memiliki satuan ɣ (gamma) atau T (Tesla) dengan total medan magnet bumi sebesar
20.000 – 50.000 ɣ dan magnitudo lokal tergantung posisi lintang dan bujur.

Medan geomagnetik terbagi atas 3 bagian, yaitu:

1. Medan utama
Berasal dari bumi, berubah lambat terhadap perubahan waktu.
2. Medan luar
Bagian kecil (sekitar 1%) dibanding dengan medan utama, berasal dari
luarbumi, buarah agak cepat.
3. Variasi medan utama
Umumnya jauh lebih kecil daripada medan utama, relatif tetap terhadap
perubahan waktu, dan tak pindah, muncul akibat anomali magnetik lokal (yang
dangkal).

Target dalam perhitungan medan magnet bumi merupakan variasi medan magnet
anomali yang terukur di permukaan. Anomali magnetik muncul akibat adanya medan
magnetik sisa dan medan magnetik induksi. Medan magnet sisa berpengaruh besar
pada besar dan arah medan magnetik serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali magnetik yang diperoleh
merupakan hasil gabunngan medan magnetik sisa dan induksi. Bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar.
Pengukuran medan magnet sederhana dapat dihitung dengan rumus.

a. Pengukuran Koreksi Intensitas Magnetik


𝑻𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒈𝒏𝒆𝒕𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒑𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 − [𝑫 𝒙 (𝒕𝒏 − 𝒕𝒐 )]
dimana,
tn = waktu titik pengukuran (x)

5
to = waktu base awal
𝑻 𝒃𝒂𝒔𝒆 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 − 𝑻 𝒃𝒂𝒔𝒆 𝒂𝒘𝒂𝒍
𝑫=
𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)

b. Perhitungan Intensitas Magnetik Anomali


𝑻𝒂𝒏𝒐𝒎𝒂𝒍𝒊 = 𝑻𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊 − 𝑻𝒃𝒂𝒔𝒆 𝒂𝒘𝒂𝒍
Berikut merupakan tabel kerentanan magnetik beberapa jenis batuan dan
mineral

Tabel 1. Kerentanan Magnetik Batuan dan Mineral

6
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur pengolahan data lintasan magnetik sederhana menggunakan Metode Peter,


yaitu:

1. Garis OX = garis singgung maksimum. Titik X ( pada OX ini ) = anomali


maximum.
2. Tarik garis OZ (jarak ) (dimana XZ=YZ) disebut “HALF-SLOPE”
3. Tarik dua buah garis yang sejajar dengan garis OZ menyinggung kurva
4. Titik M dan N merupakan titik singgung antara garis yang sejajar OZ
terhadap kurva
5. Menghitung jarak MN ≈ kedalaman badan magnetik
6. Indeks perkalian 1,2 – 2
MN
7. d (kedalaman) = 1,6
, dimana MN merupakan panjang peter

Prosedur pengolahan data lintasan magnetik sederhana menggunakan program


Mag2DC, yaitu:

1. Buatlah penampang anomali dalam suatu lintasan pengukuran magnetik


(dari praktikum modul A).
2. Modelkan suatu tubuh batuan yang ada di bawah permukaan Bumi
sebagai material penyebab anomali. Model tubuh batuan dipilih bentuk-
bentuk sederhana seperti kubus, bujursangkar, lingkaran, atau kerucut.

7
3. Tentukan koordinat poligon tubuh batuan yang dimisalkan tersebut
beserta dengan nilai suseptibilitasnya.
4. Masukkan data pemodelan tersebut ke dalam program, jalankan program
maka akan diperoleh sutu kurva model.
5. Lakukan pemodelan tubuh batuan tersebut secara berulang-ulang sampai
kurva model yang dihasilkan berimpit dengan kurva lapangan (trial and
error).
6. Lakukan analisis geologi dari model yang diperoleh.

8
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Data awal pengukuran lintasan magnetik yang sudah diolah pada praktikum
sebelumnya.

Selisih Waktu ke Koordinat Intensitas Magnetik Pengukuran (nT)


Stasiun Waktu
Base (menit) X Y Lapangan Base T Terkoreksi Anomali
TA 06:53 0 0 24460
1 07:31 38 25 0 24584 24578.6328 118.6327684
2 07:39 46 50 0 24717 24710.5028 250.5028249
3 07:48 55 75 0 24655 24647.2316 187.2316384
4 07:56 63 100 0 24601 24592.1017 132.1016949
5 08:04 71 125 0 24525 24514.9718 54.97175141
6 08:10 77 150 0 24601 24590.1243 130.1242938
7 08:16 83 175 0 24438 24426.2768 -33.72316384
8 08:23 90 200 0 24170 24157.2881 -302.7118644
9 08:26 93 225 0 24408 24394.8644 -65.13559322
10 08:35 102 250 0 24437 24422.5932 -37.40677966
11 08:42 109 275 0 24423 24407.6045 -52.39548023
12 08:48 115 300 0 24493 24476.7571 16.75706215
13 08:53 120 325 0 24238 24221.0508 -238.9491525
14 09:02 129 350 0 24550 24531.7797 71.77966102
15 09:06 133 375 0 24675 24656.2147 196.2146893
16 09:13 140 400 0 24841 24821.226 361.2259887
17 09:19 146 425 0 24836 24815.3785 355.3785311
18 09:26 153 450 0 24625 24603.3898 143.3898305
TA 09:50 0 0 24485

Hasil plot intensitas anomali magnetik terhadap jarak mendatar.

9
Kurva Intensitas Anomali Magnetik
500

400

300

200

100

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
-100

-200

-300

-400

Menghitung kedalaman endapan dengan menggunakan Metode Peter pada kertas


milimeter dari kurva yang telah dibuat. Dengan d = MN / (1.2 ~ 2 )

10
D (m)
MN (m)
MN/1.4 MN/1.6
90.5 64.64286 56.5625

100.5 71.78571 62.8125

100 71.42857 62.5

165 117.8571 103.125

Membuat model badan magnetik dengan program Mag2DC

No. Body Kedalaman (m) Lebar Body (m) Susceptibility(SI)


1 0,269 6,103 -0,063
2 10,29 26,157 -0,0015
3 3,217 32,173 0,005525
4 0,457 16,784 -0,0065
5 64,282 21,579 0,0022
6 10,776 18,31 -0,048
7 8,385 27,901 -0,066
8 10,8179 22,669 0,01
9 24,137 64,956 0,00585
10 1,836 17,002 -0,00025

11
11 9,764 20,708 -0,00225
12 51,1873 35,094 0,01
13 0,959 21,144 0,002992
14 13,278 33,243 0,071663
15 3,41 27,683 -0,024098
16 12,773 25,067 0,0904
17 1,3193 21,362 0,01
18 0,626 31,871 0,0195
19 0,131 43,944 0,031
20 2,416 83,964 0,01292

12
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dengan interpretasi data lintasan magnetik menggunakan dua metode, yaitu :


1. Metode Peter, cara konvensional menggunakan milimeter blok untuk
menentukan kedalaman badan magnetik yang diukur dari permukaan titik
lokasi pengukuran.
2. Software Mag2DC, menggunakan aplikasi dengan cara mengubah-ubah nilai
parameter-parameter nilai k sehingga grafiknya dapat sesuai dengan data
yang dimiliki, kedalaman serta lebar dari badan magnetik di bawah
permukaan.
Setiap metode interpretasi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Pada software Mag2DC, kelebihan yang didapat yaitu software yang
sederhana dan mudah digunakan, serta hasil pemodelan dapat menghitung tahanan
jenis, gravitasi, dan medan magnetik. Kekurangan dari software tersebut yaitu software
tersebut cenderung kurang stabil sehingga sering mengalami not responding saat
sedang dioperasikan. Pada metode Peter, kelebihan yang didapat yaitu penentuan
kedalaman lebih valid dan akurat. Tetapi tentu saja hal keakuratan data yang diperoleh
sangat bergantung pada bagaimana ketelitian sang pengolah data.

Menggunakan Metode Peter dapat menghasilkan data bahwa setiap puncak dan lembah
yang terdapat pada grafik intensitas magnetik anomali terhadap jarak mendatar tersebut
menggambarkan masing-masing kedalaman endapan dan nilainya berbeda-beda.
Setiap orang dapat menginterpretasikan arah dan panjang garisnya masing-masing
sesuai perhitungannya sehingga memungkinkan perbedaan interpretasi setiap orang
yang mengerjakan. Kemudian dalam interpretasi profil bawah permukaan pada lintasan
hasil pengukuran magnetik menggunakan software Mag2DC didapatkan juga masing-
masing dengan nilai k, dan juga lebar geometri endapan. Metode berikut ini mudah
dilakukan namun butuh ketekunan dan kreativitas dalam mencoba-coba untuk mencari
data yang paling sesuai.

13
Dan juga pada Metode Peter hanya menghasilkan kedalaman endapan serta kedalaman
endapan yang dihasilkan dari Metode Peter dan hasil program Mag2DC juga berbeda-
beda.

14
BAB VI
KESIMPULAN

1. Hasil penentuan estimasi kedalaman dengan metode peter.

D (m)
MN (m)
MN/1.4 MN/1.6
90.5 64.64286 56.5625

100.5 71.78571 62.8125

100 71.42857 62.5

165 117.8571 103.125

2. Hasil penentuan kedalaman dan suseptibilitas magnetik dengan software


Mag2DC.

No. Body Kedalaman (m) Lebar Body (m) Susceptibility(SI)


1 0,269 6,103 -0,063
2 10,29 26,157 -0,0015
3 3,217 32,173 0,005525
4 0,457 16,784 -0,0065
5 64,282 21,579 0,0022
6 10,776 18,31 -0,048
7 8,385 27,901 -0,066
8 10,8179 22,669 0,01
9 24,137 64,956 0,00585
10 1,836 17,002 -0,00025
11 9,764 20,708 -0,00225
12 51,1873 35,094 0,01
13 0,959 21,144 0,002992
14 13,278 33,243 0,071663
15 3,41 27,683 -0,024098
16 12,773 25,067 0,0904
17 1,3193 21,362 0,01
18 0,626 31,871 0,0195
19 0,131 43,944 0,031
20 2,416 83,964 0,01292

15
3. Hasil penentuan estimasi bentuk endapan dengan software Mag2DC

16
DAFTAR PUSTAKA

Sulistijo, Budi, Darmawan Sumardi, M. Nur Heriawan, Yana Rahmat Riyanto. 2002.
Catatan Kuliah TE 622 Geofisika Cebakan Mineral II. Bandung: Penerbit ITB.

Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge : Cambridge University Press

Heriawan, M. Nur. 2021. Bahan Kuliah TA4116 Geofisika Pasif Pertambangan.

17

Anda mungkin juga menyukai