GEOFISIKA EKSPLORASI
ACARA I
“PENGENALAN GEOFISIKA EKSPLORASI”
Oleh :
Muhammad Abdul Karim
H1C018022
Geofisika eksplorasi juga digunakan untuk memetakan struktur bawah permukaan dari
suatu daerah, untuk menjelaskan struktur yang mendasari, distribusi spasial satuan batuan,
dan untuk mendeteksi struktur seperti kesalahan, lipatan dan batuan intrusi. Ini merupakan
metode tidak langsung untuk menilai kemungkinan endapan bijih atau akumulasi
hidrokarbon.
Metode dirancang untuk menemukan mineral atau hidrokarbon deposito juga dapat
digunakan di daerah lain seperti pemantauan dampak lingkungan, pencitraan bawah
permukaan situs arkeologi, penyelidikan air tanah, bawah permukaan pemetaan salinitas,
investigasi situs teknik sipil dan pencitraan antarplanet.
Sedangkan untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan berubah menjadi :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
є = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang
elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik (μ) dan
permitivitas listrik (є) adalah konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan
gelombang. Tidak sama halnya jika berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material
tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi
gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan
disebut koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang
elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari media yang berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman
georadar berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan
menyebabkan energi hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi
yang sama dengan panjang gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda
ini menyebabkan penyebaran energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi
elektromagnet menjadi energi panas ) dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab yang
paling utama hilangnya energi karena atenuasi fungsi kompleks dari sifat lstrik dan
dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi (α) tergantung dari konduktifitas (σ),
peermeabilitas magnetik (μ), dan permitivity (є) dari media yang dilalui oleh sinyal dan
frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari material ditentukan oleh sifat fisik
dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
Prinsip kerja georadar
GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio yang
mempunyai rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter
permitivitas listrik (ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas magnetik (μ). GPR dapat
disebut juga dengan metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi
elektromagnetik yang memperliahtkan refleksi separti pada metode gelombang seismik.
GPR digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah,
pemetaan fracture bedrock dan penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan
dan Davis, 1989).
Prinsip Kerja GPR
Prinsip kerja alat GPR yaitu dengan mentransmisikan gelombang radar (Radio
Detection and Ranging) ke dalam medium target dan selanjutnya gelombang tersebut
dipantulkan kembali ke permukaan dan diterima oleh alat penerima radar (receiver), dari
hasil refleksi itulah barbagai macam objek dapat terdeteksi dan terekam dalam radargram.
Mekanisme kerja GPR dan contoh rekaman radargram ditunjukan oleh gambar
Gambar 2.6. rekaman radargram
Untuk mendeteksi suatu objek diperlukan perbedaan parameter kelistrikan dari medium
yang dilewati gelombang radar. Perbedaan parameter kelistrikan itu antara lain
permitivitas listrik, konduktivitas dan permeabilitas magnetik.
Sifat elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan kandungan air
didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama pada perambatan kecepatan
gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material. Reynold
dalam bukunya An Introduction to Applied and Evironmental Geophysics, menyatakan
bahwa kecepatan gelombang radar dalam suatu medium tergantung pada kecepatan
cahaya dalam ruang hampa (c = 0.3 m/ns), konstanta dielektrik relatif medium (εr) dan
permeabilitas magnetic relatif (μr).
Keberhasilan metode GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang radar tertransmisikan dan refleksikan. refleksi yang
ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan
antara konstanta dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan.
Perbandingan energi yang direfeleksikan disebut koefesien refeleksi (R) yang
ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dan lebih mendasar
lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari medium yang berdekatan.
Material V (m/
Air 1 300
Water (fresh) 81 33
Water (sea) 81 33
Sand (wet) 25 – 30 55 – 60
Agricultural land 15 77
Average ‘soil’ 16 75
Basalt 8 106
3. Cari paper mengenai metode geofisika eksplorasi, kemudian resume paper tersebut
Paper berjudul “Studi Identifikasi Struktur Bawah Permukaan dan Keberadaan
Hidrokarbon Berdasarkan Data Anomali Gaya Berat Pada Daerah Cekungan Kalimantan
Tengah”. Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi struktur sesar daerah penelitian,
memodelkan bawah permukaan daerah penelitian berdasarkan nilai kontras densitas batuan,
serta analisis korelasi sumur hidrokarbon dan struktur di daerah penelitian tersebut. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data gayaberat Bouguer Anomaly. Adapun lokasi
penelitian berada di dua propinsi yaitu Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi Kalimantan
Tengah. Lokasi penelitian ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1. lokasi penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi pustaka terhadap
beberapareferensi yang menjelaskan tentang area Cekungan Kalimantan Tengah, pengolahan
data gayaberat hingga diperoleh anomaly Bouguer, pemisahan anomaly Bouguer regional
dan local dengan metode moving average. Kemudian dilakukan analisis spektrum,
Selanjutnya untuk mengetahui struktur bawah permukaan dilakukan pemodelan inversi 3D
anomaly Bouguer. Hasil pemodelan selanjutnya dilakukan interpretasi dan analisis dengan
membandingkan data-data geologi di daerah tersebut.
Pertama yang dilakukan adalah mereduksi data observasi untuk mendapatkan anomali
gaya berat daerah penelitian berupa koreksi lintang, koreksi udara bebas, koreksi bouguer
dan koreksi medan. Setelah itu dilakukan analisis spektrum menggunakan numeri. Tujuan
dari analisis spektrum ini adalah untuk mengetahui kedalaman bidang batas dari sumber
penyebab anomaly regional secara analisis numerik. Baik itu anomali lokal maupun regional.
Kedalaman bidang batas dalam hal ini adalah besar kemiringan (harga mutlak slope) dari Log
Power Spektrum (Ln Amplitudo) terhadap frekuensi (Banu, 2013). Lalu melakukan slicing
pada kontur anomaly rendah dan tinggi pada anomaki bouguer. Setelah didapat kurva analisis
spectrum, dari kurva tersebut kita memperoleh kedalaman 8000 meter dan lebar jendela 17.
Lebar jendela ini digunakan untuk mendapatkan peta residual. Setelah itu dilakukan
pemisahan anomali regional dan residual. Anomali residual yang kemudian digunakan di
filter menggunakan SVD (Second Vertical Derivative).
Gambar 3.2. estimasi lebar jendela
Anomali daerah penelitian memiliki rentang nilai 18-60 mgal, anomali rendah berada
di daerah utara penelitian sedangkan anomaly tinggi berada di daerah selatan . Berdasarkan
pola anomali bouguer tampak adanya kontur anomali merapat dan lurus di bagian tengah
utara daerah penelitian yang mengindikasikan adanya patahan di daerah tersebut seperti
diperlihatkan pada berikut.
Gambar 3.3. peta anomaly bouguer daerah penelitian
Analisis untuk menentukan jenis sesar yang terdapat pada daerah penelitian
ditampilkan dalam gambar di bawah. Dari hasil analisis ini didapat Dari hasil analisis second
vertical derivative, didapat sesar-sesar turun dengan trend relatif arah utara-selatan.
Penarikan sesar pada peta anomali second vertical derivative ini dibantu dengan data geologi
pada daerah penelitian.
Gambar 3.4. Anomali second vertical derivative beserta analisis jenis sesar
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Anomali
daerah penelitian memiliki rentang nilai 18-60 mgal, anomali rendah berada di daerah utara
penelitian sedangkan anomaly tinggi berada di daerah selatan. Adanya struktur patahan turun
yang cukup besar di bagian atas berarah NE-SW, hal ini ditunjukkan dari peta Anomali
Bouguer dan peta anomali Second Vertical Derivative di daerah tersebut. Daerah prospek
hidrokarbon di daerah tersebut berkorelasi dengan daerah tinggian yang ditunjukkan oleh
peta anomaly residual. Pada daerah ini terdapat dua sumur hidrokarbon.
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum Geofisika Eksplorasi acara Pengenalan Geofisika Eksplorasi
adalah sebagai berikut :
HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
D. Hydrophone
Hydrophone digunakan karena sensor geophone tidak dapat bekerja baik di air.
Sensor hydrophone memanfaatkan sifat kristal pizoelektrik yang peka terhadap tekanan.
E. Magnetometer
adalah alat ukur medan magnet yang banyak digunakan untuk berbagai penyelidikan
antara lain untuk penelitian bahan-bahan magnetik, keamanan penerbangan (mendektesi
barang bawaan), pemetaan medan magnet bumi dan pengetesan kebocoran medan magnet
dari suatu alat penghasil lainnya
Gambar 4.4. magnetometer
A. Metode gravity dan metode magnetik mendeteksi perbedaan dalam kepadatan dan
magnet, masing-masing, dengan mengukur variasi gravitasi bumi dan medan magnet.
C. Metode seismik mendeteksi variasi sifat elastis batuan, bermanifestasi sebagai variasi
dalam perilaku gelombang seismik yang melewatinya.
Survei seismik sangat efektif untuk menyelidiki stratigrafi berlapis, sehingga merupakan
andalan industri perminyakan tetapi relatif jarang digunakan oleh industri mineral.
D. Metode geolistrik, berdasarkan pada sifat listrik batuan dan mineral, adalah yang paling
beragam dari lima kelas. Konduktivitas listrik, atau resistivitas timbal baliknya, dapat
diperoleh dengan mengukur perbedaan potensial listrik pada batuan. Ketika potensi
muncul dari proses alami, teknik ini dikenal sebagai metode spontan potensial atau
potensi diri (SP). Ketika mereka dikaitkan dengan arus listrik yang dihasilkan secara
buatan melewati batuan, teknik ini dikenal sebagai metode resistivitas. Perpanjangan
untuk ini adalah metode polarisasi terinduksi (IP) yang mengukur kemampuan batuan
untuk menyimpan muatan listrik. Sifat listrik juga dapat diselidiki dengan menggunakan
arus listrik yang dibuat dan diukur melalui fenomena induksi elektromagnetik. Ini
adalah metode elektromagnetik (EM), dan sementara konduktivitas listrik tetap
menjadi faktor penting, implementasi teknik yang berbeda dapat menyebabkan sifat
listrik lainnya dari batuan mempengaruhi pengukuran.
Lalu metode geolistrik dapat digunakan untuk mengidentifikasi situs arkeologi di pulau
laut
Gambar 5.4. arah lintasan geolistrik
B. Metode Seismik
Kelebihan metode seismik dengan metode geofisika yang lain :
1) Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis
yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
2) Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan
3) Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa
kenampakan pengendapan.
4) Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan
konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari
metode seismik.
5) Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon
Kekurangan metode seismik dengan metode geofisika yang lain :
1) Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika
diinginkan data yang baik
2) Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan
metode geofisika lainnya.
3) Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer
mahal dan ahli-ahli yang banyak.
4) Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode
geofisika lainnya.
5) Hanya bisa untuk beberapa eksplorasi saja misalnya minyak dan gas bumi, karena
bisa digunakan untuk pemetaan struktur bawah tanah mencari jebakan-jebakan
hidrokarbon. Dan tidak bisa digunakan untuk identifikasi panas bumi dan
eksplorasi tambang
Perbandingan Seismik Refraksi – Seismik Refleksi
a. Metode Seismik Refraksi (Bias)
Keunggulan :
1) Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil,
sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya
2) Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk
memperkuat sinyal first berak yang dibaca.
3) Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan
model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika
lainnya
Kelemahan :
1) Dalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset yang
lebih lebar.
2) Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai
fungsi kedalaman.
3) Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan.
Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi
4) Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
5) Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.
C. Metode Gravitasi
Kelebihan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain :
1) Metode gravitasi cocok digunakan dalam pemetaan Salt Dome, karena secara
keseluruhan garam mepunyai densitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
formasi yang berada disekitarnya.
2) Metode gravitasi juga dapat digunakan dalam mempelajari air tanah, dan
untuk mendeteksimineral-mineral berat, seperti Chromites, dan lain lain.
3) Metode gravitasi yang menggunakan gravitimeter yang sangat sensitif dapat
digunakan untuk mendeteksi terowongan bawah tanah, dan lokasi dari pemakaman-
pemakanman di Pyramid.
4) Bersifat non destruktif
5) Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan portable)
Kekurangan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain :
1) Metode dengan tingkat ambiguitas yang tinggi
2) Perlu adanya pemahaman geologi yang mendalam dengan metode lainnya
D. Metode Geomagnetik
Kelebihan metode magnetik dibanding metode yang lain :
1) Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal, umumnya digunakan untuk
mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan
mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat
hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic yang memberi kontras pada
batuan sekelilingnya.
2) Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila
dipanasi mendekati temperature Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk
mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi geothermal
3) Data akuisisi dan data prosesing dilakukan tidak serumit metoda gravitasi.
penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly
berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomali magnetik
yang ingin diselidiki.
Kekurangan metode magnetik dibanding metode yang lain :
1) Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau penamaannya
sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa
geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat berbeda
dengan kenyataan yang sebenarnya di bawah permukaan.
BAB V
KESIMPULAN
1. Ada 4 metode yang paling sering digunakan pada geofisika eksplorasi, yaitu metode gravitasi
untuk eksplorasi air tanah, metode geolistrik untuk eksplorasi mineral mengandung logam,
metode seismic untuk eksplorasi deposit mineral dalam jumlah besar (misalnya batu pasir),
dan metode magnetic yang bisa digunakan untuk eksplorasi bahan bakar fosil (minyak, gas,
dan batubara).
2. Koreksi koreksi yang terdapat dalam metode gravitasi antara lain, drift correction, latitude
correction, free air correction, bouguer correction, dan terrain correction.
3. Konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik ada 3, yaitu konfigurasi schlumberger yaitu
konfigurasi dengan 4 elektroda dimana jarak antara elektroda a dan elektroda c tidak sama
dengan jarak antara elektroda c dan elektroda d; konfigurasi wenner yaitu konfigurasi dengan
4 elektroda dimana jarak antara elektroda a dan elektroda c memiliki nilai yang sama dengan
jarak antara elektroda d dan elektroda b serta jarak antara elektroda c dan elektroda d; dan
konfigurasi dipole-dipole yaitu konfigurasi dimana jarak antara elektroda a dan elektroda b
sama dengan jarak antara elektroda c dan elektroda d.
DAFTAR PUSTAKA
Broto, Sudaryo. 2011. Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi Panasbumi. Semarang.
Scientific Journal Fakultas Teknik Undip, 32(1), 79-81
Erviantari, Dian; Sarkowi, Muh. 2014. Studi Identifikasi Struktur Bawah Permukaan dan
Keberadaan Hidrokarbon Berdasarkan Data Anomali Gaya Berat Pada Daerah Cekungan
Kalimantan Tengah. Bandar Lampung. Jurnal Geofisika Eksplorasi, 2(1), 13-19
Gunawan, Dino. 2016. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Situs Arkeologi Di Pulau Laut
Natuna. Jakarta. Majalah Arkeologi, 25(1), 45-52
Kiswarasari, Primalailia. 2013. Aplikasi Metode Seismik Refraksi untuk Mendeteksi Potensi
Longsor di Desa Deliksari Kecamatan Gunungpati Semarang. Semarang.
https://lib.unnes.ac.id/19520/. (diakses tanggal 02 oktober 2020, pukul 14.29)
Reza. 2018. 5 Metode Geofisika untuk Eksplorasi Mineral dan Tambang. Bandung.
https://geofisika.id/metode-geofisika-untuk-eksplorasi-mineral-tambang/. (diakses tanggal 02
oktober 2020, pukul 16.11)
Email: diannerviantari@gmail.com
ABSTRACT
In this study, it has been to identified the structural and hidrocarbon prospect on Central Kalimantan Basin using gravity method. Fault
Structure in this Field has been identified using second vertical derivative and 3D inversion modelling Bouguer Anomaly. Bouguer anomaly
in this field has a high anomaly in the center while the low anomaly in the north and south area. From second vertical derivative anomaly
map indicated presence normal fault on NE-SW direction. Hidrocarbon prospect in this area are corelate with high residual anomaly.