Anda di halaman 1dari 14

METODE EKSPLORASI MINERAL

1. Metode CSAMT (Metode Controlled Source Audio-frequency


Magnetotelluric)
Metode Controlled Source Audio-frequency Magnetotelluric (CSAMT)
merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika dengan menggunakan sistem
induksi elektromagnetik untuk mengetahui nilai resistivitas batuan bawah
permukaan bumi. Pengambilan data dengan metode CSAMT mampu menembus
kedalaman >1 km dibawah permukaan bumi. Oleh sebab itu metode ini banyak
digunakan untuk analisa geologi bawah permukaan, terutama dalam eksplorasi
bahan tambang. Untuk keperluan studi stratigrafi bawah permukaan, metode
CSAMT belum banyak dilakukan. Kesulitan terutama muncul karena suatu
litologi tertentu memiliki nilai jangkauan resistivitas yang lebar dan seringkali
sama dengan litologi lainnya. Untuk itu kalibrasi dengan data sumur bor yang
tersedia merupakan langkah terbaik dalam interpretasi stratigrafi dengan data
CSAMT.
Teknik survei konvensional magneto-telurik, seperti sumber-alam MT dan
MT frekuensi audio, memanfaatkan magnetik dan komponen listrik alami bidang
magneto-telurik dalam rangka untuk variasi peta di bawah permukaan resistivitas
untuk kedalaman hingga beberapa ratus kilometer. CSAMT adalah spesifik
penurunan sumber konvensional alam dan magneto frekuensi audio-telurik
metode yang memanfaatkan sumber buatan (Biasanya dalam kisaran 0.1Hz untuk
10kHz) di samping bidang alam. Ini menyediakan data lebih detail dan sinyal kuat
dan memungkinkan pencitraan dangkal sasaran daripada yang akan mungkin
dengan sinyal frekuensi rendah.
Gambar 1. Pengolahan data metode CSAMT

Variasi temporal Bumi magnetosfer dan ionosfer, yang disebabkan oleh


faktor-faktor seperti matahari dan angin variasi magnet bumi lapangan,
mengakibatkan frekuensi alami rendah magneto-telurik bidang di seluruh dunia
yang menyebabkan arus bolak telurik dalam tanah. Konvensional magneto-telurik
survei teknik, seperti sebagai MT-sumber alam dan audio MT frekuensi,
memanfaatkan magnet dan listrik komponen bidang MT dan arus untuk variasi
peta di resistivitas bawah permukaan untuk kedalaman sampai beberapa ratus
kilometer. Namun, sifat tidak menentu sumber dalam hal kekuatan dan arah
berarti bahwa sinyal harus disusun untuk jangka waktu yang lama di setiap
stasiun. CSAMT adalah turunan spesifik konvensional-sumber alam dan audio
frekuensi magneto-telurik metode, yang menggunakan sumber buatan (biasanya
dalam kisaran 0.1Hz untuk 10kHz) untuk mempercepat akuisisi data dan
menyediakan lebih detail dan sinyal yang kuat. Sumber biasanya terdiri baik loop
atau panjang dipol membumi hingga beberapa kilometer. Dipole mungkin
dikombinasikan dengan kedua ortogonal pemancar dalam rangka menyediakan
dua sumber polarisasi. Serentak pengukuran dari lima terpisah parameter yang
diambil di setiap lokasi; dua komponen medan listrik dan tiga komponen magnet
lapangan. Medan listrik pengukuran diperoleh menggunakan ortogonal dipol
sementara magnetik vektor lapangan diukur menggunakan multiturn permeabilitas
tinggi koil. Modern instrumen CSAMT juga memungkinkan pengukuran alam dan
audiofrequensi sinyal MT dalam rangka memberikan kedalaman eksplorasi
diperpanjang rentang (yang frekuensi rendah semakin besar kedalaman
penyelidikan). Resistivitas semu adalah dikombinasikan dengan ukuran fase
perbedaan antara listrik dan magnetik komponen. Lebih dari isotropik homogen
tanah magnetik komponen akan tertinggal di belakang listrik komponen dengan
Pi/4. Namun, jika resistivitas bervariasi dengan kedalaman perbedaan fasa terukur
akan berbeda. Bersama inversi data menggunakan kedua fase dan resistivitas
semu memberikan lebih kuat interpretasi. Data biasanya ditampilkan sebagai
resistivitas semu versus frekuensi dan beda fase versus frekuensi plot.
Hasil menath dari survei CSAMT adalah sering ditampilkan dalam grafik
log-log resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi. Namun, merencanakan
sejumlah konvensi lainnya dapat diterapkan tergantung pada parameter tertentu
yang sedang diukur. Kombinasi inversi resistivitas 1D atau fase gabungan /
resistivitas inversi mengarah pembentukan 2D pseudosections dari resistivitas
terhadap kedalaman. Dalam gambar daerah resistivitas rendah ditampilkan warna
biru, resistivitas tinggi dalam merah.

Gambar 2. Hasil pengolahan data metode CSAMT


Pada metode CSAMT ini terdapat beberapa efek efek yang nantinya akan
mengakibatkan penyimpangan dan berakibat pada data yang diperoleh. Berikut
dijelaskan beberapa efek pada metode CSAMT :
1. Efek Statik
Penyimpangan data CSMAT karena adanya heterogenitas lokal dekat
permukaan dan factor topografi
2. Efek Topografi
Penyimpangan data CSAMT karena adanya factor toprogafi
3. Efek Sumber
a. Efek nonplane wave
Merupakan penyimpangan dari apparent resistivity dan beda fase yang dekat
dengan sumber.
b. Efek Source Overprintu
Merupakan pembacaan data yang bergeser. Jika terjadi ini kita harus
melakukan normalisasi agar meminimalisir terjadinya overprint.
c. Efek Bayangan ( shadow )
Merupakan efek yang timbul dari filtur geologi lokal antara sumber dan
sounding.
4. Noise ( Gangguan )
Noise merupakan suatu gangguan saat pengambilan data CSAMT
sehingga mengakibatkan data yang diperoleh pada CSAMT mengalami sedikit
penyimpangan. ( Ubaidillah, 2012 )
a. Operator error
Ini merupakan kesalahan dari si operator saat proses akusisi data.
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh si pengguna alat, di mana si operator tersebut
salah memasang kabel kabel serta salah memasnag kofigurasi medan magnet
dan medan listrik.
b. Instrumentation noise
Kesalahan yang disebabkan oleh instrument yang digunakan, missal :
impedansi rendah di receiver serta pemasangan sambungan kabel yang kurang
sempurna.
c. Cultural noise
Kesalahan yang disebabkan oleh lingkungan sekitar. Contoh : adanya
logam besar dan stasiun radio yang membawa sinyal tersebut sehingga
berpengaruhterhadap kualitas data medan magnet dan medan listrik yang terukur.
Cara menghindari gangguan ini adalah dengan mendesain pengukuran yang
baik.
d. Atmospheric / telluric noise
Kesalahan yang disebabkan oleh aktivitas atmosfer dan arus telluric di dalam
bumi. Kasus noise yang bersumber dari atmosfer dapat berupa petir yang
memiliki freikuensi tinggi dan tidak dapat diprediksi kapan akan terjadinya, untuk
menghindarinya digunakan low pass filter.
e. Wind noise
Kesalahan yang diakibatkan karena adanya pergerakan angin, angin ini akan
menggerakkan antenna medan magnet sehingga sinyal pengukuran yang
dihasilkan akan kurang baik. Untuk menghindarinya antenna medan magnet harus
dikubur dalam tanah agar terhindar dari getaran atau goncangan angin tersebut.
Untuk mengurangi atau menghilangkan data jelek akibat dari adanya noise
dapat dilakukan dengan proses smoothing pada saat melakukan pengolahan data
menggunakan software CMTPro.
2. Metode VLF-EM
Metode VLF-EM merupakan salah satu dari berbagai macam metode
Geofisika yang memanfaatkan parameter frequensi. Metode ini tergolong metode
geofisika pasif, karena pada kerjanya metode ini hanya menangkap sinyal-sinyal
frequensi dari stasiun-stasiun yang ada diselur dunia. seperti namanya, metode ini
memanfaatkan sinyal pemancar radio berfrekuensi rendah.
Metode VLF-EM ini pada dasarnya memanfaatkan medan
elektromagnetik yang dibangkitkan oleh pemancar radio berfrekuensi sangat
rendah (1530 KHz) dengan daya sangat besar yang pada awalnya digunakan
untuk keperluan sistem navigasi kapal selam. Metoda VLF-EM ini dalam
pelaksanaan pengukuran di lapangan hanya menggunakan sinyal dari satu
frekuensi saja (single frequency). Medan EM yang diukur oleh alat ukur VLF-
EM adalah medan kompleks total (HR) yang terdiri dari komponen real (inphase),
imajiner (quadrature), total-field, dan tilt-angle. Besar nilai yang terukur keempat
komponen tersebut akan sangat tergantung kepada nilai konduktivitas benda
bawah permukaannya.

Gambar. 3 . Stasiun VLF di dunia (yang paling sering digunakan Indonesia adalah stasiun jepang
dan australia)

Kegiatan suvey geofisika yang menggunakan sinyal radio VLF-EM


dimulai sejak tahun 1960-an untuk penyelidikan prosfek mineral konduktif
(McNeill dan Labson, 1987; Paal, 1965), memetakan patahan dan pemetaan
kontaminasi airtanah dikombinasikan dengan metoda resistivitas (Benson dkk.,
1997), studi kebencanaan dan lingkungan (Jeng dkk., 2004), pemetaan sistem
rekahan di bawah permukaan untuk studi zona mineralisasi emas (Tijani dkk.,
2009), studi pasca pondasi (Ofomola dkk., 2009), sedangkan interpretasi VLF-EM
dengan memaanfaatkan struktur anomali 3D dengan menggunakan teknik filter
linier diperkenalkan oleh (Djeddi dkk., 1998).
Bosch & Mller (2001) mensintesakan penggunaan metoda VLF-EM
untuk berbagai keperluan, diantaranya; memetakan pencemaran, eksplorasi air
bawah tanah yang dikombinasikan dengan metoda VES (Nandakumar dkk.,
1983), delineasi zona sedimentasi (Oskooi, dan Pedersen, 1995), dan lain
sebagainya.
Kelemahan Metoda (single survey):
a) Instrumen juga merekam banyak noise
b) Kondisi bawah permukaan kemungkinan tidak cukup memperlihatkan
kontras anomali
c) Overlapping anomali sulit dibedakan dalam tahap interpretasi

Medan elektromagnetik primer sebuah pemancar radio VLF-EM


memiliki komponen medan listrik vertikal Epz dan komponen medan magnetik
horizontal yang tegak lurus terhadap arah perambatan pada sumbu-x (Bosch dan
Mullr, 2001). Medan elektromagnetik HPy yang dipancarkan antena pemancar
radio VLF-EM selanjutnya akan diterima stasiun penerima dalam empat macam
perambatan gelombang, yaitu; gelombang langit, gelombang langsung,
gelombang pantul dan gelombang terperangkap.

Gambar 4 . jenis-jenis penjalaran gelombang pada metode VLF

Adapun yang paling sering dimanfaatkan dan terukur sewaktu pengukuran


data VLF-EM di daerah survey adalah gelombang langit. Jika di bawah
permukaan terdapat suatu medium yang bersifat konduktif, maka
komponen medan magnetik dari gelombang elektromagnetik primer akan
menginduksi medium tersebut sehingga akan menimbulkan medan listrik
induksi, ESx. Medan listrik induksi tersebut akan menimbulkan medan
elektromagnetik baru yang disebut medan elektromagnetik sekunder, HS, yang
mempunyai komponen horizontal dan vertikal. Medan magnetik ini mempunyai
bagian yang sefase (in-phase) dan berbeda fase (out-of-phase/quadrature) dengan
medan primernya. Adapun besar medan elektromagnetik sekunder sangat
tergantung dari sifat konduktivitas benda di bawah permukaannya.

3. Metode IP

Metode polarisasi terinduksi (Induced Polarization / IP) adalah metode


yang masih relatif baru dibandingkan metode lainnya dan sedang berkembang
pesat terutama dalam bidang pertambangan yaitu eksplorasi mineral ekonomis
dan geofisika lingkungan. Metode IP sendiri merupakan bagian dari metode
geolistrik yang menggunakan sumber buatan. Metode IP pada dasarnya adalah
merupakan pengembangan dari metode geolistrik resistivity dan metode IP
terbukti mampu menutupi kelemahan-kelemahan metode resistivity pada berbagai
kasus. Oleh karena metode IP merupakan pengembangan dari metode resistivity
maka teknis dan cara pengambilan data atau pengukuran dilapangan tidak jauh
berbeda. Metode IP sesuai dengan namanya mengukur adanya polarisasi di dalam
medium karena pengaruh arus listrik yang melewatinya. Polarisasi umumnya
banyak terjadi pada medium yang memiliki kandungan mineral logam (misalnya
senyawa sulfida logam). Sehingga metode IP lebih banyak dan lebih tepat
digunakan untuk eksplorasi mineral logam.
Bila dalam medium banyak terjadi polarisasi karena pengaruh arus yang
dilewatkan padanya, maka beda potensial terukur pada elektroda potensial
tersebut tidak segera menjadi nol pada saat arus dimatikan, melainkan timbul
potential decay yang akan menjadi nol dalam waktu beberapa detik atau sampai
menit. Peristiwa ini bukan disebabkan oleh induksi elektromagnetik (karena
induksi elektromagnetik akan hilang hanya dalam beberapa mikrodetik), tetapi
disebabkan oleh proses elektrokimia yang terjadi pada daerah yang banyak
mengandung senyawa logam.
Efek polarisasi terinduksi merupakan elemen dasar yang terjadi pada
metode IP, dimana gejala polarisasi terinduksi dapat diilustrasikan sebagai
berikut, jika suatu pengukuran tahanan jenis dengan konfigiurasi empat elektroda
(standar), dimana pada elektroda arus (C1 dan C2) dialiri arus searah (DC) maka
pada elektroda potensial (P1 dan P2) akan terukur beda potensial (V). Ketika
aliran arus pada elektroda (C1 dan C2) dimatikan, pada waktu t0 maka nilai beda
potensial tidak langsung kembali menjadi nol, melainkan secara perlahan
mengalami penurunan beda potensial menuju nol. Grafik yang menggambarkan
efek polarisasi terinduksi dapat dilihat pada gambar.

Gambar 5. Kurva Efek Polarisasi

Apabila arus listrik dialirkan ke dalam medium, maka terjadi penyimpanan


energi di dalam medium dalam bentuk energi mekanik, energi listrik atau energi
kimia. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa penyimpanan energi
dalam bentuk energi kimia adalah hal yang paling penting dalam metode
polarisasi. Pada saat arus listrik diputus maka energi yang tersimpan dalam
medium akan dilepaskan kembali dalam bentuk energi listrik yang dalam metode
IP terukur sebagai potential decay V(t).
Energi yang tersimpan dalam medium mengakibatkan variasi mobilitas ion
dalam larutan yang mengisi pori-pori batuan, atau variasi daya hantar listrik ionik
dan elektronik bila dalam batuan terdapat mineral logam. Efek polarisasi yang
pertama disebut polarisasi membran, sedang yang kedua disebut polarisasi
elektroda atau overvoltage.

a. Pengumpulan Data Lapangan


Dalam survey IP selalu dipakai elektroda porouspot sebagai elektroda
potensialnya, dimaksudkan untuk mengurangi polarisasi pada elektrodanya
sendiri. Sedangkan elektroda arus tetap menggunakan elektroda baja anti karat
(stainless steel).
Survei IP biasanya menggunakan susunan elektroda Diferensial Schlumberger
untuk pemetaan kearah lateral. Elektroda arus dipasang pada daerah survey pada
jarak 2L, sedangkan elektroda potensial diletakkan diantara elektroda arus pada
satu garis dengan jarak 2l, dimana 2l<<2L.

Gambar 6. Konfigurasi Diferensial Schlumberger

(2 2 )2
= ( )
2(2 2 )
Untuk melakukan survey dua dimensi dilakukan dengan susunan elektroda
dipole-dipole, yaitu elektroda arus C1&C2 diletakkan pada jarak a, sedang
elektroda potensial P1&P2 juga berjarak a, diletakkan diluar elektroda arus dalam
satu garis survey dengan jarak C2&P1 sebesar na, dimana n = 1, 2, 3, 4, 5, dst.
Gambar 7. Konfigurasi Dipole-Dipole


= 2( + 1)( + 2)

Dengan penggambaran semacam ini maka diperoleh data-data pada dua
dimensi sesuai harga n yang dipilih pada survey. Selanjutnya dapat dibuat kontur
yang menunjukkan variasi resistivitas kearah lateral dan kearah kedalaman.
Karena kedalaman belum menunjukkan kedalaman yang sebenarnya, maka kontur
ini disebut dengan pseudo depth section.

A. Alat-alat Survey
Peralatan yang digunakan dalam survey geofisika metode IP sama dengan
metode resistivity. Biasanya metode resistivity dan IP dilakukan bersamaan atau
jika memungkinkan dilakukan juga survey geofisika metode SP. Secara umum
alat yang digunakan adalah:
(a) Transmitter
Sebuah generator DC tegangan tinggi yang dapat menghasilkan
gelombang kotak yang bervariasi. Terkadang juga generator AC bertegangan 110
atau 208 V, 400 Hz, dengan daya antara 1 sampai 10 kVA atau lebih. Umumnya
transmitter portabel untuk time-domain juga ada yang berdaya 100 W,
menggunakan baterai yang memungkinkan untuk dilakukan pengisian dan
menghasilkan tegangan tinggi.
(b) Receiver
Penerima sinyal yang hasilkan oleh transmitter terhadap permukaan tanah.
Sederhananya hanya voltmeter saja sudah cukup, hanya saat ini sudah
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yaitu menggunakan
komputerisasi.
(c) Time-domain Receiver
Pada dasarnya sebuah integrator voltmeter dengan jangkauan dari DC
sampai AC dengan frekuensi yang sangat rendah, untuk mengukur tegangan
decay terhadap waktu.
(d) Frequency-domain Receiver
Setidak-tidaknya dan kadang-kadang beberapa, frekuensi dapat tersedia
dari transmitter, dalam rentang 0,1 samapi 10 Hz. Tipe set lapangan beroperasi
dari 0,3 dan 5 Hz frekuensi DC. Untuk frekuensi DC yang rendah lebih efisien
untuk mengganti voltase DC dengan mechanical switching. Arus yang keluar 0-
5% atau lebih.
(e) Magnetic IP Equipment
(f) Spectral-phase Equipment
(g) Electrodes and Cables
Elektrode yang umum biasanya berbentuk tiang logam dalam kerja
resistivitas. Kadang-kadang bila diperlukan untuk menggunakan aluminium foil
dalam lubang dangkal. Pot yang berongga kecil sering digunakan untuk elektrodo
potensial karena frekuensi yang rendah. Kabel arus harus dapat menahan voltase
yang tinggi pada 5-10 kV.
Pemancar IP Time Domain mengirimkan arus dengan cycle ON (+), OFF dan ON
(-), gelombang semacam ini disebut Castle Waveform. Durasi (lama) pengiriman
arus positif saat mati dan negatif sama dapat dipilih dari 1 sampai 32 detik, terdiri
dari 6 pilihan yaitu 1, 2, 4, 8, 16 dan 32 detik. Besar arus yang dikirim dapat
dipilih, sedang sumber daya menggunakan generator 5000 watt.
Bagian penerima dapat mencatat 8 pasang dipole secara serentak.
Parameter yang dicatat adalah tegangan primer Vp, self potensial SP, serta harga
M (chargeability). Bila posisi elektroda, jarak dipole, dimasukkan sebagai input
data, maka harga faktor geometri akan dihitung langsung oleh alat. Pemilihan
durasi dari pengiriman arus (dari transmitter) harus dimasukkan sebagai data ke
receiver agar pengukuran yang dilakukan oleh receiver dapat syncron dengan arus
yang dikirim.
Sebelum memulai pengukuran alat ini juga dapat menampilkan noise pada
layar monitornya untuk setiap dipole, sehingga bila noise terlalu besar dapat dicari
dulu penyebabnya sebelum memulai pengukuran. Selanjutnya alat ini dapat
menghitung lebih lanjut parameter-parameter untuk keperluan interpretasi yaitu
true chargeability dan time constant (parameter Cole-Cole). Berikut bagian-
bagian alat yang digunakan :
a) IP Scintrex, meliputi :
a. Motor Generator TSQ-4
b. Transmitter Control TSQ-3
c. Receiver Time Domain IPR-12
b) Peralatan Pendukung, meliputi :
1 gulung meteran @ 200 m
2 kabel gulung @ 200 m (kabel arus I)
5 kabel gulung @ 400 m (kabel potensial P)
2 elektroda arus (logam)
5 elektroda potensial (porous-pot)
1 perangkat tool set
1 buah multimeter
1 buah kompas geologi
3 buah Handy-Talky (HT)
CuSO4
1 buah palu geologi
2 buah palu
Buku lapangan dan alat tulis
Payung
b. Interpretasi Data
Interpretasi dalam metode IP masih dilakukan secara semikuantitatif yaitu dengan
membandingkan hasil lapangan dengan model (matematis/teori atau model fisis).
Kenampakan hasil dari IP biasanya dibuat dalam profil yang mudah, metal factor
atau efek persen frekuensi diplot sebagi ordinat berlawanan lokasi stasiun
dibagian horisontal.

Anda mungkin juga menyukai