Anda di halaman 1dari 17

Tugas : Instrumentasi Geofisika

METODE-METODE DALAM GEOFISIKA

RAZZAK RAFFIU LANATA


F1H1 14 011

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
2016

Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain :


1

Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang

dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan


menggunakan sumber seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala
arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah.Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu
transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak
dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun
1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang
sekarang disebut sebagai Moho. Gerak partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu.
Instrument yang digunakan dalam eksplorasi seismik adalah seismogramdan hasil rekaman dari
seismogram disebut seismograf.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang
cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk
gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
1

Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang
ke segala arah dengan bentuk bola.

Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua
medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan
jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang
akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang
datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.

Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:


A. Metode seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break saja
yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang
yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan
sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo
gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
Kekurangan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral Banyaknya data yang dikumpulkan

maupun kedalaman dalam parameter dalam sebuah survei akan sangat besar
fisis yang relevan, yaitu kecepatan jika diinginkan data yang baik
seismik.
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik
struktur di bawah permukaan

akuisisi

dan

logistik

dibandingkan

dengan metode geofisika lainnya.


Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan
kenampakan stratigrafi dan beberapa banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan.
mahal dan ahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang Peralatan yang diperlukan dalam
seismik bergantung dari densitas batuan akuisisi umumnya lebih mahal dari
dan

konstanta

elastisitas

lainnya. metode geofisika lainnya.

Sehingga, setiap perubahan konstanta


tersebut

(porositas,

permeabilitas,

kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat


diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi langsung terhadap kontaminan,
terhadap keberadaan hidrokarbon

misalnya pembuangan limbah, tidak


dapat dilakukan.

Perbandingan Seismik Refraksi Seismik Refleksi


Metode Seismik Refraksi (Bias)
Metode Seismik Refleksi (Pantul)
Keunggulan
Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan Karena lokasi sumber dan penerima
lokasi sumber dan penerima yang yang cukup lebar untuk memberikan
kecil, sehingga relatif murah dalam citra bawah permukaan yang lebih baik,
pengambilan datanya
Prosesing

refraksi

maka biaya akuisisi menjadi lebih


relatif

mahal.
simpel Prosesing seismik refleksi memerluakn

dilakukan kecuali proses filtering komputer yang lebih mahal, dan sistem
untuk memperkuat sinyal first berak data base yang jauh lebih handal.
yang dibaca.
Karena pengambilan data dan lokasi Karena banyaknya data yang direkam,

yang

cukup

pengembangan
interpretasi

tidak

kecil,

maka pengetahuan terhadap database harus

model

untuk kuat, diperlukan juga beberapa asumsi

terlalu

sulit tentang model yang kompleks dan

dilakukan seperti metode geofisika interpretasi

membutuhkan

personal

lainnya

yang cukup ahli.


Kelemahan
Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Pengukuran
seismik

pantul

Seismik refraksi membutuhkan offset menggunakan offset yang lebih kecil


yang lebih lebar.
Seismik bias hanya bekerja jika Seismik
kecepatan

gelombang

meningkat bagaimanapun

sebagai fungsi kedalaman.


Seismik
bias
diinterpretasikan
lapisan-lapisan.

pantul

dalam

dapat

perubahan

bekerja
kecepatan

sebagai fungsi kedalaman


biasanya Seismik pantul lebih mampu melihat
bentuk struktur yang lebih kompleks

Masing-masing

lapisan memiliki dip dan topografi


Seismik bias hanya menggunakan Seismik

pantul

merekan

dan

waktu tiba sebagai fungsi jarak menggunakan semua medan gelombang


(offset)
yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar
menghasilkan waktu jalar teramati.

secara langsung dari data terukur

2. Metoda Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi(suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang
medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau
dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam

magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam
gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik
lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki
variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian
prospeksi benda-benda arkeologi.Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi
ditentukan oleh suseptibilitas kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang ditulis sebagai:
I=kH

Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k pada
batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral
yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merupakan harga magnet suatu batuan
terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi.
Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, semakin besar harga
suseptibilitasnya.
Metode Geomagnet dalam Survei Geofisika
Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian juga memiliki sifat
kemagnetan. Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi dan menimbulkan medan magnet
sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar metode geomagnet. Metode geomagnet
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan
adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Pola
anomali ini dicirikan oleh pergantian antara anomali positif negatif dan sejajar dengan sumbu
pemekarannya. Pola ini dikenal dengan Zoneof stripped magnetic anomalies. Intensitas medan
magnet di permukaan bumi diukur menggunakan magnetometer. Hasil pengukuran
magnetometer berupa penjumlahan dari medan magnet bumi utama, variasi medan magnet bumi
yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, medan magnet remanen dan variasi
harian akibat aktivitas matahari. Pengukuran medan magnet bumi untuk keperluan eksplorasi

dapat dilakukan di darat, laut, dan udara. Survei geomagnet dilakukan untuk memperkirakan
adanya cebakan mineral, intrusi magnetik di daerah vulkanik, eksplorasi geotermal, dan
konfigurasi cekungan sedimen pada eksplorasi hidrokarbon (Bakrie, 2008). Metode ini juga
dapat digunakan untuk prospeksi benda-benda arkeologi (Anonim, 2008). Akurasi pengukuran
metode ini relatif tinggi dan pengoperasian alat di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.
Instrumen yang digunakan dalam metode magnetik adalah magnometer.

Gambar alat magnometer


3

Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)


Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek

pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial listrik
bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah yang
kita amati.Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a

Self potensial (SP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di
alam.Pengukuran self potensial biasanya digunakan pada zona mineralisasi dapat timbuk
jika kondisi lingkungan didukung oleh adanya proses elektrokimia. Pengukuran ini
iasanya menggunakan alat ukur tegangan milivoltmeter.

Induced potential (IP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita
induksikan sendiri kedalam tanah.

Metode IP mengukur adanya polarisasi didalam suatu medium karena pengaruh arus
listrik yang melewatinya, dimana polarisasi banyak terjadi pada medium yang mengandung
mineral logam. Metode IP mengamati beda potensial yang terjadi setelah arus listrik yang kita
alirkan dihentikan. Sehingga metode IP sangat cocok digunakan untuk eksplorasi mineral logam
karena keberadaan mineral logam dapat dideteksi sesuai dengan sifat fisika yang dimiliki,
misalnya nilai Chargeability yang besar.

Prinsip dasar metode IP, arus dialirkan ke dalam tanah melalui elektrode arus dan
mengukur potensi dengan elektrode potensial. Jika arus listrik diputus, seharusnya potensial
atau tegangan terukur akan langsung berharga nol. Dalam kenyataannya tegangan tidak
langsung berharga nol, tetapi ada selang waktu beberapa saat untuk tegangan menuju nol.
Kejadian inilah yang dinamakan efek polarisasi terinduksi, sedang mediumnya (dalam hal ini
adalah batuan) dinamakan medium atau batuan polarisabel. Arus listrik yangdi injeksikan ke
dalam bumi melalui elektroda arus, kemudian beda potensial yang terjadi di ukur melalui dua
elektroda arus kemudian beda potensial yang terjadi di ukur oleh dua elektroda potensial .
overpotensial yang di sebabkan adanya efek polarisasi dan waktu peluruhannya akan diukur
sebagai parameter IP kawasan waktu atau di sebut chargeabillity.Metode polarisasi terimbas
ini terutama digunakan dalam eksplorasi logam dasar (base metal) dan penyelidikan air tanah ,
persebaran mineral sulfide termaksud emas dan perak (disseminated sulfides ), sink
holes,dll.salah satu instrumen yang di gunakan pada eksplorasi IP yakni Syscal Jr.
Kelebihan metode IP dibandingkan dengan metode yang lain, adalah dapat dideteksi
adanya mineral mineral sulfida yang letaknya tersebar dan tak teratur (disseminated). Dengan
demikian maka metode ini cocok sekali digunakan untuk melokalisir dan memperoleh cadangan
mineral sulfida yang berasosiasi dengan bijih besi, emas, dan bijih logam yang lainnya.
Pengukuran IP dapat dilakukan dengan 2 domain, yakni:
1

Frequency domain

Time domai

Frequency Domain
Prinsip mengukur perbedaan respon batuan yang mengandung mineral konduktif/ tidak
dengan pemberian impedansi pada 2 frekuensi yang berbeda (frekuensi rendah dan frekuensi
tinggi)

Respon yang diberikan:

Tidak terdapat mineral konduktif

Terdapat mineral konduktif : nilai < pada freq tinggi ; nilai > pada freq rendah

Parameter nilai yang didapatkan : Resistivitas & PFE

: nilai selalu sama pada tiap freq

Time Domain

Prinsip: mengukur waktu peluruhan muatan listrik pada batuan ketika arus listrik
diinjeksikan dan ketika arus listrik dihentikan

Respon yang diberikan

Tidak terdapat mineral konduktif

: waktu peluruhan relatif cepat

Terdapat mineral konduktif

: waktu peluruhan relatif lebih lama

Parameter nilai yang didapatkan :


o Resistivitas & Chargeability
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang

mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding
terbalik dengan resistansi (R) mdium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R

Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding
terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu app
(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan peletakan
eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian resistivity
yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
1

Metoda Wenner

Metoda Gradien

Metoda Schlumberger

Metoda Dipole-dipole

Metoda Pole-dipole
Setiap metode mempunyai Keunggulan dan Kekurangan.keunggulan dan kekurangan

metode geolistrik adalah sebagai berikut

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Geolistrik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
Harga peralatan murah

Kekurangan
Tidak efektif untuk pemakaian di

Biaya survei relatif murah

kawasan karst
Untuk mendeteksi

air

tidak

bisa

diketahui berapa jumlah volume pasti

Peralatan relatif kecil dan ringan

air tersebut
Tidak bisa membedakan air mengalir

dan yang statis


Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, Tidak bisa menjangkau wilayah yang
bisa mendapatkan 4 titik dalam sehari

dalam karena jankauannya berkisar


1000-1500 kaki dibawah permukaan
bum

Metode AMT
Metode MT/AMT merupakan suatu teknik eksplorasi yang terkenal digunakan untuk

mengukur fluktuasi pada medan listrik dan medan magnet alami pada jangkauan frekuensi yang
luas.Fluktuasi ini berasal dari ionosper yang berhubungan dengan aktivitas matahari pada
cakupan frekuensi rendah. Teknik ini tidak membutuhkan sumber buatan dan pemancar
( transmitter ).
Sumber medan yang digunakan berasal dari dipol listrik yang diinjeksikan ke dalam
bumi. Informasi tentang resistivitas batuan bawah permukaan sebagai fungsi kedalaman,
diperoleh dengan mengukur besarnya medan listrik dan medan magnet untuk berbagai frekuensi.
Resistivitas listrik merupakan parameter penting untuk mengkarakterisasikan keadaan fisis
bawah permukaan, yang diasoasiasikan denganmaterial dan kondisi bawah permukaan.
Parameter tersebut bergantung pada lithologi, porositas, suhu, tekanan, dan fluida yang mengisi
batuan.
Penurunan persamaan untuk metode MT maupun AMT dikembangkan mengikuti
pendekatan Cagniard. Asumsi dasar yang digunakan adalah bumi dianggap lapisan horizontal
dimana masingmasing lapisan mempunyai sifat homogen isotropis dan, gelombang
elektromagneik alam yang berinteraksi dengan bumi merupakan gelombang bidang. Dengan
menganggap bahwa bumi bersifat homogen isotropis, sifat fisik medium tidak bervariasi
terhadap waktu dan tidak ada suatu sumber muatan dalam medium yang ditinjau,
Untuk mendapatkan resistivitas yang sebenarnya dimana bumi mempunyai resistivitas
yang heterogen diperoleh dengan cara membuat model dan diturunkan hubungan antara

resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya (metode inversi).metode AMT ini biasanya
menggunakan instrument Stratagem versi 26716-01 REV .D alat ini memilki prinsip kerja
dengan menggunakan energi elektromagnetik yang di lakukan dengan mengukur fluktasi
medan magnetik dan merekam fluktasi medan listrik di permukaan bumi dari fenomena arus
transient yang terdapat di alam seperti medan dalam jangkauan audio 1-20 Khz yang di
hasilkan dari aktivitas petir pada jarak yang jauh medan magnet tersebut menembus
permukaan tanah dan induksinya menghasilkan variasi arus tellurik dalam kawasan waktu
yang kemudian menimbulkan medan elektromagnetik sekunder dan dapat diukur di
permukaan bumi.

Metode Very Low Frekuensy (VLF)


Metode VLF merupakan salah satu metode elektromagnetik (EM) yang bertujuan untuk

mengukur daya hantar listrik batuan dengan cara mengetahui sifat-sifat gelombang EM sekunder.
Gelombang sekunder ini dihasilkan dari induksi EM sebuah gelombang EM bidang primer yang
berfrekuensi sangat rendah dari 10 sampai 30 KHz. Karena rendahnya harga frekuensi yang
digunakan, maka jangkau frekuensi dikelompokkan ke dalam kelompok VLF (Very Low
Frequency).
Metode ini memanfaatkan gelombang pembawa (carrier wave) dari pemancar yang
dibuat oleh militer yang sebenarnya untuk komunikasi bawah taut. Gelombang ini memiliki
penetrasi yang cukup dalam karena frekuensinya yang cukup rendah. Gelombang VLF menjalar
ke seluruh dunia dengan atenuasi yang kecil dalam pandu gelombang antara permukaan bumi
dan ionosfer.
Karena induksi gelombang primer tersebut, di dalam medium akan timbul arus induksi
(arus Eddy). Arus induksi inilah yang menimbulkan medan sekunder yang dapat ditangkap di
permukaan. Besarnya kuat medan EM sekunder ini sebanding dengan besarnya daya hantar
listrik batuan (V), sehingga dengan mengukur kuat medan pada arah tertentu, secara tidak
langsung kita dapat mendeteksi daya hantar listrik batuan di bawahnya.
Pemancar

Pembangunan pemancar VLF dimulai pada awal PD I, pada tahun 1910, untuk komunikasi
jarak jauh. Komunikasi dengan frekuensi VLF ini kemudian diperkuat hingga dapat digunakan
untuk komunikasi sub-marine yaitu kapal selam. Dua alasan pemakaian gelombang VLF adalah
(1) kemampuannya untuk komunikasi global karena pelemahan yang sangat kecil di dalam
pandu gelombang bumi-ionosfer dan (2) penetrasinya cukup efektif hingga dapat menembus taut
dalam.
2
Secara fisik, ukuran luas antena VLF sangatlah besar yaitu sekitar 10 km . Ukuran luas
yang cukup lebar tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitansi input dari pemancar
tunggal VLF yang dipasang hingga ketinggian 200 sampai dengan 300 meter dari permukaan
tanah.
Tabel 1 menunjukkan daftar beberapa pemancar VLF yang cukup penting (diambil dari
ABEM [http:\\www.abem.com\]). Pemancar VLF yang biasa dipergunakan di indonesia adalah
pemancar NWC, North West Cape, Australia; NDT dan JJF4 di Japan serta Bombay, India.
Pengaruh Atmosfer.
Sumber noise yang utama adalah radiasi medan elektromagnetik akibat kilat atmosfer
baik di tempat yang dekat/jauh dengan lokasi pengukuran. Pada frekuensi VLF, radiasi medan ini
cukup dapat melemahkan sinyal yang dipancarkan oleh pemancar. Daerah yang cukup banyak
terdapat gangguan tersebut adalah Amerika Tengah dan Selatan, Afrika tengah serta kepulauan di
Asia Tenggara. Di Indonesia gangguan noise ini cukup banyak. Gangguan ini dicirikan dengan
naiknya kuat medan listrik vertikal dan medan magnet horisontal secara tiba-tiba (jika sumber
medan cukup dekat dengan pengukur) dan relatif berbentuk gaussian jika sumber medan cukup
jauh.
Noise kedua adalah variasi diurnal medan elektromagnetik bumi, dimana terjadi
pergerakan badai dari arah timur ke barat yang terjadi pada siang hari hingga sore hampir malam.
Untuk daerah Australia, gangguan minimum terjadi pada saat musim salju (Mei - Juli) dan noise
maksimum terjadi saat pertengahan musin panas (Nopember - Januari). Noise harian minimum
berada pada jam 08.00 waktu lokal, kemudian merambat naik hingga maksimum pada jam 16.00
waktu lokal. Dengan beberapa informasi ini disarankan bahwa pengukuran VLF di Indonesia
dilakukan pada bulan-bulan musim kemarau (Mei - Juli) mulai dari pagi-pagi sekali jam 06.00
hingga mendekati pukul 11.00 siang.

Perambatan Medan EM.


Medan elektromagnetik dinyatakan dalam 4 vektor-vektor medan. Yaitu; E = intensitas
medan listrik (V/m), H = intensitas medan magnetisasi (A/m), B = induksi magnetik, atau rapat
fluks (Wb/m

2
atau testa) dan D = pergeseran listrik (C/m ). Keempat persamaan tersebut

dikaitkan dalam 4 persamaan maxwell (pers. 1).

Persamaan 1 dapat direduksi dengan menggunakan hubungan-hubungan tensor tambahan


sehingga diperoleh persamaan yang hanya berkait dengan medan E dan H saja (Grant and West,
1965. p496). Apabila diasumsikan medan E dan H tersebut hanya sebagai fungsi waktu
eksponensial, akan diperoleh persamaan vektorial sebagai :

dengan s permitivitas dielektrik (F/m), u permeabilitas magnetik (H,m), dan 6 kondukivitas


listrik (S/m). Bagian kiri pada sisi kanan pers (2) menunjukkan arus konduksi, sedangkan bagian
kanannya menunjukkan sumbangan arus pergeserannya.
Di dalam VLF (pada frekuensi < 100 KHz), arus pergeseran akan lebih kecil daripada
arus konduksi karena permitivitas dielektrik batuan rata-rata cukup kecil (sekitar 10so dengan so
sebesar 9x10

-12

F/m) dan konduktivitas target VLF biasanya >- 10

-2

S/m. Hal ini menunjukkan

bahwa efek medan akibat arus konduksi memegang peranan penting ketika terjadi perubahan
konduktivitas medium (Sharma, 1997).

Pelemahan (Atenuasi) Medan.


Sesuai dengan pers (2), gelombang bidang yang merambat ke bawah pada sebuah medium
dengan konduktivitas 6, dimana medan E berosilasi pada sumbu x dan medan H pada sumbu y
akan memberikan solusi :

dengan k adalah parameter/angka gelombang (k


menunjukkan

faktor

fase

(rad/m)

dan

= - icop(u0coc)). Parameter real 8

parameter

imaginer

menunjukkan

faktor

atenuasi/pelemahan (db/m) gelombang. Mengingat harga konduktivitas dibagi dengan


permitivitas listrik dan frekuensi angulernya sangat lebih besar daripada satu untuk medium
batuan, maka faktor fase dan faktor atenuasi bernilai sama (Kaikkonen, 1979).
Kedalaman pada saat amplitudo menjadi 1 /e (sekitar 37%) dikenal sebagai kedalaman kulit
(skin depth / b). Kedalaman ini di dalam metode EM sering ditengarai sebagai kedalaman
penetrasi gelombang, yaitu

Implementasi praktis pers 4 dapat dilihat pada tabel 2.

Mode Tilt Angle


Mode tilt angle digunakan untuk mengetahui struktur konduktif dan kontak geologi seperti
zona alterasi, patahan, dan dike konduktif. Dalam mode ini, arah strike target memiliki sudut
45 dengan lokasi pemancar. Pada konfigurasi pengukuran semacam ini, medan primer akan
memberikan fluks yang maksimum jika memotong struktur, sehingga memberikan kemungkinan
anomali yang paling besar.

Medan magnet yang memiliki komponen horisontal dan vertikal membentuk sebuah elips
yang dapat ditunjukkan dengan sudut tilt dari sumbu mayor dan sumbu horisontalnya, dan
eliptisitasnya (perbandingan sumbu minor/sumbu mayor). Alat akan mengukur dua besaran
tersebut dari pengukuran komponen in-phase dan out-of-phase medan magnetik vertikal dari
medan horisontalnya. Data tilt biasanya disajikan dalam derivative Fraser.
Parameter eliptisitas kadang digunakan untuk mengetahui bahwa struktur di bawah
memiliki konduktivitas tinggi (berharga kurang dari nilai tilt tetapi bertanda terbalik) atau
memiliki konduktivitas rendah (bernilai dan bertanda sama dengan nilai tilt).
Mode Resisitivity
Mode ini digunakan untuk mengetahui dike resistif dan disisi lain untuk membatasi satuan
geologi melalui pemetaan tahanan jenisnya. Mode ini sangat baik jika arah pemancar tegak lurus
strike geologinya (45) seperti terlihat pada gambar dibawah.

Alat akan langsung mengukur besarnya tahanan jenis medium dan besarnya sudut fase
medium. Letak anomali secara kasar berada di bawah puncak anomali tahanan jenis. Sedangkan
harga fase > 45 menunjukkan tahanan jenis semakin dalam semakin kecil, dan fase < 45
menunjukkan tahanan jenis semakin dalam makin besar.

Gambar alat VLF

Anda mungkin juga menyukai