Anda di halaman 1dari 2

Garis Wallacea.

Nama

: Razzak Raffiu Lanata

NIM

: F1H114011

Jurusan/Kelas
TeknikGeofisika/A

Nusantara tidak sepenuhnya bersatu dalam daratan, tebing curam di dasar


laut sebelah timur membatasinya, batas yang kemudian dikenal sebagai Garis
Wallace karena dicetuskan oleh seseorang yang bernama Alfred Russel Wallace.
Alfred Russel Wallace mungkin tidak dikenal di luar komunitas ilmiah, tetapi
berkontribusi kepada Teori Evolusi yang berharga kepada Charles Darwin. Bahkan,
Wallace dan Darwin berkolaborasi pada gagasan seleksi alam dan mempresentasikan
temuan mereka sendiri bersama-sama ke Linnean Society di London. Alfred Russel
Wallace telah menjadi tidak lebih dari sebuah catatan kaki dalam sejarah dalam hal
itu karena Darwin menerbitkan bukunya On the Origin of Species sebelum Wallace
bisa mempublikasikan karyanya.Namun demikian, masih banyak kontribusi besar
Alfred Russel Wallace mendapat pujian karena menemukan dalam perjalanannya
sebagai seorang naturalis.
Garis itu digunakan untuk menandai garis pemisah zona ekologi Asialis dan
Australasia. Garis Wallace ini melalui kepulauan Nusantara, antara Borneo dan
Sulawesi, dan antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Pembatasan wilayah
penyebaran fauna ini sebenarnya dikontrol oleh proses geologi yang merupakan
proses glasiasi. Proses glasiasi atau glasial ini merupakan peristiwa dimana terjadi
perluasan es di daerah kutub akibat penurunan suhu bumi. Periode glasial ini sering
dikenal dengan Zaman Es. Akibatnya adalah terjadi penurunan muka air laut.
Periode glasial terakhir yang dikenal dengan Last Glacial Maximum sekitar 20.000
tahun lalu membuat permukaan air laut yang lebih rendah 110 meter dari permukaan
air laut sekarang. Banyak periode glasial lain yang telah terjadi sebelumnya, dan
permukaan air laut jauh lebih turun dibandingkan periode setelahnya.

Pulau-pulau yang saat ini terletak pada Dangkalan Sunda, dahulunya


merupakan satu daratan dan bersatu dengan daratan Asia. Pun demikian dengan
Dangkalan Sahul yang dahulunya merupakan satu daratan dengan Benua Australia.
Keadaan ini terjadi pada Zaman Es Pleistosen jutaan tahun yang lalu. Karena
merupakan daratan yang sama, fauna tersebut tersebar dan berkembang di dua
dangkalan tersebut. Terdapat perbedaan yang cukup jelas pada wilayah Wallacea,
dimana fauna yang berkembang tersebut banyak yang merupakan satwa langka dan
hanya terdapat di wilayah itu saja, seperti anoa, kuskus, babirusa dan sebagainya.
Secara tektonik dapat dijelaskan bahwa wilayah Wallacea merupakan
wilayah tektonik yang kompleks. Mulai dari Pulau Sulawesi yang merupakan produk
kolisi lengan-lengannya, Kepulauan Sula yang menumbuk bagian timur Pulau
Sulawesi, Halmahera-Laut Maluku-Sulawesi yang merupakan subduksi ganda,
Kepulauan Damar dan Banda yang merupakan busur kepulauan vulkanik, dan
Kepulauan Nusa Tenggara yang kompleks. Dari hal tersebut ditemui keadaan fauna
yang khas dan unik di wilayah Wallacea. Pada Pulau Sulawesi yang merupakan
benturan massa benua terdapat hewan yang sama dengan Asiatis dan Australis,
namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dua wilayah tersebut. Hal yang
membuatnya berbeda adalah kekhasan atau keterdapatan fauna langka yang hanya
ada di wilayah tersebut. Dengan demikian, proses yang berpengaruh dalam
persebaran fauna di Indonesia adalah proses glasiasi dan proses tektonik.

Anda mungkin juga menyukai