Masa Kenozoikum merupakan masa pada Geological Time Scale yang terjadi
setelah masa Mesozoikum. Masa Kenozoikum itu sendiri terbagi menjadi dua zaman,
lain, akan tetapi tidak demikian halnya di Indonesia karena pada zaman ini sebagian
kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai di
Kala Palosen (65 juta- 56,5 juta tahun lalu), kala ini merupakan awal kemunculan
hewan mamalia pemakan rumput, primata, burung dan dicoaster. Kala ini
ditandai oleh kegiatan magma yang sanagt intensif, susut laut yang besar dan
Pada Kala Eosen ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda,
binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta,
Pecahnya benua Pangea menjadi beberapa benua dan pecahan pecahan benua ini
saling bergerak hingga keposisi seperti yang kita lihat saat ini. Pada awal kurun
Australia, serta Afrika dan India juga memisahkan diri. Lautan Atlantik
mengalami pemekaran melalui suatu lembah yang sempit yang dikenal saat ini
sebagai punggung tengah samudra. India bergerak melewati samudra India dan
Amerika Utara dan Amerika Selatan bergerak kearah barat melewati sebagian
bagian barat kedua benua (Amerika Utara dan Amerika Selatan) terbentuk
pegunungan Rocky dan pegunungan Andes. Sebagian dari dasar samudra Pasifik
gunungapi baru yang saling berasosiasi dengan struktur yang lama. Busur
biak dan tersebar secara cepat serta mengalami diversifikasi dalam kelompoknya
dan juga dalam ukurannya. Kemudian, daratan dan hutan yang ada di bumi
dihuni oleh Badak Raksasa dan Gajah Raksasa, Singa, Kuda dan Rusa. Di udara
dihuni oleh Kelelawar dan Burung sedanghkan di laut diisi oleh ikan paus, hiu
dan binatang laut lainnya. Selama kurun Kenozoikum banyak organisme yang
Kala Oligosen (35,5juta -23,5 juta tahun lalu), pada kala ini mamalia semakin
Nenek moyang kucing, Aanjing dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut
ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti kepiting, kerang dan siput.
Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan
Kala Miosen (23,5 juta-5,2 juta tahun lalu), kala ini dicirikan oleh padang rumput
semakin meluas, oleh karena ini mamalia pemakan rumput berkembang semakin
pesat. Kala ini dicirikan oleh munculnya Homonoid (proconsul), lembu, domba
dan monyet.
Kala Pliosen (5,2 juta-1,7 juta tahun lalu), pada kala ini muncul hominid yang
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung
antara 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Pleistosen à asal kata pleistos =
Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna. Pleistosen awalnya dikenal dengan
diluvium, yakni formasi sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000
tahun lalu dan berakhir sampai 10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman
kuarter, dibawah satuan waktu geologi ini terdapat kala pliosen, dan diatasnya
kala holosen. Pada kala pleistosen bumi mengalami beberapa zaman es.
Pada kala Pleistosen banyak bagian dunia dilanda oleh lapisan es yang
menuju ke tempat yang tidak dapat dicapai oleh lapisan es Zaman es tersebut
dibagi menjadi 4, yaitu : Zaman es Gunz, Mindel, Riss, dan Wurm.Akibat dari
zaman es di dunia ternyata pengaruhnya di Indonesia sangat jelas. Hal ini jelas
mengakibatkan terjadinya pulau-pulau atau daratan yang relatif lebih luas bila
yaitu di barat yang merupakan paparan Sunda dan di timur yang merupakan
tengahnya Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari laut dalam dengan kedalaman
yang berbeda-beda. Batas barat laut antara dari tempat Filipina dan Kepulauan
Lombok. Garis pantai timur paparan Sunda, kira-kira jatuh bersamaan dengan
garis Wallace, yaitu suatu garis batas Zoogeografi yang penting di Indonesia.
Sebelah barat garis Wallace ini antara lain termasuk pulau Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan yang faunannya bersifat Asia, sedangkan sebelah timur garis Wallace
antara lain Sulewesi, Nusa Tenggara, dan Irian mempunyai sifat Australia.
bahwa garis Wallace tidaklah menjadi batas provinsi fauna Pleistosen, akan tetapi
hanya berlaku bagi zaman Holosen. Hal ini terbukti dengan ditemukannya
Prof. Dr. S. Sartono di pulau Sumba pada tahun 1978 telah ditemukan fosil
rahang bawah dari Stegodon. Penyelidikan yang dilakukan pada tahun itu juga di
desa Berru, Cabenge, Sulawesi Selatan oleh Rokhus Dua Awe telah ditemukan
gigi Stegodon, sedangkan pada tahun sebelumnya ditemukan fosil babi, rusa,
terutama binatang stegodon yang asalnya dari dari India Utara di daerah Siwalik
melaului Birma dan Malaya tidak hanya berhenti di Jawa sekitar seperti
sampai pula di Flores dan Timor bahkan dari utara yang semula diperkirakan
sampai di Sulawesi.
pasti.
kemudian menyusul zaman Holosen, zaman selama manusia hidup sekarang ini
merupakan sebagian dari zaman holosen, Zaman ini disebut pula post-glasial.
serta manusia purba Homo soloensis yang hidup pada zaman itu di daerah
tersebut. Undak-undak sungai itu terjadi suatu penurunan permukaan air laut,
juga pengikisan lebih lanjut terhadap paparan sunda dan paparan Sahul yang
sebelumnya telah terkena proses-proses serupa dalam zaman Gunz, Mindel, dan
Riss.
Hal tersebut mengakibatkan pula tergenangnya kembali paparan Sunda oleh Laut
Jawa serta laut Cina selatan dan juga terbenamnya paparan Sahul oleh Laut
Arafuru dan pula makin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian
maka daratan-daratan Indonesia yang ada pada waktu zaman es Wurm tepecah-
pecah serta terbagi-bagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post-glasial
sehingga mengakibatkan penyebaran dan membentuk kepulauan Indonesia
Pada kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan
Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan
kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga
Kala Holosen (10 ribu tahun lalu-sekarang) Kala Holosen dimulai dari 10.000
tahun yang lalu hingga sekarang. Nama holosen berasal dari bahasa Yunani
("holos") yang berarti keseluruhan dan ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir.
Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium". Dari kala ini diperagakan
sejarah budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman
Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa Timur)
Geosinklin Birma, Geosinklin Mariana masih tetap ada, disamping timbul di bagian
Pada Kala Miosen, geosinklin yang sudah ada pada Kala Oligosen masih
tetap ada. Di samping itu, Geosinklin Tasmania yang telah hilang pada Kala
Pada Kala Pliosen, geosinklin yang sudah ada pada Kala Miosen masih tetap
ada, kecuali Geosinklin Tasmania yang lenyap. Terlihat bahwa untuk pertama
kalinya daratan Australia terpisah dengan daratan Papua, sedang Geosinklin Birma
Birma-Sumatra-Jawa.
geosinklin di Indonesia bagian darat relatif masih sama dengan pola penyebaran
geosinklin pada akhir Zaman Tersier. Di Indonesia bagian timur, sebelah utara
Papua kembali lagi bersatu membentuk suatu daratan yang luas dan dikenal sebagai
Paparan Sahul.
Menjelang akhir Kala Plistosen terjadilah peristiwa glasiasi yang hampir
Pada tahun 1912 Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika
utamanya adalah adanya satu “super continent” yang dinamakan Pangea (semua
daratan), yang dikelilingi Panthalassa (semua lautan). Pangea ini mulai berpisah
menjadi dua kontinen yang relatif lebih kecil, yaitu Laurasia (belahan bumi utara)
dan Gondwana (belahan bumi selatan), pada periode Jura, hingga pada akhir
Kapur, dua kontinen ini memisahkan diri kembali menjadi daratan-daratan yang
tumbuhan dan hewan yang memiliki umur yang sama ditemukan di sekitar pantai
selatan juga fosil reptil air Lystrosaurus juga ditemukan pada batuan berumur
Bukti lainnya adalah berupa bukti struktur dan jenis batuan, yakni dengan
Afrika, dan India. Kekurangannya pada saat itu, Wegener tidak mampu
teori tersebut benua diumpamakan sebagai bahan ringan dengan susunan Si – Al,
yang mengapung diatas bahan yang mempunyai densitas yang lebih besar dan
dianggap sebagai bahan yang bersifat plastis yang membentuk kerak samudera.
Teori ini semakin banyak diyakini setelah data dari berbagai dunia
tercatat penyimpangan sejauh 300 dari kutub magnet sekarang. Hal ini
menimbulkan suatu pertanyaan, apakah kutub magnet bumi yang telah berpindah
sejauh itu, ataukah kepulauan Inggris yang telah bergeser dari waktu ke waktu
Paparan Benua Amerika Selatan dan Afrika, ternyata mendekati sempurna bila
kedua garis paparan benua keduanya disatukan seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.
G
Gambar Perubahan Kutub Magnet Sejalan Gambar Rekonstruksi Paparan Garis Continent
Waktu
tengah samudra (mid oceanic ridges), guyots, serta umur kerak samudra yang
yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik
oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang
berada di bagian mantel bumi (astenosfer). Akibat dari pemekaran yang terjadi
disepanjang sumbu Pematang Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari
sekitar 450. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, akibat prosesnya
dalam waktu yang berjuta-juta tahun, disertai adanya pemanasan yang kuat dari
dalam, bagian yang menekuk ini lama-kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan
menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak,
dan runtuh inilah yang merupakan wilayah yang paling labil, yang menjadi salah
satu penyebab terjadinya gempa bumi, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi
gunung api.
Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan Matthews
berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah samudra,
lava basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava
samudera.