Anda di halaman 1dari 6

Zaman Neozoikum diperkirakan berlangsung kurang lebih 60 juta tahun

yang lalu sampai sekarang. Zaman neozoikum ini dibagi atas dua zaman yaitu
zaman tersier dan zaman kwarter.

- Zaman Tersier (zaman ketiga)

Zaman ini dibagi menjadi beberapa masa, yaitu: Paleosen, Eosen,


Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman tersier ini binatang-binatang
menyusui berkembang pesat, sedangkan reptil-reptil raksasa lambat laun lenyap.
Makhluk primata (binatang menyusi berupa kera) mulai tampak, sejak zaman
Paleosen. Orang utang mulai ada pada masa Miosen.

Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan
yang lebih besar daripada gorilla yang disebut Gigantrophus (kera manusia
raksasa). Fosil hewan tersebut ditemukan di bukit Siwalik di kaki Himalaya,
dan di dekat Simla (India Utara). Gigantrophus adalah binatang yang hidupnya
berkelompok sehingga mereka bisa berkembang biak dan menyebar dari Afrika
ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun akhirnya Gigantrophus punah
karena sebab yang tidak jelas.

Selain Gigantrophus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang
disebut Australopithecus (kera manusia dari selatan) yang ditemukan di Afrika
selatan dan Afrika Timur, sedangkan di Kalimantan Barat dari kala Eosen
akhirnya ditemukan fosil hewan vertebrata
yaitu Anthracotheriumdan Choeromous (sebangsa babi purba yang juga
ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil hewan tersebut menjadi bukti
bahwa pada kala Eosen Akhir, Kalimantan Barat bergabung dengan daratan
Asia.
- Zaman Kwarter (Zaman Keempat)

Zaman ini yang dimulai sejak sekitar 600.000 tahun yang lalu, dibagi
menjadi 2 kala, yaitu kala Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Alluvium).

Kala Pleistosen (Diluvium)

Kala pleitosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Kala


Pleistosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul
kehidupan manusia purba. Keadaan alam kala ini masih liar dan labil karena
silih bergantinya dua zaman, yaitu zaman Glasial dan zaman Interglasial.
Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utara
yangmenyebabkan wilayah daratan Eropa dan Amerika Utara tertutup es,
sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat bertahun-tahun.
Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya daratan di berbagai
tempat karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi
sehingga banyak lautan, termasuk di Indonesia menjadi kering, maka muncullah
Sunda Plat dan Suhul Plat.

Kalimantan, Malaysia Barat, Sumatra, dan Jawa bergabung menjadi satu


benua dengan benua Asia. Kalimantan Utara bergabung dengan Filiphina dan
Formosa (Taiwan) terus ke Benua Asia. Begitu pula Sulawesi melalui
Minahasa, Pulau Sangir ke Filiphina. Antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan
berhubunagan melalui Nusa Tenggara.

Zaman Interglasial adalah zaman di anatara dua zaman es, temperatur


naik sehingga lapisan es di kutup utara mencair, akibatnya permukaan air laut
naik dan terjadi banjir besar-besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkan
banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat.

Pada kala Pleistosen ini, hanya hewan-hewan yang berbulu tebal yang
mampu bertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth (gaja berbulu tebal).
Hewan yang berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan bianatang dari
Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi dan Filiphina ada yang melalui Malaysia ke
Jawa (Jalan Barat) dan ada pula yang melalui Formosa, Filiphina ke
Kalimantan, Jawa dan Sulawesi (Jalan Timur).
Garis Wallace adalah garis antara selat Makassar dan lombok yang merupakan
batas antara dua jalan penyebaran binatang tersebut.

Selain itu, juga terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya dalam jumlah besar Sinantrophus
Pekinensis di Peking, Cina yang sejenis dengan Pithecantrophus Erectus dari
Trinil Ngawi. Demikian pula alat-alat Pacitan yang ditemaukan pula di Cina,
Burma dan Malayasia.

Homo Wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Australoid


pada kala Pleistosen Tengah dan Pleistosen Atas menyebar dari Asia ke selatan.
Sebagian besar dari mereka sampai ke benua Australia dan menurunkan
penduduk asli Australia (Aborigin).
Kala Holosen (Alluvium)

Pada kala Holosen, lapisan es di wilayah Kutub Utara diperkirakan


berangsur-angsur menipis yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
Tanah-tanah yang berada di daratan rendah seperti Paparan Sunda dan Paparan
Suhul, menjadi tergenang air dan membentuk laut yang dangkal.

Dataran yang letaknya tinggi lama-kelamaan menjadi pulau di wilayah


Nusantara. Saat itu Homo Sapiens (manusia yang mulai menggunakan otaknya)
diperkirakan mulai hidup di bumi.

Manusia purba yang hidup di kala Holosen, diperkirakan telah


menggunakan peralatan bantu untuk mencari makan dan mempertahankan
hidupnya dari serangan binatang buas. Alat-alat bantu ini masih sangat sederhan
dan mungkin masih mendekati bentuk bahan aslinya.
Alat-alat bantu tersebut di antaranya adalah:

a. Batu-batu gumpal (kerakal atau serpihan batu besar) yang terdapat di


sekitar sungai atau gunung. Batu gumpal-gumpal berfungsi untuk
menumbuk makanan atau benda. Batuan tersebut dikenal dengan
istilah core-tools.
b. Alat-alat bantu yang terdiri dari batu, kayu, tulang, atau tanduk. Alat-ala
tersebut dibuat dengan cara dipukul-pukul untuk mendapatkan bentuk
yang lebih baik. Ada sisi yang dibuat menjadi tajam yang gunanya untuk
mengiris binatang buruan. Alat tersebut digolongkan sebagai kapak meski
bentuknya masih sangat sederhana. Contoh, kapak perimbas monofasial
dan penetak bifasial.
c. Alat-alat bantu yang terbuat dari gumpalan batu atau kerakal. Berbeda
dengan core-tools, alat ini mempunyai bentuk lebih sempurna, lebih
kecuil, dan dipakai untuk pekerjaan yang lebih ringan. Misalnya
digunakan untuk memotong datau membelah tulang. Alat ini terbuat dari
gumpalan baru yang ditempa dengan alat semacam martil, kemudian
salah satu sisi batu dipangkas dengan menggunakan pahat tulang.

Pasca Kala Pleistone dan Kala Holosen, manusia masih memenuhi


kebutuhannya dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan
seperti umbi-umbian, kerang dan lain-lain. Kehidupan seperti ini diperkirakan
muncul sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi. Pada masa ini manusia sudah bisa
membuat gerabah sebagai barang penunjang kehidupan sehari-hari, walaupun
bentuknya sangat sederhana. Mereka juga membuat perhiasan
dengan desain yang beraneka ragam.
Dalam kehidupan sosial, susunan tugas dalam masyarakat mulai tertata
sesuai jenis kelamin. Kaum lelaki berburu sedangkan kaum perempuan
mengumpulkan makanan. Kehidupan spiritual juga sudah terlihat, terutama
dalam upacara pemujaan arwah nenek moyang, kemudian secara perlahan
kehidupan bercocok tanam mulai berkembang, terutama di wilayah Asia
Tenggara.
Ciri-ciri Zaman Neozoikum

Secara keseluruhan berdasarkan uraian di atas, maka ada 5 ciri-ciri


zaman neozoikum, yaitu:

1. Merupakan puncak dari keberadaan hewan mamalia di muka bumi


2. Hewan reptil yang memiliki ukuran besar punah
3. Iklin di bumi mulai stabil, kehidupan manusia dimulai
4. Zaman ini terbagi atas dua, yaitu zama tersier dan zaman kuarter
5. Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai