I. DEFINISI
Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on detection, education, and
treatment of high blood pressure (JNC VII), hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah
sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90
mmHg.
II. ETIOLOGI
III. KLASIFIKASI
Penentuan derajat hipertensi dilakukan berdasarkab rata-rata dari dua atau lebih pengukuran
tekanan darah yaitu dalam posisi duduk selama dua atau lebih kunjungan rawat jalan. Klasifikasi
hipertensi dapat dilihat pada Tabel 1
b. Ras Afrika-Amerika
Hipertensi lebih sering terdapat pada ras Afrika-Amerika dibandingkan dengan orang kulit
putih, dan pada kedua ras tersebut biasanya lebih banyak pada golongan sosioekonomi rendah.
c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan kejadi hipertensi terutama
pada hipertensi primer. Keluarga yang mengalami hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan
risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Bila terdapat kedua orang tua menderita hipertensi, kemungkinan
anaknya menderita hipertensi sebesar 45%, sedangkan jika hanya salah satu satu dari kedua
orangtuanya yang mengalami hipertensi makan kemungkinan anaknya menderita hipertensi sebesar
30%.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemuinya kejadian bahwa
hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel
telur). Seseorang penderita yang mempunyai genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan
secara alamiah tanpa adanya intervensi terapi, akan menyebabkan hipertensi berkembang dan
sekitar 30-50 tahun akan timbul manifestasi klinis.
Kurang Aktivitas
Orang yang kurang aktivitas cenderung memiliki denyut jantung yang lebih banyak. Semakin
tinggi denyut jantung, semakin berat jantung harus bekerja pada setiap kontraksi dan lebih kuat
tekanan pada arteri.
Konsumsi Tinggi Natrium
Konsumsi makanan yang mengandung banyak natrium dapat menyebabkan tertahannya air di
dalam pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah. Kalium membantu menyeimbangkan
banyaknya natrium di dalam sel. Jika kurang mengkonsumsi natrium, maka akan banyak
Sindroma Metabolik
Sindroma metabolik didefinsikan sebagai jika tiga dari criteria terpenuhi: lingkar perut
membesar (pria: > 100 cm, wanita: 90 cm), gula puasa darah terganggu (normal < 126 md/dl),
peningkatan tekanan darah 130/85 mmHg, trigliserida plasma 150 mg/dl, atau kolesterol HDL <40
mg/dL , <50 mg/dL pada wanita. Di hipotesiskan bahwa resistensi insulin mungkin merupakan
patofisiologi teradinya sindroma metabolik.
b. Hipertensi sekunder.
1) Hipertensi renovaskular, adalah hipertensi akibat lesi padaarteri ginjal sehingga menyebabkan
hipoperfusi ginjal.
2) Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulka ngangguan fungsi ginjal.Hipertensi
endokrin terjadi misalnya akibat kelainan korteksadrenal, tumor di medulla adrenal, akromegali, hipotiroidisme,
hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, dan lain-lain. Penyakit lain yang dapat menimbulkan hipertensi adalah koarktasioaorta,
kelainan neurogik, stres akut, polisitemia, dan lain-lain.
Penyakit ginjal
Penyakit ginjal adalah penyebab terbanyak pada hipertensi sekunder. Hipertensi dapat timbul
dari penyakit diabetes nefropati ataupun inflamasi glomerulus, penyakit intertisial tubulus, dan
polikista ginjal. Kebanyakan kasus berhubungan dengan peningkatan volume intravascular atau
peningkatan system renin-angiotensin-alodesteron.
Arteri stenosis ginjal dapat muncul pada 1-2 % pasien hipertensi. Penyebabnya pada orang muda
adalah fibromuscular hyperplasia. Penyakit pembuluh darah ginjal yang lain adalah karena
aterosklerosis stenosis dari arteri renal proksimal. Mekanisme hipertensinya berhubungan dengan
peningkatan renin berlebih karena pengurangan dari aliran darah ke ginjal. Hipertensi pembuluh
darah ginjal harus dicurigai jika terdapat keadaan seperti berikut: (1) terdapat pada usia sebelum 20
tahun atau sesudah usia 50 tahun. (2) bruit pada epigastrik atau artery renal. (3) jika terdapat
penyakit atrerosklerosis dari arteri perifer, 15-25 % pasien dengan aterosklerosis tungkai bawah
yang simtomatik terdapat artery stenosis ginjal. (5) terjadi penurunan fungsi ginjal setelah
pemberian penghambat ACE.
Hiperaldosteron primer
Penyakit ini timbul karena sekresi yang berlebihan dari aldosteron oeh korteks adrenal. Pada
pasien hipertensi dengan hipokalemia, krn pengeluaran kalium yang berlebih melalui urin (biasanya
> 40 mEq/L).
Sindrom Cushing
Pada penderita sindroma Cushing, hipertensi timbul sekitar 75-85 %. Patogenesis tentang
terjadinya hipertensi pada sindroma Cushing masih tidak jelas. Mungkin dihubungkan dengan
retensi garam dan air dari efek mineralocorticoid karena glukokortikoid berlebih.
Pheochromocytoma
Tumor yang mensekresikan katekolamin yang berada di medulla adrenal dan menyebabkan
hipertensi sekitar 0,05 %.
III. Patofisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter merkuri. Dua tekanan
darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS
diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.
Pengaturan tekanan darah sangat kompleks dan mencakup interaksi antara berbagai faktor genetik dan
lingkungan yang mempengaruhi dua variabel hemodinamik yakni curah jantung dan resistensi perifer. Curah
jantung dipengaruhi oleh volume darah yang sangat tergantung secara independen dengan konsentrasi natrium
serum. Resistensi perifer diatur pada tingkat arteriol dan dipengaruhi oleh faktor neuronal dan hormonal.
Tonus vaskulur normal dipengaruhi oleh zat vasokonstriktor (angiotensin II dan katekolamin) dan
Otak dan mata: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic attacks, defisit
neurologis
Jantung: Palpitasi,nyeri dada, sesak, bengkak di kaki
2. Pemeriksaan Fisik
a. Memeriksa tekanan darah
- Pasien diminta duduk dikursi setelah beristirahat selam 5 menit, kaki di lantai dan lengan
setinggi jantung
- Pemilihan manset sesuai ukuran lengan pasien (dewasa: panjang 12-13, lebar 35 cm)
- Stetoskop diletakkan di tempat yang tepat (fossa cubiti tepat diatas arteri brachialis)
- Lakukan penngukuran sistolik dan diastolic dengan menggunakan suara Korotkoff fase I
dan V
- Pengukuran dilakukan 2x dengan jarak 1-5 menit, boleh diulang kalau pemeriksaan pertama
dan kedua bedanya terlalu jauh.
Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)
- Hipertensi borderline atau yang bersifat episodic
- Hipertensi office atau white coat
- Hipertensi sekunder
- Sebagai pedoman dalam pemilihan jenis obat antihipertensi
b. Evaluasi penyakit penyerta kerusakan organ target serta kemungkinan hipertensi sekunder
Profil lipid (total kolesterol (kolesterol total serum, HDL serum, LDL serum, trigliserida serum)
Elektrolit (kalium)
Ekokardiografi jika diduga adanya kerusakan organ sasaran seperti adanya LVH Plasma rennin
activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin
Untuk menghindari first dose effect dan hipotensi ortostatik, maka a1-blocker sebaiknya
diberikan pada malam hari sebelum tidur.
VII. KOMPLIKASI
Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering menyebabkan kematian
pada pasien hipertensi. Penyakit jantung hipertensi merupakan hasil dari perubahan struktur dan fungsi yang
menyebabkan pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik, dan gagal jantung.
Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting terhadap infark dan hemoragik
otak. Sekitar 85 % dari stroke karena infark dan sisanya karena hemoragik. Insiden dari stroke meningkat
secara progresif seiring dengan peningkatan tekanan darah, khususnya pada usia > 65 tahun. Pengobatan pada
hipertensi menurunkan insiden baik stroke iskemik ataupun stroke hemorgik.
Ginjal
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, penyebab yang sering terjadi pada renal
insufficiency. Pasien dengan hipertensif nefropati, tekanan darah harus 130/80 mmHg atau lebih rendah,
khususnya ketika ada proteinuria.