Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ATHIRA AZHAR BUDIANI

NIM: 2018730017

JAWABAN MODUL 2

Caranya untuk mengubah seseorang yang sulit bergaul adalah:

1. Selalu berfikir positif


Terkadang sifat pendiam muncul karena ketakutan ataupun ketidak percayaan
diri yang anda miliki. Untuk itu, tanamkan dalam diri anda untuk selalu
berpikir positif baik untuk diri anda sendiri maupun lingkungan anda. Dengan
pola pikir positif, anda dapat dengan mudah untuk bergaul dengan teman-
teman lainnya di sekitar anda.
2. Bangun kepercayaan diri
Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk membangun kepercayaan diri
tersebut, anda bisa bicara kepada diri anda sendiri jika anda adalah orang yang
pemberani dan dapat berbicara dengan baik. Yakinkan dalam diri anda jika
anda bukanlah orang yang susah dalam hal bergaul.
3. Berhenti memikirkan kekurangan yang anda miliki
Setiap orang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Tak ada orang yang sempurna di dunia ini. Jadi kekurangan yang anda miliki
tak dapat dijadikan alasan pendiam anda. Cobalah untuk menerima diri anda
apa adanya. Jika bisa, jadikan kekurangan tersebut sebagai sebuah kelebihan
yang tak dimiliki orang lainnya. Menutup kekurangan yang anda miliki hanya
akan membuat anda semakin terpuruk dan rendah diri.
4. Memperluas pergaulan
Cobalah untuk memperluas pergaulan yang anda miliki, bergaul lah dengan
orang-orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Dari sanalah anda
bisa mempelajari cara-cara mereka untuk menjalani kehidupan sosial sehari
ahrinya. Bagaimana cara berkenalan dengan teman baru, menyikapi sebuah
masalah, cara memperlakukan orang yang baik dan lainnya bisa anda tiru dan
anda praktekkan dalam kehidupan anda.
5. Bangun rasa empati pada orang lain
Ketika anda mulai mengenal banyak orang, cobalah untuk mulai membangun
rasa empati pada orang-orang di sekitar anda. Jangan ragu untuk bertanya
sesekali mengenai kabar mereka. Berikan pertolongan dan bantuan bagi teman
anda yang memang membutuhkan. Bangun kekeluargaan di dalam
persahabatan yang anda jalin.

Referensi: jurnal prikologi kepribadian (2014)

Anda mungkin juga menyukai