Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidup tidak pernah melalui
stadium multi sel. Tubuh organisme semacam ini merupakan suatu masa protoplasma
tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi sitoplasma dan nucleus. Organisme-
organisme ini disebut organisme uniseluler, yaitu sel tunggal yang hidup sendiri dengan
bebas. Organisme ini bisa berupa tumbuhan maupun hewan. Adakalanya organisme
tertentu sulit digolongkan. Organisme tersebut kemudian disepakati disebut Protista.
Beberapa Protista mendekati sifat hewan, beberapa mendekati sifat tumbuhan.
Protista merupakan suatu takson yang anggotanya sangat beragam. Anggotanya
bukan hewan, bukan tumbuhan, bukan jamur, dan bukan prokariot. Semua anggota
kingdom Protista merupakan eukariotik, mempunyai inti yang jelas dan organel yeng
dikelilingi membrane. Respirasi terjadi secara aerobic. Hidup bebas di laut atau air tawar,
atau parasit di cairan tubuh atau jaringan mahluk hidup lain.
Kingdom ini terdiri dari organisme tingkat rendah: protozoa, jamur lender, dan
jamur air (dulu masuk ke dalam kingdom fungi), dan ganggang. Pada beberapa klasifikasi
kingdom Protista terdiri dari semua organisme uniseluler tapi ini mengakibatkan
kelompok ganggang terbelah karena ada ganggang multiseluler. Pada dasarnya kingdom
ini mempunyai kesamaan struktur yang sederhana walaupun daur hidup, organisasi sel,
dan pembelahan selnya sangat beragam. Anggotanya sebagaian uniseluler dan organisme
multiseluler yang sel-selnya belum terdiferensiasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Protista?

2. Bagaimanakah klasifikasi Protista?

3. Apakah Manfaat/Kerugian bagi kelangsungan hidup manusia?

1|Page
1.3 TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas dari Dosen.

2. Mengetahui ciri-ciri kingdom Protista

3. Mengetahui klasifikasi organisme Protista.

4. Mengetahui manfaat/kerugian organisme Protista bagi manusia.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PROTISTA
Pada umumnya Protista adalah mahluk hidup uniseluler, namun terdapat pula
Protista yang multiseluler, seperti ganggang laut. Protista ada yang bersifat autrotrof,
adapula yang heterotrof, hidup bebas di laut, air tawar, atau sebagai parasit pada mahluk
hidup lain. Berbeda dengan Monera, Protista telah memiliki membrane inti sehingga
disebut organisme eukariotik (Abdurahman, 2006)

2. KINGDOM PROTISTA
Protista dikelompokan menjadi tiga kelompok, yakni, Protista mirip jamur (jamur
lender), Protista mirip tumbuhan (alga), dan Protista mirip hewan (protozoa).

1. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir)


Protista mirip jamur disebut juga jamur lender. Protista ini dikatakan mirip jamur
karena kemiripannya dalam hal morfologi dan sifatnya, yang saprofit. Perbedaannya
dengan jamur terletak pada susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidupnya. Pada
jamur, zigotnya tidak dapat bergerak (imotil) karena tidak memliki flagela. Adapun
pada jamur lendir, zigotnya dapat bergerak (motil) karena memiliki flagel.
Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yakni Myxomycota, Acrasiomycota, dan
Oomycota (Abdurahman, 2006).

a. Myxomycota
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir. Anggota Myxomycota
biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof.
Myxomycota memiliki fase ameobid, berinti banyak, dan tidak dibatasi
dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus
hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti amoeba di atas substrat dan
mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel secara
langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium sp. Perhatikan
Gambar 1.

3|Page
Gambar 1:Jamur dari filum Myxomycota merupakan bentuk spongarium jamur lender (Abdurahman, 2006)

b. Acrasiomycota
Acrasiomycota berbeda dengan Myxomycota. Acrasiomycota tetap
mempertahankan identitasnya sebagai satu sel. Acrasiomycota merupakan
individu utuh yang dipisahkan oleh membran, terutama pada saat membentuk
agregat di salah satu tahap siklus hidupnya. Acrasiomycota merupakan
organisme haploid, sedangkan pada Myxomycota didominasi oleh fase diploid.
Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi sebagai alat reproduksi
aseksual dan umumnya tidak memiliki fase berflagel. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 2: Dictyostelium merupakan contoh spesies dari phylum Acrasiomycota (Abdurahman, 2006)

c. Oomycota

4|Page
Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih ( white
rust), dan jamur berbulu halus (downy mildew). Organisme ini terdiri atas hifa
(filamen atau benang halus yang membentuk bagian vegetatif jamur) yang
terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota memiliki dinding sel yang
terbuat dari selulosa. Pada umumnya, jamur air merupakan pengurai yang
tumbuh pada alga atau hewan mati. Beberapa lagi merupakan parasit pada
ikan. Contoh jamur air adalah Saprolegnia. Perhatikan Gambar 3.

Gambar 3: Saprolegnia adalah contoh jamur air yang hidup parasit di dalam organisme lain (Abdurahman, 2006)

2. Protista Mirip Tumbuhan


Protista mirip tumbuhan uniseluler, sering disebut juga sebagai fitoplankton.
Sedangkan Protista mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Protista
fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagaian
termasuk organisme mikroskopik. Organisme ini memiliki peran yang sangat penting.
Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis
yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbondoksida, mengisi atmosfer dengan
oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam kehidupan air.
Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta,
Cryshophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta,
Phacophyta, dan Chlorophyta (Abdurahman, 2006).

a. Euglenophyta

5|Page
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagella,
vakuola, kontraktil, stigma yang dapat menangkap cahaya, dan kloroplas.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof atau heterotrof. Contoh Euglenophyta
yang melimpah di alam adalah Euglena. Beberapa jenis Euglena autotrof dapat
menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya rendah (Abdurahman, 2006).

b. Chrysophyta
Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagaian
tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba. Sebagaian lagi
memiliki dinding sel pectin, memiliki dua flagel.
Alga cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan
pigmen fukosantia yang merupakan sumber warna keemasan. Cryshophyta
kebanyakan hidup di air tawar dan hanya beberapa di laut. Contoh spesies
anggota Cryshophyta dalah Synura dan Mischococcus. Perhatikan Gambar 4.
(a) (b)

Gambar 4: contoh spesies Cryshophyta (a) Synura dan (b) Mischococcus


(Abdurahman, 2006).

c. Bacillariophyta (Diatom)
Filum ini memiliki anggota yang paling banyak, yaitu sekitar 10.000
spesies. Diatom termasuk alga uniseluler dan merupakan penyusun fitoplankton,
baik di perairan tawar maupun di lautan.

6|Page
Bentuk Diatom sangat khas (Gambar 5) dengan dinding tubuhnya yang
terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara kotak dan tutup tersebut
terdapat celah yang disebut rafc. Dinding selnya mengandung pectin dan silikat.
Apabila mati, cangkangnya akan bertumpuk membentuk tanah diatom, tanah ini
bernilai ekonomis tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan penggosok,
penyuling gasoline, bahan pembuatan jalan, sampai bahan dinamit. Diatom sering
tampak bergerak maju mundur dan berputar.

Gambar 5: Macam-macam bentuk Diatom (Abdurahman, 2006).

d. pyrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakannya dibantu dua
flagella mirip cambuk (dalam bahasa latin, dino artinya pasaran air). Beberapa
Dinoflagellata ditutup oleh membrane sel, sedangkan yang lainnya ada yang
ditutupi oleh dinding selulosa, seperti halnya sel pada tumbuhan. Walaupun
beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air tawar, umumnya Dinoflagellata hidup
di lautan, contohnya Ceratium sp. Perhatikan Gambar 6.

Gambar 6: Ceratium sp (Abdurahman, 2006).

7|Page
e. Rhodophyta (Alga Merah)
Rhodophyta atau alga merah merupakan phylum yang memiliki pigmen
dominan fikoeritrin atau merah. Phylum ini memiliki anggota yang banyak, yaitu
sekitar 4.000 spesies. Rhodophyta habitatnya sebagaian besar di laut. Akan tetapi,
ada pula yang hidup di perairan tawar. Perkembangbiakan Rhodophyta terjadi
secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Rhodohyta membentuk tetraspora
yang akn menjadi gamet membentuk gamet jantan dan gamet betina. Adapun
secara seksual, flagella dan disebut spermatium. Adapun gamet betinanya
berflagela. Perhatikan Gambar 7.

Gambar 7: Alga Merah (Rhodopyta) (Firmansyah dkk, 2006).

f. Phaeophyta (Alga Cokelat)


Phylum Phaelophyta adalah alga yang memiliki anggota cukup banyak,
yaitu sekitar 1.500 spesies. Hampir semua anggotanya adalah multiseluler dan
sebagian besar hidupnya di laut. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di perairan
tawar. Pigmen yang paling dominant pada Phaeophyta adalah fukosantin atau
warna cokelat.
Perkembangbiakan Phaeophyta dapat terjadi secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual, Phaeophyta berkembang biak dengan membentuk zoospore.
Untuk perkembangbiakan secara seksual, Phaeophyta menghasilkan gamet jantan

8|Page
dan gamet betina. Contoh dari laga cokelat adalah Sargassum, Fucus, dan
Turbinaria. Perhatikan Gambar 8.
(a) (b) (c)

Gambar 8 : (a) Sargassum (b) Fucus (c) Turbinaria.

g. Chlorophyta (ganggang hijau)


Ganggang hijau atau Chlorophyta memiliki pigmen dominant berupa
klorofil dengan jenis klorofil a dan klorofil b. Klorofil b tidak dimiliki oleh jenis
ganggang lain. Selain klorofil, ganggang hijau ada yang uniseluler dan ada yang
multiseluler. Ganggang hijau uniseluler ada yang memilik flagellum sehingga
dapat bergerak. Ganggang hijau memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa
dengan cadangan makanan berupa amilum. Sebagain besar ganggang hijau hidup
di air tawar, misalnya kolam dan genangan air, serta di tempat-tempat lembab.
Jenis ganggang lainnya hidup di laut dangkal , contohnya Ulva. Ganggang hijau
berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, pembentukan spora, dan
fragmentasi. Ganggang hijau berkembang biak secara isogami, anisogami, atau
oogami. Ganggang hijau diperkirakan berjumlah 7.000 spesies (Firmansyah dkk,
2006).

3. Protista Mirip Hewan


Sekitar 65 ribu jenis protista yang menyerupai hewan atau lebih dikenal dengan
istilah protozoa. Protista yang menerupai hewan karena uniseluler, heterotrofik, dan
merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.

9|Page
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu jenis spesies.
Jenis Protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas
berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.

a. Rhizopoda
Bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk
pseudopodia (kaki semu). Bentuk pseudopodia sangat bergam, ada yang tebal
membulat dan ada yang tipis meruncing.pseudopodia berfungsi sebagai alat gerak
dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang, contohnya
Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteu. Rhizopoda
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondis
lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda tertentu
dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair,
baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa
alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lainnya (Aryulina dkk, 2006).

b. Ciliata (Ciliophora)
Bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Selain berfungsi
untuk bergerak silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu
pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan
dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh,
makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel CIliata memiliki cirri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu makronukleus
dan mikronukleus. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar
maupun laut, Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis
maupun parasit.
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual,
yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual
dilakukan dengan konjungasi (Aryulina dkk, 2006)

10 | P a g e
c. Flagellata (Mastigophora)
bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian
besar Flagellata memiliki dua flagellum ada yang di bagian belakang sel
(posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Letak flagellum juga
ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel.
Flagellata berkembeng biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur,
misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan
berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh
hewan (Aryulina dkk, 2006)

d. Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa tidak meiliki alat gerak, seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai
parasit pada hewan atau manusia. Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual
dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks, dengan
beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan
betina Firmansyah dkk, 2006)

3. PERAN PROTISTA BAGI KEHIDUPAN


Protista memiliki peranan bagi kehidupan. Peran tersebut dapat menguntungkan
dan juga dapat merugikan. Berikut akan diuraikan mengenai peranan protista bagi
kehidupan.

1. Peran Protista yang Merugikan


Anggota Protista ada yang merugikan, contohnya pada Protozoa.
Sebagaian besar anggota Protozoa merupakan pathogen pada manusia dan hewan,
contohnya phylum Rhizopoda. Pernahkah anda mengalami diesntri? Disentri
merupakan suatu penyakit dengan gejala buang air besar bercampur lender.
Penyebabnya adalah Entamoeba dysentriae. Contoh lainnya, yaitu Entamoeba
histolitica yang menyebabkan amebiasis.

11 | P a g e
Phylum lainnya adalah Zoomastigophora. Anggota phylum ini umumnya
pathogen. Contoh dari phylum Zoomastigophora adalah Trichomonas vaginalis
yang menyebabkan penyakit kelamin pada wanita. Leishmania tropica, penyebab
penyakit kulit dan Trypanosoma gambiense, penyebab penyakit tidur
(Abdurahman, 2006)

2. Peran Protista yang Menguntungkan


Selain dapat merugikan, Protista ada yang menguntungkan. Umumnya
dari kelompok alga. Sebagai Protista yang mirip tumbuhan, alga merupakan
produsen bagi organisme lain di suatu ekosistem, khususnya di ekosistem
perairan.
Selain itu, alga juga memilik peran yang bermanfaat bagi organisme lain.
Contohnya, sebagai bahan pangan, bahan obat-obatan, dan bahan dasar
kosmetika, selain itu, alga juga dapat dibudidayakan menjadi bahan dasar
berbagai macam produ, seperti makanan dan bahan-bahan kosmetik
(Abdurahman, 2006)

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Protista di golongkan menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan atau biasa di sebut

Protozoa, Protista mirip tumbuhan atau alga, dan Protista mirip jamur.

Digolongkan mirip hewan karena ciri-cirinya hampir sama seperti hewan, diantaranya

bergerak. Di golongkan mirip tumbuhan karena ciri-cirinya hampir sama seperti

tumbuhan, diantaranya memiliki klorofil. Di golongkan mirip jamur karena ciri-cirinya

tidak mirip hewan maupun tumbuhan. Tidak bergerak, juga tidak memiliki klorofil.

B. SARAN

Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga harus

menambah ilmu pengetahuannya lagi tentang materi Protista ini dengan mencari lagi

buku-buku bacaan lainnya atau dari internet.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk, 2006, BIOLOGI Jilid 1, Jakarta, Penerbit ESIS.

Firmansyah, Rikky, dkk, 2006, Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Bandung,

Penerbit PT Grafindo Media Pratama.

Abdurahman, Deden, 2004, Biologi Kelompok Pertanian, Bandung, Penerbit PT

Grafindo Media Pratama.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai