Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Illegal fishing merupakan masalah klasik yang sering dihadapi oleh negara
yang memiliki banyak pantai karena masalah tersebut sudah ada sejak dulu.
Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat diberantas.
Hal itu dikarenakan untuk mengawasi wilayah laut yang banyak secara bersamaan
itu merupakan hal yang sulit. Negara yang sudah memiliki teknologi yang maju
dibidang pertahanan dan keamanan sekalipun pasti juga pernah terkena kejahatan
illegal fishing. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak
pantai mengingat status Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini tentu saja
juga dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya hayati yang besar.
tahunnya. Namun, akibat letak posisi silang Indonesia yang terletak di antara dua
benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Pasifik dan Hindia) menyebabkan
wilayah Indonesia rawan terjadinya illegal fishing. Adapun daerah yang menjadi
titik rawan tersebut terletak di Laut Arafuru, Laut Natuna, sebelah Utara Sulawesi
Hindia).1
menunjukan betapa pentingnya sumber kekayaan hayati dalam hal ini perikanan
ZEE Indonesia. Salah satunya yaitu celah hukum yang terdapat dalam ketentuan
disebutkan bahwa orang atau badan hukum asing itu dapat masuk ke wilayah ZEE
Perikanan seakan membuka jalan bagi nelayan atau badan hukum asing untuk
kekayaan hayati di wilayah ZEE Indonesia. Namun hal itu tidak dapat disalahkan
karena merupakan salah satu bentuk penerapan aturan yang telah ditentukan
dalam Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 yang merupakan salah satu konvensi
17 Tahun 1985. Dalam ketentuan Pasal 62 ayat (3) dan (4) Konvensi Hukum Laut
Tahun 1982 mengharuskan negara pantai untuk memberikan hak akses kepada
2
Hasjim Djalal, 1979, Perjuangan Indonesia Di Bidang Hukum Laut, Binacipta, Bandung, hlm. 3.
3
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Pasal 29 ayat (2) tentang Perikanan
negara lain untuk mengeksploitasi kekayaan hayati di wilayah ZEE negara pantai
apabila terjadi surplus dalam hal pemanfaatan sumber daya hayati oleh negara
pantai. Kapal-kapal ikan asing yang mempunyai hak akses pada zona ekonomi
dalam hal kapal pengawas dan juga jumlah hari operasi. Menurut Direktur
dimiliki KKP serta terbatasnya jumlah hari operasi itu maka peran pemerintah
B. Rumusan masalah
4
Albert W. Koers, 1994, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hlm. 36.
5
http://dkp.kaltimprov.go.id/berita-157-kkp-kesulitan-awasi-perairan-indonesia.html, diakses pada
tanggal 19 februari 2014.
1. Bagaimana pengaturan hukum tentang illegal fishing ?
fishing ?
C. Pembahasan
(IUU) Fishing yang diprakarsai oleh FAO dalam konteks implementasi Code of
1. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu atau
kapal asing di perairan yang bukan merupakan yuridiksinya tanpa izin dari
regulation).
Negara RFMO wajib mengikuti aturan yang ditetapkan itu atau aturan lain
flying the flag of states that are parties to a relevant regional fisheries
law).
perikanan di negara lain yang memiliki perbatasan laut, dan sistem pengelolaan
perikanan di Indonesia itu sendiri. Secara garis besar faktor penyebab tersebut
menurun, terjadi overdemand terutama jenis ikan dari laut seperti Tuna. Hal ini
mendorong armada perikanan dunia berburu ikan di manapun dengan cara legal
atau illegal.
pendapatan.
4. Laut Indonesia sangat luas dan terbuka, di sisi lain kemampuan pengawasan
yang menjadi yurisdiksi Indonesia dan kenyataan masih sangat terbukanya ZEE
fishing.
5. Sistem pengelolaan perikanan dalam bentuk sistem perizinan saat ini bersifat
restriction).Ā Hal ini kurang cocok jika dihadapkan pada kondisi faktual geografi
khususnya dari sisi kuantitas. Sebagai gambaran, sampai dengan tahun 2008, baru
terdapat 578 Penyidik Perikanan (PPNS Perikanan) dan 340 ABK (Anak Buah
sebanding dengan cakupan luas wilayah laut yang harus diawasi. Hal ini, lebih
penanganan perkara tindak pidana perikanan masih belum solid, terutama dalam
hal pemahaman tindakan hukum, dan komitmen operasi kapal pengawas di ZEE.
a.Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Pidana penjara
b.Ā Ā Ā Ā Ā Ā Pidana denda
c.Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Penyitaan
nelayan dapat mencegah pencurian ikan oleh kapal asing. Cara ini
4. Sistem Pengelolaan
jawab
(Pokmaswas).
6. Strategi
yang sinergis.
Pengawas 130 Unit. Sampai saat ini baru Pangkalan 2 unit, Stasiun 3
POLAIR
Negeri (PHLN).
diberikan,
2. Ketataan Nakhoda kapal perikanan dalam melaporkan hasil
3. Ketaatan pengurusan ijin untuk kapal yang belum berijin dan masa
System (VMS).
60 GT ketas.
60 GT.
Perikanan
Tuntutan Perdata)
SISWASMAS
Dasar Pembentukan :
perkara lain
yang efektif
pidana perikanan
Sampai saat ini telah dibentuk di lima tempat yaitu Jakarta Utara,