Anda di halaman 1dari 20

REZIM HUKUM LAUT

 Konvensi Den Haag /1930


Bertujuan utk membentuk kodifikasi
hkm Internasional yg di prakarsai PBB
1. Kewarganegaraan (Nationality)
2. Perairan Teritorial (Territorial waters)
3. Tanggung Jawab Negara terhadap
kerugian yg ditimbulkan dalam wilayah
laut terhadap pribadi kekayaan asing yg
berlayar di laut (responsibility of state)
 Konvensi Den Haag menitik beratkan
pada
1. Wilayah Negara
2. Laut Teritorial
3. Hak Lintas damai.
peserta ingin memaksakan diterimanya
lebar laut teritorial 3 mil sebagai ukuran
yang berlaku umum (universal),
konferensi untuk mengakui adanya
praktik negara-negara yang memiliki laut
teritorial yang lebih lebar (daripada 3 mil)
 Hak Lintas Damai
Kapal-kapal asing yang melakukan hak
lintas damai diwajibkan untuk mentaati
peraturan yang dikeluarkan oleh negara
pantai sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan
internasional. Peraturan-perturan tersebut:
(a) berkaitan dengan keselamatan pelayaran
dan keamanan lalu lintas serta cabotage;
(a) perlindungan terhadap bahaya
pencemaran laut
(b) perlindungan sumber kekayaan laut; dan
(c) perlindungan perikanan, perburuan serta
hak-hak serupa yang dimiliki negara
pantai.
 kewajiban negara pantai untuk tidak
menghalang-halangi lintas damai kapal
asing melalui laut teritorial. Kapal selam
diharuskan lewat di atas permukan air.
4.Yurisdiksi Pidana Dan Perdata Negara Pantai
Atas Kapal-Kapal Asing Di Dalam Laut
Teritorial.
 Bahwa kedaulatan membawa akibat dalam
bidang hukum yaitu wewenang untuk
melakukan penuntutan atas pelanggaran aturan
Hukum negara pantai baik di bidang pidana
maunpun perdata.
 Dalam sebuah kapal yang melalui laut teritorial
suatu negara pantai akan berlaku 2 yurisdiksi,
yaitu yurisdiksi negara pantai yang memiliki
kedaulatan atas laut teritorial dan yurisdiksi
negara bendera kapal.
 negara pantai tidak dapat melakukan
penangkapan atau penahanan seseorang yang
telah melakukan tindak pidana di atas kapal
selama dilakukannya lintas melalui laut
teritorialnya, kecuali:
a) apabila tindak pidana tersebut terasa hingga ke
luar kapal,
b) apabila tindak pidana tersebut mengganggu
keamanan umum negara pantai atau ketertiban
umum dalam laut teritorial, dan
c) apabila kapten kapal telah meminta pertolongan
pejabat-pejabat setempat atau konsul dari negara
bendera kapal.
5. Hak Lintas Kapal Perang

 Negara pantai tidak dapat menghalang-halangi


lintas kapal perang asing yang melalui laut
teritorialnya dan tidak dapat meminta agar
terlebih dulu harus diberikan ijin atau
pemberitahuan.
 Negara pantai berhak untuk mengatur syarat-
syarat bagi lintas kapal perang asing yang
melalui laut teritorialnya.
 Kapal selam perang wajib untuk melakukan
lintas di atas permukaan laut.
 KONVENSI JENEWA/1958

 Konvensi tentang Laut Teritorial dan Jalur


Tambahan (Convention onTerritorial Sea and
Contiguous Zone);
 Konvensi tentang Laut Lepas (Convention on
the High Sea);
 Konvensi tentang Perikanan dan Perlindungan
Kekayaan Hayati Laut Lepas (Convention on
Fishing and Conservation of the Living
Resources of theHigh Sea);
 Konvensi tentang Landas Kontinen (Convention
on Continental Shelf)
 Laut teritorial adalah jalur yang
terletak di sepanjang pantai suatu
negara dan berada di bawah
kedaulatan negara tersebut.
 Kedaulatan negara atas laut teritorial
juga mencakup ruang udara di
atasnya dan dasar laut serta tanah di
bawahnya.
 Konvensi Laut Lepas
 Laut lepas adalah setiap bagian laut yang
tidak merupakan laut teritorial atau laut
pedalaman suatu negara.
Prinsip kebebasan laut lepas:
 Kebebasan pelayaran
 Kebebasan menangkap ikan
 Kebebasan untuk memasang kabel dan
saluran-saluran pipa bawah permukaan laut
 Kebebasan untuk terbang di atas laut lepa s.
 KONVENSI TENTANG PERIKANAN DAN
PERLINDUNGAN KEKAYAAN HAYATI LAUT
LEPAS
 Konvensi ini bertujuan untuk
menggalang kerja sama internasional
dalam pencegahan dan penanggulangan
sumber kekayaan hayati di laut lepas.
 mengakui nelayan negara-negara untuk
melakukan penangkapan ikan di laut
lepas namun dengan pembatasan-
pembatasan:
 kewajiban negara-negara untuk mengadakan
tindakan-tindakan yang diperlukan bagi
perlindungan kekayaan hayati laut, baik secara
sepihak maupun melalui kerja sama dengan
negara-negara lain.
 Perlindungan perikanan dan kekayaan hayati
laut lepas yang berbatasan dengan laut
teritorial salah satu pihak
 Kepentingan istimewa suatu negara pantai
dalam perlindungan perikanan dan kekayaan
hayati laut lepas yang tidak berbatasan dengan
pantainya sedangkan nelayan-nelayannya tidak
menangkap ikan di sana.
KONVENSI TENTANG LANDAS KONTINEN
Landas kontinen merujuk pada:
 Dasar laut dan tanah bawah dari dasar
laut yang berdekatan dengan pantai tetapi
di luar daerah laut teritorial, sampai pada
kedalaman 200 meter, atau di luar batas
itu sampai pada kedalaman air yang
memungkinkan eksploitasi sumber-
sumber daya alam di daerah-daerah
teritorial
Hak-hak negara pantai atas landas kontinen adalah:

 Negara pantai menikmati hak-hak kedaulatan


atas landas kontinen itu untuk maksud
mengeksplorasinya dan mengeksploitasi
sumber-sumber daya alamnya;
 Hak-hak tersebut bersifat eksklusif, artinya jika
negara pantai tidak mampu mengeksplorasi
landas kontinen atau mengeksploitasi sumber-
sumber daya alamnya, maka negara lain tidak
dapat menjalankan aktifitas-aktifitas itu atau
mengajukan klaim terhadap landas kontinen
tersebut tanpa persetujuan tegas dari negara
pantai;
 Hak-hak negara pantai atas landas
kontinen itu tidak tergantung pada
pendudukan (occupation) baik secara
efektif maupun pengumuman yang
tegas;
 Sumber daya alam terdiri atas mineral
dan sumber non-hayati lain dari dasar
laut dan tanah di bawahnya, yg tidak
mampu berpindah kecuali dalam kontak
fisik yang konstan dengan dasar laut
 pelaksanaan hak2 negara pantai atas landas
kontinen tidak boleh mengakibatkan gangguan
terhadap pelayaran, penangkapan ikan atau
tindakan2 perlindungan kekayaan hayati laut,
serta tidak boleh pula mengganggu penyelidikan
oceanografi dan penyelidikan ilmiah lainnya yang
dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
 Sedangkan bagi pihak-pihak yang hendak
melakukan penyelidikan ilmiah di landas
kontinen, terlebih dulu harus ada ijin dari negara
pantai dan kemudian wajib mengumumkan
hasil-hasil penelitian itu secara terbuka.
 DEKLRASI JUANDA/1957

 Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada


tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana
Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda
Kartawidjaja.
 Deklarasi yang menyatakan kepada dunia
bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut
sekitar, di antara dan di dalam kepulauan
Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah
NKRI
 Lintas damai di perairan pedalaman
bagi kapal asing terjamin, selama dan
sekadar tidak bertentangan dengan
kedaulatan dan keselamatan Negara
RI.
 Penentuan batas laut teritorial yang
lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-
garis yang menghubungkan titik-titik
terluar pada pulau-pulau Negara RI
akan ditentukan dengan UU.
 Pertimbangan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Juanda:

 Bentuk geografis RI sebagai suatu negara kepulauan yang


terdiri dari beribu-ribu pulau, memiliki sifat dan corak
tersendiri.
 Untuk kesatuan wilayah Negara RI, maka semua pulau serta
laut yang terletak di antaranya harus dianggap sebagai satu
kesatuan yang bulat
 Penetapan batas-batas laut teritorial yang diwarisi dari
pemerintah kolonial Belanda sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 1 ayat (1) TZMKO 1939 (Territoriale Zee en Maritime Kringen
Ordonantie tahun 1939 dalam Soewito et al 2000). tidak sesuai lagi
dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara RI.
 Setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk
mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu untuk
melindungi keutuhan dan keselamatan negaranya .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai