Bertujuan utk membentuk kodifikasi hkm Internasional yg di prakarsai PBB 1. Kewarganegaraan (Nationality) 2. Perairan Teritorial (Territorial waters) 3. Tanggung Jawab Negara terhadap kerugian yg ditimbulkan dalam wilayah laut terhadap pribadi kekayaan asing yg berlayar di laut (responsibility of state) Konvensi Den Haag menitik beratkan pada 1. Wilayah Negara 2. Laut Teritorial 3. Hak Lintas damai. peserta ingin memaksakan diterimanya lebar laut teritorial 3 mil sebagai ukuran yang berlaku umum (universal), konferensi untuk mengakui adanya praktik negara-negara yang memiliki laut teritorial yang lebih lebar (daripada 3 mil) Hak Lintas Damai Kapal-kapal asing yang melakukan hak lintas damai diwajibkan untuk mentaati peraturan yang dikeluarkan oleh negara pantai sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan internasional. Peraturan-perturan tersebut: (a) berkaitan dengan keselamatan pelayaran dan keamanan lalu lintas serta cabotage; (a) perlindungan terhadap bahaya pencemaran laut (b) perlindungan sumber kekayaan laut; dan (c) perlindungan perikanan, perburuan serta hak-hak serupa yang dimiliki negara pantai. kewajiban negara pantai untuk tidak menghalang-halangi lintas damai kapal asing melalui laut teritorial. Kapal selam diharuskan lewat di atas permukan air. 4.Yurisdiksi Pidana Dan Perdata Negara Pantai Atas Kapal-Kapal Asing Di Dalam Laut Teritorial. Bahwa kedaulatan membawa akibat dalam bidang hukum yaitu wewenang untuk melakukan penuntutan atas pelanggaran aturan Hukum negara pantai baik di bidang pidana maunpun perdata. Dalam sebuah kapal yang melalui laut teritorial suatu negara pantai akan berlaku 2 yurisdiksi, yaitu yurisdiksi negara pantai yang memiliki kedaulatan atas laut teritorial dan yurisdiksi negara bendera kapal. negara pantai tidak dapat melakukan penangkapan atau penahanan seseorang yang telah melakukan tindak pidana di atas kapal selama dilakukannya lintas melalui laut teritorialnya, kecuali: a) apabila tindak pidana tersebut terasa hingga ke luar kapal, b) apabila tindak pidana tersebut mengganggu keamanan umum negara pantai atau ketertiban umum dalam laut teritorial, dan c) apabila kapten kapal telah meminta pertolongan pejabat-pejabat setempat atau konsul dari negara bendera kapal. 5. Hak Lintas Kapal Perang
Negara pantai tidak dapat menghalang-halangi
lintas kapal perang asing yang melalui laut teritorialnya dan tidak dapat meminta agar terlebih dulu harus diberikan ijin atau pemberitahuan. Negara pantai berhak untuk mengatur syarat- syarat bagi lintas kapal perang asing yang melalui laut teritorialnya. Kapal selam perang wajib untuk melakukan lintas di atas permukaan laut. KONVENSI JENEWA/1958
Konvensi tentang Laut Teritorial dan Jalur
Tambahan (Convention onTerritorial Sea and Contiguous Zone); Konvensi tentang Laut Lepas (Convention on the High Sea); Konvensi tentang Perikanan dan Perlindungan Kekayaan Hayati Laut Lepas (Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of theHigh Sea); Konvensi tentang Landas Kontinen (Convention on Continental Shelf) Laut teritorial adalah jalur yang terletak di sepanjang pantai suatu negara dan berada di bawah kedaulatan negara tersebut. Kedaulatan negara atas laut teritorial juga mencakup ruang udara di atasnya dan dasar laut serta tanah di bawahnya. Konvensi Laut Lepas Laut lepas adalah setiap bagian laut yang tidak merupakan laut teritorial atau laut pedalaman suatu negara. Prinsip kebebasan laut lepas: Kebebasan pelayaran Kebebasan menangkap ikan Kebebasan untuk memasang kabel dan saluran-saluran pipa bawah permukaan laut Kebebasan untuk terbang di atas laut lepa s. KONVENSI TENTANG PERIKANAN DAN PERLINDUNGAN KEKAYAAN HAYATI LAUT LEPAS Konvensi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama internasional dalam pencegahan dan penanggulangan sumber kekayaan hayati di laut lepas. mengakui nelayan negara-negara untuk melakukan penangkapan ikan di laut lepas namun dengan pembatasan- pembatasan: kewajiban negara-negara untuk mengadakan tindakan-tindakan yang diperlukan bagi perlindungan kekayaan hayati laut, baik secara sepihak maupun melalui kerja sama dengan negara-negara lain. Perlindungan perikanan dan kekayaan hayati laut lepas yang berbatasan dengan laut teritorial salah satu pihak Kepentingan istimewa suatu negara pantai dalam perlindungan perikanan dan kekayaan hayati laut lepas yang tidak berbatasan dengan pantainya sedangkan nelayan-nelayannya tidak menangkap ikan di sana. KONVENSI TENTANG LANDAS KONTINEN Landas kontinen merujuk pada: Dasar laut dan tanah bawah dari dasar laut yang berdekatan dengan pantai tetapi di luar daerah laut teritorial, sampai pada kedalaman 200 meter, atau di luar batas itu sampai pada kedalaman air yang memungkinkan eksploitasi sumber- sumber daya alam di daerah-daerah teritorial Hak-hak negara pantai atas landas kontinen adalah:
Negara pantai menikmati hak-hak kedaulatan
atas landas kontinen itu untuk maksud mengeksplorasinya dan mengeksploitasi sumber-sumber daya alamnya; Hak-hak tersebut bersifat eksklusif, artinya jika negara pantai tidak mampu mengeksplorasi landas kontinen atau mengeksploitasi sumber- sumber daya alamnya, maka negara lain tidak dapat menjalankan aktifitas-aktifitas itu atau mengajukan klaim terhadap landas kontinen tersebut tanpa persetujuan tegas dari negara pantai; Hak-hak negara pantai atas landas kontinen itu tidak tergantung pada pendudukan (occupation) baik secara efektif maupun pengumuman yang tegas; Sumber daya alam terdiri atas mineral dan sumber non-hayati lain dari dasar laut dan tanah di bawahnya, yg tidak mampu berpindah kecuali dalam kontak fisik yang konstan dengan dasar laut pelaksanaan hak2 negara pantai atas landas kontinen tidak boleh mengakibatkan gangguan terhadap pelayaran, penangkapan ikan atau tindakan2 perlindungan kekayaan hayati laut, serta tidak boleh pula mengganggu penyelidikan oceanografi dan penyelidikan ilmiah lainnya yang dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Sedangkan bagi pihak-pihak yang hendak melakukan penyelidikan ilmiah di landas kontinen, terlebih dulu harus ada ijin dari negara pantai dan kemudian wajib mengumumkan hasil-hasil penelitian itu secara terbuka. DEKLRASI JUANDA/1957
Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada
tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI Lintas damai di perairan pedalaman bagi kapal asing terjamin, selama dan sekadar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan Negara RI. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis- garis yang menghubungkan titik-titik terluar pada pulau-pulau Negara RI akan ditentukan dengan UU. Pertimbangan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Juanda:
Bentuk geografis RI sebagai suatu negara kepulauan yang
terdiri dari beribu-ribu pulau, memiliki sifat dan corak tersendiri. Untuk kesatuan wilayah Negara RI, maka semua pulau serta laut yang terletak di antaranya harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat Penetapan batas-batas laut teritorial yang diwarisi dari pemerintah kolonial Belanda sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) TZMKO 1939 (Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939 dalam Soewito et al 2000). tidak sesuai lagi dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara RI. Setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu untuk melindungi keutuhan dan keselamatan negaranya . TERIMA KASIH