Anda di halaman 1dari 8

PASAL 25A UNDANG-UNDANG DASAR TENTANG WILAYAH NEGARA

Wilayah negara adalah tempat tinggal, tempat hidup dan sumber kehidupan warga
negarayang meliputi daratan, lautan dan ruang udara, dimana suatu negara memiliki
kedaulatan penuhatas wilayah negaranya. Bentuk wilayah negara Indonesia berdasarkan
teorinya termasuk dividedor separated , yaitu negara yang terpisah oleh wilayah laut dan atau
sepotong oleh negara lain(negara yang wilayahnya dibagi-bagi atau dipisah-pisahkan/daratan-
daratannya dipisah-pisahkanoleh perairan laut).

Untuk lebih jelasnya, dibawah ini dikemukakan bagian-bagian dari wilayah negara
tersebut,sebagai berikut:

1. Wilayah Daratan Termasuk Tanah di bawahnya

Wilayah daratan adalah bagian dari wilayah negara dimana rakyat atau penduduk negaraitu
bermukim secara permanen. Demikian pula diwilayah daratan itu pula pemerintah
negaramelaksanakan dan mengendalikan segala kegiatan pemerintahannya

. Pada umumnya garisbatas wilayah daratan ditetapkan berdasarkan perjanjian-perjanjian


garis batas wilayahantara negara-negara yang berbatasan

. Ada pula garis batas wilayah antara dua negara berupasungai yang mengalir di perbatasan
wilayah negara-negara yang bersangkutan. Atau dapat pulagaris batas wilayah pada sungai
tersebut ditetapkan pada bagian-bagian terdalam dari aliransungai, yang disebut

thalweg . Termasuk pula dalam ruang lingkup wilayah daratan adalah tanah dibawah
daratantersebut. Mengenai batas kedalaman dari tanah dibawah wilayah daratan yang
merupakan bagianwilayah negara, tidak atau belum terdapat pengaturannya dalam hukum
internasional positif.Oleh karena itu dapatlah dikatakan, bahwa kedaulatan negara atas tanah
dibawah wilayahdaratannya sampai pada kedalaman yang tidak terbatas. Kedaulatan negara
tersebut meliputi pulasumber daya alam yang terkandung di dalamnya.

2. Wilayah Perairan

Kedaulatan negara pantai selain di wilayah daratan dan perairan pedalamannya,


perairankepulauannya, juga meliputi laut teritorial, ruang udara diatasnya dan dasar laut serta
lapisantanah dibawahnya. Ketentuan tentang Laut Teritorial dan Zona Tambahan ini diatur
dalam pasal3 dan pasal 33 United Nations Convention on the Law of the Sea

(UNCLOS) yang disahkan olehPBB pada tahun 1982. Indonesia sendiri mengeluarkann
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985ini mengenai ratifikasi UNCLOS.
Dalam ketentuan ini, batas laut teritorial tidak melebihi batas 12 mil laut diukur dari
garis pangkal normal. Untuk negara-negara kepulauan yang mempunyai karang-
karang di sekitarnya,garis pangkalnya adalah garis pasang surut dari sisi karang ke arah laut.
Bagian ini jugamembahas tentang perairan kepulauan, mulut sungai, teluk, instalasi
pelabuhan, penetapan garis batas laut teritorial antara negara-
negara yang pantainya berhadapan atau berdampingan sertalintas damai. Mengenai zona
tambahan, menentukan bahwa Negara pantai dalam zona
tersebut bisa melaksanakan pengawasan yang diperlukan guna mencegah pelanggaran undan
g-undangmenyangkut bea cukai, fiskal, imigrasi, dan saniter dalam wilayahnya, namun tidak
boleh lebihdari 24 mil laut.

a. Laut Wilayah/Laut Teritorial

Laut wilayah atau teritorial berhubungan dengan kedaulatan (

sovereignty)

suatu negara.

Pasal 1 Konvensi Jenewa 1958 menyatakan ”kedaulatan suatu negara dapat melampaui
daratan

dan perairan pedalamannya sampai kepada suatu jalur laut yang berbatasan dengan pantai
negara

tersebut yang dinamakan laut wilayah”. Sementara itu, Pasal 2 Konvensi 1982
menyatakan”kedaulatan suatu negara pantai, selain wilayah daratan dan perairan
pedalamannya, dan dalam

suatu hal negara kepulauan, perairan kepulauannya, meliputi pula suatu jalur laut
yang berbatasan dengannya yang dinamakan laut teritorial, lebar laut teritorial tidak boleh leb
ih dari12 mil laut diukur dari garis pangkal).

b. Zona Tambahan

Zona tambahan dapatlah dikatakan merupakan zona transisi antara laut lepas dan lautwilayah.
Menurut Pasal 33 ayat (2), zona tambahan tidak dapat melebihi dari 24 mil laut darigaris
pangkal dari mana lebar laut wilayah diukur, lebar laut wilayah 12 mil, maka
dengansendirinya lebar zona tambahan 24 mil dikurangi 12 mil sama dengan 12 mil.
Mengenai wewenang negara pantai atas zona tambahan, Pasal 33 ayat (1)
menjelaskan bahwa negara-negara pantai dapat melaksanakan pengawasan-
pengawasan yang perlu untukmencegah pelanggaran peraturan bea cukai, fiskal, imigrasi atau
saniter di dalam wilayah ataulaut teritorialnya. Pengawasan ini dapat dilengkapi dengan
tindakan-tindakan pemberantasan dannegara pantai dapat menghukum para pelanggar
peraturan perundang-undangan tersebut.

c. Landas Kontinen /

Continental Shelf

Definisi landas kontinen ada dalam Pasal 76 Konvensi, “landas kontinen terdiri dari dasar

laut dan tanah dibawahnya yang menyambung dari laut teritorial dari negara pantai,
melaluikelanjutan alamiah dari wilayah daratannya sampai kepada ujung luar dari tepian
kontinen atausampai pada jarak 200 mil laut dari garis pangkal dari mana laut teritorial
diukur

Hak dan kewajiban negara pantai di landas kontinen hampir sama dengan hak dankewajiban
di ZEE. Negara pantai mempunyai kedaulatan atas dasar laut dan tanah bawah darilandas
kontinen, termasuk di dalamnya hak eksklusif untuk mengatur segala sesuatu yang bertalian
dengan eksploitasi sumber-sumber alam seperti pemboran minyak dan hak atas sumber-
sumber hayati laut (Pasal 77). Hak negara pantai atas landas kontinen tidaklah merubah
statushukum perairan di atasnya atau udara di atas perairan tersebut (Pasal 78).

d. Selat Yang Digunakan Untuk Pelayaran Internasional

Rezim lintas melalui selat-selat yang digunakan untuk pelayaran internasional


takmempengaruhi status hukum perairannya atau pelaksanaan kedaulatan atau yurisdiksi oleh
negara yang berbatasan dengan selat-selat tersebut terhadap perairan, dasar laut,
tanahdibawahnya serta ruang udara diatasnya. Bagian ini juga membahas lintas transit.
Ketentuan inidiatur dalam pasal 41 UNCLOS

e. Zona Ekonomi Eksklusif

Merupakan suatu wilayah diluar dan berdampingan dengan laut territorial yang tidakmelebihi
jarak 200 mil laut. Dalam

United Convention on the Law of the Sea

(UNCLOS III)tahun 1982 ketentuan tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diatur dalam
pasal 55 tentang

Rezim Hukum Khusus Zona Ekonomi Eksklusif. Pasal ini berbunyi, “zona ekonomi eksklusif

adalah suatu daerah diluar dan berdampingan dengan laut teritorial yang tunduk pada
rezimhukum khusus yang ditetapkan dalam Bab ini berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi
negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan negara lain, diatur oleh ketentuan-
ketentuan yang

relevan Konvensi ini”.

Berkenaan dengan ZEE ini, pemerintah pada tahun 1983 mengeluarkanUndang-Undang


Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

3.

Wilayah dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak dibawah wilayah perairan

Wilayah negara meliputi juga dasar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di bawah
wilayah perairan, berarti
negara memiliki kedaulatan terhadap dasar laut dan tanah di bawahnya, segalasumber daya
alam yang terkandung di dalamnya adalah menjadi hak dan kedaulatan sepenuhnyadari
negara yang bersangkutan.

4.
Wilayah ruang udara

Ruang udara yang merupakan bagian wilayah negara adalah ruang udara yang terletak di
atas permukaan wilayah daratan dan di atas permukaan wilayah perairan negara yang bersang
kutandengan kata lain wilayah daratan dan lautan secara vertikal tidak di batasi sepanjang
dapatdipertahankan oleh negara tersebut.

Namun dalam keadaan sekarang sudah semakin sukar dipertahankan wilayah udara negara
yangtinggal di angkasa luar, karena kemajuan teknologi modern. Misalnya sputnik,
Apollo,Chaelenger milik negara maju(adi kuasa) dapat mengelilingi bumi beberapa kali
melalui banyaknegara tanpa izin terlebih dahulu kepada siapapun. Kemungkinan untuk masa
yang akan datangakan diadakan perjanjian internasional mengenai ruang angkasa
ini.kedaulatan atas wilayahsuatu negara telah ditetapkan dalam suatu perjanjian internasional
(konvensi paris) tahun 1919,yang telah diperbaharui dengan konvensi Chicago tahun 1944
tentang penerbangan SipilInternasional.

PASAL 25A UNDANG-UNDANG DASAR TENTANG WILAYAH NEGARA

Lihat UUD 1945 (Amandemen) : Bab IXA, Pasal 25A Wilayah Negara : “Negara Kesatuan

Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah
yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-

undang”.

Wilayah negara adalah tempat tinggal, tempat hidup dan sumber kehidupan warga
negarayang meliputi daratan, lautan dan ruang udara, dimana suatu negara memiliki
kedaulatan penuhatas wilayah negaranya. Bentuk wilayah negara Indonesia berdasarkan
teorinya termasuk

divided

Anda mungkin juga menyukai