Anda di halaman 1dari 5

AMOXICILLIN

Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang termasuk ke
dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam
satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak
membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan
yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi
bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak
akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri
seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari
Staphylococci
Farmakokinetik
1. Absorpsi
Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga konsekuensinya Amoxicillin tidak cocok untuk pengobatan
shigella atau enteritis karena salmonella, karena kadar efektif secara terapetik tidak mencapai
organisme dalam celah intestinal.
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran pencernaan pada penggunaan
dosis tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC meningkat sebanding dengan
meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai setelah 1-2 jam setelah pemberian per oral.
Meskipun adanya makanan di saluran pencernaan dilaporkan dapat menurunkan dan menunda
tercapainya nilai puncak konsentrasi serum Amoxicillin, namun hal tersebut tidak berpengaruh pada
jumlah total obat yang diabsorpsi (McEvoy, 2002)
2. Distribusi
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar plasenta, tetapi tidak
satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat tertentu seperti
tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi.
Selama fase akut (hari pertama), meningen terinflamasi lebih permeable terhadap Amoxicillin, yang
menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat dibandingkan rasionya dalam
serum. Bila infefksi mereda, inflamasi menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali
(Mycek, et.al.,2001).
3. Eliminasi
Jalan utama ekskresi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama seperti melalui
filtrate glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang diberikan harus disesuaikan
(Mycek, et.al.,2001).

Farmakodinamik
Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy-benzyl-penicillin) adalah derivat dari 6 aminopenicillonic acid,
merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya kerja bakterisida. Amoxicillin, aktif
terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif: Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridan, Streptococcus faecalis, Diplococcus
pnemoniae, Corynebacterium sp, Staphylococcus aureus, Clostridium sp, Bacillus anthracis. Bakteri gram
negatif: Neisseira gonorrhoeae, Neisseriameningitidis, Haemophillus influenzae, Bordetella pertussis,
Escherichia coli, Salmonella sp, Proteus mirabillis, Brucella sp.

Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore),
bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Efek samping
Berikut merupakan efek samping Amoxicillinyang umumnya terjadi.
1. Efek samping Amoxicillin antara lain dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti rasa gatal, peradangan
atau ruam, yang menyebabkan adanya pembengkakan. Pembengkakan dapat terjadi di leher, hidung,
tenggorokan, atau mulut, sehingga dapat mengganggu kemampuan Anda dalam bernapas. Pada reaksi
alergi yang sangat kronis, berakibat terjadinya penurunan tekanan darah yang sangat drastis. Reaksi
alergi pada perempuan dapat menyebabkan gatal-gatal pada vagina.
2. Gangguan pencernaan seperti diare, muntah, sakit perut, merupakan efek samping Amoxicillin yang
sering terjadi. Pada manusia dalam kondisi sehat terdapat bakteri “baik” yang mengatur metabolisme,
membantu pencernaan, memproduksi vitamin tertentu. Bakteri tersebut dapat terbunuh oleh obat
Amoxicillin, sehingga mengganggu keseimbangan dalam usus, dan memungkinkan bakteri yang merugikan
akan tumbuh. Sebab tempat bakteri biasanya berkolonial telah terbunuh, kemungkinan akan ditumbuhi
jamur. Clindamycin merupakan obat Amoxicillinyang digunakan untuk infeksi yang paling serius, dengan
efek samping akan mengalami radang usus (sejenis kolitis) yang dapat menyebabkan diare kronis,
terutama bagi pasien lanjut usia.
3. Efek samping terbesar terjadi pada organ hati dan ginjal. Bahaya Amoxicillin akan sangat tampak,
ketika obat dikonsumsi dengan dosis tinggi oleh pasien yang menderita penyakit seperti pielonefritis,
glomerulonefritis dan hepatitis. Sehingga dapat berakibat pada kerusakan hati, dengan gejala seperti
penyakit kuning, demam, dan perubahan warna feses serta urin yang lebih gelap.

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Amoksisilin adalah salah satu obat antibiotika yang banyak diresepkan di Indonesia. Bahkan orang awam sering
kali ditemukan membeli obat ini secara bebas tanpa resep dokter. Perlu menjadi perhatian bahwa hal tersebut
tidak tepat karena penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya malah menyebabkan seseorang kebal
(resisten) terhadap antibiotik tersebut.
Amoksisilin dapat dibilang merupakan antibiotik dasar untuk penyakit, biasanya diberikan untuk pasien anak-
anak. Dewasa ini telah banyak diketahui bahwa beberapa jenis kuman telah kebal terhadap amoksisilin.
Amoksisilin termasuk dalam golongan antibiotik beta laktamase, yakni antibiotik yang bekerja dengan cara
merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri pecah dan mati. Amoksisilin diindikasikan untuk bakteri gram
positif, yaitu bakteri-bakteri yang banyak ditemukan di kulit, saluran napas, dan saluran kemih. Oleh karena itu,
amoksisilin digunakan untuk penyakit berikut:
1. Infeksi tenggorokan (faringits);
2. Infeksi amandel (tonsilitis);
3. Infeksi telinga;
4. Infeksi saluran kemih;
5. Infeksi kulit;
6. Sakit maag yang disertai infeksi bakteri;
7. Pennyakit menular seksual, seperti raja singa;
8. Infeksi lapisan jantung (endokarditis).

Amoksisilin tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah mengalami alergi terhadap antibiotik amoksilin dan
penisilin

EFEK SAMPING
Amoksisilin termasuk obat yang aman. Sejumlah efek samping yang pernah ditemukan dan persentase
kemunculannya adalah sebagai berikut:
1. Infeksi jamur pada kelamin (2%);
2. Diare (1,7%);
3. Mual (1,3%);
4. Sakit kepala (1%);
5. Muntah (0,7%);
6. Nyeri perut (0,3);
Efek samping lainnya namun sangat jarang ditemukan antara lain reaksi alergi (anafilaksis), anemia, gangguan
fungsi hati, kemerahan pada kulit, dan gangguan ginjal.

DOSIS
Amoksisilin adalah antibiotik yang sangat sering digunakan. Amoksisilin dapat digunakan pada anak-anak,
dewasa, maupun pasien usia lanjut. Oleh karena itu, amoksisilin tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, maupun
sirup. Tersedia amoksisilin tablet dan kapsul dengan ukuran 250 mg dan 500 mg. Sedangkan untuk sirup,
tersedia ukuran dosis 125 mg/5ml, 200 mg/5ml, dan 250 mg/ml. Amoksisilin dapat ditemukan sebagai obat paten
maupun generik.
Dosis amoksisilin sebagai terapi infeksi tenggorokan, telinga, dan infeksi saluran kemih pada pasien dewasa
ialah 2-3 kali 500 mg. Amoksisilin diberikan selama 5 hari. Untuk infeksi berat, amoksisilin dapat diberikan untuk
10-14 hari.
Sedangkan untuk anak-anak, dosis amoksisilin tergantung berat badan. Dosisnya ialah 25-30 mg/kg/hari terbagi
dalam 2-3 kali minum. Misalkan, seorang anak memiliki berat 10 kg, maka dosis amoksisilin untuk anak tersebut
ialah 250-300 mg/hari. Jika diminum tiga kali sehari, maka sekali minum dosisnya adalah 80-100 mg.
 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK PENCEGAHAN BAKTERIAL
ENDOKARDITIS
2 gram secara oral, diberikan 2 jam sebelum dilakukan prosedur operasi.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK PENGOBATAN INFEKSI


KLAMIDIA :
500 mg 3 x sehari secara oral selama 7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK CYSTITIS :


250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 3-7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI SALURAN KEMIH :


250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 3-7 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI HELICOBACTER


PYLORI :
1 gram 2-3 x sehari selama 14 hari. Pengobatan dilakukan secara kombinasi dengan metronidazoledan
bismuth subsalicylate atau dengan clarithromycin dan proton-pump inhibitor
seperti omeprazole atau lansoprazole.
 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK LYME DISEASE-ARTHRITIS :
500 mg 3 x sehari secara oral selama 14-30 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK LYME DISEASE-CARDITIS :


500 mg 3 x sehari secara oral selama 14-30 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK OTITIS MEDIA :


250-500 mg 3 x sehari selama 10-14 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK PNEUMONIA :


500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK SINUSITIS :


250-500 mg 3 x sehari selama 10-14 hari.
 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI KULIT DAN
JARINGAN LUNAK :
250-500 mg 3 x sehari selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK INFEKSI SALURAN


PERNAPASAN ATAS :
250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM UNTUK BRONCHITIS :


250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 7-10 hari.

 DOSIS LAZIM DEWASA UNTUK TONSILITIS / FARINGITIS :


Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari.

Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK PENCEGAHAN ENDOKARDITIS :


50 mg/kg BB secara oral. Pemberian dilakukan 1 jam sebelum prosedur operasi dilakukan.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK OTITIS MEDIA :


Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK INFEKSI KULIT DAN JARINGAN


LUNAK :
Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM UNTUK INFEKSI SALURAN KEMIH :


Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK PNEUMONIA :


40-50 mg/kg berat badan/hari secara oral, dibagai dalam 2-3 x dosis setiap 8 jam.

 DOSIS LAZIM ANAK UNTUK TONSILITIS/FARINGITIS :


Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam.

Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg berat badan/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.

Usia > 12 tahun :

Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari.


Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan

iii. Dosis:
1) Dewasa dan anak-anak dengan Berat Badan lebih dari 20 kg 250-500 mg
tiap 8 jam.

2) Anak-anak dengan Berat Bayi lahir kurang dari 20 kg: sehari 20-40 mg/kg/ BB dalam
dosis bagi tiap 8 jam.

3) Untuk penderita dengan gangguan ginjal perlu dilakukan pengurangan dosis.

4) Pada penderita yang menerima dialisa peritoneal: dosis maksimal yang dianjurkan
sehari 500 mg.

5) Gonokokkus uretritis: amoksilin 3 gram sebagai dosis tunggal

6) Anak-anak dengan BB<8 kg sebaiknya diberikan sediaan sirup kering.

7) Dosis sebaiknya diberikan sesudah makan.

Anda mungkin juga menyukai