Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANATOMI FISISOLOGI (GASTER)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :

POPY RAHAYU INAKU 2118008


FAUZIA ULHAQ GANI 2118009
YULITA SARNIATI LOLO MILA 2118010
DOMINGGUS LENDE NGONGO 2118011
DIRA SEPTA KAMUDI 2118012

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
Kata pengantar

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Anatomi Fisiologi
Gaster”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Ratu & Adwan, 2013). Gastritis merupakan
gangguan pencernaan yang paling sering dijumpai dalam praktek klinik, dan infeksi
gastritis terutama disebabkan oleh kuman Helicobacter pylori.
Gatritis juga merupakan inflamasi dari lapisan mukosa dan submukosa gaster atau
lambung. Keluhan lainnya adalah mual, muntah, kembung, rasa penuh atau terbakar di
perut bagian atas. Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, suka mengonsumsi makanan yang
berbumbu merangsang, asam, dan pedas (Suparyanto, 2012).
Tahun 2009, penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit dalam sepuluh penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia dan menyerang lebih
banyak perempuan daripada laki-laki dengan jumlah kasus 30.154 orang. Penyebab
gastritis dapat dibedakan atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan
oleh adanya kondisi yang memicu keluarnya asam lambung yang berlebihan yang
membuat tidak nyaman. Faktor eksternal disebabkan oleh iritasi dan infeksi pada
lambung.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gaster ?
2. Bagaimana fisiologi Gaster ?
3. Bagaimana fungsi motoric dan fungsi pencernaan lambung ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lima bagian utama lambung
2. Untuk mengetahui dinding lambung yang disusun menjadi empat lapisan
3. Untuk mengetahui fungsi utama lambung
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI GASTER
Gaster adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di antara esofagus
dan usus halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan struktur
dan fungsi yaitu: fundus, korpus, dan antrum. Fundus adalah bagian lambung yang
terletak d i atas lubang esofagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus.
Antrum adalah bagian lapisan otot yang lebih tebal di bagian bawah lambung (Sherwood,
2014).
Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima esofagus), fundus besar
seperti kubah, badan utama atau korpus dan pylorus (Price & Wilson, 2006).
Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak di antara bagian
akhir dari esofagus dan awal dari usus halus (Gray, 2008).
Lambung merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah
diafragma, terletak pada regio epigastrik, umbilikal, dan hipokondria kiri pada regio
abdomen (Tortora & Derrickson, 2009).

Gambar 2.1 Pembagian daerah anatomi lambung


(Tortora & Derrickson, 2009)
Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan
(body), antrum, dan pilori. Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan
gastroesofageal (gastroesophageal junction)dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung
Fundus adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan
(body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan
merupakan bagian terbesar dari lambung. Antrum adalah bagian lambung yang
menghubungkan badan (body) ke pilorik dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah
suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan duodenum dan mengandung
spinkter pilorik (Schmitz & Martin, 2008).

Dinding lambung disusun menjadi empat lapisan, yaitu:

1. Mukosa adalah lapisan di mana sel-sel mensekresi berbagai jenis cairan, seperti enzim,
asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk meningkatkan
rasio antara daerah dan volume meningkatkan volume asam lambung yang dapat
dikeluarkan.
2. Submukosa adalah lapisan di mana arteri dan vena dapat ditemukan untuk
mendistribusikan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi
yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel.
3.  Lapisan otot dari otot-otot perut yang membantu dalam pencernaan mekanis. Lapisan
ini dibagi menjadi tiga lapisan otot, yang merupakan otot melingkar, memanjang, dan
diagonal. Jenis ketiga kontraksi otot dan lapisan yang dihasilkan.
4. Peristaltik menyebabkan makanan di perut bergejolak. Lapisan terluar adalah serosa
berfungsi sebagai lapisan pelindung lambung. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis
cairan untuk mengurangi gaya gesekan antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
B. Fisiologi Gaster
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit
dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Sistem pencernaan
melakukan empat proses pencernaan dasar yaitu: motilitas, sekresi, digesti, dan
absorpsi (Guyton, 2014).
Ketika tidak ada makanan, mukosa lambung berbentuk lipatan yang besar, disebut
rugae, dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada saat terisi makanan, rugae
menghilang dengan lancar seperti alat musik akordion dimainkan. Mukosa lambung
terdiri dari tiga sel sekresi: sel chief, sel parietal, dan sel mukus. Sel chief
menyekresi enzim pepsinogen, sel parietal menyekresi asam klorida yang
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, dan sel mukus menyekresi
mukus untuk melindungi gaster (Rizzo, 2016).
Gaster bekerja dengan memperkecil partikel makanan menjadi larutan yang
dikenal dengan nama kimus. Kimus tersebut mengandung fragmen molekul protein
dan polisakarida, butiran lemak, garam, air, dan berbagai molekul kecil lain yang
masuk bersama makanan. Tidak ada ada molekul-molekul tersebut yang dapat
melewati epitel gaster kecuali air. Absorpsi paling banyak terjadi di usus halus
(Widmaier, Raff, dan Strang, 2014).
Faktor di lambung yang memengaruhi laju pengosongan gaster yaitu volume kimus
dan derajat fluiditas. Faktor di duodenum yang memengaruhi laju pengosongan
lambung antara lain:
a. Respon saraf melalui pleksus saraf intrinsik dan saraf autonom.
b. Respon hormon dikenal dengan enterogastron yang dibawa darah dari mukosa
usus halus ke gaster tempat mereka menghambat kontraksi antrum.
Enterogastron tersebut yang penting adalah sekretin (dihasilkan sel S) dan
kolesistokinin (dihasilkan sel I).
c. Lemak paling efektif dalam memperlambat pengosongan lambung karena
lemak memiliki nilai kalori yang tinggi. Selain itu, pencernaan dan penyerapan
lemak hanya berlangsung di usus halus. Trigliserida sangat merangsang
duodenum untuk melepaskan kolesistokinin (CCK). Hormon ini menghambat
kontraksi antrum dan menginduksi kontraksi sfingter pilorus, yang keduanya
memperlambat pengosongan lambung.
d. Asam dari kimus yang di dalamnya terdapat HCl dinetralkan oleh natrium
bikarbonat di dalam lumen duodenum. Asam yang belum dinetralkan akan
menginduksi pelepasan sekretin, yaitu suatu hormon yang akan memperlambat
pengosongan lebih lanjut isi gaster yang asam hingga netralisasi selesai.
e. Hipertonisitas. Pengosongan gaster secara refleks jika osmolaritas isi duodenum
mulai meningkat.
f. Peregangan. Kimus yang terlalu banyak di duodenum akan menghambat
pengosongan isi lambung (Costanzo, 2018).
Emosi juga dapat memengaruhi motilitas lambung. Meskipun tidak
berhubungan dengan pencernaan, emosi dapat mengubah motilitas lambung
dengan bekerja melalui saraf autonom untuk memengaruhi derajat eksitasbilitas
oto polos lambung. Efek emosi pada motilitas lambung barvariasi dari orang ke
orang lain dan tidak selalu dapat diperkirakan, rasa sedih dan takut umumnya
mengurangi motilitas, sedangkan kemarahan dan agresi cenderung
meningkatkannya. Selain emosi, nyeri hebat dari bagian tubuh manapun
cenderung menghambat motilitas, tidak hanya di lambung tetapi di seluruh
saluran cerna. Respon ini ditimbulkan oleh peningkatan aktivitas simpatis
(Guyton, 2014).
Adapun Fungsi Lambung lainnya

 Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit


dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan.
 Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya
dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.

Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut
fungsi Lambung :
1. Fungsi motorik
a. Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan
bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa
menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf
vagus dan dirangsang oelh gastrin.
b. Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan
getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
c. Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume,
keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja.
Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal.
2. Fungsi pencernaan dan sekresi
 Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
 Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan,
peregangan antrum, rangsangan vagus.
 Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus
bagian distal.
 Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi
sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut.

3. Proses Pencernaan Makanan Di Lambung


a. MEKANIK
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang
lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di
perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya
dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer
yang disebut chyme.
Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan
utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan
getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat
dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter
hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus,
setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum
melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut.
Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju
duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan
lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
b. KIMIAWI
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang
dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah
ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang
terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut
peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan
menjadi inaktif di lingkungan yang basa.
Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga
tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya.
Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak
dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung
dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi
mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah
trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim
ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung
orang dewasa.
Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas
(lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga
mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada
susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya
susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin
tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.
4. Pengaturan sekresi dan gerak lambung
1. Fase sefalik
Fase sefalik sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung, yaitu
sebagai akibat melihat, mencium, memikir atau mengecap makanan. Fase ini
diperantarai seluruhnya oleh saraf vagus dan dihilangkan dengan vagotomi.
Sinyal neurogenic yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau
pusat nafsu makan. Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf vagus ke
lambung. Hasilnya, kelenjar gastrik dirangasang mengeluarkan asam hcl, pepsinogen
dan menambah mucus. Fase sefalik mengahasilkan sekitar 10% dari sekresi lambung
normal yang berhubungan dengan makanan

2. Fase gastric
Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pylorus. Distensi yang terjadi
pada antrum menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada
dinding lambung.
Impuls tersebut berjalan menuju medula melalui aferen vagus dan kembali ke
lambung melalui eferen vagus ;impuls – impuls ini merangsang pelepasan hormone
gastrin dan secara langsung juga merangsang kelenjar – kelenjar lambung.
Gastrin dilepas dari antrum dan kemudian dibawa oleh aliran darah menuju
kelenjar lambung , untuk sekresi. Pelapasan gastrin juga dirangsang oleh PH alkali ,
garam empedu di antrum , dan terutama oleh protein makanan dan alcohol.
Gastrin adalah stimulus utama sekresi asam hidroklorida.Fase sekresi gastrin
menghasilkan lebih dari 2/3 sekresi lambung total setelah makan , sehingga
merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang berjumlah sekitar
2000 ml.
3. Fase Intestinal
Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Fase
sekresi lambung ini di duga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein yang
telah di cerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin
usus , suatu hormone yang menyebabkan lambung terus menerus mensekresikan
cairan lambung. Tetapi, peranan usus kecil sebagai penghambat sekresi lambung jauh
lebih besar.
Pengaruh Otak Pada manusia, pengelihatan , bau, dan pikiran mengenai makanan
meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ini disebabkan oleh reflex terkondisi
saluran cerna yang telah berkembang sejak awal masa kehidupan. Pengaruh otak
menentukan sepertiga sampai separuh dari jumlah asam yang disekresikan sebagai
respon terhadap makanan normal.
5. Kontraksi lapar
Otot-otot lambung jarang tidak aktif. Segeralah setelah lambung kosong, dimulai
kontraksi peristaltik yang ringan. Perlahan-lahan intensitasnya meningkat setelah
lebih beberapa jam. Kontraksi yang lebih hebat dapat dirasakan, dan malahan dapat
dirasakan sebagai sakit ringan. Kontraksi lapar ini dihubungkan dengan kesan lapar,
dan diduga  merupakan pengatur penting bagi nafsu makan.
Sebenarnya rasa lapar dan rasa kenyang itu diatur oleh otak, berada pada suatu
organ kecil di otak yang disebut dengan “hipotalamus”. Rasa lapar dan kenyang kita
diatur berdasarkan informasi keadaan kecukupan zat makanan di dalam tubuh kita.
Pada saat tubuh kita kekurangan zat gula maka pusat otak untuk rasa lapar akan
terangsang. Begitu juga sebaliknya bila tubuh kita dalam keadaan kecukupan zat
gula, maka pusat kenyang di otak akan terstimulasi.
Beda ambang rangsang di pusat otak inilah yang menyebabkan perbedaan
banyaknya makan setiap orang. Selain itu rangsangan bau makanan serta “gambar”
makanan yang tercipta dari visualisasi mata akan menyebabkan rangsangan pusat
lapar lebih banyak. Ditambah lagi memori otak yang menyimpan tentang enaknya
rasa makanan juga akan merangsang pusat lapar otak.
Hal diatas kemudian menjadi pertimbangan bagi para ahli khususnya ahli bedah
saraf tentang kemungkinan mengatur pusat lapar di otak. Pengetahuan dan penelitian
sudah membuktikan bahwa bila pusat lapar dirangsang maka kita akan merasa lapar
dan bila pusat kenyang dirangsang maka kita  akan merasa kenyang pula. Oleh sebab
itu saat ini sedang dikembangkan cara untuk merangsang pusat lapar dan kenyang
otak yang baik dan tepat.
Pusat-pusat kontrol ini sangat kecil dan terletak di antara pusat-pusat pengatur
lainnya. Salah rangsang maka akibatnya bisa tidak baik atau bahkan fatal. Teknik-
teknik stereotaktik dan ablasi dengan radiofrekuensi terus dikembangkan oleh ahli
bedah saraf untuk bisa menyelesaikan masalah obesitas ini. Besarnya rangsangan
juga terus diteliti agar didapatkan angka yang paling tepat untuk masing-masing
orang.
6. Pengosongan lambung
Kecepatan lambung mengosongkan isinya ke dalam duodenum bergantung pada
jenis makanan yang di makan. Makanan yang mengandung karbohidrat
meninggalkan lambung dalam beberapa jam. Makanan yang kaya akan protein akan
mninggalkan lambung lebih lambat, dan pengosongan lebih lambat setelah makanan
yang mengandung lemak.
Kecepatan pengosongan lambung juga bergantung pada tekanan osmotic zat
yang masuk ke dalam duodenum. Hiperosmolalitas isi duodenum dirasakan oleh
“Osmoreseptor duodenum” dan mencetuskan penurunan usaha pengosongan
lambung melalui saraf.
Pada pengaturan pengosongan lambung, antrum, pillorus dan duodenum bagian
atas tampaknya berfungsi sebagai suatu kesatuan. Kontraksi antrum diikuti oleh
kontraksi berurutan daerah pillorus dan duodenum. Di antrum, kontraksi parsial di
depan isi lambung yang sedang bergerak maju akan mencegah masuknya massa
padat di duodenum dan isi lambung yang akan di campur dan di hancurkan.
Isi lambung yang lebih cair dialirkan sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Secara normal, regurgitasi dari duodenum tidak terjadi karena kontraksi segmen
pillorus cenderung menetap sedikit lebih lama daripada kontraksi duodenum.
Pencegahan regurgitasi ini juga dapat di sebabkan oleh stimulasi cek dan skretin pada
sfingter pillorus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaster adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di antara
esofagus dan usus halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
perbedaan struktur dan fungsi yaitu: fundus, korpus, dan antrum. Fundus adalah
bagian lambung yang terletak d i atas lubang esofagus.
Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan
(body), antrum, dan pilori. Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan
nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal
tubuh. Sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar yaitu:
motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masi banyak penulisan, penempatan huruf, bahasa,
letak titik koma yang kurang sempurna, oleh karena itu kami sebagai penulis
mengharapka kritik dan saran dari pembacah yang dapat membangun agar penulisan
makalah ini kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton AC, Hall JE.2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta. EGC
Sherwood, Laurale. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai