DOWNLOAD PATHWAY
DOWNLOAD LEAFLAT
PUSTAKA PERAWAT
Beranda
LAPORAN PENDAHUUAN
ARTIKLE KESEHATAN
SAP
Categories
ANAK
ARTIKEL KESEHATAN
HIPERTENSI
JURNAL
laporan pendahuluan
MATERNITAS
MEDIKAL BEDAH
PENYULUHAN
SAP
TULANG
A. PENGERTIAN
Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah dalam feses, menyebabkan
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri
invasive. Penyebab utama disentriakut yaitu shigella, penyebab lain Campylobacter Jejuni,
danpenyebab yang jarang dialami adalah E.ColiEnterohemoragik dan Salmonella. Pada orang
dewasa muda, disentri sering disebabkan oleh Entamoeba Histalytica, tetapi jarang menjadi
Disentriadalahpenyakitsemacamdiaredengangejalaumumbuang air
kotoran.Setiaptahunpenyakitdisentrimenjadipenyebabkematiansatujuta orang di
2. Berak-berak
3. Tinjamengandungdarahdanlendir
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya yang disertai dengan darah dan sering kalii
menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba). (Nanda, 2015: 203)
B. KLASIFIKASI
1. Disentribasilier
Disentri basilier merupakan penyakit disentri yang disebabkan karena serangan bakteri seperti
2. Disentri amoeba
C. ETIOLOGI
1. Bakteri (Disentribasiler)
a. Shigella, penyebabdisentri yang terpentingdantersering ( 60%) kasusdisentri yang
c. Salmonella
tahun.
cenderungterjadipada epidemic massif, walaupun basil ini juga endemic di Asia.( Sodikin, 2011)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeriabdomen berat
2. Demam tinggi
3. Muntah
4. Anoreksia
5. Toksisitas menyeluruh
1. Mulut
pencernaan, yaitu:
Pencernaan mekanik yang dilakukan oloh gigi dan lidah, berupa pengunyahan,
pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sebelum
makanan ditelan.
Pencernaan secara kimia yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum
menjadi maltosa.
a) Lidah
menelan, membedakan bermacam rasa. Untuk mendukung fungsi mengenali rasa, pada
Selain itu, lidah juga peka terhadap panas, dingin, dan tekanan.
b) Kelenjar Ludah
Merupakan kelenjar penghasil ludah atau air liur (saliva) yang terdiri dari tiga pasang.
Kelenjar parotis berada di bawah telinga, yang berfungsi menghasilkan ludah berbentuk
cair.
Ludah dalam pencernaan makanan berperan untuk memudahkan dalam menelan makanan
dengan cara membasahi dan melumasi makanan. Ludah mengandung enzim ptyalin
(amylase) yang berperan mengubah zat karbohidrat (amilum) menjadi maltose (gula
sederhana). Enzim ptyalin akan berfungsi maksimal jika berada pada pH 6,8-7 dan
padasuhu37C.
c) Gigi
Berfungsi untuk memotong dan mengoyak makanan yang masuk ke mulut (sebagai alat
pencernaan mekanik). Tujuan makanan dipotong dan dikoyak menjadi lebih kecil agar
mudah untuk dicerna oleh lambung. Perkembangan gigi dimulai saat anak berusia sekitar
enam bulan. Gigi yang pertama kali tumbuh disebut gigi susu. Selanjutnya, pada us ia 6-14
tahun gigi susu akan diganti menjadi gigi sulung, selanjutnya akan berkembang menjadi gigi
tetap.
Gigi susu terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi taring dan 4 gigi seri pada rahang atas.
Pada rahang bawah terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi seri dan 4 gigi seri. Gigi
tetap memiliki rumusan 6 gigi geraham belakang, 4 geraham depan, 2 gigi taring, dan 4 gigi
seri pada masing-masing rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah.
2. Lambung
Renin, zat renin ini hanya dimiliki oleh bayi yang fungsinya untuk mengendapkan
Pepsin, zat yang satu ini fungsinya untuk memecah protein menjadi pepton.
Lipase, zat lipase fungsinya untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Usus 12 Jari
Makanan diproses dalam lambung sekitar 3-4 jam, setelah itu dibawa menuju usus 12 jari
dan akan dicerna dengan bantuan enzim-enzim dari pankreas. Disamping itu juga terdapat
empedu yang dihasilkan oleh hati fungsinya untuk mengemulsikan lemak kemudian
4. Usus Halus
Setelah itu makanan dibawa ke usus halus untuk diserap kandungannya, seperti lemak
diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa,
dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Sedangkan vitamin dan mineral dapat
5. Usus Besar
Kemudian makanan yang tidak dicerna usus halus akan menuju usus besar dan menjadi
fases. Air yang masih ada dalam usus besar akan diserap kembali ke usus besar.
6. Anus
F. PATOFISIOLOGI
Sifat virulensi dasar yang dimiliki bersama oleh semua shigella adalah kemampuannya
menginvasi sel epitel kolon. Sifat ini dikodekan pada plasmid besar (120-140 MD) yang
menyebabkan sintesis kelompok polipeptida yang terlihat pada invasi dan pembunuhan sel.
Shigella yang kehilangan virulensi plasmidnya tidak lagi berperan sebagai patogen. Escerichia
coli yang secara alamiah atau antifisial mengadung plasmid beperilaku seperti shigella.
Disamping sifat virulensi utama yang dikode plasmid, faktor-faktor yang dikode secara
kromosom juga diperlukan untuk virulensi penuh; beberapa sifat dari kromosom ini penting
untuk semua shigella (misal, sintesis lipopolisakarida) sedang yang lain hanya penting pada
beberapa serotip (misal, sintesis sigotoksin). Sigotoksin suatu eksotoksin kuat penghambat
sintesis protein dihasilkan dalam jumlah yang berarti hanya oleh serotip 1 S. Dysenteriae dan E.
Coli tertentu (E coli enterohemoragik, atau E coli penghasil toksin seperti shiga ). Fase diare
berair shigellosis dapat disebabkan oleh enterotoksin unik; enterotoksin shigella 1 (SHET-1),
dikode pada kromosom bakteri dan SHET-2 dikode pada plasmod virulensi.
menjelaskan kemudahan penularan shigella dari orang ke orang yang berbeda dengan
vibriocholerae.
(Behrman, 2012)
G. PATHWAY
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
2. Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam
tinja
3. Benzidin test
5. Biakan tinja
leukopenia.
I. PENATALAKSANAAN
Biasanya pada penderita disentri mengalami malnutrisi yang biasanya disebabkan adanya
malabsorbsi karbohidrat, vitamin, dan mineral. Penderita disarankan untuk makan makanan
dalam bentuk yang relatif lembek (dengan tujuan mengurangi kerja usus).
2. Terapi dehidrasi
3. Antibiotik
Pengobatan dengan antibiotik yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko
komplikasi dan kematian. Pilihan utama untuk disentri basilier adalah Kortimoksazol
(Trimetropin 10mg/kg/hari dan Sulfametoksazol 50mg/kg/hari) dibagi dalam 2 dosis selama 5
hari.
Terapi antibiotik untuk disentri amoeba yaitu metronodazol 30-50 mg/kg/hari dibagi dalam 3
4. Antipiretik
Antipiretik berfungsi untuk menghambat produksi prostalgladin yang memacu peningkatan suhu
(Nanda, 2015:204-205)
J. KOMPLIKASI
c. Hemolisis
d. Anemia
a. Identitas
Identitas klien harus diketahui oleh perawat meliputi nama, umur, kenis kelamin, alamat rumah,
agama, pekerjaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan, dna pekerjaan
klien/asuransi kesehatan.
BAB warna kuning kehujauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan bahkan berbusa.
Pernah mengalami diare sebelumnya, dan penyakit GI lainnya. Serta penggunaan obat-obatan
terkait.
d. Riwayat nutrisi
Perlu dikaji mengenai pola nutrisi yang dikonsumsi oleh seseorang dan jenis jenis makanan yang
e. Riwayat lingkungan
Perlu kita kaji bagaimana lingkungan sekitar seseorang. Apakah lingkungan dapat dikatakan
higienis atau tidak. Seperti keadaan air untuk mencuci makanan, suhu tempat menyimpan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
diare.
M. FOKUS INTERVENSI
Intervensi keperawatan menurut Nanda (2015) sebagai berikut :
1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi dampak sekunder dari diare.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam hipertermi dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
a. Monitor TTV.
b. Selimuti pasien.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Ketidakseimbanagan nutrisi kurang
Kriteria Hasil :
Intervensi :
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Gangguan rasa nyaman dapat
teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam keletihan dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.
diare.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam resiko ketidakseimbangan elektrolit
dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
b. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
Intervensi :
a. Monitor TTV dan status dehidrasi.
Related Posts:
0 komentar:
Posting Komentar
Search
Komentar
Popular
Tags
Blog Archives
LP MIOMA UTERI
LAPORAN PENDAHULUAN TYPOID
LP OSTEOMIELITIS
A. PENGERTIAN Diare pada dasarnya adalah seringnya frekuwensi buang air besar
dari biasanya yang konsistensi yang lebih encer. Beri...
A. Pengertian Atresia bilier yaitu suatu defek konginetal yang merupakan hasil dari
tidak adanya atau obstruksi satu atau lebih ...
A. Pengertian Atresia ani terjadi karena tidak adanya lubang di tempat yang
seharusnya berlubang karena cacat bawaan (Dewi, 2011 ...
Labels
ANAK
ARTIKEL KESEHATAN
HIPERTENSI
JURNAL
laporan pendahuluan
MATERNITAS
MEDIKAL BEDAH
PENYULUHAN
SAP
TULANG
Blog Archive
2017 (11)
o Februari (2)
o Januari (9)
LAPORAN PENDAHULUAN ENTEROKOLISTIS NEKROTIKA
LAPORAN PENDAHULUAN DISENTRI
laporaan pendahuluan diare
LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA REKTI
Laporan Pendahuluan Atresia Esophagus
LP ATRESIA BILIER (BILLIARY ATRESIA)
LP Apendiksitis
BUAH PENURUN HIPERTENSI
LAPORAN PENDAHULUAN TYPOID
2016 (2)
Blogroll
About
Copyright 2017 PUSTAKA PERAWAT | Powered by Blogger
Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com |
NewBloggerThemes.com