Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

G
DENGAN DIAGNOSA THALASSEMIA MINOR
DI RUANG ANAK LANTAI SATU RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH :
HIDAYATUL FAIZZAH
P1337420919094

PROGRAM STUDI SARJANAN TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
JURUSAN KEPERAWATAN - POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. G
DENGAN DIAGNOSA THALASEMIA MINOR
DI RUANG ANAK LANTAI SATU RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 07 Januari 2020


Ruang/RS : Ruang Anak Lantai Satu RSUP Dr. Kariadi Semarang
PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/Pasien
a. Tanggal masuk : 28 Desember 2019
b. Identitas
Nama : An. G
Tgl lahir/umur : 03 Oktober 2014/ 5 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Diagnosa medis : Thalasemia Minor
2. Orangtua / Penanggung jawab
Ibu
a. Nama : Ny. I
b. Umur : 39 tahun
c. Hub. Dengan klien : Ibu
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : Bandengan, Kendal
i. No.telp :-
Ayah
a. Nama : Tn. F
b. Umur : 34 tahun
c. Hub. Dengan klien : Ayah
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Pegawai Swasta
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : Bandengan, Kendal
i. No.telp :-

B. Riwayat Klien
1. Riwayat keperawatan klien sebelumnya
Setahun yang lalu pasien menderita anemia dan di bawa ke rumah sakit daerah
Kota Bekasi dan sudah menjalani transfusi darah, setelah keluar dari rumah sakit
beberapa hari (sekitar 7 hari) di rumah pasien pucat dan lemas lagi.. Ibu klien
mengatakan bahwa setiap pasien kelelahan pasien akan mengalami anemia. Saat
berkunjung di Semarang Ibu klien di sarankan untuk di bawa ke IGD RSUP Dr.
Kariadi dengan Hb 3. Pada bulan september 2019 di RSUP Dr. Kariadi pasien
didiagnosis thalasemia minor. Tanggal 27 Desember 2019, anak muntah 3x
dalam sehari keluar isi makanan kemudian dibawa ke IGD RSUP Dr.Kariadi.
Riwayat transfusi >10x, mimisan (-), gusi berdarah (-), demam (-), nyeri perut
(+).
2. Riwayat kehamilan
Ibu An. G selalu rajin memeriksakan kandungannya selama hamil 1 bulan sekali
dan selama hamil mengalami anemia dan jarang menghabiskan obat yang
diberikan oleh petugas kesehatan.
3. Riwayat persalinan
Persalinan Ibu An. G di lakukan secara caesar di rumah sakit daerah Kota
Bekasi.
4. Riwayat Imunisasi
An. G mendapatkan imunisasi lengkap sejak bayi.
5. Riwayat alergi
An. G tidak memiliki riwayat alergi pada makanan maupun obat
6. Riwayat pemakaian obat – obatan
An. G mengkonsumsi obat Ferriprox 500 mg/ 8 jam
7. Riwayat tumbuh kembang
Sehari-hari klien menggunakan Bahasa Indonesia. Personal sosial klien baik,
klien mampu bersosialisasi dengan lingkungan dimana klien berada. Tidak ada
riwayat keterlambatan tumbuh kembang.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit keganasan seperti
kanker, penyakit keturunan dan penyakit menular. Keluarga pasien pun tidak ada
yang menderita penyakit seperti yang di derita pasien. Namun, ibu klien anemia
saat akan melahirkan An. G
D. Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan utama
Ibu klien mengatakan An. G mengeluh lemas dan anemia ketika kelelahan.
1. Penampilan Umum
a. Keadaan Umum
Klien komposmentis, kooperatif, nilai GCS 15: E 4 M 5 V6. Klien
terpasang selang infus pada tangan kiri, klien tidak terpasang NGT.
b. Pemeriksaan Tanda tanda vital
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,5°C
Nadi : 81 kali/menit
TD : 90/70 mmHg

2. Nutrisi dan cairan


Nutrisi:
a. Tinggi badan : 98 cm
b. Berat badan : 19 kg
c. IMT : 2n + 8 = 2(5.2) + 8 = 18,4 (kurus tingkat
ringan)
d. Status nutrisi
Klien mengatakan tidak nafsu makan, makan satu kali porsi hanya 4
sendok makan saja. Jika diberikan susu, klien tidak mau
menghabiskannya. Kebiasaan anak tidak suka makan menggunakan
sayur, anak hanya makan menggunakan lauk, kebiasan jajan klien juga
tidak terkontrol, anak sering jajan sembarangan, minum kurang, anak
tidak mual muntah
 Kebutuhan kalori
Rumus : Nilai RDA (Recommended Dietary Allowances) x BBI
KK = (90 kkal) 19 kg
KK = 1710 kkal/hari
 Jenis makanan : Susu , jus buah dan makan nasi lauk pauk
Makanan yang disukai : jajanan pinggir jalan
Alergi makanan : tidak ada
 Kesulitan saat makan : ibu klien mengatakan An. G hanya
makan 4 sendok makan setiap kali makan.
 Kebiasaan khusus : pengganti makan, minum susu
 Keluhan : tidak nafsu makan
Cairan :
a. Kebutuhan cairan 24 jam
Rumus : 100 ml/KgBB untuk 10 kg pertama, ditambahkan dengan
50ml/KgBB untuk 10 kg berikutnya ditambahkan 25ml/KgBB untuk
setiap berat badan berikutnya.
BB : 19 Kg
KC = (100 ml/KgBB x 10 KgBB) + (50 ml/KgBB x 9 KgBB)
KC = 1450 ml/hari
b. Rute cairan masuk
Oral = susu : 5 x 50 cc = 250 cc
Air mineral : 400 cc
= 650 cc/24 jam
= 217 cc/8 jam
Enteral =(NaCl kecepatan 30 cc/jam – selang waktu transfusi) + 1 PRC
(200cc)/24 jam
= (720cc/24 jam – 6 jam waktu pemberian transfusi) + (200
cc/24 jam)
= (720 cc/24 jam – 180 cc/6 jam waktu pemberian transfusi
darah) + PRC (200 cc/24 jam)
= 540 /24 jam + 200 cc PRC
= 740 cc/ 24 jam = 246,66 cc/8 jam
c. Balance cairan (8 jam)
 Intake
Oral = 217 cc
Enteral = 246,66 cc
Air Metabolisme = 7 cc/kg BB/hari = 7ccx 19 kg/ 24 jam
= 133cc/24 jam
= 44 cc/8 jam
Jumlah intake= 217+246,66+44 = 507,66 cc/ 8 jam = 1522,98 cc/24
jam
 Output
IWL = (30 - usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
= (30 – 5) x 19 kg/ hari = 475cc/ 24 jam
= 158 cc/ 8 jam
Urine = 3 kali sehari x ± 300 cc = 900 cc/24 jam = ±300 cc/8 jam
Jumah output= 158 + ±300 = ± 458 cc/ 8 jam = ±1374cc /24 jam

 Balance cairan dalam 24 jam = intake – output


= 1522,98 cc/24 jam – 1374 cc /24 jam
= - 148,98cc/ 24 jam
= - 49,66 cc/ 8 jam
d. Keluhan : anak lemas, tidak nafsu makan, bibir kering
3. Istirahat tidur
a. Lama waktu tidur :
Sebelum sakit : saat malam ± 9 jam dan tidur siang ± 1 jam
Saat sakit: tidak menentu karena pasien terkadang terbangun dan tertidur
tanpa disadari, siang bisa 3-4 jam
b. Kebiasaan sebelum tidur : minum susu dan berdoa
4. Eliminasi
Orangtua mengatakan tidak buang air besar selama 3 hari, riwayat
sebelumnya anak buang air besar 2 hari sekali, pada saat buang air besar
anak mengejan keras, buang air besar dengan konsistensi padat berbentuk
bulatan kecil-kecil, feses berwarna coklat kehitaman, kadang pada saat buang
air besar keluar darah. Orangtua mengatakan karena pada saat buang air
besar anak merasa kesakitan, maka anak sering menahan buang air besar, dan
pada saat merasa ingin buang air besar anak kurang berespon untuk ketoilet
melakukan defekasi.
5. Pengkajian nyeri
An. G mengeluh sakit perut.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Tidak ada lesi, rambut lebat pendek.
b. Mata : Mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik
c. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, hidung tidak terpasang NGT,
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak terpasang kanul oksigen,
mimisan (-)
d. Mulut : Stomatitis (-), tidak ada perdarahan gusi, bibir kering
e. Telinga : Bentuk simetris, penumpukan serumen (-)
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g. Dada
 Paru-paru
I : Simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri dada
P : sonor kanan dan kiri sama
A : nafas teratur, tidak terdapat suara tambahan
 Jantung
I : bentuk simetris, tidak terjadi pembesaran, IC tidak nampak
P : denyut apeks ics 4
P : redup parasternal kanan hingga midclavicula kiri
A : BJ I&II regular, bunyi jantung tambahan tidak ada
h. Abdomen
I : tidak ada acites, tidak ada lesi, perut tampak cembung
P : perut teraba keras, tidak ada pembesaran hati
P : pekak
A : BU = 7x / menit

i. Ekstremitas
- Atas : tidak terdapat oedem, tangan kiri terpasang infus
- Bawah : tidak terdapat oedem
- Kulit : Turgor Kulit <2 detik, akral dingin
j. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak ada keluhan

7. Psikososial anak dan keluarga


a. Respon hospitalisasi
- An. G tidak menangis ketika akan diberi tindakan, An. G kooperatif
- Orang tua mengatakan pasien sudah terbiasa dengan lingkungan
rumah sakit karena sebelumnya sudah pernah transfuse di rumah sakit
b. Kecemasan (anak dan orang tua)
- Ibu klien masih sering cemas walaupun sudah beberapa kali masuk ke
rumah sakit.
c. Koping pasien/keluarga dalam menghadapi masalah
- Keluarga mengatakan akan selalu memberikan yang terbaik untuk
kesehatan sang anak.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak
- Orang tua klien mengatakan anaknya terkena penyakit talasemia
minor.
- Ibu pasien mengatakan tidak tahu penyebab anaknya bisa sakit seperti
saat ini.
- Pasien sering jajan diluar dan sulit makan di rumah
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak
- Ibu dan ayah pasien kooperatif dan mandiri dalam merawat pasien
selama sakit
f. Adakah terapi lain selain medis yang digunakan
- Keluarga mengatakan saat ini pasien hanya menjalani pengobatan di
RSUP Kariadi dan hanya mengkonsumsi obat dari Rumah Sakit

E. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Patologi Klinik (tanggal 05 Januari 2020, pukul 01.48 )
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL KET
Hematologi
Hematologi paket
Hemoglobin 8.1 g/dL 10.8 – 15.6 L
Hematocrit 25.2 % 32 - 62 L
Eritrosit 2.8 10^6/uL 3 – 5.4 L
MCH 29.5 pg 23.00 – 31.00
MCV 91.6 fL 77 – 101
MCHC 32.1 g/dL 29.00 – 36.00
Leukosit 10.8 10^3/ul 5 – 14.5
Trombosit 6.0 10^3/ul 150 – 400 L
RDW 20.2 ∞ 11.60 – 14.80 H
MPV - fL 4.00– 11.00

Terapi
a. D 10% + NaCl 3% 480/20/7 tpm IV
b. Domperidom 5 mg/8 jam PO
c. Exjade 500 mg/8 jam PO
d. Methylprednisolon 20 mg/12 jam IV
e. Lactulosa 5 mg/ 8 jam PO
f. Ondansentron 3 mg Extra IV
g. Esomeprazol 10 mg/ 12 jam IV
h. Dexamethasone ½ ampul Extra IV

F. Analisa Data
Tanggal DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI TTD
/jam
07 Januari DS : Risiko Anemia
2020 Ibu klien mengatakan klien anemi ketidakefektifa
10.00 saat kelelahan n perfusi
DO: jaringan
- Pasien terlihat lemas perifer
- Hb : 8,1
- Hematokrit : 25,2
- Jarang bermain
- Lebih sering terbaring tidur di tempat
tidur
- Akral dingin
07 Januari DS : Risiko obstruksi
2020 Ibu klien mengatakan An. G BAB ketidakseimba intestinal
10.00 darah. ngan volume melena
DO: cairan
- Trombosit : 6,0
- Eritrosit : 2,8
- TD : 90/70 mmHg
- RR : 28 x/menit

07 Januari DS : Orangtua mengatakan tidak Konstipasi Asupan serat


2020 kurang,
10.00 buang air besar selama 3 hari, asupan
riwayat sebelumnya anak buang air cairan
besar 2 hari sekali, pada saat buang kurang
air besar anak mengejan keras, buang
air besar dengan konsistensi padat
berbentuk bulatan kecil-kecil, feses
berwarna coklat kehitaman, kadang
pada saat buang air besar keluar
darah. Anak tidak suka makan sayur,
dan minum sedikit.
DO : Perut teraba keras, anak tampak
meringis saat perut ditekan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi berhubungan dengan asupan serat kurang, asupan cairan kurang
2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Anemia
3. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi
intestinal melena

H. INTERVENSI
NO DX KEP. TUJUAN INTERVENSI TTD
Setelah dilakukan NIC :
tindakan 1. Periksa adanya distensi
keperawatan abdomen, pantau dan catat
selama 3x24 jam, frekuensi dan karakteristik
Konstipasi masalah konstipasi feses
berhubungan teratasi dengan 2. Dorong asupan nutrisi
1. dengan asupan serat kriteria hasil 3. Dorong asupan cairan
kurang, asupan NOC : 4. Berikan teknik
cairan kurang Tidak mengalami nonfarmakologi : teknik
konstipasi effleurage
Mempertahankan
defekasi setiap
hari
2. Risiko Setelah dilakukan NIC :
ketidakefektifan tindakan 1. Berikan oksigen dengan
perfusi jaringan keperawatan tepat
perifer berhubungan selama 3x24 jam, 2. Mengambil sampel darah
dengan Anemia masalah Risiko untuk laboratorium
ketidakefektifan 3. Kolaborasi dengan dokter
perfusi jaringan terkait dengan pemberian
perifer teratasi farmakologi
dengan kriteria 4. Siapkan PRC
hasil NOC : 5. Amati tanda – tanda adanya
000309 Energi perdarahan
pulih setelah 6. Buat batasan untuk aktivitas
beristirahat yang mengganggu klien
000310 Tampak
segar setelah
beristirahat
040614 Tekanan
darah normal
040616 Demam
berkurang
3. Risiko Setelah dilakukan NIC :
ketidakseimbangan tindakan 1. Berikan cairan dengan tepat
volume cairan keperawatan 2. Tingkatkan asupan oral
berhubungan selama 2x24 jam, 3. Pemasangan infus
dengan obstruksi masalah Risiko 4. Monitor status hidrasi
intestinal melena ketidakseimbanga
n volume cairan
teratasi dengan
kriteria hasil
NOC :
190209
Menghindari
paparan ancaman
kesehatan
190217 Monitor
perubahan status
kesehatan
I. IMPLEMENTASI

NO DX TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD


1 07 Januari 2020 1. Melakukan An. G kooperatif, mau
2 10.00 pengukuran tanda dilakukan tindakan.
– tanda vital TD : 90/70 mmHg, RR :
28x/mnt, N: 81x/mnt, S:
36,5°C

2 10.10 2. Memberikan Transfusi telah diberikan


transfusi 1 PRC pada An. G

2 12.00 3. Memberikan Klien mau meminum


farmakologi obat dengan bujukan
ferriprox 500 mg orang tua
guna mencegah
penimbunan fe

4. Memeriksa adanya Orang tua klien


1 12.15 distensi abdomen mengatakan terakhir
BAB tanggal 5 Januari
2020 dan anak mengejan
keras.
Abdomen teraba keras
dan anak tampak
meringis ketika
abdomen ditekan
5. Memberikan teknik
effleurage dan Orang tua mengerti cara
1, 3 13.00 memberitahukan memberikan teknik
kepada orang tua effleurage dan akan
pentingnya asupan membujuk anak supaya
serat dan cairan mau makan sayur.
Oramg tua klien
kooperatif.
2. 08 Januari 2020

1, 3 09.00 1. Memotivasi ibu Ibu klien mengatakan


dan pasien untuk An. G suka makan
makan makanan tempe dan tahu serta jus
yang tinggi protein buah.
dan tinggi kalori
dan mudah dicerna

3 12.20 2. Mengamati adanya Ibu klien memberikan


tanda – tanda informasi yang
perdarahan ditanyakan. An. G BAB
darah, Hb : 8, g/dL,
Eritrosit : 2,77x10^6/uL,
Trombosit : 81 x
10^3/uL

3. Pemeriksaan Status Ibu klien memberikan


1 12.25 hidrasi informasi yang di
tanyakan, bibir klien
tampak kering, kulit
kering
Pasien mau menimun
obat

4. Memberikan
farmakologi An. G kooperatif, mau
3 12.30 ferriprox 500 mg dilakukan tindakan.

5. Melakukan
pengukuran TTV TD : 100/70 mmHg,
1 13.00 RR : 26x/mnt, N:
90x/mnt, S: 36,7°C
6. Memberikan teknik
effleurage dan Orang tua mengatakan
1 13.15 mengevaluasi klien masih belum BAB.
eliminasi Abdomen sudah mulai
tidak teraba keras.
3. 09 Januari 2020

3 08.00 1. Melakukan Pasien menangis saat


pemasangan infus dilakukan pemasangan
infus
2 09.15 2. Memberikan cairan Pasien dan keluarga
infus D5 + 1/2NS kooperatif
0,3%
3 09.20 3. Memberikan cairan Infus dialirkan 20 tpm,
dengan tepat pasien tidak merasa
kesakitan

1 12.30 4. Memberikan Pasien mau meminum


farmakologi obat
ferriprox 500 mg

1 13.00 5. Melakukan An. G kooperatif, mau


pengukuran TTV dilakukan tindakan.
TD : 100/70 mmHg,
RR : 26x/mnt, N:
90x/mnt, S: 36,7°C
1 13.30 6. Memberikan teknik
effleurage dan Orang tua mengatakan
mengevaluasi anak sudah bisa BAB
eliminasi namun masih sedikit dan
masih mengejan, BAB
warna kecoklatan tidak
disertai darah, berbentuk
bulat dan kecil.
Perut tidak teraba keras
J. EVALUASI
No. TGL/JAM DX KEP. EVALUASI TTD
S:
Orang tua klien mengatakan anak
sudah BAB namun masih sedikit dan
masih mengejan, anak masih sulit
untuk makan sayur namun sudah mau
sedikit demi sedikit, dan minum masih
sedikit
Konstipasi O:
berhubungan Perut sudah tidak teraba keras, anak
09 Januari 2020 dengan asupan masih tampak meringis ketika perut
1 14.30 serat kurang, ditekan
asupan cairan A : masalah belum teratasi
kurang P : lanjutkan intervensi
1. Periksa adanya distensi abdomen,
pantau dan catat frekuensi dan
karakteristik feses
2. Dorong asupan nutrisi
3. Dorong asupan cairan
4. Berikan teknik nonfarmakologi :
teknik effleurage
2 09 Januari 2020 Risiko S:
14.30 ketidakefektifan Klien mau memakan obat ferriprox
perfusi jaringan Ibu klien bersedia dilakukan transfusi
perifer PRC
berhubungan O:
dengan Anemia Hb 8,8 (8 Januari 2020)
TD : 90/70 mmHg, RR : 26x/mnt, N:
86x/mnt, S: 36,5°C
Bangun dengan segar
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Mengambil sampel darah
untuk laboratorium
2. Pemberian ferriprox
3. Siapkan PRC
4. Amati tanda – tanda
perdarahan
3 09 Januari 2020 Risiko S:
14.30 ketidakseimbanga Klien dapat menambah asupan makan
n volume cairan dan minum, BAB warna kecoklatan
berhubungan tidak disertai darah
dengan obstruksi O:
intestinal melena Pasien sudah terpasang infus D5 +
1
/2NS 0,3%
Bibir dan kulit lembab
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Berikan cairan dengan tepat
2. Tingkatkan asupan oral
3. Pemasangan infus
4. Monitor status hidrasi

Anda mungkin juga menyukai