III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV - AIDS
Tanggal Masuk : 7 November 2014
Alamat : Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis
dari 60 kg menjadi 54 kg
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
d. Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 November 2014
ditemukan benjolan pada leher.
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
2) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernafasan.
b. Integritas ego
1) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak
berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan depresi.
2) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
c. Eliminasi
1) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
2) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
d. Makanan/cairan
1) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
2) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
e. Hygiene
1) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
f. Neurosensori
1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
2) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
g. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak
otot melindungi yang sakit.
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi social
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
2) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
2. Hasil Lab
a. Jumlah limfosit CD4 100 yang normal berkisar antara 500 dan 1.600.
b. LISA ( +)
c. Western Blot (+)
B. Analisa data
Masalah
No Sumber Data Etiologi
Keperawatan
1 Objektif : Virus HIV Resiko tinggi terhadap
Pasien mengatakan diare kekurangan volume
Pasien mengatakan demam Merusak seluler cairan
Pasien mengatakan capek
Pasien mengatakan mudah Menyerang T Limfosit, sel
lelah saraf, makrofag, monosit,
Pasien mengatakan letih limfosit B
Pasien mengatakan lesu
pasien mengatakan Immunocompromise
berkeringat malam hari
Subjektif : Invasi kuman pathogen
TTV :
TD : 130/80 Organ target
N : 80x/menit
S : 39 C Gastrointestinal
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu Diare
Pasien tampak tidak segar
Pasien mengalami berat badan Cairan berkurang
menurun derastis dari 60 kg
menjadi 54 kg
Pasien tampak sering BAB /
diare
Pasien terlihat perubahan
pada tekanan darah
pasien terlihat pucat
pasien terlihat sianosis
n pasien mengalami diare
pasien mengalami perubahan
jumlah dan warna urin
pasien anoreksia
turgor kulit pasien terlihat
buruk
C. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
D. Intervensi Dan Evaluasi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri :
terhadap kekurangan selama 1 x 24 jam diharapkan : 1. Pantau TTV, termasuk CVP bila 1. Indicator dari volume cairan sirkulasi
volume cairan b.d Diare (-) terpasang. Catat hipertensi, termasuk
output yang Demam (-) perubahan postural.
berlebihan Pasien tidak mudah lelah
TTV : 2. Catat peningkatan suhu dan durasi 2. Meningkatkan kebutuhan metabolism
TD: 120/80 demam. Berikan kompres hangat sesuai dan diaphoresis yang berlebihan yang
N: 80x/menit indikasi. Pertahankan pakaian tetap dihubungkan dengan demam dalam
S: 37 C kering. Pertahankan kenyamanan suhu meningkatkan cairan tak kasat mata
RR : 20x/menit lingkungan.
berat badan pasien naik dari 54 kg
menjadi 54+ kg 3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa, 3. Indicator tidak langsung dari status
BAB / diare (-) dan rasa haus. cairan.
pasien tidak terlihat pucat
sianosis (-) 4. Pantau pemasukan oral dan memasukka 4. Mempertahankan keseimbangan
pasien tidak pingsan cairan sedikitnya 2500 ml/hari. cairan, mengurangi rasa haus, dan
umlah dan warna urin normal melembabkan membrane mukosa.
anoreksia (-)
Turgor kulit baik / lembab Kolaborasi : 1. Mungkin diperlukan untuk mendukung
1. Berikan cairan / elektrolit melalui selang / memperbesar volume sirkulasi,
pemberi makanan / IV terutama jika pemasukan oral tak
adekuat, mual/muntah terus menerus.
2. Bermanfaat dalam memperkirakan
2. Pantau hasil pem. LAB sesuai indikasi, kebutuhan cairan
mis.. : HB/HT 3. Membantu mengurangi demam dan
3. Antipiretik, mis.. : asetaminofen respons hiper metabolism,
menurunkan kehilangan cairan tak
kasat mata.
2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Lesi mulut, tenggorok, dan esophagus
kurang dari selama 3 x 24 jam, diharpkan : 1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, dapat menyebabkan disfagia,
kebutuhan tubuh b.d Pasien tidak mudah lelah merasakan, dan menelan. penurunan kemampuan pasien untuk
intake yang tidak Pasien tidak letih mengolah makanan dan mengurangi
adekuat Pasien tidak lesu keinginan untuk makan.
Nafsu makan bertambah, porsi 2. Timbang berat badan sesuai kebutuhan. 2. Indicator kebutuhan nutrisi /
makan habis Evaluasi berat badan dalam hal adanya pemasukan yang adekuat. Catatan :
Pasien dapat menverna makanan berat badan yang tidak sesuai. Gunakan karena adanya penekanan system
dengan baik serangkaian pengukuran berat badan dan imun, maka beberapa tes darah yang
Berat badan naik dari 54 kg menjadi antropometrik. umumnya digunakan untuk menguji
54+ kg 3. Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin status nutrisi menjadi tidak berguna.
pasien tidak terlihat pucat 3. Dapat meningkatkan nafsu makan dan
pasien tidak sianosis 4. Catat pemasukan kalori perasaan sehat
pasien tidak anoreksia 4. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap
Kolaborasi : suplemen atau alternative metode
pemberian makanan
3 Infeksi b.d adanya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Untuk pengobatan dini mencegah
virus HIV-AIDS selama 3 x 24 jam, diharapkan : 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. pasien terpapar oleh kuman patogen
Demam (-) yang diperoleh di rumah sakit.
Pusing (-) 2. Gunakan teknik aseptik pada setiap 2. Mencegah bertambahnya infeksi
rasa terbakar pada kaki hilang tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
nyeri dada pleuritis (-) meberikan tindakan.
TTV 2. Berikan lingkungan yang bersih dan 3. Mencegah bertambahnya infeksi
TD: 120/80 berventilasi baik. Periksa pengunjung /
N: 80x/menit staf terhadap tanda infeksi dan
S: 37 C pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
RR : 20x/menit
benjolan di daerah leher (-) Kolaborasi :
Lesi (-) 1. Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah, 1. Dilakukan untuk mengidentifikasi
Kejang (-) urine dan sputum penyebab demam, diagnose infeksi
Dipsnea (-) organism, atau untuk menentukan
nyeri panggul (-) metode perawatan yang sesuai
nyeri abdomen (-) 2. Berikan antibiotic antijamur / agen 2. Menghambat proses infeksi. Obat-
tremor (-) antimikroba, missal : trimetroprim obatan lainnya ditargetkan untuk
(bactrim, septra), nistatin (mycostatin), meningkatkan fungsi imun.
ketokonazol, pentamidin atau Meskipun tidak ada obat yang tepat,
AZT/retrovir zat seperti AZT ditujukan untuk
menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki
material genetis sel T4 sehingga dapat
memperlambat perkembangan
penyakit
No Tanda
No Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx Tangan
1 7 November 1 1. Memantau TTV, termasuk CVP bila terpasang. S:
2014 mencatat hipertensi, termasuk perubahan Pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
postural. Pasien mengatakan sudah tidak demam
Hasil : indicator dari volume cairan sirkulasi Pasien mengatakan sudah tidak tidak mudah
normal lelah
O:
2. Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam. Diare (-)
memberikan kompres hangat sesuai indikasi. Demam (-)
mempertahankan pakaian tetap kering. Pasien tidak mudah lelah
mempertahankan kenyamanan suhu lingkungan. Pasien tidak berkeringat malam hari
Hasil : meningkatkan kebutuhan metabolisme TTV :
TD : 120/80
3. Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, dan N : 80x/menit
rasa haus. S : 37 C
Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik / RR : 20x/menit
lembab berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi 54.5
kg
3. Memantau pemasukan oral dan memasukka BAB /diare (-)
cairan sedikitnya 2500 ml/hari. pasien tidak terlihat pucat
Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan, sianosis (-)
mengurangi rasa haus, dan melembabkan pasien tidak pingsan
membrane mukosa. umlah dan warna urin normal
anoreksia (-)
4. Memberikan cairan / elektrolit melalui selang Turgor kulit baik / lembab
pemberi makanan / IV A : masalah kekurangan volume cairan tubuh sudah
hasil : memperbesar volume sirkulasi, pasien teratasi
tidak anoreksia P : intervensi dihentikan
3 9 November 3 1. Memonitor tanda-tanda infeksi baru. S : Pasien mengatakan sudah tidak demam lagi.
2014 Hasil : pasien tidak terpapar oleh infeksi kuman O:
pathogen di RS Demam (-)
2. Menggunakan teknik actrim pada setiap tindakan Pusing (-)
actrim. Cuci tangan sebelum meberikan tindakan. Rasa terbakar pada kaki hilang
Hasil : tidak terjadi infeksi Nyeri dada pleuritis (-)
Pasien sudah tidak berkeringat malam hari