PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepsis pada bayi baru lahir masih mewujudkan/adalah kasus yg belum bisa
dipecahkan dlm perawatan & penanganan bayi baru lahir. Di negara berkembang
hampir sebagian besar bayi baru lahir yg dirawat memiliki kaitannya denagn sepsis.
Hal yg sama diketemukan pada negara maju yg dirawat di unit intensif bayi baru
40% kematian bayi baru lahir terjadi karena aneka wujud infeksi seperti infeksi
tetanus neonatorum, case fatality rate yg cukup tinggi diketemukan pada sepsis
neonatorum. Hal ini terjadi karena berlimpah faktor resiko infeksi pada masa
dimana terdapat infeksi karena bakteri dlm darah di seluruh tubuh. Perjalanan
penyakit sepsis neonatorum bisa berlangsung cepat sehingga kerap kali sekali tak
penyebab kematian utama pada neonatus.Hal ini karena neonatus rentan terhadap
(Surasmi, 2003)
1. 2 Rumsan Kasus
neonatorum?
8. Apa saja tindakan & pencegahan yg wajib dikerjakan dari sepsis neonatorum?
1.3 Tujuan Penulisan
sepsis neonatorum.
9. Mengetahui prognosis dari sepsis neonatorum.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
gejala-gejala sistematik & terdapat bakteri dlm darah. Perjalanan penyakit sepsis
neonatorum bisa berlangsung cepat sehingga kerap kali sekali tak terpantau,tiada
2003)
3. Sepsis bakterial pada neonatus ialah sindrom klinis dgn gejala-gejala infeksi
sistemik & diikuti dgn bakterimia pada bulan pertama kehidupan. (WHO, 1996)
lahir (minus dari 72 jam) & biasanya didapat pada saat proses kelahiran / in utero
lingkungan
2.3 Etiologi
virus, parasit, / jamur. Sepsis pada bayi hampir kerap kali dikarenakan karena
bakteri seperti Acinetobacter sp, Enterobacter sp, Pseudomonas sp, serratia sp,
a. Perdarahan
e. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam / lebih sebelum melahirkan)
f. Proses kelahiran yg lama & sulit
2.4 Patofisiologi
kematian & kerusakan sel. Hasilnya ialah menurunnya perfusi jaringan, asidosis
Pada masa antenatal kuman dari ibu sesudah melewati plasenta & umpilikus
masuk kedalam tubuh bayi lewat sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi ialah
koksari, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yg bisa lewat jalur ini, diantaranya
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yg ada pada vagina & serviks naik
mencapai korion & amnion. Hasilnya, terjadi amnionitis & korionitis, selanjutnya
kuman lewat umbilikus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan,
cairan amnion yg sudah terinfeksi bisa terinhalasi karena bayi & masuk ke tyraktus
digestivus & trakus respiratorius, lalu menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut.
Selain lewat cara tersebut diaras infeksi pada janin bisa terjadi lewat kulit bayi /
port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yg terkontaminasi karena kuman
Perawat / profesi lain yg ikut menangani bayi bisa menyebabkan terjadinya infeksi
Pathway:
↓
Asidosis metabolik
Sepsis neonatorum
( Bobak : 2005 )
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala & gejala-gejala sepsis neonatorum umumnya tak jelas & tak spesifik
serta bisa mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini ialah gejala & gejala-gejala
dlm: terjadi karena adanya lesi ataupun inflamasi pada paru-paru bayi dampak dari
aspirasi cairan ketuban ibu. Aspirasi ini terjadi saat intrapartum & selain 1tu bisa
telinga, ekstensor kaku: terjadi karena sepsis sudah hingga ke dlm manifestasi
umum dari infeksi sistem saraf pusat. Keadann akut & kronis yg berhubungan dgn
organisme tertentu. Apabila bayi sudah mengalami infeksi pada selaput otak
menyebabkan ubun-ubun besar menonjol (berisi cairan infeksi) & keluarnya nanah
dari telinga. Dlm hal terganggunya sistem saraf pusat ini kemungkinan terjadi
c. Hipertermia (> 37,7oC) / hipotermi (<35,5oC) terjadi karena respon tubuh bayi
d. Tak mau menyusu & tak bisa minum ialah respon keadann psikologis bayi yg tak
telinga
terkendali di saluran pencernaan, apalagi jika penyebab sepsis pada bayi terjadi
bahwa gejala & gejala-gejala pada bayi yg mengalami sepsis neonatorum saling
berhubungan baik dari perjalanan infeksi, proses metabolik, & gejala neurologi
2.6 Komplikasi
dari keadann septik. Bayi mungkin jg minus gizi sebagai dampak dari asupanenergi
anaerobik dgn produksi asam laktat, selain 1tu ketika bayi mengalami hipotermia /
tak disimpan dlm lingkungan termal netral, upaya buat menata suhu tubuh bisa
b. Dehidrasi
pada jaringan. Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yg
mengakut oksigen). Hemoglobin terdapat pada sel darah merah yg dlm waktu
sehingga terjadi kerusakan sel darah merah bukanlah hal yg tak mungkin, bayi mau
d. Meningitis
darah.
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu karena bakteri gram negatif yg
darah dari sel-sel mononuklear & endotel. Sel yg teraktivasi ini mau memicu
Dlm kasus ini, radiografi dada bisamenunjukkan difusi / infiltrat fokus, penebalan
diagnosis. Selain 1tu, hasil pemeriksaan tes resistensi bisa diberdayakan buat
umumnya ditemuksan anemia, laju endap darah mikro cukup tinggi, &
trombositopenia. Hasil biakan darah tak kerap kali positif walaupun secara klinis
sepsis sudah jelas. Selain 1tu, biakan butuh dikerjakan terhadap darah, cairan
serebrospinal, usapan umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari konjungtiva, cairan
drainase / hasil isapan isapan lambung. Hasil biakan darah memberi kepastian
adanya sepsis, sesudah dua / tiga kali biakan memberikan hasil positif dgn kuman
yg sama. Bahan biakan darah sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi
di hepatosit & muncul pada fase akut kalau/jika terdapat kerusakan jaringan.
(Surasmi, 2003)
2.8 Penatalaksanaan
a. Perawatan suportif
kian salinenormal dgn 10 ml/ kg selama 5 hingga 10 menit. Dengan dosis yg sama
sianosis
perdarahan
metabolisme tubuh & memperbaiki keadann umum dgn pemberian cairan intravena
& bisa diberi secara parental. Pilihan obat yg diberikan ialah ampisilin,
resistensi. (Sangayu, 2012)
2.9 Pencegahan
singkat. Karena karena 1tu, tindakan pencegahan memiliki arti penting karena bisa
penanganan segera terhadap keadann yg bisa menurunkan kesehatan ibu dang jani,
Perawatan ibu selama persdalinan dikerjakan secara aseptik, dlm arti persalinan
piperlakukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi pada ibu & bayi seminimal
setiap bayi memanfaatkan peralatan sendiri. Perawatan luka umbilikus secara steril.
Tindakan infasif wajib dikerjakan dgn prinsip – prinsip aseptik. Menghindari
perlukaan selaput lendir & kulit, mencuci tangan dgn memanfaatkan larutan
desinfektan sebelum & sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadann bayi
secara teliti diikuti pendokumentasian data-data yg benar & baik. Semua personel yg
2.10 Prognosis
Pada umumnya ngka kematian pada sepsis neonatal berkisar antara 10% –
40 % & pada meningitis 15% – 50%. Angka tersebut berbeda-beda tergantung dari
waktu munculnya penyakit penyebabnya, cara & waktu awitan penyakit, tataran
prematuritas bayi, adanya & keparahan penyakit lain yg menyertai & keadann
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengertian
presipitatus). Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, / tempat lain. Ada /
gonorea, dll). Ap4k4h selama kehamilan & saat persalinan pernah menderita penyakit
(khususnya sesudah 24 jam petama), tak mau minum / refleks mengisap lemah,
kulit lembab & dingin, pucat, pengisian kembali kapiler lambat, tekan darah
inflamasi
d. Kekurangan isi cairan berhubungan dgn kehilangan sekunder dampak panas
makanan/minuman
Kriteria hasil:
– Tak ada sianosis & disipnea, mendemonstrasikan batuk efaktif & suara nafas
yg bersih
nafas abnormal)
INTERVENSI RASIONAL
1. Posisikan pasien semi powler Posisi semi powler bisa memaksimalkan
ventilasi
2.. Auskultasi suara napas, catat
normal
4. Berikan pelembab udara kasa Mengurangi jumlah lokasi yg bisa
paten
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan isolasi / pantau pengunjung Isolasi/pembatasan pengunjung
kemungkinan infeksi
2. Cuci tangan sebelum & sesudah Menugrangi kontaminasi silang
dlm/batuk pneumonia
4. Batasi penggunaan alat/prosedur invasif Mengurangi jumlah lokasi yg bisa
berkelanjutan
6. Gunakan teknik steril setiap waktu pada Mencegah masuknya bakteri,
infeksi
9. Memantau gejala-gejala penyimpangan Bisa menunjukkan ketidaktepatan /
resisten
10. Inspeksi rongga mulut terhadap plak Depresi sistem imun & penggunaan
inflamasi
Kriteria hasil:
– Nadi & frekwensi napas dlm batas normal (Nadi neonatus normal 100-180
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring gejala-gejala vital setiap dua Perubahan gejala-gejala vital yg
keadann dehidrasi.
3. Berikan kompres denga air hangat pada Kompres pada aksila, leher & lipatan
aksila, leher & lipatan paha, hindari paha terdapat pembuluh-pembuluh dasar
Kriteria hasil:
– Suhu tubuh berada dlm batas normal (Suhu normal 36,5o-37o C)
– Nadi & frekwensi napas dlm batas normal (Nadi neonatus normal 100-180
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring gejala-gejala vital setiap dua Perubahan gejala-gejala vital yg
langkah kolaborasi dgn memberikan tahun, buat menjaga tubuh agar tak terjadi
Kriteria hasil:
fungsi jaringan
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan tirah baring Menurunkan beban kerja mikard &
konsumsi oksigen
2. Pantau perubahan pada tekanan darah Tekan darah rendah mau berkembang
3. Pantau frekuensi & irama jantung, Disritmia jantung bisa terjadi sebagai
otak
5. Catat haluaran urine setiap jam & Menurunnya urine mengindikasikan
makanan/minuman
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor adanya menurunnya berat badan Anoreksia ataupun intoleran terhadap
berat badan
2. Identifikasi makanan kesukaan Menaikkan selera klien terhadap
makanan / minuman
3. Anjurkan buat melakukan oral hygene Menurunkan rasa mual terhadap
infeksi
6. Yakinkan diet yg dimakan jg Kekurangan serat bisa menyebabkan
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 . Kasus
Tanggal pengkajian : 09 maret 2021
Tempat : di ruang NICU
By.Ny”Z” masuk rumah sakit dengan keadaan lemas dan merintis setelah dilahirkan.
1.Pengkajian
A).Identitas pasien
Tanggal lahir : 02 januari 2021
Tanggal pengkajian : 09 maret 2021
Nama : By Ny “Z”
Jenis kelamin : Perempuan
2. Tanda - tanda vital
a. Pernafasan : 145x/menit
b. Nadi : 45x/menit
c. Suhu : 36,7ᵒc
b.)Riwayat kesehatan
1.Keluhan Utama : lemas dan merintis
2.Riwayat penyakit sekarang :lemas
c.)Pemeriksaan fisik
Pernafasan : 145 x/menit
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,7ᵒc
2).Pemeriksaan penunjng
Laboratorium : D/R,KGDS
3.) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi : rambut tipis dan halus, ada caput,
Palpasi : tidak ada benjolan, UUB belum
Menutup, UUK belum menutup
b. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan , tidak ada
oedem pada kelopak mata, konjungtiva
merah muda, sclera putih bersih
c. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
d. Mulut : Simetris, Bibir Kering
e. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
f. Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu
terbentuk
Palpasi : tidak ada benjolan
g. Abdomen : tali pusat kering tidak berbau
h. Punggung
Inspeksi : tidak ada hematoma,integritas kulit baik
i. Genetalia : Jenis kelamin Perempuan
j. Anus : anus Berlubang
k. Ekstremitas atas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, jumlah jari
lengkap, tidak ada gangguan
pergerakan kulit telapak tangan
mengelupas.
l. Ekstremitas bawah
Inspeksi : jumlah jari lengkap tidak ada kelainan
kulit telapak kaki mengelupas.
. Kulit
Inspeksi : tidak ada bercak hitam,tidak ada tanda
lahir, warna kemerahan
ANALISIS DATA
N Tanggal Penatalaksanaan
O
1 09 maret S: -
P:139x/menit
R:43x/menit
T:36,7◦c
-ogt terpasang
-mengganti popok
-menangis ada
-menghisap ada
-monitor ttv
-menggati popok
-menangis kuat
-menghisap ada
-gerak aktif
-menyeka bayi
-menimbang bb
4.2 INTERVENSI
O
1.
4.3 IMPELEMENTASI
S:-
O: Pernafasan : 145 x/menit
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,7ᵒc
-keadaan umum lemah
-menangis ada
-menghisap ada
- bab/bak normal
-muntah(-)
PENUTUP
A. Kesimpulan
gejala sistematik & terdapat bakteri dlm darah yg bisa berkembang ke arah
cepat sehingga kerap kali sekali tak terpantau,tiada pengobatan yg memadai bayi
B. Saran
Dgn disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar bisa
menelaah & memahami serta menanggapi apa yg sudah penulis susun buat
kemajuan penulisan makalah selanjutnya & umumnya buat lebih dlm askep dlm
2010. http://darsananursejiwa.blogspot.com/2010/09/laporan-pendahuluan-sepsis-
neonatorum.html
dpl.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-sepsis-neonatorum.html
ihardy:Yogyakarta
2012. http://udarajunior.blogspot.com/2012/05/sepsis-neonatorum.html