Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH:

SEMESTRE V

KELOMPOK IV

NAMA-KELOMPOK :

1. LIVALDINO DE A. DOS S. MASCAREHAS 5. LUCIO MENDES TILMAN

2. MANUEL DE J. JESUS 6. LORENA DA CONCEIÇÃO

3. AGOSTINHO DE JESUS 7. LIDIA A. N. AMARAL

4. JULITO BRITES 8. JULEP FERNANDES AMARAL

9. LITICIA GUTERRES SERANO

PROGRAMA STUDY KEPERAWATAN

INSTITÚTO CIÉNCIA DA SAÚDE (ICS) DILI

TIMOR-LESTE

2022
i
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkatdananugerah-nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan dengan judul “ Asuhan

keperawatan  Anemia pada Anak ”.Adapun tujuan penulisan 

ini adalah untuk memenuhi   salah satu tugas mata kuliah Enfermagem Pediatria II.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada, Novio de A. Pereira L,S.Kep,Ns

selaku dosen mata kuliah pendidikan Enfermagem Pediatria II, Kami menyadari bahwa

makalah ini masih terbatas dan jauh dari sempurna, karena pengetahuan dan pengalaman

yang kami miliki sangat terbatas. Namun kami telah berusaha dan bekerja keras supaya

makalah ini bermanfaat dan bagi pembaca sekalian.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAT COVER :
KATA PENGATAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

1.1. Latar Blakang...................................................................................................... 1

1.2. Tujuan................................................................................................................. 3

1.2.1. Tujuan Umum................................................................................................... 6

1.2.2. Tujuan Khusus.................................................................................................. 3

BAB II TIJAUN PUSTAKAN......................................................................................... 4

2.1. Konsep dasar....................................................................................................... 4

2.1.1. Definisi Anemia pada anak...............................................................................4

2.1.2. Tanda dan Gejala Anemia pada Anak............................................................. 5

2.1.3. Penyebanb Anemia pada Anak........................................................................ 6

2.1.4. Faktor Risiko Anemia pada Anak.....................................................................7

2.1.5. Diagnosis Anemia Pada Anak......................................................................... 7

2.1.6. Mengobati Anemia Pada Anak.........................................................................8

2.1.7. Komplikasi Anemia Pada Anak....................................................................... 8

2.1.8. Mencegah Anemia Pada Anak..........................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA ANAK.................................10

FORMATU ASESIMENTU LABARIK..................................................................10

BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 21

3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 21

3.2. Saran................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKAN................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Blakang

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunja, terutama di


negara berkembang. Diperkirakan 30% penduduk dunia merupakan Penyakit ini
banyak dialami oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan rentang usia, terutama
terjadi pada remaja dan ibu hamil. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
pada tahun 2013 prevalensi anemia dunia berkisar pada 40-88%. Menurut data hasil
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia, yaitu 21,7 %
dengan penderita anemia beumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita
berusia 15-24 tahun.
Untuk memahami anemia, pertama-tama orang harus memahami sistem
sederhana pernapasan. Oksigen yang kita hirup tidak berhenti di paru-paru. Oksigen
diperlukan seluruh tubuh untuk bahan bakar otak dan semua organ tubuh serta
jaringan tubuh lainnya. Oksigen tersebar ke organ-organ tubuh melalui aliran darah,
khususnya dalam sel darah merah.
Sel darah merah bertindak seperti perahu, mengangkut Oksigen melalui sungai-
sungai dari aliran darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yakni protein
yang untuk memt,uat hemoglobin Yang cuku dalam darah. tutuh mernerlukan banyak
zat besi. Mendapatk zat besi dan nutrisi Iainnya dan makanan Yang dikomsunsi.
Menurut peneliti perempuan memiliki risiko terkena anemia Paling sangat
membutuhkan asupan zat besi untuk membentuk sel darah merah. zat besi diperlukan
dalam pembentukan darah untuk terserang sintesis anemia hemoglobin. Remaja putri
berisiko tinggi terserang anemia karena setiap bulannya mengalami menstruasi. Hal
ini berpengaruh pada berkurangnya zat besi dalam dar-ah. Untuk menghitldari
terjadinya hal tersebut, pada dasarnya asupan zat gizi pada tubuh harus tercukupi,
khusunya pada remaja (Muchtadi, 2009).
Ketika seseorang tidak memiliki sel darah merah yang cukup, ia dapat dikatakan
mengalami anemia. Hal ini dapat terjadi karena tiga alasan utama:
a. sel-sel darah merah yang hilang,
b. tubuh memproduksi sel darah merah lebih Iambat dari seharusnya, dan tubuh
menghancurkan sel-sel darah merah.

iv
Sel darah merah dibuat di sumsum tulang. Ketika Seseorang kehilangan sejumlah
kecil darah, seperti luka di jari akibat teriris pisau, sumsum tulang dapat
menggantinya tanpa menimbulkan anemia. Namun, jika sejumlah besar darah hilang
selama periode waktu yang singkat (seperti setelah kecelakaan serius), sumsum
tulang mungkin tidak dapat menggantikan sel-sel darah merah cukup cepat.
Kehilangan sedikit darah selama periode waktu yang panjang juga dapat
mengakibatkan anemia. Hal ini dapat terjadi pada anak perempuan yang memiliki
periode menstruasi Yang berat, terutama jika mereka tidak mendapatkan cukup zat
besi dalam makanan yang dikonsumsi.

 Gambar – Bentuk Visual Sel Sabit Dan Sel Darah Merah.

Anemia terjadi ketika kadar sel darah merah yang sehat di dalam tubuh terlalu
rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah
mengandung hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan (kelelahan) dan stres pada
organ-organ tubuh.
Anemia melupakan kelainan darah yang cukup umurn dengan banyak penyebab.
Penyebab-penyebab tersebut termasuk kelainan bawaan, masalah gizi (seperti
kekurangan zat besi atau vitamin), infeksi, beberapa jenis kanker, dan paparan obat
atau racun-Secara umum,orang biasanya sangat mudah mengâbaikan gejala anemia.

v
1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Anemia Pada Anak .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang Pengkajian Asuhan keperawatan Anemia pada Anak.

2. Untuk mengetahui tentang Diangnosa Asuhan keperawatan Anemia pada Anak.

3. Untuk mengetahui tentang Intervensi Asuhan keperawatan Anemia pada Anak.

4. Untuk mengetahui tentang Implementasi Asuhan keperawatan Anemia pada

Anak.

5. Untuk mengetahui tentang Evoluasi Asuhan keperawatan Anemia pada Anak.

vi
BAB II

TIJAUN PUSTAKAN

2.1. Konsep dasar


2.1.1. Definisi Anemia pada anak
Anemia pada anak adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah
merah dan hemoglobin dalam tubuh anak berada di bawah jumlah normalnya.
Hemoglobin merupakan protein di dalam sel darah merah yang berfungsi
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen yang dibawa oleh hemoglobin sangat
diperlukan oleh sel-sel dalam tubuh anak agar dapat berfungsi dengan baik.
Menurut WHO, anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah
atau kapasitas oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,
yang bervariasi menurut umur, jenis kelamin, panjang badan, merokok, dan status
kehamilan. Anemia adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih
rendah dari biasanya. Kondisi ini mencerminkan kurangnya jumlah normal eritrosit
dalam sirkulasi. Anemia dapat terjadi pada semua tahap kehidupan, tetapi lebih
umum terjadi pada anak – anak dan wanita hamil. Berikut adalah klasifikasi anemia
menurut kelompok umur menurut WHO.
Tabela Klasifikasi anemia menurut kelompok umur :
Usia/Jenis Normal Anemia
(g/dl)
Kelamin Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10 – 10,9 7 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11 – 11,4 8 – 10,9 <8
Anak 12-14 12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8
tahun
Perempuan tidak 12 11 – 11,9 8 – 10,9 <8
hamil
(> 15 tahun)
Ibu hamil 11 10 -10,9 7 – 9,9 <7
Laki- laki (> 15 13 11 – 12, 8 – 10,9 <8
tahun)
Sumber : WHO

vii
Anemia ibu hamil merupakan hal yang selalu di perhatikan karena memiliki
dampak yang pada tumbuh kembah janin. Dimana kehamilan adalah masa
berkembangnya hasil konsepsi dari awal konsepsi sampai proses awal persalinan
yang merupakan sesuatu yang wajar pada wanita yang produktif. selama kehamilan
terjadi perubahan pada ibu baik fisikmaupun psikis. Kehamilan yang dialami oleh
setiap wanita akan banyak menimbulkan dampak bagi wanita tersebut. Dimana
pada masa kehamilan ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya
organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu, sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan pada saat hamil dapat menyebabkan
janin tumbuh tidak sempurnya.
Kondisi yang sering dialami ibu hamil yaitu anemia terjadi akibatrendahnya
kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa hamil atau kurangnya sel – sel darah
merah di dalam darah dari pada biasanya dengan kadar hemoglobin < 11 %.
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah total, peningkatan sebagian
besar terjadi pada volume plasma, sedangkan volume sel darah merah tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma. Hal tersebut berakibat terjadinya
hemodilusi atau pengenceran darah meningkat sehingga kadar hemoglobin
menurun.
2.1.2. Tanda dan Gejala Anemia pada Anak

Gejala-gejala anemia umumnya mengarah pada kekurangan oksigen dalam


tubuh penderita atau yang dikenal dengan sebutan hipoksia. Kondisi ini terjadi
karena sel darah merah yang bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
mengalami penurunan. Beberapa gejala yang dapat ditemukan apabila anak Anda
mengalami anemia adalah :
 Kulit yang pucat, termasuk bibir dan pipi
 Lemas dan lemah
 Mudah lelah sehingga sering tertidur
 Lapisan pada kelopak mata dan kuku yang tidak terlihat merah muda seperti
pada umumnya.
 Kulit menjadi berwarna kekuningan dan urine berwarna cokelat (pada penderita
yang mengalami penghancuran sel darah merah secara berlebihan).

viii
Selain gejala di atas, beberapa gejala lain yang umum muncul pada anak yang
mengalami anemia meliputi:
 Sesak napas
 Sakit kepala
 Pembengkakan pada tangan dan kaki
 Detak jantung menjadi lebih cepat
 Pusing atau vertigo, terutama saat berdiri
 Pingsan
 Pembengkakan atau rasa sakit pada lidah
 Menjadi lekas marah (rewel)
 Siklus haid tidak teratur
 Haid yang tidak terjadi atau terlambat
 Lidah sakit atau bengkak
 Penyakit kuning atau jaundice yang ditunjukkan dengan kulit, mata dan mulut
yang menguning.
 Restless leg syndrome, yakni adanya keinginan tak terkendali untuk
menggerak-gerakkan kaki karena sensasi tidak nyaman.
2.1.3. Penyebanb Anemia pada Anak

Anemia dapat terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Kondisi
ini umumnya disebabkan oleh hal ini:
 Tubuh tidak memproduksi sel darah merah yang cukup. Kondisi ini dapat terjadi
apabila anak Anda tidak mengonsumsi cukup nutrisi, terutama zat besi, dalam
pola makan sehari-harinya.
 Tubuh menghancurkan terlalu banyak sel darah merah. Kondis ini umumnya
terjadi pada anak yang sedang mengalami penyakit lain maupun memiliki
kelainan sel darah merah, misalnya anemia sel sabit.
 Luka atau perdarahan. Hal ini bisa terjadi secara cepat, seperti karena luka atau
menstruasi berat, atau perlahan-lahan dalam jangka lama, seperti darah pada
urine atau feses.
 Beberapa penyakit dan obat-obatan tertentu.

ix
2.1.4. Faktor Risiko Anemia pada Anak

Anak yang mengalami kondisi berikut ini memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengidap anemia:

 Lahir dengan berat badan yang rendah atau lahir premature.

 Penyakit berkepanjangan; seperti infeksi, penyakit ginjal, maupun penyakit


liver.

 Memiliki anggota keluarga lain yang juga mengidap anemia.

 Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin, serta


mineral lainnya.

 Terlalu dini dalam mengonsumsi susu sapi.

 Menjalani prosedur bedah atau mengalami kecelakaan yang memicu kehilangan


banyak darah.

2.1.5. Diagnosis Anemia Pada Anak

Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami serta riwayat
kesehatan anak dan keluarga. Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan
beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu dalam memastikan diagnosis
anemia. Langkah-langkah tersebut meliputi :

 Pemeriksaan darah lengkap

 Pemeriksaan zat besi untuk mendeteksi kekurangan zat besi yang menjadi salah
satu penyebab anemia. Prosedur ini meliputi pemeriksaan total serum dari zat
besi dan pemeriksaan ferritin.

 Aspirasi sumsum tulang belakang dan biopsi jaringan. Pemeriksaan ini dapat
membantu dokter untuk mengetahui apakah produksi sel terjadi secara normal
pada sumsum tulang. Demikian pula dengan melihat kelainan-kelainan (seperti
leukemia) yang dapat menjadi penyebab anemia.

x
 Reticulocyte count untuk menghitung jumlah sel darah merah yang masih muda
atau belum matang. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam melihat
apakah tubuh dapat memproduksi sel darah merah pada kadar yang normal.

 Hemoglobin electrophoresis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi


kelainan pada hemoglobin dan melihat tanda-tanda genetik yang dapat menjadi
penyebab anemia.

2.1.6. Mengobati Anemia Pada Anak

Perawatan anemia dilakukan berdasarkan kondisi kesehatan menyeluruh, usia,


serta seberapa parah gejala yang dialami oleh anak . Beberapa metode pengobatan
yang dapat dilakukan antara lain dengan:

 Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin dan mineral.

 Mengubah pola makan anak sehingga mendapatkan gizi yang seimbang.

 Pemberian obat-obatan seperti suplemen zat besi. Bagi anak yang mengalami
anemia kronis (berkepanjangan) obat-obatan yang mungkin diberikan meliputi
vitamin, garam besi, colony stimulating factors (sejenis hormon) serta agen
khelasi.

 Menghentikan konsumsi obat-obatan yang dapat menjadi penyebab anemia.

 Menjalani transfusi darah.

 Menjalani transplantasi stem cell.

 Menjalani prosedur pembedahan untuk mengangkat limpa (spleen).

2.1.7. Komplikasi Anemia Pada Anak

Komplikasi yang timbul akibat anemia bisa beragam, tergantung dari penyebab
awal anemia. Beberapa jenis anemia bisa menyebabkan :

 Nyeri dan pembengkakan sendi.

 Gagal sumsum tulang.

 Leukimia atau kanker lainnya.

xi
Bila anemia pada anak sudah tergolong parah dan tidak segera ditangani,
kurangnya oksigen dan darah dalam tubuh akan menimbulkan komplikasi lain,
seperti :

 Gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak.

 Kerusakan sistem peredaran darah, seperti gagal jantung kongestif dan hipotensi.

 Syok.

 Kejang.

 Iskemia otak, yakni salah satu jenis stroke akibat sel otak kekurangan oksigen.

 Kerusakan organ-organ tubuh.

2.1.8. Mencegah Anemia Pada Anak

Anemia pada anak-anak dapat dicegah apabila penyebabnya adalah kekurangan


zat besi maupun nutrisi lainnya. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan
mengubah pola makan anak agar mendapatkan gizi yang seimbang. Beberapa cara
yang dapat dilakukan berkaitan dengan hal tersebut meliputi langkah berikut ini:

 Sebisa mungkin memberikan ASI eksklusif agar bayi mendapatkan zat besi yang
cukup melalui ASI.

 Apabila Anda memberikan susu formula pada anak, pilihlah yang mengandung
tambahan zat besi.

 Tidak memberikan susu sapi murni pada anak-anak sebelum mereka berusia satu
tahun. Pasalnya, pencernaan mereka belum benar-benar siap dan pemberian susu
sapi dapat mengurangi jumlah zat besi yang diserap dalam usus.

 Setelah anak berusia satu tahun, hindari pemberian susu formula lebih dari 2
cangkir per hari. Susu rendah zat besi dan dapat membuat anak-anak merasa
kenyang, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka tidak akan makan
dengan cukup dan kekurangan makanan kaya zat besi.

 Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti daging,


kuning telur, tomat, kentang, kismis, bayam, dan kacang-kacangan.
Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C (misalnya, jeruk),
untuk membantu tubuh menyerap zat besi secara optimal.

xii
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA ANAK

INSTITÚTO CIÊNCÍAS DA SAÚDE DI


Rua de : Moris Foun, Comoro, Dili, Timor – Leste

FORMATU ASESIMENTU LABARIK

Data Tama Hospital : 15/06/2022 Oras Tama : 7:00

Data Asesimentu : 20/06/2022 No. Reg. :

Oras Asesimentu : 8:30 Diagnosa Tama : Anemia

IDENTIDADE

Identidade labarik Identidade familia

Naran : T.S Naran Aman : A.S.

Data Moris : Dili, 05-05-2019 (3Th) Naran Inan : F.P.S

Sexu :F Profisaun Aman : PNDS

Data Tama Hospital : 15/06/2022 Profisaun Inan : Mestra

Relijiaun : katolika Relijiaun : Katolika

Nasionalidade : Timorense Nasionalidade : Timorense

Hela Fatin : Bairro-Pite Hela Fatin : Bairro-Pite

Fontes Informasaun :

xiii
HISTORIA MORAS

Lamentasaun prinsipál/keluhan utama :

: Mak hanesan labarik ho Imunidade nebe menus halo isin lolon kamutis.

HISTORIA MORAS ANTES

Historia saúde antes

: Kliente nia inan hatete katak nia oan nia isin kamutis durante semana ida nia laran antes
hori mai hospital, Bainhira halo asesimentu ba kliente senti oin halai isin manas no ulun
moras.

Moras ne’ebe antes hetan.

: Isin manas oin halai no kamutis no provoka baruk.

Operasaun

: Laiha tipu: Laiha

Alerjia

: Laiha

Imunizasaun:BCG ____ ,campak X,polio(I,II,III) X,Hhepatitis(I.II,III)


X,DPT(I,II,III) X

HISTORIA SAUDE FAMILIA


 Moras ne’ebe antes hetan iha familia.

: Mak Hanesan familia deklara katak nia oan la hetan moras husi genetika.

 Ambiente uma no komunidades

: Mak hanesan ambiente saudavel ba sira hela ba.

 Hahalok ne’ebe perturba saúde

: Mak hanesan han la tuir irregularidade.

xiv
HISTORIA NUTRISAUN

Gostu han : Labarik gosta han, maibe inan ladun fo atensaun.

Abitua han: Baibain labarik han la Tuir Iregularidade.

Hemu : 6–7 gelas total : 1,7 cc/loron

Proibidu hahan: Laiha hahan ne’ebe mak aproibidu

Menu hahan: Sasoro

HISTORIA KRESIMENTU/Tumbuh kembang

Peso agora= 9 kg, altura= 80 cm, tamañu (ukuran) ain= 26 cm, tamañu hirus
matan...51....cm

Tamañu liman brasu=.....45.....cm

Peso moris mai=....2,5...kg, peso molok moras=....10....kg,

Moris mai ho naruk=...50.....cm

Peso normal=....38.....kg

HISTORIA DESENVOLVIMENTO

Assesimentu Desenvolvimentu :

Sosial pessoál : Labarik lahamanasa durante tina rua ho balu.

Motorik halus : Labarik bele kaer sasan bainhira tama fulan tolu ba leten.

Lingua : Labarik iha mudansa bele hatene kolia ona. Hanesan bolu Apa ou Ama.

Motorik kasar : Labarik bele tur metin ona no komesa dollar ba mai ona.

OBSERVASAUN NO EXAMINASAUN FISIKU

Sinais vitais:

Temperatura: 350c pulso 60 x/mnt T:110/80mmHg RR:15x/mnt

Konsiensia: compos mentis apatis . somnoler sopor koma

Problemas enfermajen : Kliente menus ran

xv
Sistema Respiratoriu:

Lamentasaun/keluhan utama:...................................... sesak kii tempu dada


iss

me’ar produktivu la produktivu

kabén tasak:................ konsistensia:.............................

kor:.............. dois:......................................

ritmo dada iss teratur la teratur

tipu dispnoe kusmaul cheyne stokes

lian dada iss vesikular Ronko vesikular

Ronki wheezing

Ekipamentu ajuda dada iss sim la’e

Tipu:...........flow:............Ipm

Seluk-seluk tan :..............................................................

Problemas enfermajem : pasiente susara dada is araska

Sistema kardiovaskular

Lamentasaun kii hirus matan iha la iha

Ritmu fuan regular irregular

S1/S2 singular normal murmur Gallop


seluk-seluk

Akral morna manas malirin maran bokon

JVP normal sa’e menus

xvi
Selu-seluk tan:....................................................

Problemas enfermajen : pasiente sente isin lolon malirin no susar atu dada is.

1. Sistema nervosu
a. GCS:.............
b. Refleks fisiolojia patella triceps biceps
c. Refleks patolojia babinsky budzinsky kerning
d. Lamentasaun oin halai sim la’e
e. pupil isokor anisokor Diameter:.................
f. Sclera/konungtiva anemis ikterus normal
g. Perturbasaun hare’e sim la’e
esplika:.....................
h. Perturbasaun rona sim la’e esplika
i. Perturbasaun horon sim la’e
esplika:.....................
j. Deskansa /toba: 8-11 oras/loron disturbasaun toba:............................

Problemas enfermajen : la iha problema

2. Sistema urinaria
a. Hijiene mo’os fo’er
b. Lamentasaun nokturi inkontinensia

Gross hematuri poluiria

Disuria oliguria

Retensi hesistensi

Anuria

c. Produsaun urina450 ml/loron kor : mutin dois : lae


d. Tratu urinario membesar sim la’e
Kii makas sim la’e
e. Injestaun likidu oral:......cc/loron parentera:.......cc/hari
f. Ajuda ekipamentu kateter sim la’e

Tipu:................... husi data:.............

Seluk-seluk tan:.......................................................

Problemas enfermajen:.........................................................................................................

3. Sistema dijestivu
a. Ibun mo’os fo’er dóis
b. Mukosa bokon maran stomatitis

xvii
c. Kakorok moras tolan susar tolan
Tonsil bo’ot ki’i makas
d. Abdomen tenso inchaço ascites
Ki’i makas sim la’e
Operasaun kanek iha la iha
data operasaun:......
Tipu operasaun:........................ area:................................
Kondisaun Drain iha la iha
Total:................. kor:.....................
Kondisaun area haleu insersaun:...................
e. Peristaltiku:7-14x/mnt
f. So’e be’e bo’ot: 1-2 x/loron ikus data:21-07-2022
Konsistensia to’os mamar been kahur/raan
So’e be’e bo’ot normal labarik 1-2x/loron
g. Dieta solidumamar been
h. Gostu han di’ak menus frekuénsia: 4 x/mnt
i. Porsaun han hotu la’e

informasaun:................................

Seluk-seluk tan:................................................

Problemas enfermajen:.........................................................................................................

4. Sistema muskuloskeletal no integumentar


a. Book sikun livre limites

b. Forsa muskulus

2 2
2 2
c. problemas ekstremitas sim la’e
d. problemas ruin kotuk a.sim la’e
e. Fraktur e.
sim i.
la’e
f. Traksi/spalk/gips sim la’e
q. m.
g. Kompartemen syndrome sim la’e
y. u.

h. Kulit ikterus
oo. sianosis
cc. kk. gg. me’an
hiperpigmentasaun

i. turgos aaa.di’ak menus


ww. ss.a’at

j. Kanek tipu:............ iii.mo’os fo’er


eee.

xviii
Selu-seluk tan:...............................

Problemas enfermajen:..................................................................................................

5. Sistema endokrina
Kelenjar tyroid boot qqq.sim mmm.la’e
Kelenjar getah bening boot yyy.sim uuu.la’e
Hipoglikemia gggg.sim cccc.la’e
Hiperglikemia sim la’e
oooo. kkkk.
Kanek gangren sim la’e
ssss. wwww.
Seluk-seluk tan:...........................................................................
Problemas
enfermajen:...............................................................................................................
ASESIMENTU PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Espresaun kliente hasoru moras

Murun/nonoknervosutensi hirus/tanis
aaaaa. s hhhhh.

Reasaun wainhira interasaun kooperativu


ppppp. lattttt.
koooperativu deskonfia
lllll.
Perturbasaun konseitu an rasik sim
bbbbbb. la’e
xxxxx.
Relasaun ho familia:

a. Impaktu hospitalizasaun ho labarik:


b. Impaktu hospitalizasaun ho familia

Seluk-seluk tan:...........................................................

Problemas enfermajen:.........................................................................................................

HIJIENE PESOAL NO HABITUA SIRA

a. Hariis :..2-3.x/loron
b. Keramas :2.x/loron
c. Tesi kukun :.1-2.x/semana
d. Troka roupa :.3x/loron
e. kose nehan :.2-3.x/loro

seluk-seluk tan:.......................................................................

problemas enfermajen:..................................................................................................

xix
PEMERIKSAAN PENUNJAAN

Tipu examinasaun Total Resultadu

AI-MORUK NEEBE SIMU

Naran ai-moruk Dosis Naran ai-moruk Dosis

DATA SELUK AUMENTA

Dili , / /
Konesimentu

Clinical Teacher (CT )


Clinical Intructor ( CI )

(......................................)        
(…….........................)

Estudante

(...........................................)

ANALIZA DATA

xx
Naran kliente : T.S Sala:
Idade :3 Data:
No.Register :

No Datasu byek/data Obyek Etiologia Problema


1
DS : Kliente nia inan hatete katak
nia oan oin kamutis, no Baruk. Menus Ran menus
DO: - Ran Menus Cairan/Liquidu
SPO2 : 90 %
TP: 38 C.
RR : 20 BPM
NADI : 75 BPM
TA: 80/40 Mmhg

2 DS : Kliente nia inan hatete katak


nia oan nia isin tu’un no ibun
kulit maran. Menus
Menus konsumo Haemoglobin
DO : - Imunidade Fraku hahan zat nutriente
SPO2 : 93 %
TP: 38 C.
RR : 20 BPM
NADI : 75 BPM
TA: 70/40 Mmhg

a. Prioridades Diagnosa Enfermajen/ prioritasdiagnosakeperawatan

No Diagnosa Enfermajen/diagnose keperawatan


1 Ran menus relasaun ho menus cairan/ Liquidu.
2 Menus konsumo hahan zat nutriente relasaun ho menus haemoglobin

xxi
b. PlanuEnfermagem/Rencana Intervensi Keperawatan
Naran kliente : T.S. Sala Enfermajen:
Idade :3 no.livru mediku:

No Dx.Kep Objetivo ho nia sasukat Nic (intervensi)


(NOC)
1 Ran menus Depois de halo aksaun - Pemeriksa Fisik
relasaun ho menus durante 3x24 horas espera - Observasi TTV
cairan/ Liquidu. katak : - Pasan infus .
-kliente nia ran menus
bele normal fila fali, ho
nia sasukat :
- Ran normal fali.
SPO2 : 95 %
TP: 36,4 C.
RR : 40 BPM
NADI : 98 BPM
TA: 106/42 mmhg

2 Menus konsumo Depois de halo aksaun


hahan zat nutriente durante 3x24 horas espera - Observasi TTV.
relasaun ho menus katak : - Observasi nutrisi
homoglobin - kliente nia Menus - Fo vitamimin B12.
Hemoglobin bele normal - Pasan infus
fila fali, ho nia sasukat :
- Imunidade Normal.
SPO2 : 95 %
TP: 36,4 C.
RR : 40 BPM.
NADI : 98 BPM.
TA: 106/42 Mmhg.

c. Implentasaun Enfermagem /ImplementasiKeperawatan


Naran kliente : T.S Sala kuidadus:
xxii
Idade :3 No.livro mediku:

N Data Dx. Enf Jam Implementasaun


o
1
20/07/2022 Ran menus 8:30 - Fo tia ona Pemeriksa fisik.
relasaun ho menus - Fo tia ona Observasi TTV.
cairan/ Liquidu. - Fo tia ona infus

2 - Fo tia ona Observasi TTV


20/07/2022 Menus konsumo 8:30 - Fo tia ona Observasi Nutrisi.
hahan zat nutriente - Fo tia ona vitamimin B12.
relasaun ho menus - Fo tia ona infus
homoglobin

d. Evaluasaun Enfermagen
Naran kliente : T.S Sala kuidadus:

Idade :3 No.livro mediku:

No Data /jam DX .Enf. Evaluasaun Emfermagem


1 S: Kliente nia inan hatete katak nia oan nia
27/07/2022 Ran menus relasaun
09:00 ho menus cairan/ ran no liquidu normal fila fali ona.
Liquidu. O: Ran no liquidu normal fila fali ona
A: Plano enfermagem Resolvida.
P: Hapara
2 S: Kliente nia inan hatete katak nia oan
27/07/2022 Menus konsumo
09:00 hahah zat nutriente konsumo hahan nebe diak.
relasaun ho menus O: Fo mos hanoin ba kliente nia inan katak
hemoglobin
nia inan tenki fo hahan nebe iha zat
nutriente.
A: Plano enfermagem Resolvida
P: : Hapara

xxiii
BAB IV

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas, maka penulis dapat disimpulkan

bahwa:

1. Anemia pada anak adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah

merah dan hemoglobin dalam tubuh anak berada di bawah jumlah normalnya.

Hemoglobin merupakan protein di dalam sel darah merah yang berfungsi

membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen yang dibawa oleh hemoglobin

sangat diperlukan oleh sel-sel dalam tubuh anak agar dapat berfungsi dengan baik.

2. Menurut WHO, anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau

kapasitas oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, yang

bervariasi menurut umur, jenis kelamin, panjang badan, merokok, dan status

kehamilan. Anemia adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih

rendah dari biasanya. Kondisi ini mencerminkan kurangnya jumlah normal

eritrosit dalam sirkulasi. Anemia dapat terjadi pada semua tahap kehidupan, tetapi

lebih umum terjadi pada anak – anak dan wanita hamil. Berikut adalah klasifikasi

anemia menurut kelompok umur menurut WHO.

3.2. Saran

Kami dari kelompok IV mengharapkan saran dari pembaca agar dapat member

kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah Anemia pada Anak dan Asuhan

Keperawatan Anemia pada Anak.

xxiv
DAFTAR PUSTAKAN

SITUS WEP :

 https://www.healthychildren.org/English/health issues/conditions/chronic/Pages/
Anemia-and-Your-Child.aspx Diakses pada 18 July 2022.

 Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/anemia.html Diakses pada 18 July


2022.

 UMC.https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?
contenttypeid=90&contentid=P02311 Diakses pada 19 July 2022.

 UMC. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?
contenttypeid=90&contentid=P02311 , Diakses pada 19 July 2022.

 https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions--pediatrics/a/
anemia-in-children.html Diakses pada 19 July 2022.

xxv

Anda mungkin juga menyukai