Anda di halaman 1dari 19

TABEL REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN

JUDUL ASKEP : ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM NEFROTIK


NAMA REVIER : RYLIS TRIANY
NO BAGIAN TERTULIS KEKURANGA PERBAIKAN SUMBER
N
1 Konsep - Definisi - Tidak terdapat Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe- http://13642.blogsp
penyakit - Anatomi klasifikasi tipe sindrom nefrotik: ot.com/2014/12/asu
Fisiologi sindrom a. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : han-keperawatan-
- Etiologi nefrotik minimal change nephrotic syndrome). sindrom-
- Patofisiologi Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik.html
- Manifestasi nefrotik pada anak usia sekolah. Anak dengan
Klinis sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya
- Pemeriksaan terlihat hampir normal bila dilihat dengan
Diagnostik mikroskop cahaya.
- Komplikasi b. Sindrom Nefrotik Sekunder
- Penatalaksanaan Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler
Medis seperti lupus eritematosus sistemik, purpura
anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system
endokarditis, bakterialis dan neoplasma
limfoproliferatif.
c. Sindrom Nefrotik Kongenital
Faktor herediter sindrom nefrotik disebabkan
oleh gen resesif autosomal. Bayi yang terkena
sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan
gejala awalnya adalah edema dan proteinuria.
Penyakit ini resisten terhadap semua
pengobatan dan kematian dapat terjadi pada
tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak
dilakukan dialysis.
2 Pengkajia 1. Identitas : Tidak ada Tidak ada perbaikan -
n Umumnya 90 % kekurangan
dijumpai pada
kasus anak. Enam
kasus pertahun
setiap 100.000
anak terjadi pada
usia kurang dari
14 tahun. Rasio
laki-laki dan
perempuan yaitu
2 : 1. Pada daerah
endemik malaria
banyak
mengalami
komplikasi
nefrotic
syndrome.
2. Keluhan
Utama
Keluhan utama
yang sering
dikeluhkan adalah
adanya bengkak
pada wajah atau
kaki.
3. Riwayat
Penyakit
Sekarang(RPS)
Pada pengkajian
riwayat kesehatan
sekarang, perawat
menanyakan hal
berikut: Kaji
berapa lama
keluhan adanya
perubahan urine
output, kaji onset
keluhan bengkak
pada wajah dan
kaki apakah
disertai dengan
adanya keluhan
pusing dan cepat
lelah, kaji adanya
anoreksia pada
klien, kaji adanya
keluhan sakit
kepala dan
malaise
4. Riwayat
Penyakit
Dahulu (RPD)
Pada pengkajian
riwayat kesehatan
dahulu, perawat
perlu mengkaji
apakah klien
pernah menderita
penyakit edema,
apakah ada
riwayat dirawat
dengan penyakit
diabetes melitus
dan penyakit
hipertensi pada
masa sebelumnya.
Penting dikaji
tentang riwayat
pemakaian obat-
obatan masa lalu
adanya riwayat
alergi terhadap
jenis obat dan
dokumentasikan.
5. Riwayat
Pada pengkajian
psikososiokultur
al
Adanya
kelemahan fisik,
wajah, dan kaki
yang bengkak
akan memberikan
dampak rasa
cemas dan koping
yang maladaptif
pada klien
6. Pemeriksaan
fisik
Keadaan umum
klien lemah dan
terlihat sakit berat
dengan tingkat
kesadaran
biasanya compos
mentis. Pada TTV
sering tidak
didapatkan
adanya
perubahan.
a.Sistem
pernapasan.
Frekuensi
pernapasan
15 – 32
X/menit,
rata-rata 18
X/menit,
efusi pleura
karena
distensi
abdomen
b. Sistem
kardiovaskul
er.
Nadi 70 –
110 X/mnt,
tekanan
darah 95/65 –
100/60
mmHg,
hipertensi
ringan bisa
dijumpai.
c.Sistem
persarafan.
Dalam batas
normal.
d. Sistem
perkemihan.
Urine/24 jam
600-700 ml,
hematuri,
proteinuria,
oliguri.
e.Sistem
pencernaan.
Diare, napsu
makan
menurun,
anoreksia,
hepatomegali
, nyeri daerah
perut,
malnutrisi
berat, hernia
umbilikalis,
prolaps anii.
f. Sistem
muskuloskele
tal.
Dalam batas
normal.
g. Sistem
integumen.
Edema
periorbital,
ascites.
h. Sistem
endokrin
Dalam batas
normal
i. Sistem
reproduksi
Dalam batas
normal.
7. Pemeriksaan
diagnostic
Urinalisis
didapatkan
hematuria secara
mikroskopik,
proteinuria,
terutama albumin.
Keadaan ini juga
terjadi akibat
meningkatnya
permeabilitas
membran
glomerulus.
8. Pengkajian
penatalaksanaa
n medis
Tujuan terapi
adalah menceah
terjadinya
kerusakan ginjal
lebih lanjut dan
menurunkan
resiko
komplikasi.
Untuk mencapai
tujuan terapi,
maka
penatalaksanaan
tersebut, meliputi
hal-hal berikut
a.Tirah baring
b. Diuretik
c.Adenokortik
osteroid,
golongan
prednisone
d. Diet
rendah
natrium
tinggi protein
e.Terapi
cairan. Jika
klien dirawat
dirumah
sakt , maka
intake dan
output diukur
secara cermat
dan dicatat.
Cairan
diberikan
untk
mengatasi
kehilangan
cairan dan
berat badan
harian.
3 Diagnosa 1. Kelebihan Tidak ada Tidak ada perbaikan -
volume cairan kekurangan
berhubungan
dengan
akumulasi
cairan di dalam
jaringan.
2. Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
kehilangan
nafsu makan
(anoreksia).
3. Resiko
kehilangan
volume cairan
intravaskuler
berhubungan
dengan
kehilangan
protein, cairan
dan edema.
4. Ansietas
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
tentang
penyakit.
4 Intervensi DX 1 : Intervensi DX 4 : Ansietas berhubungan dengan kurang PPNI SIKI Pokja
a. Pantau asupan diagnose 4 tidak pengetahuan tentang penyakit. Tim, 2018. Standar
dan haluaran dijelaskan Intervensi utama : Reduksi ansietas Intervensi
cairan setiap dengan rinci Definisi : meminimalkan kondisi individu dan keperawatan
pergantian pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak Indonesia Edisi 1 :
b. Timbang berat jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang Jakarta : DPP PPNI
badan tiap hari memungkinkan individu melakukan tindakan
c. Programkan untuk menghadapi ancaman.
pasien pada Tindakan :
diet rendah Observasi
natrium selama - Identifikasi saat tingkat ansietas berunah
fase edema (mis. Kondisi, waktu, stressor)
d. Kaji kulit, - Identifikasi kemampuan mengambil
wajah, area keputusan
tergantung - Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
untuk edema. nonverbal)
Evaluasi Terapeutik
derajat edema - Ciptakan suasana terapeutik untuk
(pada skala +1 menumbuhkan kepercayaan
sampai +4). - Temani pasien untuk mengurangi
e. Awasi kecemasan, jika memungkinkan
pemerikasaan - Pahami situasi yang membuat ansietas
laboratorium, - Dengarkan dengan penuh perhatian
contoh: BUN, - Gunakan pendekatan yang tenang dan
kreatinin, meyakinkan
natrium, - Tempatkan barang pribadi yang
kalium, Hb/ht, memberikan kenyamanan
foto dada - Motivasi mengidentifikasi situasi yang
f. Berikan obat memicu kecemasan
sesuai indikasi - Diskusikan perencanaan realistis tentang
Diuretik, peristiwa yang akan datang
contoh Edukasi
furosemid - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
(lasix), mungkin dialami
mannitol (Os- - Informasikan secara factual mengenai
mitol; diagnosis, pengobatan dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
DX 2 : pasien, jika perlu
a. Kaji / catat - Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
pemasukan kompetitif, sesuai kebutuhan
diet. - Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
b. Timbang BB persepsi
tiap hari. - Latih kegiatan pengalihan untuk
c. Tawarkan mengurangi ketegangan
perawatan - Latih penggunaan mekanisme pertahanan
mulut sebelum diri yang tepat
dan sesudah - Latih teknik relaksasi
makan Kolaborasi
d. Berikan - Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
makanan jika perlu
sedikit tapi
sering.
e. Berikan diet
tinggi protein
dan rendah
garam.
f. Berikan
makanan yang
disukai dan
menarik
g. Awasi
pemeriksaan
laboratorium,
contoh: BUN,
albumin serum,
transferin,
natrium, dan
kalium.
DX 3 :
a. Awasi TTV
b. Kaji masukan
dan haluaran
cairan. Hitung
kehilangan tak
kasat mata.
c. Kaji membran
mukosa mulut
dan elastisitas
turgor kulit
d. Berikan cairan
sesuai
indikasi ;
misalnya
albumin
e. Berikan cairan
parenteral
sesuai dengan
petunjuk
f. Awasi
pemerikasaan
laboratorium,
contoh protein
(albumin)

DX 4 :
a. Berikan
motivasi pada
keluarga untuk
ikut secara
aktif dalam
kegiatan
perawatan
klien.
b. Jelaskan pada
klien setiap
tindakan yang
akan
dilakukan.
c. Observasi
tingkat
kecemasan
klien dan
respon klien
terhadap
tindakan yang
telah dilakukan
5 Format Lengkap Tidak ada Tidak ada perbaikan -
kekurangan
6 Sumber Tidak ada daftar Tidak tertera Seharusnya dituliskan daftar pustaka, darimana http://rizamunandar
pustaka daftar pustaka penulis memperoleh askep tersebut. .blogspot.com/2014
pada askep /03/asuhan-
tersebut keperawatan-pada-
kasus-sindrom.html

Anda mungkin juga menyukai