Anda di halaman 1dari 56

PT.

PIKI
Perum Permata Cibubur Blok I 5 No.6 Cileungsi Bogor
Telp. 082310907639

0821 1386 0959 Piki.14042014@gmail.com FB:YPIKI.ID Piki Btcls piki btcls


KEGAWATDARURATAN PADA
CEDERA KEPALA & SPINAL
HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti mata pelatihan ini Peserta Mampu :

Melakukan Penatalaksanaan Pasien dengan


Trauma Kepala dan Spinal
Materi Pokok & Sub Materi

1.Pendahuluan
• Anatomi Fisiologi
• Klasifikasi
• Penaganan Pra Rumah sakit
2. Pengkajian & Penatalaksanaan
Primer
3. Masalah Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Kegawatan Trauma Tulang
Belakang
Indikator Hasil Belajar

Setelah Mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu :

Mengidentifikasi tanda dan gejala trauma kepala


1 dan spinal

2 Melakukan pemeriksaan fisik

Menjelaskan Pengertian Trauma Kepala dan


3 Spinal

4 Melakukan Penatalaksanaan pasien trauma


kepala, dan cedera spinal
Pendahuluan

Riskesdas 2018: tempat


USA : terdapat sekitar 2,87 juta terjardinya cedera, di jalan
pasien cedera kepala, 288.000 raya : 45,2 % (Gorontalo). Jenis
rawat inap, 23.000 anak2 dan kelamin 33,3% (laki2), 28,6%
56.800 orang meninggal dunia. (Wanita). Umur : 15-24 tahun
(surveillance Report of traumatic sebayak 49,5%. Sepeda motor
Brain injuri tahun 2014) 81,6% (Kaltim), cedera kepala
16,5% (Papua).
OTAK

Organ Vital

Aliran darah
15% curah Berat 2% BB
jantung

O2 20% Glukosa 25%


kebutuhan kebutuhan
tubuh tubuh
Anatomi Fisiologi

• SCALP Meningens
• SKULL Tiga lapis : duramater, arachnoid, piamater
Arteri meningeal media potensail terlibat pada
• MENINGES kasus EDH ( epidural heamatoma)
• BRAIN
• LCS
• TENTORIUM
• GCS
• ICP
SCALP
Skin
Connective Tissue
Aponeurosis/Galea Cairan Serebrosipinalis
Loose Areolar Tissue Diproduksi oleh pleksus koroideus
Pericranium Ratarata 30 ml per jam
bersirkulasi
Anatomi Fisiologi
Cerebral Perfusion Cerebral Blood Flow Tekanan Intrakranial Hukum MonroKellei
Presusre CPP CBF

1 2 3 4

• Merupakan • Normal : 50 ml/100 gr • Normal : 10 mmHg • Prinsip : total volume


Prioritas Utama otak/menit • If meningkat intracranial bersifat
• Rumus : CC • If mencapai 5 prognosis tetap
CPP = MAP- ICP ml/menit : cell death & memburuk • Oleh krn itu cranium
irreversible damage merupakan non
expansile box
Pengertian

Trauma kepala adalah trauma yang


dapat menyebabkan kerusakan pada
kepala, termasuk kulit kepala,
tengkorak maupun otak (Hinkle &
H.Cheever, 2014;

Diperkirakan laki-laki lebih


berisiko mengalami trauma
kepala dibandingkan
perempuan yang berusia
muda (Risdianto & Ajid,
2013 )
PAT O F I S I O L O G I

Cedera Kepala
 Akibat kekuatan mekanis terhadap Cranium
dan struktur di dalamnya
 Menyebabkan terjadinya kerusakan
 Bersifat sementara atau menetap
KLASIFIKASI KERUSAKAN OTAK
AKIBAT TRAUMA

• Fokal (berdasarkan tempat


luka: Kontus cereebri,
Primer EDH,SDH, ICH, Laserasi)
• Menyeluruh ; Difuse Axonal
Injuri dan Difuse Vaskuler
injuri

• Hipoksia
• Hipovolemia
Sekunder • Iskemia
• Hipotensi • Muntah Proyektil
• Peningkatan TIK • Pernapasan
meningkat
Mekanisme Cedera kepala
Cedera Kepala Tumpul dan Tembus

High Velocity

Low Velocity
Mekanisme Cedera kepala
Luka Tusuk
Luka Temak
Tanda Peningkatan Tekanan Intra Kranial

1 Penurunan Kesadaran
4 Papil Edema

2 Gelisah

• Cushing Syndrome
• Melebarnya tekanan nadi
5 • Tekanan sistolik
meningkat– tekanan
diastolic menurun
3 Muntah Proyektil
Pernapasan meningkat
Klasifikasi Cedera Kepala : Berdasarkan tingkat dan prognosis
(Risdianto 2013)

Nilai Eye Motorik Verbal

6 Melakukan perintah

G 5 Melokalisir nyeri Kesadaran


(komunikasi baik)
penuh

C
4 Buka mata spontan Menghindar nyeri Dapat menysun kalimat
tetapi tidak bermakna

3 Buka mata dengan perintah Dekortikasi (Fleksi Keluar kata

S
(pasien terlihat mengantuk) abnormal ekstremitas)

2 Buka dengan rangsangan Desebrasi ( Ekstensi Dapat bersuara


sakit abnormal ekstremitas)

1 Tidak buka mata Tidak ada gerakan Tidak ada suara


Kategori Nilai GCS dalam level Kesadaran

No Nilai GCS Kategori Tingkat kesadaran menurut APVU

1 14 - 15 Kompos mentis Alert

2 12 - 13 Apatis Voice

3 10 - 11 Somnolen Pain

4 7-9 Delirium Unresponsive

5 4-6 Saporo Koma Unresponsive

6 3 Koma Unresponsive

Hasil penilaian GCS ditulis dalam bentuk :


GCS 15 = E4 M6 V5
Nilai terendah adalah 3 = E1 M1 V1
Bila pasien terpasang ETT or trakeotomi maka respon verbal ditulis V ETT/V T, sehingga tdk
perlu di jumlah
Pembagian cedera Kepala

CKB :
CKR : CKS :
GCS 3-8
SHI ( Simple Head Injuri) : GCS 14-15 GCS 9-13
• Amnesia > 7 hari
tdk ada penurunan • Pingsang >30 menit • Abnormal CT-Scan
• Pingsan > 7 jam
kesadaran, amnesia, dan • Amnesia • Pingsan > 30 menit
• Penurunan kes
defesit neurologis, saran • Ct Scan normal • Amnesia 1-24 jam
• CT-Scan Abnormal
cek leukosit/PT-APTT • Rawat ruang biasa 3-7 hari • Perawatan ruang HCU
• Perawatan ICU
HAEMORAGIK & NON
HAEMORAGIK
Ciri Khas EDH ( Epidural Haematoma)

• Pupil Anisokor
• Kesadaran
Menurun
• babinsky +
• Riwayat
Trauma
• Bentuk
perdarahan
setengah
lingkaran
SUBDURAL HAEMATOMA (SDH)

• Bentuk perdarahan seperti bulan


sabit
• Penurunan Kesadaran
• Kaku kuduk
• Pupil aniskor
Post Trauma SDH
ICH (Intra Cereral Haematoma)

• Peahnya Vena
• Penurunan
Keasadaran
• Pupil Anisokor
• Hemiparise
IVH (Intra Ventrikel Haematoma)
Komplikasi

• Penundaan Re
1.Epilepsi Craniotomi
2.Afasia • Pneumonia
• Sepsis
3.Apraksia • Dekebitus
• HAP
4.Amnesia • HAV
5.Edema Cerebri
6.Defesit Neurologis
Indikasi operasi Craniektomi

• Jumlah perdarahan > 20 cc


• Midline sifting > 0.5 cm Rumus : P X L X T/2
• Cisterna ambiyen (seperti otak terseyum)

Tujuan operasi
• Fungsion saving
• Live saving ( EDH , SDH)
• Evakuasi darah
• Mengurangi midline shifting
Ciri2 Klinis Fraktur Basis Cranii

Rhinorhea dan
Ekimosis Periorita Othorhea
Batle Sign
DIFUSE
DAI (Diffuse Axonal Injuri)
DVI Diffuse Vaskuler Injuri)

1. Penurunan kesadaran setelah terjadi trauma selama lebih dari enam jam, tanpa ditemukan
adanya penyebab yang jelas terjadinya penurunan kesadaran.
2. Kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam 4 bentuk, yaitu cedera akson, kerusakan
otak hipoksia, pembengkakan otak meyebar pada hemisfer cerebral abtang otak atau kedua
duanya
Indikasi Operasi Lainnya

Fraktur Impresi Fraktur Kranii


melebihi satu Fraktur terbuka Edema cerebri
dengan laserasi
duploe serebri
PENANGANAN DI UGD
Primary Survey

A : Airway :
(OPA/NPA/Suction)
amankan jalan napas

B: Breathing :Oksigesnisasi High Flow, jika


perlu pasang intubasi

C: Circulation : target MAP 70-95


mmhg.

D: Disability: Kesadaran, GCS, Pupil dan


laterisasi
E : Exposure : pemeriksaan Head to
Toe

F: Foley Catheter
G: Gastric Tube :
NPA/OPA/PEG

Hati-hati pemasangan gatric tube pada pasien fr basis cranii


DISCHARGE PLANNING

Waspadai
1. Sakit kepala yang berat
EDUKASI 2. Muntah proyektil
KELUARGA 3. Tidak bangun dalam 2
jam

Kembali segera
ke RS
TUGAS PERAWAT

• ICP < 20 mmHg


• CPP Normal 70-95 mmHg
• Status neurologi improves
• Posisioning Rumus CPP = MAP – ICP
• Skin care MAP = 2 D + S : 3
• Pneumonia Contoh : jika TD 90/50
• dekubitus brp CPP ??????
• Pain managemen Jika di bawah N
• Infeksi kontrol maka ?????
Tindakan Menurunkan Edema Otak

Jika tidak ada manitol dapat


Pemberian manitol 20 %, dgn dosis diberikan furosemid/lasix 20-40
0,5 – 1 ml/kg bb mg
Syarat :
• Osmolaritas < 320 mmol
• HB > 10 mg/dl
• HT > 30
• Fungsi ginjal N
• CVP 6-12 cm H2o
• Deuresis positif Tambahan :
• TD N • Koreksi natrium dan protein
• Terpasang cateter • Anti hipertensy, antikolvulsan,
• Cek elektrolit pelembek feses, pencegah
batuk
• Head elevasi 30-45 derajat
DIAGNOSA
K E P E R AWATA N
1. Ggn perpusi cerebral b/d edema

2. Nyeri akut b/d agen pencedra fisik


3. Inefektif bersihan jln napas b/d peningkatan
sputum/perdarahan
4. Perubahan pola napas b/d adanya depresi pusat napas
Gangguan Perfusi Cerebral b/g Edema Cerebri

Intervensi
Kriteria Hasil
Observasi
Setelah dilakukan
1. Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
intervensi keperawatan
2. Monitor MAP
selama 1 x 8 jam
Terapeutik
diharapkan risiko perfusi
3. Berikan posisi semi fowler
serebral tidak efektif tidak
4. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
terjadi dengan kriteria hasil
5. Cegah terjadinya kejang
Edukasi
1. Tekanan intrakranial
6. Latih teknik relaksasi (terapi musik)
menurun
Kolaborasi
2. Sakit kepala menurun
7. Kolaborasi dalam pemberian sedasi jika perlu
3. Gelisah menurun
8. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis
4. Kecemasan menurun
TRAUMA SPINAL
PENYEBAB
CEDERA SPINAL DAN
SERVIKAL
Penyebab
• KLL
• Jatuh dari ketinggian
• Kecelakaan saat olah raga
• Luka tembak

• Luka tusuk
• Osteoprosis
• osteoartiritis
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan olah raga
Menyelam di tempat dangkal
CEDERA SPINAL

Cedera
Spinal Kerusakan Memperburu
Kecelakaan diatas
Injury Neurologik k prognosis
klavikula
MEKANISME CEDERA TUMPUL SPINAL

HIPEREKSTENSI
HIPERFLEKSI
ROTASI
KOMPRESI
DESELERASI
TANDA DAN GEJALA
Paralisis
Nyeri pada Kehilangan
Kesemutan Paraparesis
bagian trauma sensasi
Paraplegia

Gangguan
Kehilangan Kehilangan
pernapasan
kemampuan kontrol BAK & Priapismus
(cedera
gerak BAB
cervikal)

Spasme otot
Bradikardi Hipotensi Poikiotermia tulang
belakang

Deformitas Perubahan
Syok (kondisi
tulang bentuk tulang
trauma spinal)
belakang cervikal
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Fungsi
Otonom

Medula
Spinalis
Fungsi Fungsi
Motorik Sensorik
C5
Tersering
mengalami
fraktura
PENATALAKSANAAN

• Cegah syok neurogenik


CAB • Jawthrust (Airway)

Stabilisasi • Immobilisasi servikal dan spinal

Monitor • Oksigen
kondisi • TTV dan kesadaran
pasien • Tinggikan ekstremitas bawah
1

Immobilisasi leher
saat resusitasi atau penilaian awal
2

Mempertahankan ventilasi adekuat


dengantulang belakang servikal
diimmobilisasi pada posisi netral.
3

Intubasi nasotrakheal harus dilakukan


pada pasien yang memerlukan
perlindungan jalan nafas atau
menderita distress pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai