COVID-19 alert!
Langkah Tatalaksana di IGD
2. Stabilisasi Sistem Kardiorespirasi (Airway, Breathing, Circulation) dan
Disabilitas Primary Survey
Pemeriksaan Evaluasi Perhatikan, catat, perbaiki
A. Airway Patensi saluran napas? Obstruksi?
Suara tambahan?
B. Breathing Apakah oksigenasi efektif? Rate dan depth, gerakan
dada, air entry, sianosis
C. Circulation Apakah perfusi adekuat? Pulse rate dan volume,
warna kulit, CRT,
perdarahan, tekanan darah
D. Disability Apakah ada defisit Tingkat kesadaran
neurologis? menggunakan GCS/AVPU,
Pupil (besar, bentuk, RC)
E. Exposure Cedera organ lain? Jejas, deformitas, dan
Gerakan ekstremitas.
Evaluasi respon terhadap
perintah/rangsang nyeri
• Cedera awal kerusakan neuron, glia, akson
• Delayed phase cedera sekunder (hipoksia,
hipotensi, brain swelling) TTIK ↑
outcome buruk
• Cedera sekunder >> pada cedera kepala
berat biasanya terjadi pada fase
prehospital atau selama perawatan intensif
Mekanisme Cedera Kepala
• Jenis dan berat cedera kepala tergantung mekanisme
Mekanisme • Translasional
• Rotasional
coup
Cedera difus concussion, DAI
/ tipe injuri • Angular
B. Saraf Kranial
• Saraf II-III, yaitu pemeriksaan pupil: besar & bentuk, RC, reflex konsensuil
bandingkan kanan-kiri
• Tanda-tanda lesi saraf VII perifer
C. Funduskopi
• Tanda-tanda edema papil, perdarahan pre retina, retinal detachment
D. Motorik dan sensorik
• Bandingkan kanan-kiri, atas-bawah, mencari tanda lateralisasi
E. Autonomik
• Refleks bulbocavernous, cremaster, sfingter, tendon, refleks patologis, dan tonus
sfingter ani
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan
Berdasarkan GCS Berdasarkan Patogenesis:
• Cedera Kepala Ringan: GCS 14 - 15
Primary brain injury
• Cedera Kepala Sedang: GCS 9 - 13
1. Luka kulit kepala, subgaleal
• Cedera Kepala Berat: GCS 3 - 8 hematoma, linier fracture, depressed
fracture, skull base fracture
Berdasarkan Mekanisme: 2. Perdarahan otak
Tumpul 3. Diffuse axonal injury
• Kec. tinggi (KLLD > 60 km/jam) Secondary brain injury
• Kec. rendah (jatuh, dipukul) 4. Systemic disorders
Tajam / Tembus 5. Metabolic disorders
• Luka tembak
• Luka tembus lainnya:
• bacok, panah, tombak
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan
Skull fracture :
• Atap tengkorak :
• Linier / stellate
• Depressed / nondepressed
• Diastase Intracranial lesion:
• terbuka / tertutup • Focal:
• Dasar tengkorak : • Epidural
• Dengan / tanpa kebocoran LCS • Subdural
• Dengan / tanpa parese N VII • SAH
• Intracerebral
• Diffuse :
• Mild concussion
• Classic concussion
• Diffuse axonal injury
Diffuse axonal injury
CT SCAN KEPALA NON KONTRAS
AXIAL
• Soft tissue swelling
• Bone discontinuity
• Sulcus and gyrus
FRONTAL
• Sylvian fissure
HORN • Hyperdense mass -/+
• Lateral and third
ventricle
• Cistern
THIRD
VENTRIKEL • Midline shift
SKULL
BASAL
CISTERN
SOFT TISSUE/
SCALP
• Pergeseran otak sekunder (herniasi)
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
6. Menentukan diagnosis pasti
Linier Fracture
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
6. Menentukan diagnosis pasti
Diastase Fracture
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
6. Menentukan diagnosis pasti CONTUCIO
EDH SAH ICH SDH CEREBRI
FRACTURE
DEPRESSED IVH PNEUMOCHEPALUS SBF
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
7. Menentukan tatalaksana
Prinsip Tatalaksana:
• Penanganan primary brain injury
• Mencegah & menangani secondary brain injury
• Optimalisasi metabolisme otak
Pasien pulang • Rehabilitasi
atau dirawat?
*IRD=IGD
ROI=R. Obs intensif
KRS=Keluar rumah sakit
Algoritma Penatalaksaan Cedera Kepala Sedang
*IRD=IGD
ROI=R. Obs intensif
Algoritma Penatalaksaan Cedera Kepala Berat
*IRD=IGD
ROI=R. Obs intensif
Tatalaksana Medikamentosa
Penatalaksanaan TTIK
• Hiperventilasi
Setelah resusitasi ABC, lakukan hiperventilasi terkontrol dgn tekanan
pCO2 27-30 (vasokonstriksi→aliran darah ke serebral berkurang)
• Drainase LCS:
• Bila hiperventilasi gagal
• Jangka pendek: drainage ventrikular
• Jangka panjang: Ventriculo Peritoneal Shunt
• Terapi Diuretik:
• Diuretik osmotik (manitol 20%) dosis 0,25-1 gram/kgBB: 200cc-150cc-
150cc selang 6 jam, bolus, diberikan selama 48-96 jam.
atau NaCl 3% dosis inisial 5 ml/kgBB dilanjut 2ml/kgBB tiap 6 jam.
• Loop diuretik (furosemid) dosis 40 mg/hari iv.
Tatalaksana Medikamentosa
Penatalaksanaan TTIK (2)
• Terapi Barbiturat:
• Diberikan bila TTIK tidak responsif terhadap terapi lainnya
• 10 mg/kgBB iv selama ½ jam, lanjut 2-3 mg selama 3 jam, kemudian
pertahankan kadar serum 3-4 mg% (dosis 1 mg/kgBB/jam).
• Setelah TIK terkontrol < 20 mmHg selama 24-48 jam, dosis
diturunkan bertahap selama 3 hari.
• Steroid:
Masih kontroversial, terbukti efektif pada TTIK ec SOL
• Posisi tidur:
• Kepala ditinggikan 20-300, kepala & dada pada 1 bidang
• Hindarkan fleksi / laterofleksi→ vena leher tak terjepit →drainase
vena otak lancar.
• Suhu tubuh:
Jaga suhu tubuh < 37,50C.
Rekomendasi Tatalaksana Medikamentosa
• Obat Anti Kejang
Profilaksis dengan fenitoin untuk menurunkan risiko kejang pasca trauma tipe awal:
Dosis loading dewasa 15-20 mg/kgBB dalam 100cc NS 0,9%
Dosis loading pediatri 10-20 mg/kgBB diikuti dosis rumatan 5 mg/kgBB/hari
dibagi 2-3 dosis
• Analgetik
Dewasa: Ketorolac 30mg IV dosis tunggal atau 30mg/6 jam IV dengan dosis max
120mg/hari.
Rekomendasi Tatalaksana Medikamentosa
Tatalaksana medikamentosa lainnya:
• Kortikosteroid
• Sedatif/Tranquilizer
• Nutrisi
• Gastric Mucosal Protector & Acid Supressor Agent
• Citicoline
• Piracetam
• Neuropeptida
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
• Depressed fracture
• > 1 tabula
• Terbuka
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
EDH
Indikasi Pembedahan:
• Pasien EDH tanpa melihat GCS dengan
volume > 30 cc atau ketebalan > 15mm,
atau pergeseran midline >5 mm, atau
• Pasien EDH akut (GCS < 9) dan pupil
anisokor
Waktu:
Pasien EDH akut dengan koma (GCS < 9)
dan pupil anisokor dilakukan cito
pembedahan atau evakuasi
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
SDH SDH Akut SDH Kronis
Indikasi Pembedahan: 1. Terdapat gejala klinis penurunan
1) Pasien SDH tanpa melihat GCS:
kesadaran maupun definisi neurologis
• Dengan ketebalan > 10 mm
• Atau midline shift > 5 mm pada CT-Scan fokal atau kejang
2) Semua pasien SDH dgn GCS < 9 harus dilakukan 2. Ketebalan lesi > 1 cm
monitoring TIK
3) Pasien SDH dengan GCS < 9:
a. Ketebalan SDH < 10 mm dan pergeseran
struktur midline jika mengalami penurunan
GCS lebih dari 2 poin atau lebih antara saat
kejadian dengan saat masuk ke RS
b. Dan atau jika didapatkan pupil yang dilatasi
asimetri atau fixed
c. Dan/atau TIK > 20 mmHg
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
ICH
Indikasi Pembedahan:
• Pasien dengan GCS 6-8 dengan perdarahan
parenkim otak pada daerah frontal/temporal
dengan volume perdarahan > 20 cc, dengan
pergeseran struktur midline ≥ 5mm
dan/atau kompresi sisterna
• Perdarahan parenkim otak dengan volume
perdarahan > 50 cc
• Terdapat tanda deteriorasi neurologis yg
progresif sesuai lesi, hipertensi intracranial
yg refrakter dengan medikamentosa
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
1. Hiperekstensi
2. Fleksi
3. Fleksi dan Kompresi serta distraksi posterior
4. Kompresi
5. Rotasi Fleksi
6. Translasi horizontal
Distraksi kompresi translasi
Anatomi Medulla Spinalis
• dinding kanalis vertebralis vertebrae
dan ligamen
• lapisan jaringan lemak ekstradural yang
mengandung anyaman pembuluh darah
vena
• meninges, yang terdiri atas:
– dura mater (pachymeninx)
– arachnoid (leptomeninx)
– ruangan subarachnoid
– pia mater
Medulla
Spinalis
Definisi Cedera Medula Spinalis
Posterior Cord Syndrome Mengenai bagian posterior Hilangnya sensasi vibrasi, psopriosptif dan
dari Medulla spinalis tekanan
Sangat jarang terjadi
Pemeriksaan Neurologis
• Ingat ABC
• Imobilisasi : collar,
manual
• Log roll bila
memindahkan pasien
• Imobilisasi
dipertahankan
sampai terbukti tidak
ada cedera
• Konsultasi ahli
Imobilisasi tulang belakang
Prognosis Cedera Medula Spinalis
• penelitian prospektif selama 27 tahun rata-rata
harapan hidup px cedera medula spinalis lebih
rendah dibanding populasi normal.
• Penyebab kematian utama komplikasi disabilitas
neurologik yaitu : pneumonia, emboli paru,
septikemia, dan gagal ginjal.
Definisi Fraktur Vertebra
Fraktur terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau
setiap retak atau patah pada tulang yang
utuh
Anatomi Vertebra
33 ruas tulang belakang 7 servikal, 12
torakal, 5 lumbal, 5 sakral, dan 4 tulang eko
Etiologi Fraktur Vertebra
• kecelakaan kendaraan bermotor
• jatuh,
• luka tembak
• kecelakaan olahraga dan
• kecelakaan industry
ANATOMI TULANG BELAKANG
Penatalaksanaan Cedera Medula Spinalis
• Imobilisasi
• Cairan intravena
• Obat-obatan
Bila cedera tjd sblm 8 jam metilprednisolon
diberikan dgn dosis tinggi 30 mg/kg dalam 15
menit pertama scr iv perlahan, diikuti dengan
infus 5,4 mg/kg/jam selama 23 jam
Metilprednisolon m’hambat peroksidase dan
akan me asam arakidonat.
Komplikasi
• Kecacatan
• Ulcus decubitus
• Pneumonia
• Septikemia
Indikasi operasi pd cedera MS
• Perburukan progresif krn retropulsi tlg diskus atau
hematoma epidural
• Utk restorasi dan realignment kolumna vertebralis
• Dekompresi struktur saraf utk penyembuhan
• Vertebra yg tidak stabil
TERIMA KASIH….