Akselerasi
Gerakan cepat dan mendadak yang terjadi jika
benda yang sedang bergerak membentur
kepala yang diam
• Coup akselerasi tengkorak ke arah dampak
• Countrecoup akselerasi tengkorak
berlawanan dari arah dampak primer
Deselerasi
• Penghentian akselerasi secara mendadak
• Kepala membentur benda yang
tidak
bergerak
Klasifikasi
Berat Ringan GCS 13-15
Sedang GCS 9-12
Berat GCS 3-8
Morfologi Fraktur Calvaria • Fraktur linear vs fraktur bintang (stellate)
tengkorak • Fraktur depresi/non depresi
• Fraktur terbuka/tertutup
Basis cranii • Dengan/tanpa kebocoran LCS
• Dengan/tanpa parese N. VII
Lesi intrakranial Fokal Epidural, subdural, intraserebral
Difus Kontusio, hipoksia/iskemik, axonal injury
Primary Survey
1. Pemeriksaan ABCDE
2. Imobilisasi dan stabilisasi tulang servikal
3. Pemeriksaan neurologis singkat (respon pupil, GCS, ada tidaknya lateralisasi)
Secondary Survey
1. Inspeksi kepala mencari adanya laserasi atau kebocoran LCS dari hidung/telinga
2. Palpasi kepala mencari adanya fraktur atau laserasi
3. Inspeksi laserasi pada scalp untuk mencari jaringan otak, fraktur impresi, kotoran, kebocoran LCS
4. Menentukan skor GCS dan respon pupil
5. Pemeriksaan tulang servikal
• Palpasi mencari adanya nyeri dan pasang semirigid cervical collar
• Pemeriksaan X-ray cervical cross table lateral
6. Ada tidaknya cedera neurologis
7. Periksa pasien secara berkala untuk menilai adanya perburukan
Radiologi – Foto Polos Kepala Harus dicari
Indikasi • Fraktur linear atau depresi
• Posisi glandula pineal di garis tengah
• Kehilangan kesadaran, amnesia • Batas air-udara pada daerah sinus
• Nyeri kepala menetap • Pneumosefal
• Gejala neurologis fokal • Fraktur tulang wajah
• Jejas pada kulit kepala • Benda asing
• Kecurigaan luka tembus
• Keluar CSF atau darah dari hidung/telinga
• Deformitas tulang kepala
• Pasien dengan GCS 15 dengan resiko (benturan
langsung/jatuh pada permukaan yang keras,
pasien usia >50 tahun)
Fraktur depresi
Radiologi – CT Scan Kepala Non Kontras
Indikasi
Beresiko tinggi untuk dilakukan tindakan bedah saraf
• Skor GCS <15 setelah 2 jam pasca trauma
• Dicurigai adanya fraktur impresi terbuka atau tertutup
• Adanya tanda fraktur basis kranii (hemotimpani, raccoon eyes, rhinorea/otorhea, battle sign
• Muntah >2 kali
• Usia >65 tahun
1. Periksa komponen SCALP (Skin, Connective tissue, Aponeurosis, Loose areolar tissue, Perikranium)
Pembuluh darah a. Meningea media Vena penghubung Sering pada daerah PD intracerebral
vertebrobasiller.
EDH
ICH
SDH
Menghitung Volume Perdarahan EDH
Fraktur Odontoid
Diidentifikasi dengan X-ray cervical
lateral atau open mouth
Fraktur Elemen Posterior C-2 (Hangman)
• Mengenai pars interartikularis
• Disebabkan trauma tipe ekstensi
2. Cek tulang
Keseluruhan tulang vertebra, tinggi, keutuhan
korteks; facet; processus spinosus
istirahat 45 menit
Transiluminasi
Pemeriksaan Penunjang USG (anak-anak)
CT Scan (dewasa)
Tatalaksana
Pada anak=anak laboratorium
TORCH
pemeriksaan kemungkinan Pemasangan shunt (mengalirkan CSS ke
untuk
hidrosefalus kongenitalmenyaring rongga lain)
Spina Bifida
• Kelainan kongenital berupa defek penutupan tulang belakang dan corda spinalis
• Etiologi : genetic, defisiensi asam folat, obat antiepilepsi, alkoholisme selama kehamilan
• Penutupan neural tube berlangsung pada hari 17-30 masa gestasi
• Manifestasi klinis yang dapat menyertai : Hidrocephalus, deformitas tulang, chiari II malformation
Meningocele
Pembesaran kistik dari dura dan arachnoid,
berprotusi melalui defek arcus vertebra
Meningomyelocele Screening Spina Bifida
• Jaringan medulla spinalis berprotusi Spina bifida dapat dideteksi dalam uterus melalui alfa
ke meningocele fetoprotein (AFP) dan asetilkolin (Ach) dalam cairan
• Ada deficit neurologis (paraplegia) amnion dan darah ibu
• Dapat terjaid gangguan BAK dan BAB
• Beresiko terjadi meningitis bakterial Alfa fetoprotein
• Protein yang bersirkulasi dalam fetus, diproduksi di
Myeloschisis hepar
Corda spinalis terekspos pada permukaan • Kadar puncak pada usia kehamilan 12-14, setelah
punggung dan kontak dengan dunia luar itu kadar menurun
(tidak terbungkus selapus meninges/kulit) • AFP bocor ke cairan amnion melalui kapiler yang
terekspos
• Peningkatan AFP juga ditemukan pada
omphalocele
Asetilkolin
Bocor dari jaringan saraf ke cairan amnion
Bedah Anak
Obstruksi Gastrointestinal Anak
Obstruksi usus letak tinggi
• Berasal dari foregut (lambung, duodenum)
• Ditandai dengan distensi pada abdomen region superior, kembung, muntah jernih
Anamnesis
• Muntah proyektil usia 2-3 minggu, muntah tidak
berwarna hijau (tidak bercampur empedu)
• Kegagalan pertumbuhan intake tidak adekuat akibat muntah
• Bayi selalu rewel dengan kesan lapar dan selalu ingin minum
lagi setelah muntah (hungry vomiter)
Pemeriksaan Fisik
• Kontur dan peristaltic lambung terlihat di abdomen bagian atas
• Teraba benjolan/massa di daerah epigastrium atau hipokondrium kanan
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran X-ray Gassless abdomen • Polos : single Double bubble Triple bubble
bubble, caterpillar
sign.
• OMD : string sign,
mushroom sign.
• USG : olive
shaped
mass
Atresia Esofagus
• Tidak terbentuknya esophagus secara sempurna esophagus tidak terhubung ke gaster
• Dapat disertai fistula trakeoesofagus
Manifestasi Klinis Tanda
• Polihidramnion saat kehamilan (skor • Tanda distress pernafasan (kenaikan RR,
AFI sianosis, retraksi nafas)
>25 cm) • Abdomen bayi terdistensi (pada tipe C dan D)
• Kesulitas menyusu batuk tersedak sesak • Udara sub-diafragma (pada tipe C dan D)
• Air liur tidak bisa ditelan drooling pada rontgen abdomen (tidak ada udara sub-
• Sianosis diafragma tidak ada fistula
• Selang NGT tidak masuk gaster coiled
NGT
Klasifikasi Gross Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax
• NGT tidak dapat masuk >10 cm,
bahkan
terpuntir (coiled NGT) diagnosis definitive
• Radiolusensi pada daerah leher baah dilatasi
esophagus
• Udara sub-diafragma jika fistula (+)
Etiologi
Idiopatik
• Tidak adanya lead point (lesi/variasi dari usus yang
terjebak ole peristaltis usus dan ditarik ke segmen Infeksi (enteric, adenovirus)
distal)
• Lead point ditemukan pada : diverticulum meckel, Post-operatif (open laparotomy)
limfoma, hyperplasia limfoid, hematoma usus
halus
Trias Klasik
• Nyeri abdomen intermiten
• Massa seperti sosis (sausage sign) pada sisi kanan abdomen
• BAB berdarah (currant jelly stool)
Sigmoid Caecum
Pemeriksaan Penunjang CT Scan
BNO Coffee bean shape/bent inner tube Pemeriksaan penunjang terbaik
• Whirlpool pattern
• Tidak ada gas pada rektum
Manifestasi klinis
• Stabilisasi ABC
• Dekompresi distensi (dapat menggunakan NGT)
• Reseksi bila terdapat jaringan usus nekrotik
• Tatalaksana definitive tergantung jenis volvulus
Omphalocele dan Gastroschisis
OMPHALOCELE GASTROSKISIS
Organ terbungkus membrane Organ tidak tertutup membran
tipis
Lokasi pada umbilikus Lokasi disebelah kanan
umbilicus
Tidak urgent Urgent untuk dilakukan
OMPHALOCELE operasi
Wet treatment Dry treatment
GASTROSKISIS Dry
Wet
Hirschsprung Disease
• Nama lain : Congenital Aganglionic Megacolon
• Penyakit obstruksi usus besar yang disebabkan kelainan
perkembangan saraf pleksus Meissner (submukosa) dan Auerbach
(myenteric)
Patofisiologi FROG-BELLY SHAPED APPEARANCE
• Pleksus Meissner dan Auerbach berperan dalam relaksasi
dinding usus kelainan relaksasi menyebabkan gejala
obstruksi
• Penyakit dimulai dari anus – memanjang hingga
rektosigmoid
Manifestasi Klinis
• Mekonium terlambat keluar (>24 jam)
• Tanda obstruksi (distensi abdomen, BAB sedikit, muntah
kehijauan, muntah menyemprot
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Abdomen Pemeriksaan penunjang awal, menunjukkan dilatasi usus proksimal
Full thickness biopsy Pemeriksaan gold standard untuk membuktikan tidak ada sel ganglion
Pembedahan
Bedah Diagnostik
• Biopsi insisional emngambil sebagian kecil jaringan untuk diperiksa secara histo PA (untuk
tumor ukuran besar)
• Biopsi eksisional mengangkat seluruh massa tumor (untuk ukuran <3 cm), bertujuan untuk
diagnosis sekaligus terapi
• Biopsi nodus sentinel mengangkat nodus limfe pertama yang menerima aliran limfe
dair
tumor ganas
Bedah Definitif Bedah Profilaktik
• Terapi lokoregional Untuk mengangkat kelainan yang
• Dapat sembuh bila kanker diperkirakan merupakan lesi
masih pada organ tempat tumbuhnya
terbatas prakanker (polip kolon)
tumor primer dan kelenjar limfe
regional
Bedah Rekonstruktif
Bedah Paliatif • Untuk membangun kembali
• Meringankan/menghilangkan keluhan suatu struktur pasca reseksi tumor
• Mengeluarkan tumor yang • Dilakukan setelah pembedahan radikal
menganggu
(tumor yang menekan saraf)
Radioterapi Penyinaran yang menyebabkan ionisasi pada sasaran sehingga merusak DNA sel
yang berada dalam salah satu fase pembiakan sel dan menimbulkan apoptosis sel
Pasca Bedah Bertujuan memperkuat efek pembedahan dan terutama ditujukan pada sel
kanker yang tersisa (karsinoma payudara)
Pra Bedah Bertujuan mengecilkan tumor dan mensterilkan bagian perifer tumor
Adjuvant Sesudah operasi untuk mencegah tumbuhnya sel-sel kanker yang tidak
terambil
discharge discharge
Histologi Memiliki kapsul Kapsul yang robek, Tidak memiliki
proyeksi seperti kapsul
jari
Karsinoma Payudara
Faktor Resiko
Wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga, riwayat penyakit payudara sebelumnya, riwayat
menstruasi dini (<12 tahun) atau menopause lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki
anak dan tidak menyusui, faktor hormonal, obesitas, konsumsi alcohol, riwayat radiasi dinding dada
Anamnesis
• Keluhan utama benjolan payudara yang padat keras (lokasi, kecepatan tumbuh, rasa nyeri)
• Perubahan bentuk putting retraksi putting, putting mengeluarkan nanah, eksema di sekitar
putting, krusta pada areola
• Perubahan kulit lesung pada kulit, berkerut seperti kulit jeruk, adanya ulserasi,
edema
eritema, nodul satelit
• Benjolan di aksila
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis
• Status lokalis
oMassa tumor lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk dan batas
tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit, m. pectoralis dan dinding
dada
oPerubahan kulit kemerahan, dimpling, edema, nodul
satelit, peau d’prange, ulserasi
oPerubahan puting/nipple tertarik, erosi, krusta, discharge
• Status kelenjar getah bening aksila, infraclavicula,
supraclavicular
• Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium darah rutin, kimia darah, tumor marker
• Pemeriksaan radiologi mamografi, USG payudara, MRI payudara
• Pemeriksaan patologi pemeriksaan sitology (FNAB, imprint, analisa cairan
putting susu)
Gold standard Pemeriksaan histopatologi
Stadium
Pengelompokkan Stadium
Tatalaksan
a
Breast Conserving Therapy • Meliputi Breast conserving surgery (BCS) dan radioterapi
• Tujuan utama eradikasi tumor secara onkologi
dengan mempertahankan bentuk payudara dan fungsi sensasi
Breast conserving surgery (BCS)
• Pembedahan tumor payudara dengan mempertahankan bentuk payudara
• Tindakan lumpektomi/kuadrantektomi + diseksi KGB aksila level 1 dan 2
Indikasi Kontraindikasi
• Stadium I dan II • Kanker payudara yang multisentris
• Stadium III dengan respon • Kehamilan
parsial setelah terapi neoadjuvan • Penyakit vaskuler dan kolagen
• Kuadran sentral
Mastektomi Simpel
• Pengangkatan seluruh payudara beserta kompleks putting areolar, tanpa
diseksi KGB aksila
• Indikasi tumor filoides besar, Paget, keganasan payudara stadium lanjut
(paliatif)
Mastektomi Simpel
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM)
• Pengangkatan seluruh payudara beserta kompleks
putting areolar, disertai diseksi KGB aksila level I
sampai II secara en bloc
• Indikasi kanker payudara stadium I, II, IIIA dan B
SADARI
• Pemeriksaan payudara sendiri untuk
menemukan kemungkinan kanker payudara
• Pemeriksaan dilakukan mulai usia 20 tahun,
setiap bulan pada hari ke 7-10 setelah hari
pertama haid; atau pada tanggal yang sama
setiap bulan pada wanita yang sudah
menopause
Gambaran PA
• Lesi nodul pearly, mudah berdarah, berlangsung singkat
kemudian sembuh sempurna
• Sering berulang
• Ulserasi (+) rolled border (ulkus roden), telangiektasis (+)
Karsinoma Sel Skuamosa Melanoma Maligna
Tatalaksana
• Bedah eksisi
• Micrographic surgery
• Kauter dan kuret
• Cryosurgery
• Carbondioxide laser ablation
Karsinoma Tiroid
Anamnesis • Risiko malignansi nodul tiroid pada usia <20 tahun dan >50 tahun
• Riwayat radiasi pada leher, riwayat keluarga
• Kecepatan tumbuh tumor
• Riwayat ganggua mekanik di leher (menelan, sesak nafas, suara serak,
nyeri
tenggorokan)
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi • Palpasi
o Lokasi lobus kanan/kiri, atau isthmus o Menilai ukuran, batas, konsistensi, temperature,
o Ukuran besar/kecil, permukaan permukaan, ada tidaknya nyeri tekan,
rata/berbenjol-benjol gerakan menelan/tidak, pembesaran KGB
ikut
o Jumlah uni/multinodosa o Tiroid tidak bergerak saat menelan pada
o Bentuk difus/noduler karsinoma tiroid, struma retrosternal, struma
riedel
Perlu dicurigai keganasan bila
• Usia <20 tahun dan >50 tahun
• Riwayat radiasi daerah leher saat anak anak
• Disfagia, sesak nafas, perubahan suara
• Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
• Adanya pembesaran KGB
• Adanya tanda metastasis jauh
Palpasi Tiroid
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium human thyroglobulin, ft4 dan TSH
• Radiologi x-ray thorax, tulang
• USG mendeteksi nodul kecil, membedakan nodul padat dan kistik, penuntun dalam biopsy
aspirasi jarum halus (FNAB)
• Pemeriksaan sidik tiroid, FNAB, histo PA
Tipe Karsinoma Tiroid
Stadium Karsinoma Tiroid
Pengelompokkan stadium Karsinoma Tiroid
Algoritma Tatalaksana