Anda di halaman 1dari 129

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 1

DAFTAR ISI

OSCE PSIKIATRI ………………………………………………………………. 3

OSCE INTEGUMEN ………………………………………………………….... 14

OSCE SARAF …………………………………………………………………… 30

OSCE SISTEM INDRA ………………………………………………………… 43

OSCE KARDIOVASKULER …………………………………………………… 54

OSCE RESPIRASI ……………………………………………………………….. 70

OSCE GASTROINTESTINAL …………………………………………………. 82

OSCE ENDOKRINE ……………………………………………………………. 96

OSCE MUSKULOSKELETAL …………………………………………………. 102

OSCE UROLOGI ………………………………………………………………… 119

OSCE OBSGYN …………………………………………………………………… 123

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 2


OSCE PSIKIATRI
STASE PSIKIATRI:
ANAMNESIS UMUM + STATUS PSIKIATRI + Dx Dd + KIE
K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O + RPS/RPD/RSOS  KU Tak-Sadar EMA BAIK PIntar
PODAT Dx + Dd  KIE RUJUK
ANAMNESIS UMUM: K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
Keluhan- Onset- Lokasi- Durasi-Progresifitas-Skala Nyeri memPerparah-mengKurangi-
Usaha-Obat
STATUS PSIKIATRI
Jembatan keledai: KU-Tak-Sadar E-M-A B-A-I-K P-Intar P-O-D-Abs-T
1. Kesan Umum: cara berjalan, cara berpakaian, roman muka
ex: berpakaian rapi, sesuai umur, bersih, rambut rapi, kuku bersih
2. Kontak:
- Mata: memandang pembicara (+/-)
- Verbal: lancar/tidak lancar; relevan/tidak relevan; nyambung/tidak nyambung
3. Kesadaran:
- Kualitatif:
a. Menurun: apatis,somnolen, sopor, subcoma, coma
b. Meningkat: respon meningkat terhadap rangsangan
c. Tidur
d. Hipnosa: sengaja diubah
e. Disosiasi: kesadaran berkabut
f. Kesadaran berubah: ex: skizofren
g. Amnesia: tidak mampu mengingat pengalaman total
h. Paramnesia: ingatan keliru ex: de javu; Jaivais vu
i. Hiperamnesia
j. Orientasi
- Kuantitatif: GCS
Afek/Emosi (A/E)
4. Mood: dirasakan dan dilaporkan secara subjektif oleh pasien
- Eutimia: mood normal

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 3


- Hipotimia: mood turun
a. Depresi: Trias  afek depresi, anhedon, anergia
b. Anhedonia: tidak mampu merasakan kesenangan
c. Kesepian: merasa dirinya ditinggalkan
d. Kedangkalan: kemiskinan A/E  datar/dingin
e. Apati: berkurangnya A/E terhadap semua hal dan rasa tidak perduli
- Hipertimia: mood meningkat
a. Anxiety (kecemasan): komponen psikolog dan somatic  kecemasan mengambang,
agitasi, panic
b. Eforia: rasa riang gembira, senang berlebihan tetapi tidak sesuai dengan keadaan
c. Tidak wajar: tertawa sendiri saat wawacara
d. Labil: cepat berubah  ex: tiba-tiba menangis/marah
e. Variasi diurnal: psikosa manik/depresif/depresi
f. Ambivalensi: A/E berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu
objek/satu hal
g. Amarah: kemurkaan (sikap agresi)
5. Afek: dieskresikan pasien  dinilai objektif oleh dokter
- Intensitas: Luas/sempit/tumpul/datar
- Keserasian: appropriate/inappropriate
- Konsistensi: stabil/labil
Proses Berfikir (P/B):
6. Bentuk Pikir: semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan terarah kepada tujuan
- Rasional/ realistik: sesuai kenyataan
- Derealistik: tidak sesuai kenyataan, murni didasarkan pada khayalan
- Dereisme: tidak sesuai kenyataan tapi masih mungkin terjadi
- Otistik: hidup dalam pikirannya sendiri
7. Arus Pikir: cara dan laju proses asosiasi dalam pikiran
- Persevasi: menceritakan ide berulang
- Assosiasi longgar: kalimat tidak berhubungan tapi masih bisa dimengerti  (lompat-
lompat), tidak sampai satu kalimat sudah pindah ke kata-kata lain
- Flight of ideas: ide yang satu belum selesai diceritakan, sudah disusul ide yang lain

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 4


- Inkoheren: mengucapkan kata-kata yang tidak logis dan tidak ada hubungan satu sama
lain,begitu pula kalimat yang satu dengan yang lain
- Neologisme: membentuk kata baru
- Asosiasi bunyi: kesamaan bunyi
- Logore: banyak bicara
- Benturan/ blocking: tiba-tiba berhenti
- Kecepatan bicara: lambat sekali/cepat sekali
- Irelevansi: tidak sesuai kenyataan
- Pikiran berputar-putar: menuju hal pokok secara tidak langsung
8. Isi Pikir: menunjukkan apa yang sesungguhnya menjadi pemikiran seseorang
- Ekstasi: kegembiraan luar biasa
- Fantasi: isi pikiran tentang keadaan yang diharapkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata
- Fobi: rasa takut irrasional terhadap suatu benda/keadaan
- Obsesi: tidak wajar. dapat mengakibatkan kompulsi
- Preokupasi: keterpakuan pikiran hanya pada 1 ide
- Indadekuat: pikiran eksentrik, tidak cocok dengan banyak hal  ex: skizofrenia
- Pikiran bunuh diri
- Ideas of reference: pembicaraan orang lain, bendabenda, suatu kejadian dihubungkan
dengan dirinya
- Alienasi: merasa dirinya sudah menjadi berbeda dan asing
- Isolasi sosial: merasa tidak disukai lingkungan/orang lain
- Waham: keyakinan tentang suatu hal pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan/tidak
cocok dengan intelegensia
9. Kemauan:
- Pekerjaan +/-
- ADL : gangguan +/-
- Sosial: +/-
- Sex: berhubungan seksual +/-
10. Persepsi: daya mengenal barang
- Halusinasi: persepsi terhadap rangsangan tidak nyata

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 5


- Ilusi: miss-interpretasi terhadap rangsangan nyata
- Derealisasi: perasaan aneh tentang lingkungan (terasa semu/tidak nyata), segala sesuatu
di alam seperti dalam impian
- Gangguan somatosensoris
- Gangguan psikologik
- Agnosia
11. Intelegensi: kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang baru melalui pemikiran dan
pertimbangan  konsentrasi
- Retardasi mental
- Demensia: kemunduran intelegensi
12. Psikomotor: gambaran badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa. Disebut perilaku motoric
- Kelambatan
- Peningkatan
- TIC
- Bersikap aneh
- Grimas
- Stereotipi
13. Orientasi:menilai hari/jam/ waktu/lokasi
14. Daya ingat: ingatan baik/tidak
15. Pikiran Abstrak: pengandaian terhadap suatu hal
16. Pengendalian Impuls: adanya rangsangan dari dalam/luar tubuh
17. Tilikan: pemahaman terhadap dirinya
- I: denial
- II:sedikit sadar
- III: menyalahkan orang lain+ sadar sakit
- IV: sadar sakit + tidak tahu penyebabnya
- V: sadar sakit
- VI: sadar sakit
PENYAKIT PSIKIATRI
1. BIPOLAR EPISODE KINI MANIK (3B)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 6


Anamnesis RPS a. Sejak kapan gejala ini timbul ?
b. Apakah pasien mudah marah ?
c. Bagaimana karakteristiknya?
d. Apakah tidur terganggu ?
e. Apakah lebih boros dari biasanya ?
f. Apakah pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya ?
g. Apakah dulu pernah ada gejala –gejala depresi sebelumnya :
mengurung diri, sedih, menangis ?
h. Apakah mendengar bisikan/ bayangan:
RPD a. Apapernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya ?
RPK a. Apa ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang
sama ?
RPO a. Apakah ada menggunakan zat adiktif ?
b. Obat-obat apa yang sering dimakan ?
c. Apakah ada riwayat alergi ?
R. pribadi a. Apakah ada menggunakan zat adiktif ?
b. Apakah ada riwayat trauma kepala ?
c. Apakah ada riwayat pembedahan ?
d. Apakah ada gangguan Sex?
R. Sos a. Masih bisa berkomunikasi?
Status Mental KesanUmum pakaian dengan warna yang mencolok dengan dandanan yang
berlebihan
Kontak mata +/+ Verbal +/+ lancar;relevan; nyambung
Kesadaran a. Kualitatif: compos mentis
b. Kuantitatif: GCS 4-5-6
Mood elevated,eforia, hedon
Afek appropriate; labil, sempit
Bentuk Pikir realistic
Arus Pikir logore, flight of ideas
Isi Pikir adekuat  waham

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 7


Kemauan ADL terganggu meningkat
Persepsi baik, Halusinasii (-) Ilusi (-)
Intelegensi Konsentrasi menurun
Psikomotor ADL meningkat
Orientasi baik
Daya ingat baik
Pikiran abst baik
Tilikan Derajad I
Pemeriksaan 1. TTV: TD, N, RR, Tax
Fisik 2. Sistem: K/L; Tho; Abd; Ekst
Diagnosis Dx: Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini manik tanpa gejala psikotik
Dd: 1) Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini manik dengan gejala psikotik
2) Gangguan Skizoafektif tipe Manik
3) Skizofrenia paranoid
Terapi R/ Lithium Karbonat tab 300 mg No. III
S 3 dd tab I
atau
R/ Risperidone tab 2 mg No. II
S 2 dd tab 1
KIE 1. Menjelaskan Penyakit pasien ke keluarga
2. Penyakit dapat dikontrol
3. Minum obat teratur
4. Rujuk
2. INSOMNIA (4A)
Status Mental KesanUmum pakaian sesuai dengan gender dan usia, kuku bersih, rambut rapi,
kesan merawat diri
Kontak mata +/+ Verbal +/+ lancar , relevan, nyambung
Kesadaran a. Kualitatif: compos mentis
b. Kuantitatif: GCS 4-5-6
Mood etimia

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 8


Afek apropriate; stabil, sempit
Bentuk Pikir realistic
Arus Pikir biasa
Isi Pikir adekuat  waham (+/-)
Kemauan ADL terganggu menurun
Persepsi baik, Halusinasii (-) Ilusi (-)
Intelegensi Konsentrasi menurun
Psikomotor ADL meningkat
Orientasi baik
Daya ingat baik
Pikiran abst baik
Tilikan Derajad 4
Diagnosis Dx: Insomnia primer/ non organic
Dd:
1) Insomnia sekunder
2) Hypersomnia
3) Sleep apnea
4) Cemas
Tatalaksana R/ alprazolam tab 0,5 mg No. VII
S 1 dd tab 1 noc  early insomnia
R/ lorazepam tab 0,5 mg No. VII
S 1 dd tab I noc  midle insomnia
KIE a. Menganjurkan pasien untuk masuk ke tempat tidur pada jam yang sama
b. Batasi penggunaan kamar tidur hanya untuk tidur
c. Hentikan konsumsi kopi, alkohol rokok atau stimulan lainnya
d. Hindari tidur di siang hari
e. Hindari menonton televisi, main games di gadget di kamar tidur
f. Mandi air hangat 20 menit sebelum tidur
g. Relaksasi rutin di malam hari
h. Buat kondisi kamar tidur yang nyaman, suhu yang sejuk, kamar yang bersih

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 9


3. POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (3B)
Status Mental KesanUmum pakaian sesuai dengan gender dan usia, kuku bersih, rambut rapi,
kesan merawat diri
Kontak mata +/+ Verbal +/+ lancar;relevan; nyambung  meremas
tangan dan mudah terkejut
Kesadaran a. Kualitatif: compos mentis
b. Kuantitatif: GCS 4-5-6
Mood disforik (tidak menyenangkan)
Afek appropriate; labil, sempit
Bentuk Pikir realistic
Arus Pikir persevasi (berulang)
Isi Pikir adekuat
Kemauan ADL terganggu meningkat
Persepsi baik, Halusinasii (-) Ilusi (-)
Intelegensi Konsentrasi menurun (terganggu)
Psikomotor ADL meningkat
Orientasi baik
Daya ingat baik
Pikiran abst baik
Tilikan Derajad 6
Diagnosis Dx: gangguan stress pasca trauma
Dx:
1) Reaksi stress akut
2) Gangguan penyesuaian
Terapi R/ sertraline tab 50 mg tab VII
S 3 dd tab 1
KIE 1. Jelaskan tentang penyakitnya
2. Minum obat secara teratur  bila berulang rujuk RS
4. SOMATISASI (4A)
Status Mental KesanUmum pakaian sesuai dengan gender dan usia, kuku bersih, rambut rapi,

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 10


kesan merawat diri
Kontak mata +/+ Verbal +/+ lancar;relevan; nyambung
Kesadaran a. Kualitatif: compos mentis
b. Kuantitatif: GCS 4-5-6
Mood eutimia
Afek appropriate; labil, luas
Bentuk Pikir realistic
Arus Pikir persevasi (berulang)
Isi Pikir preokupasi sakitnya, relevan
Kemauan ADL baik
Persepsi baik, Halusinasii (-) Ilusi (-)
Intelegensi Konsentrasi menurun (terganggu)
Psikomotor ADL meningkat
Orientasi baik
Daya ingat baik
Pikiran abst baik
Tilikan Derajad 4
pemeriksaan 1. Lab : normal
penunjang 2. CT scan: normal
3. EEG: normal
4. USG abdomen, obsgyn: normal
Diagnosis Dx: gangguan somatisasi
Dx:
1) Hipokondriasis
2) Gangguan nyeri somatoform
Terapi R/ sertraline tab 50 mg tab VII
S 3 dd tab 1
KIE 1. Jelaskan tentang penyakitnya
2. Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk berobat ke satu dokter dan
tidak berpindah-pindah dokter

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 11


3. Menganjurkan pasien berkunjung ke dokter secara terjadwal
4. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pemeriksaan penunjang yang
tidak diperlukan
5. Faktor psikis yang berperan dalam timbulnya gejala-gejala fisik
6. Minum obat secara teratur  bila berulang rujuk RS
5. INTOKSIKASI (3B)
Anamnesis RPS penurunan kesadaran  bergantung pada obat golongan apa yang
diminum
Terapi 1. Cek ABCDE
2. Atasi KGD: Kumbah Lambung (bedah)
3. Evaluasi sesuai dengan intoksikasi yang dialami
4. KIE Rujuk ke Interna
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Gejala cemas - Disfungsi Ereksi
- Gejala Psikotik - Depresi ++
- GMO - Hipersomnia
- Skizofrenia ++ - Ejakulasi Dini
- Narkolepsi - Gangguan Waham Menetap
- Paranoid
TREND SOAL:
Insomnia/PTSD/Intoksikasi
OBAT PSIKIATRI
1. Psikotik
a. emergency:
R/ Halloperidol HCl amp 5 mg No. I
Spuit 5 cc No.1
S imm
b. sehari-hari
R/ Risperidone tab 2 mg No. X
S 2 dd tab I
2. Depresi

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 12


R/ sertraline tab 50 mg No. VII
S 1 dd tab 1
R/ fluoxetine caps 10 mg No. VII
S 1 dd caps I
3. Anxietas
R/ lorazepam tab 1 mg No. VII
S 1 dd tab I pc
4. Bipolar
a. Mania
R/Lithium carbonate tab 300 mg No. X
S 3 dd tab 1
5. Insomnia
a. Early
R/ alprazolam tab 0,5 mg No. VII
S 1 dd tab I noc
b. Midle
R/ lorazepam tab 0,5 mg No. VII
S 1 dd tab I noc
6. Ejakulasi dini/ disfungsi ereksi
R/ sildenafil tab 50 mg No. VII
S 1 dd tab 1 prn
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – Black Book – MARAMIS –
CATATAN DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 13


OSCE INTEGUMEN
STASE INTEGUMEN:
ANAMNESIS UMUM + PF: EFFLORESENSI + PP: lab/hapusan + Dx Dd + KIE
EFFLORESENSI
Anamnesis:
Jembatan Keledai: K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
Keluhan-Onset-Lokasi-Durasi-Karakteristik-Progresifitas-SkalaNyeri  memperParah-
mengKurangi-Usaha-Obat
EFLORESENSI:
a. lokasi lesi (regio)
b. Jenis lesi: plakat, macula, papul, plakat, nodul, vesikel, bula, pustule, erosi, ulkus, urtikaria,
burroew, krustosa, likenifikasi, skuama
c. Jumlah: multiple, tunggal
d. Bentuk: nummular, cressent,
e. Ukuran: milier, lentikuler, glutata, numuler, plakat, ukuran eksak
f. Batas: berbatas tegas/tidak
g. Warna: hipo/hiperpigmentasi
h. Tekstur pada perabaan: kasar?
i. Susunan (konfigurasi): linier, sirsiner, asiner, polikistik, dermatomal, iriformsi
j. konfluens
k. Distribusi: regional, universal, bilateral, simetris, unilateral, diskret
contoh: pada regio pedis dextra sinistra didapatkan krusta hiperpigmentasi multiple dikelilingi
macula eritematosa dengan distribusi diskret
PEMERIKSAAN INTEGUMEN
Anamnesis RPS a. Keluhan utama?
K-O-L-D-K- + Identitas b. Onset: sejak kapan?
P-S pasien c. Lokasi?
P-K-U-O d. Durasi/frekuensi?
e. Karakteristik?
f. Progresifitas?
g. Skala nyeri?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 14


h. Faktor yang memperparah?
i. Faktor yang mengurangi?
j. Usaha yang dilakukan?
k. Obat dipakai saat ini?
RPD a. penyakit relevan: DM/HT/IMS?
b. penyakit bedah/terapi lain?
RPK keluarga yang menderita hal serupa?
RPR a. alcohol?
(relevan) b. Rokok?
c. Narkoba?
d. Seksual?
e. Alergi obat?
Pemeriksaan 1. KU + TTV: TD, N, RR, Tax
Fisik 2. Sistem: K/L; Tho; Abd; Ekst
Effloresensi a. lokasi lesi (regio)?
kulit b. Jenis lesi?
c. Jumlah?
d. Bentuk?
e. Ukuran?
f. Batas?
g. Warna?
h. Tekstur pada perabaan
i. Susunan (konfigurasi)?
j. Konfluens?
k. Distribusi?
Pemeriksaan sesuai dengan etiologi penyakit
Penunjang
Diagnosis a. Diagnosis : sesuai temuan
b. Diagnosis banding:
1) …
2) …

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 15


Terapi - Topikal
- Sistemik
- Simptomatis
KIE sesuai dengan etiologi penyakit  KIE rujuk
PENYAKIT INTEGUMEN
1. PIODERMA (4A)
Faktor resiko: 1) hygiene kurang baik, 2) imunodefisiensi, 3) defisiensi gizi
a. Impetigo Krustosa:
- Ciri: anak-anak, lokasi sekitar mulut dan hidung, gejala konstitusi (-)
- Etio: Streptococcus beta hemolyticus
- eff: krusta kekuningan
b. Impetigo bulosa:
- Ciri: anak-anak, dewasa, gejala konstitusi (-)
- Etio: Staphylococcus  PP: pewarnaan gram
- Eff: bula hipopion  hampir sembuh jadi krusta coklat
c. Ektima
- Ciri: anak >>  lebih seperti borok biasa,
- Etio: streptococcus
- Eff: krusta tebal meninggalkan ulkus dangkal berbentuk cakram disertai perdarahan
d. Folikulitis/ Impetigo Bochart
- Ciri: banyak rambut
- Etio: cukur rambut  staphylococcus
- Eff: papul (superficial) / pustule (profunda) yang ditengahnya terdapat rambut
e. Furunkel/karbunkel
- Ciri: imunodefisiensi (+) DM
- Etio: staphylococcus
- Eff: furunkel: pustul ukuran lebih besar disertai dengan tanda radang di sekitarnya
karbunkel: furunkel multiple tanpa ada rambut diatasnya, (+/-)
f. Erisepelas
- Ciri: lokasi wajah dan tungkai >>, prodromal + sistemik (+)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 16


- Etio: streptococcus  PP: DL, Kultur
- Eff: patch eritematosa dengan batas tegas
g. Selulitis
- Ciri: imunodefisiensi (+) DM
- Etio: streptococcus  PP: DL, Kultur
- Eff: patch eritematosa dengan batas tidak tegas, fokus infeksi (ex: pus) (+)
Pemeriksaan 1. Pewarnaan Gram: C-L-A-S
Penunjang a. Staphylococcus: bakteri gram positif berwarna biru dengan bentukan
bergerombol
b. Streptococcus bakteri gram positif berwarna biru dengan bentukan
berjajar
2. DL
3. Kultur
Terapi 1. Kompres
R/ NaCl 0,9% fl No. I
Kassa steril No. I
S imm
2. Antibiotik topikal: Mu-Na-Ne-Ba
R/ Mupirocin 2% cream tube No. I
s 2 dd ue
3. Antibiotik Sistemik
R/ Eritromicin caps 500 mg No. XXVIII
S 4 dd caps I
Erisepelas/selulitis
R/ Prokain Penicilin G vial No. I
Aquabides flacon No. I
Spuit 3 cc No. I
S imm
4. Sistemik
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV
S 3 dd tab I

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 17


KIE 1. Menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh
2. Dirujuk bila: ada komplikasi selulitis (GNAPS), tidak sembuh dalam 5-7
hari, ada komplikasi DM/HT
2. VIRUS (4A)
a. Varicella
- Eff: vesikel polimorfik dasar eritematosa tersebar generalisata
- PP: tzanc smear (+)  sel datia berinti banyak / multinucleated giant cell
- Tx: R/ Acyclovir tab 400 mg No. LXX
S 5 dd tab 2
R/ Salicilicum 2% talk No I
S ue
Simptomatis: Paracetamol, AH 1 (Cetirizine)
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV
S 3 dd tab 1
R/ Cetirizine tab 10 mg VII
S 1 dd tab 1
b. Herpes Zooster
- Eff: vesikel multiple dasar eritematosa yang tersebar sesuai dengan dermatom
- Tx: = VARICELLA
c. Herpes Simpleks
- Eff: vesikel bergerombol di labial/genital
- Terapi: R/ Acyclovir tab 200 mg No. XXXV
S 5 dd tab 1
Simptomatis: Paracetamol, AH 1 (Cetirizine)
d. Veruka vulgaris
- Eff: multiple papul berbentuk verukosa sewarna dengan kulit, Koebner sign (+)
- PP: Histo-PA
- Terapi: R/ Triklor Acetat 50%
Aquabides ad 100 cc
mf sol
S 2 dd app

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 18


e. Moluskum Kontagiosum
- Eff: papul multiple dengan dele
- PP: histo-PA: (+) Henderson-Piterson Bodies
- Terapi: ekstraksi/kuretase  didahului dengan lidocaine salep
KIE 1. Penyakit self limiting
2. Boleh manditapi jangan sampai pecah
3. Jaga hygiene tubuh dan isolasi
4. Herpes (+) neuralgia post herpetic
3. TINEA (4A)
a. Tine capitis
- Eff:
1) grey patch /eksotrik: alopecia soliter ukuran plakat dengan skuama dan warna
rambut sekitar kusam pada regio frontal/parietal/temporal/occipital
2) kerion: alopecia soliter ukuran plakat dengan skuama kemerahan dan warna rambut
sekitar kusam pada regio frontal/parietal/temporal/occipital
3) endotrik: : alopecia soliter ukuran plakat dengan black dot dengan regio
frontal/parietal/temporal/occipital
- tatalaksana:
R/ Gliseovulvin tab 500 mg No. XX
S 2 dd tab 1
R/ Klotrimazole 1% cream tube No. I
S 2 dd app
b. Tinea Unguium
- Eff: onikolisis kuku digiti 1-5 manus/pedis D/S
- Terapi:
R/ Terbinafin tab 250 mg No. X
S 1 dd tab I mane pc
c. Tinea other  cruris, corporis,
- Eff: patch eritematosa berbatas tegas dengan skuma, tepi aktif dan sentral healing
(+/-) vesikel/papul di tepi
- PP:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 19


1) Lampu Wood (+/-)
2) KOH 10% (rambut) -20% (kulit kuku)  hifa panjang bersepta/hifa sejati
3) Kultur agar seboroud
- Terapi:
R/ klotrimazole 1% cream tube No. I
S 2 dd ue
KIE 1. Jaga hygiene: pakai pakaian yang menyerap keringat, jangan makan makanan
pedas
2. Pengobatan lama + sabar, salep dipakai habis mandi, obat oral dimakan
bersama makanan berlemak (ex: minum susu)
4. PITIRIASIS VERSIKOLOR (4A)
- Eff: patch hipopigmentasi dengan skuama halus berbatas tegas
- PP:
1) Lampu wood: kuning keemasan  putih: merah, hitam: putih
2) KOH 20%: spaghetti and meatball appearance  hifa pendek lurus atau bengkok
dengan spira bergerombol
- Terapi:
R/ selinum sulfide 2,5% shampoo fl No. 1
S 2 dd app
R/ Ketokonazole tab 200 mg No. X
S 1 dd tab I
- KIE:
1) Patuhi pengobatan
2) Jaga hygiene: jangan biarkan kulit lembab, jangan pakai handuk bersamaan
- Dd: 1) pitiriasis alba, 2) vitilog, 3) hipopigmentasi pasca inflamasi
5. CANDIDIASIS (4A)
a. Candidiasis kutis
- Eff: pacth eritematous berbatas tegas bersisik dan basah dikelilingi oleh lesi satelit berupa
vesikel dan atau pustule
- Terapi:
R/ klotrimazole 1% cream tube No. 1

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 20


S 2 dd app
R/ Ketokonazole tab 200 mg No. X
S 2 dd tab 1
b. Candidiasis oral
- Eff: pseudomembrane putih coklat muda kelabu yang menutup lidah/palatum mole/ pipi
bagian dalam
- Teapi:
R/ Nystatin drop 100.000 IU/ml fl No. I
S 3 dd 4 cc
R/ Ketokonazole tab 200 mg No. X
S 2 dd tab 1
c. Candidiasis vulvovaginitis
- Eff: ditemukan hiperemis labia minora, introitus vagina dan distal vaina + gumpalan-
gumpalan seperti kepala susu berwarna putih kekuningan
- PP: 1. Swab Vagina: KOH 20%  clue cell
- Terapi:
R/ klotrimazole caps vag 200 mg No. III
S 1 dd caps vag I
R/ Ketokonazole tab 200 mg No. X  NONA/ BELUM MENIKAH
S 2 dd tab 1
Pemeriksaan 1. Lampu Wood: negative
Penunjang 2. KOH: pesudohifa
KIE 1. Jaga kebersihan tubuh (hygiene): ganti celana dalam teratur
2. Gunakan pakaian yang menyerap keringat
3. Jangan pakai sabun-sabun untuk pembersih kemaluan  sabun sirih
6. PARASIT (4A)
a. Scabies
- Ciri: cardinal sign: 1) gatal pada malam hari, 2) berkelopmok, 3) kanalikuli, 4) skibala
scabies
- Eff: kanalikuli dengan bagian ujung berupa papul/vesikel (+/-) infeksi sekunder: pus/
ekskoriasi

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 21


- PP: 1) scrapping, 2) selotipe  parasite (+) 3) burrow ink  terowongan (+)
- Terapi:
R/ Permetrine 5% cream tube No. 1
S ue
R/ sulfur precipitatum 5% cream tube No. 1
S ue (selama 3 hari berurutan setiap malam)  BUMIL/BAYI < 2 BULAN
sistemik: cetirizine
- KIE:
1) Dioleskan seluruh tubuh selama 8 jam/ 1 kali perminggu
2) Obati semuanya yang ada gejala serupa
3) Jaga hygiene: Pakaian sendiri-sendiri, pakaian dicuci direndam air panas, Kasur
dijemur
b. CLM (cutaneous larva migran)
- Eff: papul eritematosa berbentuk serfinginosa
- Terapi:
R/ Albendazole tab 400 mg No. 3
S 1 dd tab 1
R/ chlore etil spray No. I
S 1 dd puff I
- KIE:
1) Pakai alas kaki
2) Minum obat teratur disertai makanan kayak protein (ex: susu)
c. Dermatitis venenata
- Eff: vesikel polimorfik bergerombol dengan dasar eritematosa  (+/-) kissing lesion
- Terapi: topikal + simptomatis
R/ Hidrokortisone 1% cream tube No. I
S ue
R/ cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
- KIE:
1) Akut: kompres dulu/cuci bagian tubuh yang terkena

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 22


2) Bila terkena jangan dimatikan tapi disentil
7. DERMATITIS
a. DKI (4A)
- Ciri: terkena iritan
- PP: patch test (-)
- Eff: tergantung  multiforme
- Terapi: simptomatis
R/ Cetirizine tab 10 mg No VII
S 1 dd tab I
R/ hidrokortisone 1 % cream tube No. 1
S ue
b. DKA (3A)
- Ciri: bakat atopi (+), spesifik, RH tipe 4 (cepat)  ex: alergi kalung, jam tangan
- PP: patch test (+)
- Terapi = DKI
c. Atopi (4A)
- Ciri: MAYOR: 1) pruritus, 2) dermatitis di muka+ ekstensor (bayi dan anak) / fleksura
(dewasa), 3) riwat atopi, 4) dermatitis residif/kronis
- Eff: multiforme
- PP: skin prick test (uji cungkin), Ig-E, DL eosinophilia
- Terapi:
R/ cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
R/ Hidrokortisone 1% cream tube No. I
S 1 dd app
- KIE:
1) Hindari allergen
2) Gunakan sabun bayi
3) Jangan digaruk
d. Napkin rash (4A)
- Ciri: hygiene jelek (+) gak ganti popok + co infeksi candida

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 23


- Eff: macula eritema / papula vesikel / erosi / lesi satelit (+/-)
- PP: KOH (+) co infeksi candida
- Terapi: = DKI ditambah:
R/ zinc oxide talk No. 1
S ue
R/ miconazole 2% cream tube No. I
S ue
- KIE:
1) Jaga hygiene: ganti popok sering, jangan digaruk
2) Kontrol ulang
8. ERITROSKUAMA
a. Dermatitis seboroik (4A)
- Eff: patch eritematosa dengan skuama tebal berminyak, warna kekuningan, batas kurang
tegas
- PP: KOH  (+) co infeksi P. Ovale
- Terapi:
R/ selenium sulfide 2,5% shampoo No. I
S 1 dd app
R/ hidrokortisone 1% cream tube No. I
S ue  BILA GAGAL DENGAN SELSUN
- KIE:
1) Jaga hygiene: merawat kulit bayi  muncul di awal kehidupan
2) Penyakit sukar disembuhkan tetapi harus kontrol stress
9. HIDRADENITIS SUPURATIFA (4A)
- Ciri: perokok, cabut bulu ketek
- Eff: nodul, abses, fistula di ketiak >>
- Terapi = PIODERMA  AB sistemik
R/ Eritromicin caps 500 mg No. XXVIII
S 4 dd caps I
(+) abses: insisi drainase
- KIE:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 24


1) Kurangi berat badan
2) Berhenti merokok
3) Jaga kesehatan: mandi pakai sabun, jangan cabut bulu
10. FIX DRUG ERUPTION (4A)
- Eff: hiperpigmentasi di lokasi yang sama
- Terapi:
- R/ Prednisone tab 10 mg No. XII
S 3 dd tab I
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
R/ Asidum salisilikum 2%
Mentol 1%
mf talk No. I
S ue
basah: kompres asam salisilat 0,1%
R/ asam salisilat 0,1% sol No.1
kassa steril
S imm
11. INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
a. Gonorhea (GO) (4A)
- Ciri: cairan kental mukopurulen,riwayat multipartner
- Eff: sekret mukopurulen, fish mouth (+)
- PP:
a. Swab : (+) bakteri gram negative dengan bentukan diplococcus
1) Wanita: 4 sediaan 
a) serviks: 2 sediaan  sediaan gram/ kultur k/p
b) forniks posterior: 2 sediaan basah nacl 0,9% (dd: BV dan trikomoniasis) dan tes
amien KOH 10% (+) berbau amis
c) dinding vagina: 2 sediaan  sediaan basah (dd: BV dan trikomoniasis) dan KOH
10% untuk candida
d) uretra: sediaan hapusan gram

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 25


2) Laki-laki : Milking oleh pasien  dari tempat botol
 Pengecatan gram
b. Kultur MTM/TM/CM
c. Urine Thomson
- Terapi:
R/ cefixime tab 200 mg No. II
S 1 dd tab 2
R/ Doksisiklin tab 100 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
- KIE:
1) Jangan ganti-ganti pasangan,
2) pasangan juga harus diobati
3) berhubungan seks dengan kondom
4) bila tidak membaik dalam 2 minggu: RUJUK ke Sp.KK kemungkinan resisten obat
b. Ureteritis Non-GO
- Ciri: sekret seropurulen  jernih keruh
- Eff: sekret seropurulen, morning drop
- PP: Swab wanita/laki-laki  gram/langsung: (+) inclution boddies + leukosit
- Tatalaksana:
R/ doksisiklin tab 100 mg No. XIV
S 2 dd tab I
- KIE: = GO
c. Trikomoniasis (4A)
- Ciri: cairan berbusa berwarna kuning kehijauan, strawberry cervix, duh berbau (+)
- Eff: cairan duh kuning kehijauan
- PP: Swab wanita/laki-laki  gram/langsung/giemsa: (+) trofozoid berflagel, trofozoid
berbentuk buah pear
- Terapi:
R/ metronidazole tab 500 mg No. IV
S 1 dd tab 4
- KIE= GO

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 26


d. Bakterial Vaginosis (4A)
- Ciri: cairan putih-abu abu, berbau amis (+)
- Eff: duh putih abu-abu
- PP: Swab wanita/laki-laki  whifftest/amien test: (+) fishy odor  langsung: clue cell
- Tx = TRIKOMONIASIS
- KIE = GO
e. Ulkus Durum/chancrene/ sifilis primer (3A)
- Ciri: ulkus bulat soliter tepi rata, tanda radang (-), luka bersih dan merah, indurasi (+)
nyeri (-)
- Eff: ulkus bulat soliter tepi rata
- PP:
1) dark field / LAPANG GELAP: (+) gambaran terang menyala berbentuk spiral
2) tes antibody dalam serum VDRL (+) 2-4 minggu
 non troponemal: VDRL  1/16
 troponemal: VDRL  > 1/64 lanjut TPHA  1/80 lanjut FTA-ABS: ibu hamil/
spesifik
- Terapi
R/ Penicilin G Benzatine 2,4 juta unit amp No. I
S imm (SD)
- KIE= GO
f. Ulkus Mole/ chancroid (4A)
- Ciri: gejala lebay
- Eff: ulkus multiple bentuk cawan tepi tidak rata tanda radang (+) luka kotor (+) isi
jaringan nekrotik + pus indurasi (-) nyeri (+)
- PP: gram  bakteri gram negative dengan gambaran school of fish
- Terapi:
R/ ciprofloxacin tab 500 mg No. VI
S 2 dd tab 1
R/ Eritromicin caps 500 mg no. XXVII
S 4 dd tab 1
12. LEPRA/ MORBUS HANSEN (4A)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 27


- Ciri:
a. Subjektif: bercak tidak terasa / kebas, benjolan, kesemutan, luka di telapak kaki,(+)
riw kontak dengan penderita
b. Objektif:macula/papula/plak/nodul/ulkus; gangguan sensibilitas (+), penebalan saraf
(+) 6 saraf
- Eff: macula/papula/plak/nodul/ulkus
- PP:
1) BTA: slit skin smear dari 3 lokasi (cuping telinga ka/ki + hidung + lesi) 
pewarnaan Zheil nelson (+) BTA batang warna merah C- H- A – N- G
2) Lepromin test (+)
- Terapi: Dr. LAMPRENE
SIP 123 131  jumlah dosis
Tx: MB
R/ Dapson tab 100 mg No. I R/ Dapson tab 100 mg No. XXVII
S 1 dd tab 1 (diminum depan petugas) S 1 dd tab I
R/ Rifampicin tab 300 mg No. II R/ Lamprene tab 50 mg No. XXVII
S 1 dd tab II (diminum depan petugas) S 1 dd tab I
R/ Lamprene tab 100 mg No. III
S 1 dd tab III (diminum depan petugas)
Tx: PB
R/ Dapson tab 100 mg No. I R/ Dapson tab 100 mg No. XXVII
S 1 dd tab 1 (diminum depan petugas) S 1 dd tab I
R/ Rifampicin tab 300 mg No. II
S 1 dd tab II (diminum depan petugas)
- KIE:
1) Minum obat terautr
2) Hindari kontak (isolasi)
3) Komplikasi langsung kontrol  RUJUK ke SP.KK
13. VULNUS
Tx: hecting
a. Laceratum: gores

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 28


b. Schisum: sayat
c. Apertum: terbuka
d. Balistik: tembak
TREND SOAL:
Tindakan: Vulnus
Swab: IMS; Tinea; Folikulitis
SUMBER: PADI - PPK 314 – INGENIO – RUBRIK – DOEN – Black Book – KULIT UI –
CATATAN DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 29


OSCE SARAF
STASE SARAF:
ANAMNESIS UMUM + PF: PEMERIKSAAN SARAF + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN SARAF: MOTORIS-SENSORIS + FISIOLOGIS - PATOLOGIS
PEMERIKSAAN SARAF
1. Pemeriksaan Nervus Kranialis
Dx:VERTIGO, BELLS PALSY, STROKE, NEURALGIA TRIGEMINAL  kelainan
saraf kranial
alat: senter, kapas, tongue spatel, garputala, aroma kopi, garam
a. Nervus I. Olfaktorius (Penciuman) : aroma-aroma hidung
b. Nervus II. Optikus: pemeriksaan visus, LP
c. Nervus III. Okulomotorius: gerak bola mata tangan H, refleks Pupil direk, membuka
palpebra
d. Nervus IV. Troklearis: gerak bola mata kea rah inferonasal
e. Nervus V. Trigeminal: merapatkan gigi, refleks kornea
f. Nervus VI. Abdusen: gerak bola mata ke lateral
g. Nervus VII. Facial: ekspresi  mengerutkan dahi, mengangkat alis, menutup mata,
menggelembungkan pipi, mecucu, menyeringai, perasa lidah 2/3 anterior
h. Nervus VIII. Vestibulokoklearis: tes webber (lateralisasi) tes kalori
i. Nervus IX. Glossofaringeus: pasien buka mulut bilang “aaaaa…”
j. Nervus X. Vagus: refleks muntah, uvula
k. Nervus XI. Accesorius: raba M. sternocleidomastoideus, M. Trapezius
l. Nervus XI. Hipoglossus: menjulurkan lidah
2. Pemeriksaan fungsi Koordinasi
Dx: VERTIGO, BPPV, STROKE, MENIERE
a. Tes nystagmus: dengan jari bila tidak bisa lebih dari 45 derajad dan kembali cepat 
nystagmus (+). Ada episode cepat dan lambat
b. Tes cara berjalan: pasien berjalan biasa dan diamati dokter
c. Tes tandem walking: berjalan lurus dengan kaki tumit kaki depan satu garis di jari kaki
belakang  bila vestibular: terjadi deviasi dan cerebellar: jatuh pada satu sisi
d. Tes Romberg: menutup mata melipat tangan di depan dada dilihat  bila vestibular:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 30


buka mata dapat berdiri tegak tetapi saat menutup mata jatuh dan cerebellar: baik buka
dan tutup mata tetap jatuh
 Dipertajam dengan tes Tandem Romberg: : berdiri lurus dengan kaki tumit kaki
depan satu garis di jari kaki belakang
e. Tes Fukupa/ stepping test: berjalan di tempat selama satu menit  bila vestibular:
deviasi 30 derajad dan berpindah kurang dari 1 meter dan cerebellar: badan jatuh pada
salah satu sisi
f. Tes lutut-ibu jari: tidur dengan menelusuri dari lutut ke ibu jari menggunakan kaki yang
satunya  bila keluar dari jalur (+) ataksia/hipermetria
g. Tes disdiadokinesia: membalikkan telapak tangan bersamaan
h. Tes telunjuk-telunjuk
i. Tes telunjuk hidung
j. Tes rebound
3. Pemeriksaan Fungsi Motorik
Dx: STROKE
a. Menilai tonus otot:
- Normal
- Meningkat: rigid/spastik
- Menurun: flaccid
b. Menilai kekuatan otot
- 5: normal lawan terhadap tahanan kuat
- 4: lawan terhadap tahanan lemah
- 3: lawan terhadap gravitasi
- 2: geser kanan kiri
- 1: terdapat tonus
- 0: flaccid/lumpuh
c. Menilai gerakan otot
ex: korea, TIC, tremor, vasikulasi, atetonia, balismus
4. Pemeriksaan Sensibilitas
Dx: SPINAL CORD INJURY, STROKE
pasien menutup mata: dibedakan kiri kanan atas bawah

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 31


a. Sensasi raba
b. Sensasi nyeri superficial: jarum pentul
c. Sensasi tekan
d. Sensasi gerak dan posisi
e. Sensasi suhu
5. Pemeriksaan Refleks Fisiologis
Dx: LESI LMN dan UMN
- posisikan pasien duduk  alat: palu refleks
- nilai tonus otot  menentukan jenis lesi : LMN / UMN
a. Refleks bisep
b. Refleks triceps
c. Refleks brachioradialis
d. Refleks patella
e. Refleks achiles
6. Pemeriksaan Refleks Patologis
Dx: LESI UMN (+)
- Posisi pasien tidur, relaks  alat: palu refleks
a. Hoffman- tromner: tangan
b. Babinski: menggores telapak kaki
c. Chadok: menggores punggung kaki
d. Gonda: memencet jari kaki
e. Gordon: memencet betis
f. Openhem: menekan otot diatas tibia kuat
g. Schaffer: menekan achiles
h. Rossolimo
7. Pemeriksaan Meningeal Sign
Dx: MENINGITIS, STROKE SAH
- Pasien tidur  urutan: kaku kuduk  brudzinski I lassegue test  brudzinski II
kernig test  brudzinski III  brudzinski IV
- Pemeriksaan:
a. Kaku kuduk: menolehkan kepala kanan kiri  mengangkat kepala

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 32


b. Brudzinski I: kaku kuduk (+) kaki menekuk
c. Brudzinski II: mengangkat kaki 90 derajat  kaki kontralateral ikut menekuk
d. Brudzinski III: menekan os zygoma: tangan menekuk
e. Brudzinski IV: menekan os pubis kak ikut menekuk
f. Lassegue test: bila saat diangkat ada tahanan lebih dari 70 derajad
g. Kernig test: diangkat 135 derajad kaki terasa kaku
8. Pemeriksaan provokasi Nyeri
Dx: HNP CERVICAL, HNP LUMBAL
a. Lassegue test: diangkat lebih dari 70 derajad terdapat tahanan / nyeri (+)
b. Valsava test: mengejan (+) nyeri menjalar
c. Patric: fleksi sendi lutut + internal rotasi lalu ditekan di lutut  timbul nyeri menjalar
d. Kontrapatric: fleksi sendi lutut + endorotasi + lutut adduksi lalu sendi lutut ditekan 
nyeri menjalar
e. Bracchard: telapak kaki fleksi  nyeri menjalar (+)
f. Siccard: ibu jari kaki fleksi  nyeri menjalar (+)
g. Lermitte: kepala ditekuk ke dada + ditekan ringan  nyeri menjalar ke punggung dan
tanngan
PENYAKIT SARAF
1. STROKE (3B)
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
Faktor resiko 1. DM
2. HT
3. Kolesterol
4. Riwayat merokok dan olahraga
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan nervus cranialis I-XII
Fisik 2. Memeriksa motoric
3. Memeriksa atrofi
4. Memeriksa tonus otot
5. Memeriksa refleks fisiologis
6. Memeriksa refleks patologis
7. Memeriksa sensibilitas

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 33


8. Skoring gajahmada dan siriraj score
Pemeriksaan 1. CT scan
Penunjang
Diagnosis a. Diagnosis klinis: …
b. Diagnosis topis: …
c. Diagnosis etiologis: …
d. Dd:
1) ..
2) ..
Terapi sesuai etiologi
KIE RUJUK Sp. S
2. CTS (3A)
Anamnesis RPS - Nyeri pada pergelangan tangan  nyeri kesemutan,
terbakar, seperti ditusuk
- Nyeri menjalar ke telapak tangan dan jari-jari
- Baal pada jari-jari
- Lemah pada telapak tangan dan jari-jari
- Jari mana yang dirasa paling nyeri/kebas  jari 1,2,3, ½ 
APE hand/ benedic hand/ pope hand
- Hipotrofi thenar
- Pekerjaan sehari-hari
- Disertai demam atau tidak
Faktor resiko 4F  female, fifty, fatty, force
Pemeriksaan 1. Flick test terbalik (+) nyeri
Fisik 2. Phalen test: mengebaskan tangan (+) nyeri berkurang
3. O sign : tangan O dan tidak bisa melawan tahanan
4. Tinnel sign (+) nyeri menjalar
5. Kekuatan motoric otot  genggam jari
6. Pemeriksaan sensorik: kapas, jarum
7. Refleks fisiolis tangan  radialis

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 34


8. Refleks patolohis: hofman, tromner
Pemeriksaan 1. Foto wraist AP/oblique
Penunjang 2. EMG (electromyografi)
Diagnosis Dx: CTS D/S
Dd:
1) Guyyon canal syndrome
2) Cubital tunnel syndrome
Terapi a. NSAID
R/ asam mefenamat tab 500 mg No. VI
S 3 dd tab I
b. Adjuvan analgetik
R/ carbamazepine tab 200 mg No. IV
S 2 dd tab I
KIE 1. RUJUK Sp.S
2. Istirahatkan tangan
3. Olahraga aerobic
4. Fisioterapi
5. Pemakaian wrist splint pada malam hari
3. VERTIGO (4A)
Anamnesis RPS a. BPPV: perubahan posisi kepala
b. Meniere: 1) vertigo; 2) tinnitus; 3) penurunan pendengaran
RPD - Trauma kepala
- Penggunaan obat-obatan
Pemeriksaan 1. Nervus cranialis: N. VIII  garpu tala
Fisik 2. Koordinasi: roberg, gait, telunjuk ke telunjuk, disdiadokokinesis
3. Kekuatan motoric dan fisiologis
4. Tes dix-hallpike: vertigo (+), histagmus horintal, mual muntah (+), fatigue
(+)
Pemeriksaan Ct scan
Penunjang

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 35


Diagnosis Dx: BPPV
Dd:
1) Meniere disease
2) Vertigo sentral
3) Labirinitis
Terapi 1. Rumah: brandt daroff  dilakukan 3x sehari (pagi, siang, malam) setiap set
dilakukan 5x selam 2 minggu
2. Farmakologi:
R/ betahistine maleate tab 12 mg No.XXX
S 3 dd tab 2
KIE 1. Brandt daroff
2. Hindari faktor pencetus: kelelahan
3. Prognosis baik dan bukan suatu bahaya
4. HERNIANUKLEOSUS PULPOSUS (3A)
Anamnesis RPS a. Sudah berapa lamanyeri pinggang dirasakan?
b. Sebelah mana nyeri pinggang dirasakan paling parah?
c. Apakah nyeri pinggang dirasakan menjalar?
d. Apakah nyeri pinggnag dirasakan terus menerus atau
hilang timbul?
e. Faktor apa yang mencetuskan nyeri pinggang?
f. Adakah kebiasaan mengangkat beban berat atau bertumpu
di pinggang?
g. Apakah disertai kebas kebas dan mati rasa?
h. Apakah sampai menyebabkan gangguan BAK dan BAB?
i. Adakah riwayat terjatuh atau trauma pada pinggang?
RPD - Trauma kepala
- Penggunaan obat-obatan
Pemeriksaan SARAF: MOTORIS-SENSORIS + FISIOLOGIS - PATOLOGIS
Fisik a. HNP CERVICAL
- Lhermitt test: menekan kepala dan nyeri terasa menjalar
b. HNP LUMBAL
- Lasseque: diangkat nyeri
- Brachard: nyeri dorsofleksi kaki
- Siccard: nyeri jempol fleksi

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 36


Pemeriksaan a. X ray lumbosacral AP/lat
Penunjang b. MRI lumbosacral
Diagnosis Dx:
- Klinis: biparese tipe LMN ekstremitas bawah/atas
- Topis: radix: 1) bawah: L5-S1 atau 2) atas: C7-C8
- Etiologis: HNP lumbal/cervical
Dd:
1) LBP
2) Nyeri neuropatik perifer
Terapi 1. Non-farmakoterapi:
- Bed rest
- Fisioterapi
- Korset lumbal
2. Farmakoterapi:
R/ natrium diklofenak tab 50 mg No. VI
S 2 dd tab 1
R/ amitriptyline tab 12,5 tab No. VI
S 2 dd tab I
KIE 1. Tirah baring
2. Hindari mengangkat beban berat
3. Hindari posisi yang salah seperti membungkuk
4. RUJUK ke SP.S
5. BELLS PALSY (4A)
Anamnesis RPS mulut mencong secara tiba-tiba

Pemeriksaan SARAF: MOTORIS-SENSORIS + FISIOLOGIS – PATOLOGIS


Fisik saraf cranial VII
Pemeriksaan -
Penunjang
Diagnosis Dx:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 37


- Klinis: parese LMN
- Topis: N. VII perifer
- Etiologi: bells palsy
Dd:
1) Kelumpuhan N. VII sentral
2) Tumor mastoid
Terapi R/ prednisone tab 5 mg No. LXXXIV
S 4 dd tab 3
R/ mecobalamin tab 500 mg No. XI
S 3 dd tab I
R/ artificial tears fl No. I
S 6 dd gtt I
KIE 1. Menghindari faktor pencetus
2. Jangan menggunakan kompres air panas selama 1 minggu
3. Jangan mengunyah terlalu banyak
6. TENSION TYPE HEADACHE (TTH) (4A)
Anamnesis RPS nyeri kepala berulang seperti ditekan
Pemeriksaan SARAF: MOTORIS-SENSORIS + FISIOLOGIS – PATOLOGIS
Fisik 1. Nervus cranialis: N. V, VII, XI, XII
2. Kekuatan motorik otot
3. Kekuatan sensorik otot
4. Refleks fisiologis: N. III
Pemeriksaan -
Penunjang
Diagnosis Dx: tension type headache
Dd:
1) Migraine
2) Tumor otak
Terapi R/ paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 38


KIE - Istirahat cukup
- Pola tidur teratur
- Olahraga teratur
7. KEJANG DEMAM (3B)
Anamnesis RPS a. Sederhana
- Kurang dari 15 menit, general, tidak berulang
- Kesadaran baik
b. Kompleks
Pemeriksaan SARAF: MOTORIS-SENSORIS + FISIOLOGIS – PATOLOGIS
Fisik 1. Kesadaran
2. TTV
3. Meningeal sign
4. Refleks fisiologis
5. Refleks patologis
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang 2. Urine
3. Glukosa
4. LCS
Diagnosis Dx: Kejang demam sederhana/kompleks
Dd:
1) ….
2) …
Terapi R/ paracetamol syr 125mg/5 ml fl No.I
S 3 dd cth I
R/ diazepam rectal 5/10 mg No. I
S 1 dd sup I
KIE - Atasi demam
- Jangan panic
- Rujuk Sp. S
1. BPPV

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 39


- Dx: dips helpkie maneuver
- Tx: Eppley maneuver (+) dokter / brand darroft (+) di rumah tanpa dokter
2. KEJANG DEMAM SEDERHANA
- Pemeriksaan Fisik: meningitis dan ensefalitis  kaku kuduk
3. CLUSTER HEADACHE
- Pemeriksaan fisik: kanji tidak menggumpal  (+) anhidrosis
4. RABIES
- Terapi: Rawat luka  obati Val dan Sar
- Dd: tetanus, ensefalitis
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- epilepsi
- meningitis
- rabies
- ensefalitis
TREND SOAL:
nyeri kepala primer: TTH, migraine, cluster, neuralgia trigeminal
neuropati: CTS, TTS
bels palsy
OBAT-OBATAN SARAF
1. TTH
R/ ibu profen tab 400 mg No. XVIII
S 3 dd tab I
R/ amitriptilin tab 30 mg No. VII
S 1 dd tab I
2. CLUSTER
R/ Sumatriptan tab 25 mg No. VII
S 1 dd tab II prn
R/ dihidroergotamin 1 mg/ml amp No. III
S imm
3. MIGRAIN
R/ sumatriptan tab 25 mg No. VII

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 40


S 1 dd tab II prn
4. TRIGEMINAL NEURALGIA
R/ carbamazepine tab 100 mg No. XX
S 2 dd tab 1
5. BPPV
R/ betahistine HCL tab 8 mg No. XV
S 3 dd tab 1 pc
6. BELLS PALSY
R/ prednisone tab 5 mg No XXXVI
S 3 dd tab 4
R/ artificial tears Eye Drop No. I
S 6 dd gtt I ODS
7. CTS
R/ asam mefenamat tab 500 mg No. X
S 3 dd tab 1 pc
R/ vitamin B 6 tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
8. TETANUS
R/ metronidazole inj 500 mg/100 ml No. II
S imm
R/ peniciline prokain injeksi 1,2 IU No. I
aquabides
S imm
R/ ATS injeksi 50.000 IU No. I
S imm
R/ TT injeksi 0,5 ml vial No. I
S imm
R/ spuit 3 cc no. I
S imm
9. LBP
R/ asam mefenamat tab 500 mg No. XXI

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 41


S 3 dd tab I
10. STROKE
R/ aspirine tab 80 mg No. VII
S 1 dd tab I pc
R/ mannitol injeksi 20% no. I
S imm
R/ captopril tab 12,5 mg No. XXI
S 3 dd tab I
R/ infusion set No. I
abocath dewasa nomor 18 No. I
S imm
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS – Catatan
DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 42


OSCE SISTEM INDRA
OSCE MATA
STASE MATA:
ANAMNESIS UMUM + PF: PEMERIKSAAN MATA + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN MATA: S-A-O-D-S  dari luar kedalam + Kanan/Kiri
ANAMNESIS
a. RPS: K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O + keluhan penyerta (silau, demam, sekret
konjungtiva)
b. RPD: (+) riwayat alergi; trauma
c. RPK: (+) keluhan yang sama
d. Riw. Lingkungan Sosial
PEMERIKSAAN MATA: S-A-O-D-S
1. Palpebral:
- Luar: simetris/tidak simetris; ptosis; pseudoptosis; trichiasis; enteropion; madarosis;
blefaritis
- membalik kelopak mata bagian dalam: hordeolum, cobblestone
- palpebral inferior: merah/pucat
2. Konjungtiva
- Inspeksi: hiperemis; darah; pterygium; pinguekula
- Sekret (+/-) purulent, mukopurulen, serous
3. Sklera
- Warna: putih/icteric
4. Kornea
- keruh/jernih
- sensibilitas kornea (+/-) dengan lilitan kapas kecil  negative: herpes zoster oftalmika
5. Segmen anterior
- kedalaman dan kejernihan BMD
6. Iris
- Redier, simetris, warna, sinekia
7. Refleks cahaya
- Normal: jatuh tepat di tengah pupil  asimetri: esotropia, eksotropia

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 43


8. Pupil
- Normal: saat disenter pupil miosis
- Refleks pupil direk indirek
9. Lensa
- Warna: keruh/jernih, iris shadow (+/-)
10. Segmen posterior
- Redupkan lampu ruangan  pasien diberi midriatikum
- Dari jarak 30 cm + 12 Diopti  refleks fundus (+) kalo ada kilatan cahaya cemerlang
- Maju ke depan mata: lihat papil normal berwarna merah jingga, batas tegas 
pembuluh darah retina: berkelok, ukuran, warna, neovascularisasi  macula: warna,
bentuk
PEMERIKSAAN FISIK
1. Visus: 1) Snellen; 2) tes hitung jari; 3) tes lambaian tangan; 4) LP  uji pin hole
2. Lapang pandang: konfrontasi, gerak jari H
KIE
1. Edukasi penyakit dan terapi
2. Dikompres dengan air hangat
3. Handuk muka dibedakan dengan yang lain
4. Jangan suka mengucek mata
5. Sementara ini kalau keluar pakai kacamata biar tidak tambah parah
6. Biasakan menggunakan APD saat bekerja
7. Rujuk ke SP.M bila buka bukan kompetensinya
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Dry eye - hifema
- Konjungtivitis - keratitis
- Blefaritis - korpus alienum
- Hordeolum - episkleritis
- Dakrioadenitis - hifema
TREND SOAL:
konjungtivitis/ hordeolum/ korpus alienum
OBAT-OBATAN MATA

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 44


1. Korpal Konjungtiva (4A) ODS
- Terapi:
ambil korpal: cuttonbud atau jarum halus 23 G yang didahului dengan anestesi local
R/ tetrakain 0,5% Eye Drop fls No. 1
S 1 dd gtt I ODS
R/ kloramphenicol 0,5% eye drop fls No. I
S 12 dd gtt I ODS
2. Kelainan Refraksi (4A)  hipermetropi, myopia, presbyopia
- Pemeriksaan fisik: 1) Snellen; 2) tes hitung jari; 3) tes lambaian tangan; 4) LP  uji pin
hole
- Terapi: koreksi visus  rujuk ke SP.M  untuk menentukan refraksi
3. Blefaritis
R/ chloramphenicol 0,5% eye ointment tube No. I
S 6 dd app ODS
4. Konjungtivitis (4A)
a. Bakteri
R/ chloramphenicol 0,1% Eye drop fls No. I
S 6 dd gtt I ODS
b. Virus
R/ acyclovir 3% eye ointment tube No. I
S 6 dd ue I ODS
c. Vernal
R/ flumetolone eye drop fls No. I
S 2 dd gtt I ODS
5. Skleritis/episkleritis (3A)
R/ artificial tears eye drop fls No. I
S 6 dd gtt I ODS
R/ prednisolone 0,5% eye drop fls No. I
S 6 dd gtt I ODS
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR MATA UNAIR - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 45


OSCE THT
STASE THT:
ANAMNESIS UMUM + PF: PEMERIKSAAN THT + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN THT: TELINGA + HIDUNG + TENGGOROKAN kanan/kiri
- Hidung:  Kavum Nasi: Sekret kental berwarna kuning dijumpai, mukosa
hiperemis, konka inferior edem Septum Nasi: Normal
- Telinga: telinga luar  telinga tengah: otoskopi (+/-) inflamasi
- Tenggorok : Rongga mulut, karies atau radang gigi, tonsil, laring, faring
PENYAKIT THT
1. RHINITIS AKUT (4A)
a. Rhinitis vasomotor
- Idiopatik  hidung tersumbat bergantian tergantung posisi tidur
- Pemfis: konka inferior membesar (edema dan hipertrofi) berwarna merah gelap/merah
tua/pucat, sekret serosa sedikit, mukosa licin/berbenjol-benjol  larutan epinephrine
1/10.000 melalui tampon hidung  edema konka mengecil dan hipertofi tidak
- PP: kadar eosinophil, tes cukit kulit, kadar Ig E spesifik
- Tx:
1) Non medikamentosa: kauterisasi AgNO3
2) Medikamentosa:
R/ budesonide nasal spray 100 mcg fl No. I
S 2 dd spray I
R/ ipratropium bromide nasal spray fl No. I
S 3 dd spray I
R/ pseudoefedrine tab 20 mg No. XXI
S 3 dd tab I
antihistamin (+)
R/ cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab 1
b. Rhinitis Alergi
- Anamnesis: (+) riwayat atopi/alergi  allergen (+)
- Pemfis: bersin, rhinore hidung tersumbat  allergic salute, allergic shiners, nasal crease,

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 46


faring (+) granuler dan edema, lidah geographic tongue
 Rinoskopi anterior:
1) Mukosa edem, basah, livide, banyak sekret encer, tipis, dan banyak
2) Deviasi atau perforasi septum (-)
- PP: hitung eosinophil, Ig-E total, skin prick test
- Klasifikasi:
a. intermitten (<4hari/minggu atau < 4minggu) dan
b. perisisten (> 4 hari/minggu dan/atau > 4 minggu)
berdasar gejala
a. ringan: tidak mengganggu aktivitas
b. sedang berat: menggganggu aktivitas dan gangguan tidur
- Terapi:
a. Intermitten ringan
R/ cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
b. Intermitten sedang berat/ persisten ringan
R/ cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I
R/ budesonide nasal spray 100 mcg fl No. I
S 3 dd spray I
c. Persisten sedang-berat
R/ budesonide MDI 100 mcg No. I
S 2 dd puff 1
- KIE:
1) Menyingkirkan faktor penyebab
2) Menghindari suhu ekstrim
3) Menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani
Anamnesis RPS hidung tersumbat disertai dengan demam
K-O-L-D-K-P-
S P-K-U-O
RPD a. pernah seperti ini sebelumnya?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 47


b. DM (?) HT (?)
RPK Apa ada sakit yang sama?
RPO a. sudah diberi obat apa saja?
b. apa ada riwayat alergi?
RPS merokok? Minum alcohol?
Pemeriksaan 1. KU:Compos Mentis
Fisik 2. Tanda Vital: TD: mmHg; N:x /menit; R: x /menit; t: OC
3. Toraks:
4. Abdomen:
5. Ekstremitas:
6. Status Lokalis:
a. Hidung:  Kavum Nasi: Sekret kental berwarna kuning dijumpai,
mukosa hiperemis, konka inferior edem Septum Nasi: Normal
b. Telinga
c. Tenggorok
Pemeriksaan kadar eosinophil, tes cukit kulit, kadar Ig E spesifik
Penunjang
Diagnosis Dx: Rhinitias akut
Dd:
1) Rhinitis kronis
2) Rhinitis alergi
3) Rhinitis vasomotor
4) Rhinitis medikamentosa
Terapi a. Antibiotik
R/ amkosisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
R/ co amoxiclav tab 625 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
b. Oral nasal dekongestan
R/ pesudoefedrin tab 20 mg No. XXI
S 3 dd tab 1

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 48


c. Antiinflamasi steroid
R/ methylprednisolone tab 4 mg No. VIII
S 1 dd tab 1
R/ prednisone tab 5 mg No. VII
S 1 dd tab 1
d. Roborantia
e. Simptomatis
KIE 1. Istirahat cukup (berlangsung < 12 minggu)
2. Makan dan minum teratur  menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat
3. Lebih sering mencuci tangan
4. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi
5. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
6. Mengikuti program imunisasi lengkap
7. Menghindari paparan allergen
8. Melakukan bilas hidung secara rutin
2. SINUSITIS (RHINOSINUSITIS) (4A/3B)
Anamnesis RPS MAYOR
a. Hidung tersumbat
b. Keluar sekret dari hidung/post nasal discharge purulent
c. Nyeri wajah
d. Hiposmia/anosmia
MINOR
a. Sakit kepala
b. Demam
c. Halitosis
d. Rasa lemah
e. Sakit gigi (+) port the entry)
f. Sakit atau rasa penuh di telinga
g. Batuk
karakteristik cari fokus infeksi
Pemeriksaan 1. KU:Compos Mentis

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 49


Fisik 2. Tanda Vital: TD: mmHg; N:x /menit; R: x /menit; t: OC
3. Toraks:
4. Abdomen:
5. Ekstremitas:
Status Lokalis:
a. Hidung:
- Rinoskopi anterior  Kavum Nasi: edema/obstruksi mukosa, sekret
mukopurulen  lokasi meatus medius: sinus maksila, frontal, atau
edmoid anterior
- Cari kelainan anatomis
- Rinoskopi posterior:sekret purulent di nasofaring  sekret mengalir
di depan tuba eustachius (sinus maksila, forntal, edmoid anterior) dan
di posterior (sinus edmoid posterior dan sfenoid)
- transiluminasi
b. Telinga: otoskopi  inflamasi telinga tengah
c. Tenggorok : Rongga mulut (+) karies atau radang gigi atas
Pemeriksaan 1. Foto xray: waters, schuler
Penunjang penebalan mukosa, air fluid level, dan opasitasi sinus yang terlihat
2. DL
Diagnosis Dx: rhinosinusitis akut/kronis
Terapi 1. Viral = rhinitis akut + cuci hidung
2. Bakteri = (+) antibiotic + cuci hidung
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab I
Bilas hidung dengan garam isotonis (normal saline)
R/ Nacl 0,9% 500 cc fl No.I
spuit 20 cc No. I
suction bayi No. I
S imm
KIE 1. Menjelaskan penyakit dan faktor resiko
2. Meminimalisir polutan

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 50


3. Cukup istirahat dan menjaga hidrasi
4. Cuci hidung teratur
5. Rujuk bila: terdapat gejala/komplikasi, tidak terjadi perbaikan adekuat
setelah terapi 10 hari
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Rhinitis - OMA
- Faringitis - korpus alienum
- Abses peritonsil - epistaksis
- Tonsillitis - sinusitis
- Laryngitis
- OE
TREND SOAL:
……. ITIS
OBAT THT
1. Rhinitis alergi
R/ cetirizine tab 10 mg no. X
S 2 dd tab 1
R/ Oxymethazoline nasal spray 0,05% no. I
S 2 spray I NDS
R/ momethasone furoate NS 50 mcg No. I
S 2 dd spray I NDS
2. Epistaksis
pencet  (+) PH kain
3. Faringitis/laringitus/rhinosinusitis/tonsillitis
R/ amoksisilin tab 500 mg no. XXI
S 3 dd tab 1
R/ paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
R/ eritromycin tab 500 mg No. XXVIII
S 4 dd tab 1 pc
R/ ibuprofen tab 400 mg No. XXI

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 51


S 3 dd tab 1
R/ deksamethasone tab 0,5 mg No/ X
S 3 dd tab 1 pc
R/ Efedrin HCL tetes hidung 1% no. I
S 4 dd gtt 1 (nasal)
4. Otitis eksterna
R/ polimiksin B ear drops 10.000 IU no. I
S 3 dd gtt 1
5. Otitis media
a. stadium oklusi tuba anak
R/ ephedrine HCL tetes hidung 0,5% no. I
S 3 dd gtt 2
R/ amoksisilin suspense 125 mg/5 ml No. I
S 3 dd cth 1 pc
R/ paracetamol syr 120 mg/5 ml no. I
S 3 dd cth I
b. stadium oklusi dewasa
R/ ephedrine HCL tetes hidung 0,5% no. I
S 3 dd gtt 2
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1 pc
R/ paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd ctab I
c. stadium supurasi
Pro miringotomi
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1 pc
R/ paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab I
d. stadium perforasi
R/ H2O2 ear drops 3% no. I

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 52


S 2 dd gtt I
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1 pc
R/ ofloksasin ear drops 0,3% No. I
S 2 dd gtt 5
6. Serumen prop
R/ carboglisein ear drops 10% No. I
S 3 dd gtt 4 ADS
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR THT UI - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 53


OSCE KARDIOVASKULAR
STASE KARDIO:
ANAMNESIS UMUM + PF: PEMERIKSAAN JANTUNG + PP + Dx Dd + KIE
BACA EKG: Identitas  Frekuensi  Irama  Aksis lead kelainankesimpulan EKG
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
1. IPPA:
- Inspeksi: simetris +/-, skar +/-, benjolan +/-
- Palpasi: benjolan +/-, ictus kordis +/-
- Perkusi: batas jantung
- Auskultasi: S1, S2 tunggal +/- e/g/m: +/-
2. JVP
3. Arteri karotis
4. Edema ekstremitas
PENYAKIT KARDIOVASKULER
1. ANGINA PEKTORIS STABIL (3A)
Anamnesis RPS - Nyeri dada tipikal  FR: DM, HT, Kolesterol, keturunan
- 4E: eat,exercise, exposure, emission
Pemeriksaan DBN
fisik
Pemeriksaan 1. EKG
penunjang 2. Marker jantung: Myoglobin, Troponin T/I
3. Stress test  EKG
Diagnosis Dx: angina pektoris stabil/ angina prizmental
Dd:
1) GERD
2) Pleuritic pain
3) Nyeri tulang
4) Nyeri otot
Terapi 1. Medikamentosa
R/Aspirin tab 80 mg No. VII
S 1 dd tab I

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 54


R/ Isosorbide dinitrat tab 5 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
KIE 1. Menghindari 4E  pola makan dijaga, pola hidup sehat
2. Edukasi obat-obatan
3. Rujuk untuk pemeriksaan stress test dan terapi lanjutan
2. INFARK MIOKARD AKUT (IMA) (3B)
Anamnesis RPS - nyeri tipikal lebih dari 20 menit tidak membaik dengan istirahat
- keringat dingin
Pemeriksaan DBN
fisik
Pemeriksaan 1. EKG
penunjang 2. Marker jantung: Myoglobin (0-3 jam), tropin T/I (3-8 jam)
3. DL
4. Elektrolit: Na, K, Cl, ureum, Cr, GDS, SGOT/SGPT
5. Thorax foto AP
Diagnosis Dx: IMA dengan EKG di lead
a. STEMI : ST elevasi + marker jantung (+)
b. NSTEMI: ST depresi/ T inversi/ Normal + marker jantung (+)
c. UAP: ST depresi/ T inversi/ Normal + marker jantung (-)
Dd:
a. NSTEMI: HF, stroke
b. STEMI: angina prizmental, aneurisma, pericarditis
Terapi Oksigen 2-4 LPM
R/ Aspirin tab 80 mg No. IV
S 1 dd tab IV
R/ Isosorbide dinitrate tab 5 mg No. I
S 1 dd tab 1 (sub lingual)
R/ Clopidogrel tab 75 mg No. IV
S 1 dd tab IV
KIE 1. Rujuk ke Sp.JP untuk tindakan selanjutnya PCI
3. HIPERTENSI ESSENSIAL (4A)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 55


Anamnesis RPS a. Keluhan: tidak bergejala  nyeri kepala, gelisah, jantung
berdebar-debar, pusing, leher kaku, pengelihatan kabur,
rasa sakit di dada
Kriteria HT jika TD ≥ 160/100 saat kunjungan ke 3, HT terus menerus
TD ≥ 140/90 atau TD ≤ 160/100 pada kunjungan ke 4, atau TD
≥ 180/100 saat kunjungan 1
JNC 8
a. Usia ≥ 60 tahun: target TD ≤ 150/90
b. Usia < 60 tahun/ DM/CKD: target TD ≤ 140/90
Pemeriksaan - Status neurologis (+) GCS dan
fisik - lokalis jantung
Inspeksi: Ictus cordis tampak/tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba/tidak teraba
Perkusi: batas jantung normal/melebar normal: ICS VI MCL sin
Auskultasi: S1S2 tunggal e/g/m: +/-
- (+) JVP
Pemeriksaan 1. Urinalisis (+) proteinuria  ibu hamil, organ demage
penunjang 2. Gula darah (GDA)
3. Profil lipid
4. Fungsi ginjal: ureum, kreatinin
5. Thorax foto AP
6. EKG
7. Mata: funduskopi  organ demage
Diagnosis Dx: hipertensi
dd:
1) White colar hypertension  sehari-hari tidak tinggi saat ke faskes jadi
tinggi
2) Nyeri akibat tekanan intraserebral
3) Ensefalitis
Terapi a. Semua usia/DM
R/ Hidroclorotiazide tab 12,5 mg No. VII

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 56


S 1 dd tab 1  atau
R/ captopril tab 12,5 mg No. No. XXI
S 3 dd tab 1
b. CKD
R/ captoptil tab 12,5 mg No. XXI
S 3 dd tab 1  atau
R/ candesartan tab 8 mg No. VII
S 1 dd tab 1 noc
c. Ibu hamil
R/ nifdipine tab 10 mg No. III
S 1 dd tab 1
KIE 1. Modifikasi gaya hidup  FR yang bisa dimodifikasi
a. penurunan berat badan menuju berat badan ideal  tiap turun 10 kg =
menurunkan TD 5-20 mmHg
b. diet kaya buah dan sayuran  menurunkan TD 8-14 mmHg
c. batasi natrium (garam) maks 2 gram/1 sendok teh garam
d. aktivitas fisik aerobic: olahraga, jalan cepat 30 menit sehari/hari
e. stop alcohol
2. kontrol rutin setiap 2 minggu/1 bulan
3. ibu hamil  rujuk
4. Edukasi cara minum obat: OAH  obat jangka panjang: teratur kontrol TD
dan komplikasinya setiap 6 bulan
4. GAGAL JANTUNG AKUT (3B) DAN KRONIS (3A)
Anamnesis RPS ciri: dyspnea d’ effort, ortopnea, sesak nafas malam hari
(paroksismal nocturnal dyspnea)
Nilai Derajat NYHA
a. kiri: sesak saat beraktifitas (ALO)  sesak nafas
b. kanan: edema tungkai  bengkak pada kaki, perut
membengkak
RPD - riwayat sesak nafas?
RPS - Riwayat bengkak?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 57


RPK - Palpitasi?
Kriteria MAYOR
1. sesak nafas malam hari
2. distensi vena leher
3. peningkatan vena jugularis
4. rhonki basah basal
5. kardiomegali
6. edema paru akut
7. gallops S3
8. refluks hepatojugular
MINOR
1. batuk malam hari
2. dyspnea d’ effort
3. hepatomegaly
4. efusi pleura
5. penurunan kapasitas vital paru (VFC)
6. takikardia
7. edema ekstremitas
Pemeriksaan - Status neurologis (+) GCS dan
fisik - lokalis jantung
Inspeksi: Ictus cordis tampak/tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba/tidak teraba
Perkusi: batas jantung normal/melebar normal: ICS VI MCL sin
Auskultasi: S1S2 tunggal e/g/m: +/-
- PF: kriteria MAYOR dan MINOR
Pemeriksaan 1. Foto thorax:
penunjang a. LVH: grounded + bat wings app (ALO)
b. RVH: rounded
2. EKG
a. LVH: R tinggi di V5-V6 + S dalam di V1-V2  R+S> 35 kotak kecil
b. RVH: R tinggi di V1-V2 + S dalam di V5-V6  R+S > 10 kotak kecil

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 58


3. DL: mencari infeksi  miokarditis
Diagnosis Dx: gagal jantung kiri/kanan akut tanpa komplikasi
Dd:
1) PPOK
2) ASMA
3) Pneumonia
Terapi a. Akut
Oksigen 2-4 LPM
IV line
R/ furosemide amp 10 mg/ml No. I
S imm
b. Stabil
R/ furosemide tab 40 mg No. III
S 1 dd tab 1 mane
R/ captopril tab 12,5 mg No. III
S 1 dd tab 1
KIE 1. Modifikasi gaya hidup:
a. Minum maksimal 1,5 liter
b. Berhenti merokok
2. Edukasi faktor resiko  DM, HT, lemak
3. Perhatikan tanda-tanda gagal pengobatan: sesak meningkat
4. Rujuk ke Sp.JP
5. TAKIKARDI (3B)
Anamnesis RPS - takikardia/ berdebar/palpitasi
- Sesak nafas, mudah lelah
- Nyeri/rasa tidak nyaman di dada
- Denyut jantung istirahat > 100x/menit
- TD turun  keadaan tidak stabil
- Pusing syncope keringat
RPD a. penyakit jantung coroner?
b. Stress?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 59


c. Kelainan jantung?
d. Gangguan elektrolit?
e. Hipertiroid?
Pemeriksaan a. N > 100 x/m  takikardi kalau N> 150 x/m  VT/SVT
fisik
Pemeriksaan 1. EKG: interpretasi sesuai bentukan
penunjang - Irama
- Fekuensi
- Aksis
- Diagnosis
Diagnosis sesuai penyakit
Terapi a. Tidak stabil (+) H-N-G-S-G  Hipotensi- Nyeri dada- GCS menurun –
Syok – Gagal jantung
cardioveris
b. Stabil
1) AF: beta-blocker
R/ bisoprolol tab 5 mg No. II
S 1 dd tab 1/2  atau
R/ diltiazem tab 30 mg No. III
S 1 dd tab 1
(+) HF
R/ Digoxin tab 0,25 mg No. III
S 1 dd tab 1
2) SVT
- Vagal manufer
R/ adenosine amp 6mg/2ml No. I
spuit 3 cc No. I
S imm  atau
R/ bisoprolol tab 5 mg No. II
S 1 dd tab ½  atau
R/ verapamil tab 40 mg No. III

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 60


S 1 dd tab 1
3) Sinus takikardia
R/ bisoprolol tab 5 mg No. III
S 1 dd tab ½
4) Torsade de pointes
R/ MgSO4 20% 2 gr/25cc flacon No. I
spuit 10 cc No I
S imm
5) Ventrikel takikardia
R/ amiodarone amp 150 mg/3ml No. I
spuit 3 cc No. I
S imm
KIE 1. Segera rujuk setelah pasang O2, Infus  Rujuk ke SP.JP
6. VENTRIKEL EKSTRASISTOLE (3B)
Anamnesis RPS a. berdebar,
b. kehilangan denyut (drop beat),
c. nyeri dada,
d. denyut tiba-tiba terasa keras
e. sesak nafas
f. lemas

Pemeriksaan laju nadi teraba ireguler


Fisik
Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang - QRS lebar yang datang lebih awal
- Bila LBBB dengan P “kelinci” di V5-V6 asal VES di Ventrikel kanan 
RBBB dengan P “kelinci” di V1-V2 asal VES di ventrikel kiri
2. Uji latih beban
3. Laboratorium
4. Thorax foto AP
Diagnosis Dx: VES

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 61


Dd:
1) Ekstrasistol dengan atrial aberans  VES + BBB yang berasal dari atrium
2) Artefak
Terapi 1. Asimptomatik:
a. Observasi  tidak perlu obat-obatan
b. Jantung coroner (+)  singkirkan Dd dan observasi
2. Simptomatik:
a. Farmakologi
R/ bisoprolol tab 5 mg No. II
S 1 dd tab ½  atau
R/ verapamil tab 40 mg No. III
S 1 dd tab 1  atau
R/ amiodarone amp 150 mg/3ml No. I
spuit 3 cc No. I
S imm
b. Koreksi elektrolit
c. Definitive: ablasi radio frekuensi
KIE 1. Edukasi tanda dan gejala secara mandiri: cara hitung nadi
2. Edukasi tindakan awal yang harus dilakukan: istirahat, bila keluhan tidak
hilang segera ke pusat kesehatan
3. Edukasi tindakan lanjut dan reassurance (kondisi tidak bahaya)
7. SYOK HIPOVOLEMIK (3B)
Anamnesis RPS a. Riwayat trauma
Kriteria Syok EBV: 70 cc/KgBB
a. Grade 1:
- PF: N: < 100x/m; TD: normal; UO: > 30 cc/jam; st.
mental: cemas
- Blood loss: < 750 cc (<15%)
- Tx cairan: kristaloid
b. Grade 2
- PF: N> 100 x/m; TD: normal; UO: 20-30 cc/jam; st.

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 62


mental: agak cemas
- Blood loss: 750-1500 cc (15-30%)
- Tx cairan: kristaloid
c. Grade 3
- PF: N: > 120 x/m; TD: turun/diastole (+); UO: 5-15
cc/jam; st. mental: bingung
- Blood loss: 1500-2000 cc (30-40%)
- Tx cairan: kristaloid/koloid/produk darah
d. Grade 4
- PF: N> 140 x/m; TD: turun/palpasi; UO: tidak ada; st.
mental: letargi
- Blood loss: > 2000 cc (> 40%)
- Tx cairan: kristaloid + koloid/produk darah
Pemeriksaan 1. Cek A-V-P-U: alert-verbal-pain-unresponsif
Fisik 2. Primary survey: A-B-C-D-E:
a. Airway: obstruksi +/-
b. Breathing: RR meningkat
c. Circulation: TD turun, akral dingin
d. Disability: GCS dan refleks pupil (+) RC/ diameter pupil
e. Exposure: cek luka lokasi lain
Pemeriksaan DL, elektrolit
Penunjang
Diagnosis Dx: syok hemorrhagic (syok perdarahan)
Dd:
1) Syok obstruktif/septik
2) Syok neurologis
Terapi Non Farmakologis: pasang infus!
a. Atasi syok dahulu
1. Syok: 20 cc/kgBB/30 menit
2. Estimasi Blood loss: % grade syok/blood loss x EBV
b. Mainteenence

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 63


maint: 2 cc/kgbb/jam x 24 jam

ex: pasien syok grade IV BB 50 kg


a. Atasi syok:
- Syok: 20 x 50 = 1000 cc/30 menit  TPM: 100/30 = 33  makro
konstanta x 20 = 33 x 20 =600 TPM jadi di grojok
- Estimasi BL= 40% x 70x50 = 1500 cc  kristaloid = 3x1500 cc= 4500 cc
artinya dalam 30 menit bisa dimasukkan 1000 cc cairan karena masih
dibawah estimasi blood loss
 Evaluasi: TD, N, UO  bila tidak teratasi masukkan lagi sisanya dengan
kecepatan yang sama
b. Mainteenence:
2x50x24 = 2400 cc/hari  33 TPM
KIE 1. Rujuk ke RS
8. SYOK ANAFILAKTIK (4A)
Anamnesis RPS Riw. Atopi/terpapar obat
Tanda Syok 1. Riwayat minum obat/injeksi obat/terpapar allergen
2. Bronkospasme yang menyebabkan edema laring stridor
dan sesak nafas
3. Ada sianosis dan henti jantung
4. Disfagia, nyeri perut, mual muntah
5. Kejang hipotensi aritmia jantung sampai koma
Pemeriksaan tanda syok
Fisik
Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang
Diagnosis Dx: syok anafilaktik
Dd:
1) Syok hipovolemik
2) Syok kardiogenik
3) Syok neurogenic

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 64


4) Cardiac arrest
Terapi 1. Hubungi ambulans
2. Posisi head down posisi trendelenberg kaki diangkat 30 derajat lebih tinggi
3. Membuka pakaian yang ketat jangan diberi minuman
4. Mengamankan jalan nafas
5. TTV  ciri: hipotensi, takikardia, peningkatan frekuensi nafas
6. Suntikan adrenalin 1:1000 0,3-0,5 mg IM/IV  dapat diulang 5-10 menit
sekali
R/ epinephrine amp 1:1000 1mg/ml No. I
spuit 3 cc No.I
S imm
7. Antihistamine 10-20 mg IV pelan atau IM
R/ diphenhidrame amp 10 mg/cc No. I
spuit 3 cc No. I
S imm
8. Beri oksigen dosis tinggi 8-12 LPM NRBM
9. Infus koloid/kristaloid sesuai kebutuhan
berikan cairan IV 1-2 L jika tanda syok tidak ada respon
R/ RL 500 ml fl No.1
infution set makro No. I
S imm
10. Steroid IV (+/-) 125 mg/IV
- Methylprednisolone 125-250 mg IV
R/ methylprednisolone vial 125 mg/2cc No. 1
S imm
- Dexamethasone 20 mg IV
R/ dexamethasone amp 5mg/ml No.IV
spuit 5 cc No. 1
S imm
- Hydrocortisone 100-500 mg IV pelan
11. Bronkospasme:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 65


a. Inhalasi beta 2 agonis: salbutamol/terbutaline
R/ salbutamol resp No. 1
S imm
b. (+) aminofilin 5 mg/kgBB/ IV  bila dengan adrenalin bronkospasme
tidak hilang
sediaan aminofilin: 1 ampul= 240 cc/10 ml  encerkan dalam 100 cc PZ
selama 20 menit
R/ aminophiline amp 24mg/cc No. I
spuit 5 cc No. I
S imm
12. Observasi 3x24 jam untuk kasus berat dan 6 jam kasus ringan
13. Berikan kortikosteroid dan antihistamin P/O 3x24 jam
R/ methylprednisolone tab 4 mg No. VII
S 1 dd tab 1 mane  atau
R/ dexamethasone tab 0,75 mg No. VI
S 2 dd tab 1
R/ Cetirizine tab 10 mg No. VII
S 1 dd tab I mane
14. Jika pasien ARREST  BLS
KIE 1. Hindari faktor pencetus
2. Bila gejala memburuk balik ke pusat pelayanan kesehatan  memburuk
RUJUK
9. CARDIAC ARREST (3B)
Anamnesis RPS tidak sadarkan diri
Pemeriksaan tanda cardiac arrest
Fisik
Pemeriksaan underlying disease
Penunjang
Diagnosis Dx: cardiac arrest
Dd:
1) Syok hypovolemia

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 66


Terapi 1) Peserta memeriksa kesadaran pasien dengan menepuk bahu dan
memanggil dengan suara keras, contoh buka mata pak, bangun pak
 Pasien tidak memberikan respon (unresponsive)
2) Peserta memanggil bantuan
3) Peserta melakukan pembebasan jalan nafas dengan head tilt, chin lift,
atau jaw trust

Gambar 1 Head Tilt dan Chin Lift Gambar 2 Jaw Thrust


 Pasien tidak bernafas
4) Meraba Arteri carotis
Dimulai dari tengah, rasakan thachea, gerakkan jari kearah samping ke
celah lateral thachea
 Arteri Carotis pasien tidak teraba
1. Pasien didiagnosa dengan Cardio-respiratory arrest
2. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta dalam melakukan
penanganan awal
1) Melakukan pijat jantung (kompresi jantung)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 67


Gambar 3 Pijat Jantung
a. Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasien dengan siku
lurus menekan tulang dada sedalam 2 inci
b. Pijatan dilakukan dengan kuat dan cepat
c. Kompresi jantung dilakukan 30 pompaan dengan kecepatan 100 x/menit
d. Biarkan dada relaksasi setelah kompresi (chest to recoil)
2) Setelah tiga puluh kali pijatan jantung diikuti dengan pembebasan jalan nafas
dan berikan 2 kali nafas buatan berurutan sela satu ekspirasi.
Teknik/cara:
a. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah
b. Jepit hidung dengan tangan yang mempertahankan kepala tetap tengadah
c. Buka mulut penolong lebar-lebar sambil menarik nafas panjang
d. Tempelkan mulut penolong diatas mulut korban dengan rapat.
e. Hembuskan udara kemulut korban sampai terlihat dada terangkat/
bergerak naik, dengan waktu lebih dari 1 detik
f. Lepaskan mulut penolong, biarkan udara keluar dari mulut korban, dada
korban tampak bergerak turun.
g. Berikan hembusan nafas kedua dengan cara yang sama
3) Pijat jantung dan nafas bantu dilanjutkan selama 2 menit atau lima siklus
(30:2)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 68


4) Melakukan penilaian apakah sudah ROSC (Return of Spontaneous
Circulation) dengan perabaan nadi karotis dan menilai apakah nafas sudah
kembali spontan.
 ROSC dan nafas spontan.
5) Setelah itu, pasien diposisikan dalam recovery position
1) Tangan pasien yang paling dekat dengan peserta diletakkan keatas
dengan siku sedikit tertekuk
2) Tangan yang berlawanan arah dengan peserta diseberangkan kearah pipi
yang dekat dengan peserta
3) Kaki yang berlawanan dengan peserta di tekukkan dan di tarik kearah
peserta sampai pasien menghadap peserta
4) Pastikan jalan nafas terbuka dan pasien bernafas dengan baik sampai
penolong lain datang
5) Pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas perawatan intensif (ICU).
KIE 1. Underlying disease
2. Rujuk ke rumah sakit
TREND SOAL:
KASUS (+) EKG
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –
GUIDELINE CARDIO - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 69


OSCE RESPIRASI
STASE RESPIRASI:
ANAMNESIS + PF: PEMERIKSAAN THORAX + PP + Dx Dd + KIE
ANAMNESIS: K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
PEMERIKSAAN FISIK: PARU  I-P-P-A
a. Inspeksi: simestris (+/-), retraksi (+/-), skar (+/-)
b. Palpasi: massa (+/-), fremitus raba (+/-)
c. Perkusi: sonor (+/-), redup (+/-), timpani (+/-)
d. Auskultasi:
- Vesikuler: suara nafas normal
- Wheezing (+): asma, ppok
- Rhonki (+): pneumonia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Spirometri: Asma, PPOK  dilanjut tes bronkodilator +/-
b. Foto thorax AP/lateral
c. Cek sputum/TCM
PENYAKIT RESPIRASI
1. TUBERKULOSIS PARU (4A)
Anamnesis RPS a. Gejala respirasi:
K-O-L-D-K-P- - Batuk > 3 minggu
S P-K-U-O - Batuk darah  lendir warna/konsentrasi/jumlah
- Sesak nafas
- Nyeri dada
b. Gejala sistemik:
- Demam
- Gejala sistemik lain: malaise, kerigat malam, anoreksia,
berat badan menurun
RPD a. Apakah pernah sakit yang sama sebelumnya?
PRK a. Keluarga DM/HT/sakit yang sama?
b. Riwayat kontak pasien TB?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 70


RPO + a. Pengobatan penyakit dahulu?
sistemik b. Sudah diobati apa saja?
c. Alergi obat?
Riw. Sos a. Olahraga?
b. Diet?
c. Merokok?
d. Hubungan dengan sekitar?
Pemeriksaan - Status generalis : tampak sakit sedang, keadaran kompos mentis
Fisik - Berat badan : x kg, tinggi badan : x cm
- Tanda vital :
TD : x mmHg; RR : x/menit
Nadi : x/menit; Suhu : 0C
- Kepala : mata konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
- Leher : kelenjar getah bening tidak membesar
- Thorax (Paru)
 Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
 Palpasi : fremitus taktil ka=ki
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
 Asukultasi : suara napas dasar vesikuler mengeras dan terdengar suara
amforik. Suara napas tambahan ronkhi 
- Jantung : dalam batas normal
- Abdomen : Hati dan limpa tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan 1. Darah lengkap  leukosit meningkat, anemia
Penunjang 2. Cek sputum/TCM
3. Foto thorax AP/Lat: bayangan berawan di segmen apical dan posterior lobus
atas paru. Tampak kaviti besar berdinding tebal di apex dikelilingi oleh
bayangan opak.
4. Kultur: Lowenstein-jensen; ogawah-kudo
Diagnosis Dx: TB paru + Primer/relaps/gagal berobat/puts obat + anemia/sepsis?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 71


Dd:
1) Pneumonia
2) PPOK
3) Bronchitis kronis
4) Bronchopneumonia
Terapi TB Paru Primer: 2RHZE + 4 R3H3
a. KDT: 2 tab (30-37 kg), 3 tab (38-54 kg), 4 tab (55-70 kg), 5 tab (>70 kg)
2RHZE: 150 mg/75 mg/400 mg/275 mg
R/ OAT KDT dewasa Kategori 1 fase intensif No.XXI
S 1 dd tab III
4 R3H3: 150 mg/150 mg
R/ OAT KDT dewasa kategori 1fase lanjutan No. IX
S 1 dd tab III
b. lepas:
Rifampicin 10 mg/kgBB; isoniazid 5 mg/kgBB; pyrazinamide 25 mg/kgBB;
etambutol 20 mg/kgBB
1) Fase intesif
R/ rifampicin tab 300 mg No. X
S 1 dd tab I ½  atau
R/ rifampicin tab 500 mg
mfla pulv dtd da in caps No. XXX
S 1 dd caps 1
R/isoniazide tab 300 mg No. VII
S 1 dd tab I
R/ pyrazinamide tab 500 mg No.XIV
S 1 dd tab II
R/ Etambutol tab 500 mg No. XIV
S 1 dd tab II
2) Fase lanjutan
R/ Rifampicin tab 300 mg No. XII
S 1 dd tab I ½ (senin-rabu-jumat)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 72


R/ isoniazid tab 300 mg No. XVIII
S 1 dd tab I (senin-rabu-jumat)
TB pada anak: 2RHZ + 4RH
1 tab (0-10 kg)  2 tab (11-14 kg)  3 tab (15-19)  4 tab (20-30 kg)
R/ OAT KDT anak kategori 1 fase intensif No. VII
S 1 dd tab I
R/ OAT KDT anak kategori 1 fase lanjutan No. VII
S 1 dd tab I
KIE 1. Menjelaskan penyakit dan tatalaksananya
2. Menjelaskan cara penularan  APD
3. Menjelaskan komplikasi
4. Edukasi semua keluarga ikut diperiksa
5. Rujuk bila terjadi komplikasi
2. ASMA (4A)
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
pakai obat-obatan apa saja?
RPD a. Penyakit yang relevan?
b. Pernah menderita hal yang sama sebelumnya?
c. Sekarang dalam terapi obat-obatan?
RPK a. Keluarga ada yang sakit sama?
b. Riwayat paparan dalam keluarga?
Riw. Pribadi alcohol? Rokok? Narkona? Alergi?
Karakteristik - Derajad serangan asma
Asma a. Ringan: berjalan, dapat tidur, berbicara dalam satu
kalimat, wheezing stetoskop ekspirasi
b. Sedang: berbicara, lebih suka duduk, gelisah, berbicara
kalimat terpisah, wheezing stetoskop inspirasi dan
ekspirasi
c. Berat: istirahat, duduk menompa lengan, kata demi
kata, wheezing inspirasi dan ekspirasi, sianosis (+)
d. Status asmatikus (mengancam jiwa): GCS turun,

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 73


bradikardi, silent chest
- Derajat Asma
a. Intermitten (bulanan)
b. Persisten ringan (mingguan)
c. Persisten sedang (harian) + bronkodilator harian
d. Persisten berat (setiap saat) + aktivitas fisik terbatas
- Riwayat asma
a. Terkontrol: obat teratur  mendekati normal
b. Terkontrol sebagian: gejala > 2x/minggu
c. Tidak terkontrol: 3 ciri asma sebagian yg ada semua (+)
Pemeriksaan - PF: A-B-C-D-E
Fisik - KU: Composmentis
- Tanda Vital: TD: x mmHg; N: x/menit; R: x/menit; t: OC
- Berat badan: x kg, TB: x cm
- Pemeriksaan fisik didapatkan penggunaan otot bantu nafas (+)
- Pemeriksaan fisik paru:
a. Inspeksi: simetris saat statis dan dinamis
b. Palpasi: fremitus meningkat kanan sama dengan kiri
c. Perkusi: sonor dikedua lapangan paru
d. Auskultasi: vesikuler dikedua lapangan paru, ronchi tidak ada, mengi
dikedua lapang
- Pemeriksaan penunjang:
APE: < 450ml/detik
Saturasi O2 (pulse oksimetri): < 93%
Pemeriksaan 1. Peak flow: APE  Normal : laki-laki > 500 ml/detik dan perempuan > 400
Penunjang ml/ detik
2. Saturasi O2  Normal: SO2> 95%
3. Foto thorax AP/Lat
Diagnosis Dx: asma bronkiale akut (serangan) + (derajad) + riwayat obat
ex: asma bronkiale akut serangan sedang pada asma persisten sedang tidak
terkontrol

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 74


Dd:
1) Bronchitis akut
2) PPOK
Terapi 1. Penatalaksanaan kegawatdaruratan asma
a. Oksigen untuk mencapai saturasi O2≥90%
b. Inhalasi agonis β-2 dalam 60 menit  dicoba 3x
R/ salbutamol Resp No. III
S imm
c. Glukokortikosteroid sistemik bila tidak ada respon segera atau pasien baru
mendapatkan KS oral atau gejala berat
R/Prednisone tab 5 mg No. I
S 1 dd tab 1
R/ metylprednisolon vial 125 mg/2ml No.I
spuit 3 cc No. I
S imm
2. Penilaian dilakukan setelah 1 jam: nilai pemeriksaan fisis dan tanda vital
pasien setelah penatalaksanaan kegawatdaruratan dan nilai APE ulang
3. Tata laksana saat pasien dipulangkan
a. Pelega : agonis β2 inhalasi
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
b. Pengontrol : Glukokortikosteroid ihalasi  ringan: 200-400 mcg,
sedanng: 400-800 mcg, berat > 800 mcg
- Intermitten:
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
- Remiten ringan:
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
R/ Budesonide MDI 200 mcg No. I
S 2 dd puff 1

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 75


- Remiten sedang:
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
R/ Budesonide MDI 400 mcg No. I
S 2 dd puff 1
R/ Formoterol inhaler lag No. I
S 2 dd puff 2
- Remitten berat:
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
R/ Budesonide MDI 200/400/800 mcg No. I
S 2 dd puff 1
R/ Formoterol inhaler lag No. I
S 2 dd puff 2
R/Prednisone tab 5 mg No. X
S 1 dd tab 1
c. Antibiotik (pilih salah satu):
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1  atau
R/ eritromicin caps 500 mg No. XXVII
S 4 dd cps 1
KIE 1. Apa itu asma + pencegahan  tidak bisa sembuh tapi bisa dikontrol
2. Pengobatan + tujuan pengobatan  cara pemakaian obat + obat teratur
3. Rujuk bila ada komplikasi kegawatan
3. PPOK (3B)
Anamnesis RPS = ASMA
Karakteristik a. Faktor resiko:
PPOK - Riwayat merokok
- Pajanan polusi udara
- Riwayat infeksi nafas berulang
b. Ciri PPOK

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 76


- Usia tua
- Sesak: brokiolitis + emfisema
- Riw. Merokok (+)
Derajad a. Derajad berdadar VEP
PPOK - Ringan: tidak ada gejala/ (+) gejala saat kerja berat
- Sedang: (+) gejala saat kerja ringan
- Berat: (+) tanda cor pulmonale
b. PPOK eksaserbasi: sesak bertambah, produksi sputum
meningkat, perubahan warna sputum
- Ringan: 1 gejala + ISPA > 5 hari
- Sedang: 2 gejala
- Berat: 3 gejala
Pemeriksaan a. Inspeksi:
Fisik - Pursed lips
- Barrel chest
- Penggunaan otot bantu nafas
- Hipertrofi otot bantu nafas
- Pelebaran sela iga
- Pink puffer (emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan, pursed lips) atau
blue bloater (bronchitis kronis, gemuk, sianosis sentral, edema tungkai,
rhonki basah basal paru)
- Cor pulmonale: Distensi vena jugulare (+) edema tungkai
b. Palpasi
- Emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
c. Perkusi
- Hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah
d. Auskultasi
- Suara nafas: (+) rhonki dominan, wheezing (+/-)
- Suara jantung melemah

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 77


Pemeriksaan 1. Peak flow/spirometry
Penunjang 2. Darah rutin : DL
3. Foto thorax AP/Lat  jantung tear drop, ics melebar, diagfragma datar
Diagnosis Dx: PPOK
Dd:
1) Asma bronkiale
2) SOPT (sindroma obstruksi post tuberculosis)
3) Pneumothorax
4) Gagal jantung
Terapi 1. Penatalaksanaan kegawatdaruratan asma
a. Oksigen untuk mencapai saturasi O2≥90%
b. Inhalasi agonis β-2 dalam 60 menit
R/ salbutamol Resp No. I
S imm
c. Glukokortikosteroid sistemik bila tidak ada respon segera atau pasien baru
mendapatkan KS oral atau gejala berat
R/Prednisone tab 5 mg No. I
S 1 dd tab 1
2. Penilaian dilakukan setelah 1 jam: nilai pemeriksaan fisis dan tanda vital
pasien setelah penatalaksanaan kegawatdaruratan dan nilai APE ulang
 Rujuk bila tidak membaik
3. Tata laksana saat pasien dipulangkan
a. Pelega : agonis β2 inhalasi
R/ Salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
b. Pengontrol : LABA  Glukokortikoid inhalasi  vasodilator
R/ Farmoterol inhaler lag No. I
S 2 dd puff 2
R/ Budesonide MDI 200 mcg No. I
S 2 dd puff 1
R/ Ipatropim bromide MDI No. I

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 78


S 3-4 dd puff 2  atau kombinasi
c. Derajad berat (+) Steroid
R/Prednisone tab 5 mg No. X
S 1 dd tab 1
d. Antibiotik (pilih salah satu):
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1  atau
R/ eritromicin tab 500 mg No. XXVII
S 4 dd tab 1
KIE 1. Edukasi asma meliputi semua aspek: 1) Menghindari faktor pencetus, 2)
Menggunakan obat pengontrol setiap hari, 3) Memakai obat pelega apabila
sesak
2. Kontrol teratur ke dokter
3. pemakaian MDI secara lengkap
- Kocok obat terlebih dahulu  Buang napas
- Taruh mouthpiece MDI ke mulut
- Semprotkan obat sambil menarik napas dalam dan lepaskan mouthpiece
dari mulut
- Tahan napas sekitar 10 detik/hitungan Buang napas secara perlahan
4. PPOK stabil: 1) obat-obatan, 2) edukasi, 3) nutrisi, 4) rehabilitasi, 4) rujuk ke
spesialis Paru
4. EMFISEMA PARU
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
Karakteristik a. Sesak napas terus – menerus dalam 2 tahun terakhir disertai
dengan batuk dahak kental berwarna putih
b. Paparan polutan (+) asap kendaraan
c. Riwayat merokok lama (+)
Pemeriksaan a. KU:Compos mentis
Fisik b. Tanda Vital :TD N; RR; tOC
c. Kepala/leher: dalam batas normal
d. Toraks:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 79


- Inspeksi : barrel chest (+), tidak ada ketinggalan bernapas,
- Palpasi : Stem Fremitus ka=ki,
- Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru,
- Auskultasi : Vesikuler di kedua lapangan paru, dengan suara tambahan
berupa wheezing dikedua lapangan paru.
e. Abdomen: dalam batas normal
f. Ekstremitas:dalam batas normal
Pemeriksaan 1. Foto Thorax : hiperinflasi dan hiperlusen (emfisematous)
Penunjang 2. Darah AGD: hipercapnea
3. Spirometri/peak flow: kelaian obstruksi  FEV 1: turun, FCV: normal,
FEV1/FCV: turun
Diagnosis Dx: emfisema paru
Dd:
1) Bronchitis kronis
2) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
3) Asma
Terapi a. Relifer: SABA
R/ salbutamol MDI 100 mcg No. I
S 3 dd puff 2 prn
b. Mukolitik/ekspektoran
R/ ambroxol tab 30 mg No. XXI
S 3 dd tab I
c. Antiinflamasi
R/ Metylprednisolone tab 4 mg No. XV
S 3 dd tab 1
KIE 1. Berhenti merokok dan hindari polutan
2. Minum obat teratur
3. Bila eksaserbasi akut dan berat cepat kembali ke pusat pelayanan kesehatan
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Bronkopneumonia
- Bronchitis

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 80


- Bronkiolitis
- Pertussis
TREND SOAL:
- Bronco/pneumonia
- ASMA/PPOK (KGD)
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –RESPI UI -
Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 81


OSCE GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS
STASE GASTRO:
ANAMNESIS + PF: ABDOMEN + PP + Dx Dd + KIE
PENYAKIT GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS
1. DIARE (4A)
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
- Cari tanda dehidrasi
Karakteristik diare
a. Klasifikasi:
- Akut: < 7 hari
- Kronis: > 14 hari
b. Diare lendir darah
1) Disentri:
- Etio: shigella disentriae
- Ciri: demam mual, tenesmuss>>, dehidrasi, tampak toksik (+)
- PP: 1) feses langsung (+) bakteri shigella dysentria basil lurus, leukosit
dan eritrosit >>; 2) DL/SE
- Dx: shigellosis tanpa/dengan dehidrasi derajat ringan-sedang/berat
Dd:
a) Amoebiasis
b) Colitis
c) Demam typoid
- Terapi:
Dewasa: R/ciproflokasin tab 500 mg No. VI
S 2 dd tab 1
Anak-anak: R/cotrimoksasol syr 240 mg/5 ml fl No. I
S 2 dd cth I  BB: 10 kg  naik BB/10 kg kali 2
2) Amoebiasis
- Ciri: diare lendir darah +/- dehidrasi
- PP: 1) feses langsung (+) bakteri kista bulat inti 4; 2) DL/SE

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 82


- Dx: amoebiasis tanpa/dengan dehidrasi derajat ringan-sedang/berat
Dd:
d) shigellosis
e) Colitis
f) Demam typoid
- Terapi:
Dewasa: R/metronidazole tab 500 mg No. X
S 3 dd tab 1
Anak-anak: R/metronidazole syr 200 mg/5 ml fl No. I
S 3 dd cth ½  BB: 10 kg  naik BB/10 kg kali 2
(dosis: 30 mg/kgbb/hari)
c. Diare cair akut
1) Kolera
- Ciri: diare cucian beras, diare massif tanpa tenesmus  dehidrasi >>
- PP: 1) Feses lengkap: gram negatif, 2) SE/DL
- Dx: DCA +/- dehidrasi et causa kolera
Dd:
a) Giardia
b) Demam typoid
- Terapi:
dewasa: R/ ciproflokasin tab 500 mg No. X
S 2 dd tab 1
Anak-anak: R/cotrimoksasol syr 240 mg/5 ml fl No. I
S 2 dd cth I  BB: 10 kg  naik BB/10 kg kali 2
2) Giardiasis
- Ciri: Mual muntah, tenesmus, tampak toksik, diare lemak
- PP: 1) feses lengkap: kista oval inti 4, trofozoid layang-layang
- Dx: DCA +/- dehidrasi et causa giardiasis
Dd:
a) Kolera
b) Demam typoid

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 83


- Terapi:
dewasa: R/ metronidazole tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
Anak-anak: R/metronidazole syr 200 mg/5 ml No. I
S 3 dd cth ¼  BB: 10 kg  naik BB/10 kg kali 2
(dosis: 30 mg/kgbb/hari)
3) E.coli
Anak-anak: R/cotrimoksasol syr 240 mg/5 ml fl No. I
S 2 dd cth I  BB: 10 kg  naik BB/10 kg kali 2
d. Diare non infeksi
- Anamnesis: riwayat perubahan pemberian susu
- Gejala : BAB cair bau asam, pantat merah, ampas berbuih, BAB
menyemprot kembung, mual muntah
1) Intoleransi laktosa
- Ciri: sering flatus
- PP: hydrogen breath test
- Tx: cegah dehidrasi lanjukan asi  ganti sufor low lactose
2) Alergi susu sapi
- Ciri: riwayat atopi keluarga
- PP: skin prick test + Ig –E
- Tx: hindari produk susu sapi (ibu dan bayi)  ganti sufor
hypoalergic/soya
Pemeriksaan cari adanya tanda dehidrasi
Fisik 1. Dehidrasi Anak
a. Tanpa dehidrasi: compos mentis, rasa haus (-), turgor kulit kembali cepat
b. Dehidrasi ringan-sedang: anak gelisah rewel, rasa haus ingin minum banyak,
turgor kulit kembali lambat
c. Dehidrasi berat: anak lesu, lunglai, tidak sadar, malas minum, dan turgor
kembali sangat lambat
2. Dehidrasi Dewasa
a. Ringan: nadi normal, TD normal, mukosa normal

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 84


b. Sedang: nadi sedikit meningkat, TD menurun, mukosa kering
c. Berat: nadi sangat meningkat, ortostatik hingga syok, mukosa sangat kering
Pemeriksaan Fisik:
a. KU:Compos mentis
b. Tanda Vital :TD N; RR; tOC
c. Kepala/leher: dalam batas normal
d. Toraks: I-P-P-A
e. Abdomen: I-A-P-P
f. Ekstremitas:dalam batas normal
Pemeriksaan sesuai Dx
Penunjang
Diagnosis diatas
Terapi Diare Pada Anak “LINTAS DIARE”
1. Oralit
R/ oralit sach No. X
S prn (50-200 cc)
2. Zink
R/ zinc tab 20 mg No. X
S 1 dd tab 1  usia <6 bulan = 10 mg bila > 6 bulan = 20 mg
3. Lanjutkan Asi
4. Nutrisi
5. Antibiotic bila perlu
KIE 1. Bila ada tanda dehidrasi segera bawa kembali ke pusat kesehatan
2. DEMAM TYPHOID (4A)
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik: A-B-C-D-E
Fisik 3. Dehidrasi Anak
d. Tanpa dehidrasi: compos mentis, rasa haus (-), turgor kulit kembali cepat
e. Dehidrasi ringan-sedang: anak gelisah rewel, rasa haus ingin minum banyak,
turgor kulit kembali lambat
f. Dehidrasi berat: anak lesu, lunglai, tidak sadar, malas minum, dan turgor

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 85


kembali sangat lambat
4. Dehidrasi Dewasa
d. Ringan: nadi normal, TD normal, mukosa normal
e. Sedang: nadi sedikit meningkat, TD menurun, mukosa kering
f. Berat: nadi sangat meningkat, ortostatik hingga syok, mukosa sangat kering
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang 2. Tes wydal teter A, B, O,
3. Ig-M anti-paratypi
4.
Diagnosis Dx: Typoid fever + sepsis (+/-)
Dd:
1) Dangue fever
2) ISK
Terapi a. Dewasa
R/ kloramphenicol caps 500 mg No. XL
S 4 dd caps I  atau
R/ Ciproflokasin tab 500 mg No. XV
S 2 dd tab I
b. Anak
R/ kloramphenicol syr 125mg/5 ml fl No. I
S 4 dd cth 2

PASANG INFUS
kehilangan cairan = % BB  ringan=3%BB; sedang=8%BB; berat=10%BB
ex: BB 50 kg  dehidrasi sedang
cairan hilang: 8/100x50 = 4 kg  4 liter
pemberian dalam 8 jam pertama = 2 liter dan 16 jam kedua = 2 liter
TPM jam I: 2000 cc/8 jam = 250 cc/jam
 250/60 menit = 4,2 cc/menit  TPM : 4,2 x 20 (makro) = 84 tpm 
harus pakai 2 IV line
KIE 1. Bed rest

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 86


2. Jaga asupan makanan dan cairan
3. Diet lunak
4. Perhatikan konsumsi obat
5. Perhatikan tanda kegawatdaruratan
3. HEPATITIS A (4A)
Pemeriksaan 1. DL: Ig-M anti HAV
Penunjang 2. UL
3. OT/PT
Diagnosis Dx: hepatitis A
Dd:
1) Icterus obstruktif
2) Hepatitis B
Terapi 1. Bed rest
2. Simptomatis
R/ paracetamol tab 500 mg No.XV
S 3 dd tab I
R/ domperidone tab 10 mg NoXV.
S 3 dd tab 1
R/ omeprazole caps 20 mg No. VII
S 1 dd caps I
KIE 1. Higiene
2. Asupan kalori + bed rest
3. Menular
4. OMPHALITIS (4A)
Anamnesis RPS a. Rewel
b. Demam
c. Malas menyusu
d. Pemotongan tali pusar yang tidak steril
karakteristik awal kehidupan (0-15 hari)  bila hygiene jelek dalam
perawatan (+) infeksi di umbilikus

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 87


Pemeriksaan 1. Tanda infeksi di umbilikus: (+) pus berbau busuk, kemerahan
Fisik 2. Tanda sistemik (+) bila infeksi berat
Pemeriksaan -
Penunjang
Diagnosis Dx: omphalitis
Dd:
1) Tali pusat normal dengan akumulasi cairan berbau busuk dengan tanda
infeksi (-)
2) Granuloma delayed epitelialization
Terapi 1. Pembersihan tali pusar
R/ povidone iodine 2,5% fl No.1
kassa steril
S 8 dd app
2. Antibiotic salep
R/ gentamycin 3% oint tube No. I
S 3 dd app
3. Antibiotic sistemik
KIE 1. Rujuk bila (+) dehidrasi dan tanda sepsis
2. Jaga hygiene
5. APENDISITIS (3B)
Anamnesis Karakteristik - Nyeri perut kana bawah mulai dari epigastric menjalar ke
mc. Burney
- Letak nyeri bisa ditunjuk
- Mual muntah nafsu makan menurun
- Dysuria, konstipasi, demam

Pemeriksaan Pemeriksaan Abdomen: I-A-P-P


Fisik a. Inspeksi:
- distended +/-  peritonitis,
- penpnjolan perut kanan bawah  abses apendiks

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 88


b. Auskultasi: peritaltik +/-
c. Perkusi: nyeri ketok (+),
d. Palpasi
1. Nyeri tekan mc. Burney (+)
2. Rebound tenderness: nyeri tekan kanan (+)
3. Rovsing tenderness: nyeri tekan kontralateral (+)
4. Blumber tenderness: nyeri tekan lepas kontralateral (+)
5. Psoas sign: miring kiri kaki kanan ke belakang  Nyeri (+)
6. Obturator sign: kaki kanan di fleksikan dan endorotasi  nyeri (+)
7. RT: nyeri di jam 9-12
Pemeriksaan 1. DL: leukositosis
Penunjang 2. Foto polos abdomen: tanda obstruksi
3. Beta HCG  perempuan
Diagnosis Dx: apendisitis akut
Dd:
1) Salphingitis akut
2) KET
3) Kolesistitis
4) Pankreatitis
Terapi 1. Bed rest total posis fowler/anti trendelnberg  duduk 90 derajat
2. Puasa
3. Pasang IV line
4. Pasang NGT untuk dekompresi
KIE RUJUK Sp. B
6. HEMOROID GRADE 1-2 (4A) DAN GRADE 3-4 (3A)
Anamnesis RPS a. Keluar darah saat BAB merah segar menetes +/- massa dan
lendir
b. Gejala anemia
c. Faktor resiko: tua. Hamil, makan kurang serat, sering
mengedan
Pemeriksaan 1. Inspeksi: terlihat massa/darah

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 89


Fisik 2. RT: Palpasi: massa lunak mudah kolaps
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang
Diagnosis Dx: hemoroid interna/eksterna grade 1-4
Dd:
1. Kondiloma akuminata
2. Prolapse recti
3. Proktitis
Terapi a. Grade 1: konservatif, hindari NSAID, makan pedas dan lemak
R/ antihemoroid supp No. I
S 1 dd supp I
R/ sulfas ferosus tab 325 mg No. XXI
S 3 dd tab1
b. Grade 2,3,4 dan hemoroid eksterna  rujuk faskes sekunder
KIE 1. Makanan tinggi serat, minum banyak, BAB jangan ditahan
2. Rujuk Sp.B
7. DISPEPSIA (4A)
Anamnesis Klasifikasi a. Fungsional: distress pasca makan  Tx: modifikasi diet
- Dominan nyeri: PPI
- Dominan kembung : prokinetik
b. Organik
- Peptic ulcer
- Common gastritis
- Ca gaster
Pemeriksaan PF: Abdomen I-A-P-P
Fisik
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang 2. USG abdomen
3. PPI test
Diagnosis Dx: dyspepsia ec…

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 90


Dd:
1) Gastritis
2) Kolik abdomen
Terapi 1. Dispepsia fungsional
a. Dominan nyeri ulu hati
R/ omeprazole caps 20 mg No. VII
S 1 dd caps I ac  dan atau prokinetik
R/ domperidone tab 10 mg No. XX
S 3 dd tab 1
b. Dominan kembung
R/ domperidone tab 10 mg No. XX
S 3 dd tab 1  dan atau
R/ omeprazole caps 20 mg No. VII
S 1 dd caps I ac
2. Dispepsia organic
a. Peptic ulcer: NSAID atau H.pylori
1) Gastric: nyeri saat makan, mual, hematemesis
2) Duodenum: nyeri 2-4 jam setelah makan, melena
Tx: R/ omeprazole caps 20 mg No. VII
S 1 dd caps I  dan atau
R/sucralfate syr 500 mg/5 ml No. I
S 4 dd C I  dan atau
R/ ranitidine tab 150 mg No. XIV
S 2 dd tab 1 ac
ETIO: h. pylori
Lini 1:
R/ omeprazole caps 20 mg No. XIV
S 2 dd caps I
R/ amoksisilin tab 500 mg No. XXVII
S 2 dd caps II
R/ klaritromicin cap 500 mg No. XIV

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 91


S 2 dd cap I
b. Common Gastritis
R/ antasida DOEN tab No. XXI
S 3 dd tab I ac
c. Ca gaster
KIE 1. Jangan makan pedas, makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil
2. Hindari makanan yang bisa meningkatkan asam lambung: kopi the, pedas
8. HIRSPRUNG DISEASE (3A)
Anamnesis RPS - Keluhan utama? Sejak kapan?
- Disertai muntah? Warna muntahan apa? Bilous? Isi muntahan
apa?
- Kapan mekoneum pertama kali?
- Riwayat BAB selama ini seperti apa? Sedikit-sedikit?
- Apakah anak masih mau minum ASI?
RPD - Riwayat kehamilan?  rutin ANC, konsumsi obat-obatan
selama hamil, stressor selama hamil
- Riwayat persalinan?  lahir ditolong siapa, lahir dimana, berat
badan lahir, apa langsung menangis
RPK - Apakah di keluarga ada yang mempunyai masalah kelainan
kongenital yang sama?
- DM? HT?
RPO - Pengobatan selama ini?
RSOS - Rokok? Alkohol?
Pemeriksaan 1. KU : letargi  ada tanda dehidrasi
fisik 2. TTV  demam (+)
3. K/L : 1) ubun-ubun : melihat tanda dehidrasi, 2) mata: melihat tanda
dehidrasi
4. Tho: dbn
5. Abd:
- Inspeksi: cembung (+), venaektasis (+), DC/DS : +/+

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 92


- Auskultasi: BU (+) melemah
- Perkusi: pekak
- Palpasi: massa (-)
6. Eks: dbn
7. RT: tonus sfingter ani, mukosa licin, anus colaps (-)  tangan diambil:
tampak feses menyemprot dan berbau
Pemeriksaan 1. DL : Hb, leukosit, trombosit: normal
Penunjang 2. Foto polos abdomen AP/Lat: tampak transisional zone
3. Gold standart: biopsy
Diagnosis Dx: hirsprung disease + dehidrasi ringan-sedang/berat
Dd:
1) Mekoneal plug syndrome
2) Atresia duodenale
Terapi 1. Infus rehidrasi dengan RD5%
2. Pemasangan NGT
3. Rujuk  kolostomi dan Duhamel
KIE - Jelaskan penyakit dan tatalaksana yang akan dilakukan selanjutnya
- RUJUK Sp. BA
9. ASCARIASIS (4A)
Anamnesis Karakteristik a. GIT: mual, muntah, kembung, nafsu makan menurun 
BAB keluar cacing
b. Paru: loefler syndrome : batuk dan sesak keluar cacing
Pemeriksaan 1. K/L : anemis
Fisik 2. BAB keluar cacing
Pemeriksaan 1. Feses lengkap: (+) telur cacing  telur berdinding tebal 3 lapis,
Penunjang albuminoid, lapisan luar berendra
2. DL
Diagnosis Dx: ascariasis + anemi (+/-)
Dx:
1) anemia ec strongiloides

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 93


2) anemia ec hook worm
Terapi R/ albendazole tab 400 mg No. I
S 1 dd tab I  anak >2 tahun dan dewasa,bila anak usia 1-2 tahun: ½ tab SD
R/ mebendazole tab 500 mg No. I
S 1 dd tab I
R/ pirantel pamoat tab 250 mg No. II
S 1 dd tab II  dosis : 10 mg/kgbb/SD
R/ pirantel pamoat syr 125 mg/5 ml fl No. I
S 1 dd cth I  BB 10 kg
KIE 1. Jaga hygiene  mencuci tangan, mencuci buah dengan bersih
2. Edukasi tentang penyebab diare, perjalanan penyakit diare dan
pencegahannya
3. Kapan harus kembali ke dokter: bila gejala lebih buruk
10. PASANG NGT
Anamnesis 1. INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT
- Riwayat kontak organofosfat
- GIT: mual muntah
2. INTOKSIKASI OPLOSAN
- Riwayat kontak miras
- Alcohol golongan antidepresan  TTV down, gangguan elektrolit,
gangguan ginjal dan hepar
3. SIROSIS HEPATIS
- Gejala: hematemesis melena, ascites, spider nevy
- Pemfis: ukuran hepar mengecil, splenomegaly, JVP meningkat
4. ILEUS PARALITIK
- Pemfis: BU turun, tidak BAB/kentut
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Candidiasis oral
- Parotitis
- Hernia
- Hepatitis B

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 94


- intoleransi laktosa
- sirosis hepatis
- DHF
TREND SOAL:
Diare / Pasang NGT
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS – Askandar -
Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 95


OSCE ENDOKRINE, METABOLISME, DAN NUTRISI
STASE ENDOKRINE:
ANAMNESIS UMUM + PF + PP + Dx Dd + KIE
PENYAKIT ENDOKRINE, METABOLISME, DAN NUTRISI
1. KEP: MARASMUS DAN KWASIOKOR (4A)
Anamnesis Marasmus Kwasiokor
- Defisiensi karbohidrat dan - Defisiensi protein
energy - Edema simetris pada punggung kaki
- Anak kurus, cengeng, rewel - Ascites, hepatomegaly,
- Wajah seperti orangtua, kulit - Anak rewel cenderung apatis
keriput, kendor, kering, dingin - Crazy pavement dermatosis
- Atrofi otot, iga gambang, dan - Rambut jagung dan mudah rontok
baggie pants
RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
- Perjalanan penyakit? Diawali oleh keadaan apa?
- Disertai otot mengecil atau bengkak?
- Riwayat konsumsi makanan?
RPD apakah punya keluhan yang sama?
RPK - apakah di keluarga juga ada sakit yang sama? DM? HT?
- Riwayat kehamilan dan persalinan?
RPO apakah ada alergi obat?
Riw. Nutrisi - Riwayat konsumsi makanan sehari-hari?
dan - Riwayat imunisasi?
perkembangan - Riwayat tumbuh kembang?
R.SOS - ekonomi keluarga?
- saudara?
- lingkungan? Kumuh?
Pemeriksaan 1. Demam
Fisik 2. K/L: a (+)
3. Antropometri: BB/TB < 70% atau -3 SD  lila < 11,5 cm (anak 6bulan-

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 96


5tahun) 
BBI anak (tahun)= 2N (tahun) + 8
BBI anak (bulan): N (bulan)/2 +4
Pemeriksaan 1. DL: anemia, leukositosis
Penunjang 2. GDA : hipoglikemia
3. Urinalisis: protein
4. Antropometri
5. Thorax foto
6. Uji tuberculin
Diagnosis Dx: gizi buruk tipe marasmus/kwasiokor
Dd:
1) Marasmus/kwasiokor
2) Marasmic-kwasiokor
3) Keganasan
Terapi 10 LANGKAH GIZI BURUK
ciri: marasmus (+) pasang infus bila kwasiokor tidak diinfus
O2 nasal kanul
1. Cegah hipoglikemi
2. Cegah hipotermi
3. Cegah dehidrasi dengan cairan (infus)  IV cath no. 22 warna biru  cairan
RD5% warna kuning biru
Syok: 20 cc/kgbb/30 menit
misal BB= 10 kg
syok: 20x10/30 menit = 200/30 menit
TPM = 6,67 cc  makro: 120 TPM
4. Perbaiki gangguan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki defisiensi nutrisi mikro
7. Makanan stabilisasi (modisco F 75 ½)
8. Makanan tumbuh kejar (modisco F 100)
9. Stimulasi

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 97


10. Siapkan tindak lanjut
TERAPI FARMAKOLOGIS
R/ vitamin A caps 200.000 IU No. I
S 1 dd caps I
R/ Resomal ½ No. III
S 1 dd I
KIE a. Diet makanan gizi seimbang, kebutuhan air, olahraga teratur, pemenuhan BB
b. Jaga hygiene
2. SINDROMA METABOLIK (3B)
Anamnesis 1. DISLIPIDEMIA
- PF: BB/TB >>
- PP: kadar kolesterol total > 200 mg/dl; LDL > 100 mg/dl; HDL < 40
mg/dl; TG > 150 mg/dl
- Dx: dyslipidemia
- Terapi:
a. Nonfarmakologi
1) Batasi lemak jenuh dan rantai tunggal
2) Tingkatkan aktivitas fisik
b. Farmakologis: 3 bulan non tidak berhasil
R/ simvastatin tab 20 mg No VII
S 1 dd tab 1 noc
R/ fenofibrat caps 100 mg No. VII
S 1 dd caps I noc
- KIE: kontrol rutin
2. DM
- Terapi:
a. Kurus: sulfonil urea
R/ glibenclamide tab 5 mg No. VII
S 1 dd tab 1 ac mane
b. Gemuk: metformin
R/ metformine tab 500 mg No. XXI

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 98


S 3 dd tab 1 pc
- KIE: DIET DM  IKUTI RUBRIK
3. Obesitas abdominal dan BMI
- LA > 80 cm wanita/94 cm laki-laki
- BMI > 25
4. HT
TD > 140/90 mmHg
3. TIROTOKSIKOSIS (3B)
Anamnesis RPS tirotoksikosis (+)
Pemeriksaan 1. TTV: demam + takikardia
Fisik 2. K/L: mata eksoftalmus, benjolan di leher bagian depan yang ikut saat
menelan
3. Eks: tremor
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang 2. OT/PT
3. GDS
4. Faal tyroid: TSH, T3 dan fT4
5. EKG
Diagnosis Dx: tirotoksikosis
dd:
1) Hipertiroid
2) Grave disease
3) Goiter endemis
4) Hashimoto disease
Terapi 1. Simptomatik
R/propranolol tab 10 mg No. III
S 3 dd tab 1
R/ diazepam tab 5 mg No. III
S 1 dd tab 1
2. Defisiensi tirotoksikosis
R/ methymazole tab 10 mg No III

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 99


S 3 dd tab I
R/ PTU tab 100 mg No. IX
S 3 dd tab I
KIE - Kontrol rutin perhatikan gaya hidup
- Konsumsi garam beryodium
4. KAD DAN HONK (HHS) (3A)
Anamnesis RPS penurunan kesadaran dan syok
HONK 3 not 1yes
- GDS > 600 mg.dl
- Tidak ada DM
- Tidak ada ketonemia
- Tidak ada nafas kusmaul
Dx pasti: osmolaritas darah  osm > 325 ml/dl
Pemeriksaan PF: A-B-C-D-E
Fisik TTV syok (+) dengan nafas kusmaul  KAD
Pemeriksaan 1. GDS: KAD > 300
Penunjang 2. Ketonemia
3. BGA: KAD: PH <7.35
4. DL
5. SE
6. Urinalisis (+) ketonuria
Diagnosis Dx: KAD ec DMT1 /
HONK ec DMT2
Terapi Tindakan: Pasang INFUS + Insulin
1. Rehidrasi 1 l/jam selama 2 jam
1000cc/60 menit = 300 TPM makro
 pasang kateter urine
2. Insulin
a. 0,1 unit/kgBB/ IV bolus
b. Drip insulin 0,1 unit/kgBB/jam  infus dalam NS 0,9%

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 100


3. Koreksi elektrolit
RUJUK
KIE 1. Rujuk Sp. PD
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Edukasi sindroma metabolic (dislipidemi, DM)
- Goiter endemic
TREND SOAL:
pasang Infus: KAD/HONK
KIE: Sindroma metabolic
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR ASKANDAR - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 101


OSCE MUSKULOSKELETAL
STASE MUSKULO:
ANAMNESIS UMUM + PF: MUSKULO + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN MUSKULO: D/S
- Inspeksi: simetris +/-, inflamasi +/-
- Palpasi: krepitasi +/-
- ROM: terbatas +/-, deformitas
PENYAKIT MUSKULOSKELETAL
1. OSTEOARTRITIS (3A)
Anamnesis Karakteristik a. nyeri sendi pada sendi-sendi besar (weight barreing  ex:
lutu, bahu, vertebrae)
b. morning stiffness yang meningkat dengan aktivitas
c. ada perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan 1. pembengkakan sendi
Fisik 2. PIP (+) bouchart dan DIP (+) herberden
3. Deformitas sendi permanen
Pemeriksaan 1. Xray pada sendi yang sakit: bamboo spine app, osteofit, penyempitan celah
Penunjang sendi
Diagnosis Dx: osteoartitis genu dextra/sin
Dd:
1) RA
2) GA
Terapi 1. Modifikasi gaya hidup sehat
2. Menurunkan BB dan tetap beraktivitas  olahraga sededah statis dan
berenang
3. Farmako
R/paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
R/ celecoxib caps 100 mg No. XIV
S 2 dd caps I tua, gastritis (+)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 102


R/ natrium diclofenac tab 50 mg No. XIV
S 2 dd tab I  muda
R/ Meloxicam tab 15 mg No. XIV
S 2 dd tab I  jika tua
KIE RUJUK bila tidak membaik
2. RHEUMATOID ARTRITIS (3A)
Anamnesis Karakteristik a. Nyeri sendi-sendi kecil, minimal 4 sendi, simetris
b. Morning stiffnes yang membaik dengan aktivitas
Pemeriksaan 1. Nodul PIP (+) bouchart dan DIP (+) herberden
Fisik 2. Swan neck deformity
Pemeriksaan 1. Rheumatoid factor (+)
Penunjang 2. Ana test (+)
3. Xray sklerotik (+)
Diagnosis Dx: RA
Dd:
1) OA
2) GA
Terapi 1. Analgesic
R/ asam mefenamat tab 500 mg No XXI
S 3 dd tab 1
KIE RUJUK bila tidak membaik
3. GOUT ARTRITIS (4A)
Anamnesis Karateristik a. Bengkak pada sendi, monoartritis
b. Nyeri mendadak
c. Biasanya nyeri malam hari
d. Demam (+) menggigil
e. Malaise
Pemeriksaan 1. Ditemukan: poudagra (+) Benjolan pada MTP 1 merah, bengkak  tofus
Fisik
Pemeriksaan 1. Aspirasi cairan sendi (+) Kristal asam urat

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 103


Penunjang 2. Xray: (+) pembengkakan asimetris pada sendi yang tampak radiolusen
Diagnosis Dx: GA
Dd:
3) OA
4) RA
Terapi 1. Akut
R/ kolkisin tab 0,5 mg No. II
S 1 dd tab 2  dalam 1 jam = 1 mg  1 jam kemudian (+) 0,5mg
R/paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
2. Kronis
R/ allopurinol tab 100 mg No. VII
S 1 dd tab I
KIE 1. Modifikasi gaya hidup
2. Diet rendah purin
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- ACL/ Fraktur
- Fraktur: humerus/fremur/klavikula
- Tenosynovitis
- Artritis
- Trauma genu
- Sprain: wrist/genu/ankle
TREND SOAL:
OA/RA/GA
Tindakan: BIDAI  fraktur
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR ASKANDAR - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 104


OSCE HEMATOLOGI
(by: Wahyu Dian Puspita)
STASE HEMATOLOGI:
ANAMNESIS UMUM + PF+ PP + Dx Dd + KIE
PENYAKIT HEMATOLOGI
1. ANEMIA DEFISIENSI BESI/ADB (4A)
Anamnesis RPS - 5L  lemah, letih, lesu, lunglai, lemas (pada adb biasanya
lemas dirasakan diseluruh tubuh)
- Penglihatan berkunang-kunang (skotoma)
- Pusing nggliyeng (dizziness)
- Telinga berdenging
- Konsentrasi turun
- Irritable
- Sesak napas
- Kemunculan gejala ADB biasanya tidak terlalu mencolok
karena penurunan Hb terjadi perlahan (tidak cepat seperti
jenis anemia lain)
- Faktor yang memperberat: seiring waktu  tergantung
penurunan Hb  TIDAK berkurang dengan istirahat
Faktor resiko a. Ibu Hamil
b. Remaja Putri
c. Status Gizi kurang
d. Faktor ekonomi kurang
e. Infeksi kronik
f. Vegetarian
RPD 1. Perdarahan menahun
 Pemakaian NSAID, Tukak peptic, hemoroid, infeksi
cacing
2. Faktor Nutrisi
 Tinggi serat, rendah vit C, rendah daging
3. Kebutuhan gizi meningkat

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 105


Kehamilan, anak dalam masa pertumbuhan
Pemeriksaan 1. Mata  Cek Konjungtiva
Fisik Pucat : Konjungtiva,mukosa mulut, telapak tangan, jaringan di bawah kuku
2. Lidah  Papil lidah atrofi, glossitis
3. Bibir  Stomatitis Angularis
4. Wajah  facies cooley ?? singkirkan dd thalassemia
5. Telapak tangan  pucat
6. Jari tangan  cari koilonikia, spoon shaped nails
7. Hepar  Hepatosplenomegali  thalassemia atau keganasan, pada adb
hepatosplenomegali (-)
Pemeriksaan 1. DL  Hb Derajat Anemia :
penunjang Perempuan : <12 g/dl  Ringan : 9 – 12 g/dl
 Sedang : 7 - 8,9 g/dl
Laki-laki : <13 g/dl
 Berat : < 7 g/dl
Bumil : Trimester 1 : <11 g/dl
Trimester 2 : <10,5 g/dl
Trimester 3 : < 11 g/dl
2. INDEKS ERITROSIT
a. Mean Corpuscular Volume (MCV)
- menggambarkan ukuran eritrosit
- nilai normal = 80-100 fl
- MCV rendah  mikrositik (volume sel kecil)
b. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
- Nilai normal = 31-37 g/dl
- MCHC rendah  selnya hipokromik
3. FE dan TIBC
Buat nentuin pasien jelas ADB atau anemia hipo-mikro yang lain
ADB (+)  turun ; Fe, transferrin
Naik : TIBC
4. FESES MIKROSKOPIK  Hapalkan bentuk parasiiit~
Diagnosis Dx: anemia defisiensi besi
Dd:

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 106


1) Anemia defisiensi vit B12
2) Anemia Aplastik
3) Anemia Hemolitik
4) Anemia pada penyakit kronik
Terapi R/ Sulfas ferosus tab 200mg No.XLII (2 mgg)
S 3 dd tab 1
R/ Vitamin C tab 1 No, XLII
S 3 dd tab 1
KIE 1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi
- Heme  berasal dari daging merah, sumber hewani lain
- Non-Heme  sayuran hijau dan kacang-kacangan
- Vit C  untuk bantu absorbs Fe
2. Hindari konsumsi zat penghambat absorbsi fe
- Tanin (banyak pada teh)
- Polifenol (kopi)
3. Perhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan
Beritau efek samping obat : mual, muntah, diare, konstipasi, BAB hitam,
heartburn
2. IMUNISASI (4A)

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 107


Berikut adalah beberapa keterangan dari imunisasi rekomendasi IDAI 2017:
1. Vaksin hepatitis B (HB) terbaik diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir. Apabila
diberikan vaksin HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian di usia 2, 3, dan 4
bulan.
2. Vaksin polio diberikan secara oral pertama kali setelah bayi lahir atau sebelum bayi dibawa
pulang dari tempat bersalin. Vaksin polio selanjutnya saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan bisa
berupa vaksin oral maupun suntik. Namun, disarankan setidaknya mendapatkan 1 kali polio
suntik.
3. Vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP) pertama diberikan paling cepat usia 6 minggu.
Dapat diberikan bersamaan dengan vaksin polio, HB, dan Hib di usia 2,3,dan 4 bulan.
Untuk anak usia lebih dari 7 tahun vaksin yang diberikan adalah Td/Tdap.

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 108


4. Vaksin BCG diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Apabila bayi berusia lebih dari 3
bulan dianjurkan untuk melakukan uji tuberkulin dahulu sebelum vaksinasi BCG.
5. Vaksin pneumonia (PCV) diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis booster. Pada
anak usia di bawah 1 tahun diberikan pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Selanjutnya booster
diberikan setelah usai 1 tahun.
6. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan saat usia 6-14
minggu dan dosis kedua diberikan minimal 4 minggu berikutnya. Maksimal pemberian
dosis kedua pada usia 24 minggu. Untuk, vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3
kali. Dosis pertama diberikan pada usia 6-14 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan
dengan interval 4-10 minggu. Batas akhir pemberian di usia 32 minggu.
7. Vaksin influenza diberikan setelah usia 6 bulan dan dilakukan pengulangan setiap tahun.
8. Vaksin MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18
bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
9. Vaksin HPV diberikan untuk remaja usia 10-13 tahun sebanyak 2 dosis dengan interval 6-
12 bulan.
10. Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis
atau turis yang akan bepergian ke daerah endemis.
11. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah.
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL
IMUNISASI YANG BISA DIIKHLASKAN: HB0 dan POLIO 0
Jembatan keledai: Selain C dosis (+) 0,5 ml/IM bila ada C lihat lokasi C-nya!
A. Hepatitis B
Vaksin Inaktif
Isi Vaksin Subunit berupa sel ragi yg mengandung antigen permukaan virus hepB
(HbsAg)
IDAI (2017) :
0 bulan: 12 jam setelah lahir
Jadwal
2, 3, 4 bulan bila kombinasi dengan DTPw (demam)
2, 4, 6 bulan bila kombinasi dengan DTPa (tanpa demam)
Dosis 0,5 Ml

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 109


Tempat IM  Vastus lateralis femoris (PAHA)
KI Tidak ada kontraindikasi absolut
Jarang terjadi demam, bila terjadi, demam ringan 1-2 hari
KIPI
Syok anafilaktik setela 4 jam
- Bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif  perlu mendapat vaksin
Lain-lain hepatitis B dan Hepatitis B immunoglobulin (HbIg) 0,5 mL pada dua
tempat yang berbeda dalam 12 jam setelah lahir
B. POLIO
Oral Polio Vaccine (OPV) :
Virus hidup yang dilemahkan yang mengandung polio virus strain 1,2,3
(strain sabin) yang menimbulkan imunitas humoral dan local di mukosa
usus
Isi Vaksin

Inactivated Polio Vaccine (IPV) :


Virus polio inaktif 3 strain yang menimbulkan imunitas humoral saja.
Pasien imunokomprimised  IPV
Bulan ke – 0 : OPV 0
2 : OPV 1
Jadwal 3 : OPV 2
4 : OPV 3 + IPV
Ulangan (BOOSTER) : 18 bulan dan 5 tahun
OPV : 2 tetes (0,1 mL)  per oral
Dosis
IPV : 0,5 mL  IM paha atau deltoid

Tempat IPV : Vastus lateralis quadriceps femoris atau otot deltoid

KI Reaksi alergi berat pada komponen vaksin atau setelah dosis sebelumnya

OPV : Vaccine associated paralytic poliomyelitis (VAPP)  paralytic


KIPI poliomielinitis
IPV : kadang timbul rx local ringan dan sementara

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 110


Lain-lain -

C. BCG

Isi Vaksin Vaksin hidup yang dilemahkan  Mycobacterium bovis

Jadwal 1 kali 0 – 2 bulan

Dosis 0,05 Ml

Tempat Intradermal  pada proksimal insersio Musculus deltoideus dextra

Keadaan immunocompromised seperti kegananasan, penggunaan steroid


KI
jangka panjang, bayi curiga HIV, uji tuberculin >5mm
Lokal : Eritema, indurasi, nyeri diikuti ulserasi 3 minggu setelah
penyuntikan  lalu muncul jaringan parut berukuran 4-8 mm dalam waktu
KIPI 2-3 bulan.
Limfadenitis supuratif di aksila atau leher
Limfadenitis BCG diseminasi setelah 4-6 minggu
- Optimal diberikan pada bulan ke-2
Lain-lain
- Bila diberikan pada usia 3 bulan keatas  uji tuberkulin dulu
D. DTP (DIFTERI, TETANUS, PERTUSIS)
DTPw : Purified diphtheria toxoid 20 Lf, 7,5Lf
Bakteri B Pertusis Inaktif 12 OU
DTPa : Toksoid difteri 25 Lf
Isi Vaksin
Toksoid tetanus Lf
Inaktivated Pertussis Vaccine (PT) 25 mg
Filamentous hemagglutinin (FHA)

DTP 1 : bulan 2
Jadwal DTP 2 : bulan 3
DTP 3 : bulan 4

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 111


Booster
DTP 4 : bulan 18
Jadwal DTP 5 : tahun 5
DTP 6 = Td/Tdap : tahun 10-12
DTP 7 = Td : tahun 13

Dosis 0,5 Ml

Tempat IM  anterolateral paha atas

Riwayat anafilaksis, ensefalopati (pertusis)  pada pemberian vaksin


KI
sebelumnya
DTPw (whole) : Demam 42%, nyeri 19%
KIPI
DTPa (aseluler) : Demam 9,9%, nyeri 2,5%
- Kemasan vaksin DTP  1 box terdiri dari 10 vial (@10 dosis)
Lain-lain - Quadrivalent  DTP + Haemophilus influenza rekombinan
- Pentavalent  DTP + HB + Haemophilus influenza tipe B
E. HiB

Isi Vaksin Vaksin inaktif  PRP (Polybosyribitiol Phosphat)

HiB 1 : bulan 2
HiB 2 : bulan 3
Jadwal HiB 3 : bulan 4
Booster  bulan 15 – 18
HiB-T (kombinasi vaksin tetanus) : bulan 2,4,6

Dosis 0,5 Ml

Tempat IM  anterolateral paha atas

Vaksin tidak boleh diberikan pada bayi berumur 2 bulan karena bayi tsb
KI
blm membentuk antibody

KIPI -

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 112


Lain-lain -

F. CAMPAK
Virus hidup yang dilemahkan  Campak 103 CCID50 dan presevatif
Isi Vaksin
kanamycin dan eritromicin
1x usia 9 bulan
Ulangan (booster) : usia 18 bulan
Jadwal
Kelas 1 SD  6-7 tahun
bila sudah MMR usia 15 bulan  tidak perlu campak usia 24 bulan

Dosis 0,5 Ml

Tempat Subkutan pada deltoid

Keadaan imunodefisiensi sperti kanker, transplantasi organ, konsumsi


KI
steroid

KIPI Demam tinggi 39,5 C atau lebih terjadi pada 5-15% kasus

Lain-lain -

3. MALARIA (4A)
Anamnesis RPS Trias malaria: demam, menggigil, berkeringat  demam
paroksismal lebih dari 7 hari
Karakteristik 1. Nyeri kepala
Malaria 2. Nyeri otot
3. Nafsu makan turun
4. Sakit perut, mual,muntah diare
Pemeriksaan 1. K/L: a/i/c/d = +/+/-/- malaria cerebral (+) kaku kuduk
Fisik 2. Tho: takipneu
3. Abd: hepatosplenomegaly (+/-) ascites
4. Ginjal: black water fever
5. Eks: akral dingin
Pemeriksaan 1. DL: leukositosis

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 113


Penunjang 2. OT/PT meningkat
3. Hapusan darah tepi: tebal tipis  ditemukan gambaran malaria
Diagnosis Dx: malaria falciparum/ovale/vivax/malariae
Dd:
1) Demam typhoid
2) Demam dangue
3) Leptospirosis
Terapi a. Falciparum: DHP 3 + prima 1
- BB< 60 kg
R/ DHP tab no. IX
S 1 dd tab III
R/ primakuin tab 15 mg No. II
S 1 dd tab II
- BB> 60 kg
R/ DHP tab No. XII
S 1 dd tab IV
R/ primakuin tab 15 mg No. III
S 1 dd tab 3
b. Vivax/ovale:
- BB< 60 kg
R/ DHP tab no. IX
S 1 dd tab III
R/ primakuin tab 15 mg No. XXVIII
S 1 dd tab II
- BB> 60 kg
R/ DHP tab No. XII
S 1 dd tab IV
R/ primakuin tab 15 mg No. XLII
S 1 dd tab III
c. Malaria malariae/ibu hamil
- BB < 60 kg

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 114


R/ DHP tab No. IX
S 1 dd tab III
- BB > 60 kg
R/DHP tab no. XII
S 1 dd tab IV
KIE 1. Sampaikan prognosisnya
2. Pengobatan harus sampai tuntas
3. Cara pencegahan: hindari gigitan nyamuk
4. LEPTOSPIROSIS (4A)
Anamnesis RPS demam dan nyeri otot + menggigil + sakit kepala
gejala GIT: anoreksia mual muntah sakit perut
myalgia hebat pada betis (gastrocnemius), paha dan pinggang
Karakteristik riwayat terpapar lingkungan yang terpapar urine tikus
Pemeriksaan 1. K/L: a/i/c/d = +/ -/-/-  kemosis konjungtiva, limfadenopati,
Fisik epistaksis/perdarahan gusi  meningitis (+) kaku kuduk
2. Tho: gangguan perdarahan  ptekie (+) purpura (+)
3. Abd: hepatosplenomegaly (+)
4. Eks: nyeri tekan gastrocnemius
5. TTV= bradikardia relatif
Pemeriksaan 1. DL: leukosit >>, trombisitopenia ringan
Penunjang 2. UL proteinuria ringan, sedimen eritrosit meningkat
Diagnosis Dx: leptospirosis
Dd:
1) Malaria
2) Demam typoid
3) DHF
Terapi a. Pengobatan suportif
b. Observasi ketat
c. Leptospirosis ringan:
R/ doksisiklin caps 100 mg No. XXI

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 115


S 2 dd caps I
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV
S 3 dd tab I prn
d. Leptospirosis berat
Cairan infus
R/ benzyl penicillin prokain 3 juta unit/ vial No. I
aquabides flacon No. I
Spuit 3 cc No.1
S imm  dosis setengah vial
KIE 1. Pencegahan: APD
2. Mikrolesi saat banjir
3. Simpan makanan agar terhindar dari tikus
4. Doksisiklin dihindari dengan Tx yang mengandung logam
5. DANGUE HEMORRHAGIC FEVER (3B)
Anamnesis RPS K-O-L-D-K-P-S P-K-U-O
Faktor resiko lingkungan sekitarnya terkena DHF
Pemeriksaan a. KU: A-B-C-D-E
Fisik b. Tanda Vital :TD N; RR; tOC
c. Kepala/leher: dalam batas normal
d. Toraks: IPPA
e. Abdomen: IAPP
f. Ekstremitas:dalam batas normal
g. Rumple lead:
Peserta memasang manset, manset dipompa untuk mengukur tekanan darah
lebih dahulu (Tekanan Darah : 120/80). Oleh karena TD 120/80 maka untuk
rumple lead manset di pompa kan kembali ke level 100 mmHg, lalu di kunci
dan dibiarkan selama 10 menit. Setelah 10 menit manset dikempiskan (kunci
dibuka), dan biarkan warna kulit pada tangan kembali normal setelah itu di
evaluasi hasil rumple lead tersebut. Yaitu dengan memperhatikan ptekie yang
terjadi pada daerah 3 jari di bawah fossa cubiti.
Interpretasi : dalam diameter 1 inchi atau 2,5 cm dijumpai ptekie > 10 maka

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 116


rumple lead positif. Bila kurang dari itu rumplead negatif.
Pemeriksaan 1. DL: Hb <<, leuko <<, HCT >> trombo <<
Penunjang 2. NS 1: kurang dari 3 hari
3. Ig M: bila lebih dari 3 hari
4. Ig G: bila lebih dari 1 minggu
5. Bleeding time  metode IVY
Pasang manset, manset di pompa seperti melakukan pemeriksaan tekanan
darah, dipompa ke level 40 mmHg, dan dikunci (dipertahankan). Ambil
jarum hemolet dan di tusukkan dengan cepat ke daerah folar lengan bawah
sekitar 3 jari di bawah fossa cubiti, dengan kedalaman jarum kurang lebih 3
mm. Pasang stopwatch begitu mulai terbentuknya perdarahan. Ambil kertas
saring, dan hapus secara lembut perdarahan yang terbentuk setiap 30 detik
(tanpa menekan hanya menghapus). Lalu hitung berapa lama perdarahan
benar2 berhenti, yang ditandai tidak ada lagi bercak darah saat kertas saring
dihapus.
Interpretasi : Normal < 6 menit (pada pasien ini BT 3 menit)
Diagnosis Dx: DHF grade I/II/III/IV
Terapi 1. Non farmakologis: atasi kegawat daruratan  (+) syok hemorrhagic
2. Farmakologi: simptomatis
KIE 1. Menjelaskan penyakit dan penanganannya
2. Bed rest total
3. Rujuk bila terjadi komplikasi
6. FILARIASIS (3B)
Anamnesis RPS - Bengkak pada KBG: kaki/skrotum
Etiologi a. Wuchereria branchrofti
b. Brugria malayi
c. Brugria timori
Pemeriksaan 1. Pembengkakan pada KGB
Fisik
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah tepi pada malam hari  mikrofilaria

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 117


Penunjang
Diagnosis Dx: Filariasis
Dd:
1) Limfadenopati
2) Limfadenitis TB
Terapi R/ dietilcarbamazine tab 100 mg No.XXXVI
S 3 dd tab I (selama 12 hari)
KIE jaga hygiene  rujuk
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Thalassemia
TREND SOAL:
- Anemia
- Imunisasi
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR Askandar - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 118


OSCE UROLOGI
STASE UROLOGI:
ANAMNESIS UMUM + PF: URINARY TRACT + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN URINARY TRACT
- Ginjal: simetris +/-, skar +/-, benjolan +/- nyeri ketok CVA +/-
- VU: kesan kosong +/-, nyeri tekan suprapubic +/-
- Prostat: ukuran membesar +/-
PENYAKIT UROLOGI
1. ISK BAWAH (4A)
Anamnesis RPS LUTS  susah buang air kecil, nyeri saat bak, sering bak
a. Iritatif: frekuensi-nokturi-disuria
b. Obstruktif:hesitansi-intermittensi-
(+) demam
Pemeriksaan - Demam (+) mengggil naik turun
Fisik - VU: nyeri tekan suprapubic (+)
- Ureteritis non spesifik
Pemeriksaan 1. DL: leukositosis
Penunjang 2. Urinalisis: urine pancar tengah  105 unit bakteria (+)
3. Kultur urine
Diagnosis Dx: ureteritis/sistitis
Dx:
1) Prostatitis
2) Peritonitis
3) PID
Terapi Dewasa
R/ ciprofloksasi tab 500 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
R/ cotrimoksasol syr 240mg/5 ml fl No. I
S 3 dd cth 1
KIE 1. Minum air putih minimal 2 liter perhari jika fungsi ginjal normal

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 119


2. Jaga higientias genetalia eksterna
3. Tidak berhubungan seks
2. PIELONEFRITIS TANPA KOMPLIKASI (4A)
Anamnesis RPS  nyeri pinggang unilateral/bilateral
 demam menggigil naik turun
 perubahan pola miksi: peningkatan frekuensi, perasaan
tidak puas saat kencing
Faktor resiko - Penyakit obstruksi urologi
- Koitus perektal
- HIV/AIDS
- Reflusk vesikouretra
- Sering menahan BAK dan kurang minum
Pemeriksaan 1. Nyeri ketok CVA
Fisik 2. Massa ginjal tidak bisa dipalpasi
3. Retensi urine
Pemeriksaan a. DL: leukositosis
Penunjang b. Urinalisis: urine pancar tengah  105 unit bakteria (+)
c. Kultur urine
Diagnosis Dx: pielonefritis
Dx:
1) Pielonefritis komplikata
2) kolesistitis
3) spondylosis lumbalis
Terapi a. Dewasa:
R/ ciprofloksasi tab 500 mg No. XIV
S 2 dd tab 1  atau RUBRIK
R/ Levofloksasin tab 250 mg No. X
S 1 dd tab 1
b. Anak:
R/ cotrimoksasol syr 240mg/5 ml fl No. I

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 120


S 3 dd cth 1
R/ paracetamol tab 500 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
KIE 1. Minum air putih minimal 2 liter perhari jika fungsi ginjal normal
2. Jaga higientias genetalia eksterna
3. Tidak berhubungan seks
3. BPH (3B)
Anamnesis RPS LUTS  skoring IPSS  terapi
1. Incomplete empting
2. Frequency
3. Intermittency
4. Urgency
5. Weak strem
6. Straining
7. Nocturia
8. Quality of life
Pemeriksaan Status urologis
Fisik a. Prostat: RT  pembesaran prostat, konsistensi, nodul
b. Kandung kemih: palpasi dan perkusi
c. Ginjal: obstruksi/infeksi
Pemeriksaan 1. Urinalisis
Penunjang 2. PSA < 4 ng/dl
3. Uroflowmetri
4. Residu urine
Diagnosis dx: BPH
Dd:
1) ISK
2) Keganasan prostate
3) Striktur uretra
Terapi 1. Pasang kateter
2. Nyeri

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 121


R/ asam mefenamat tab 500 mg No. III
S 3 dd tab I
3. RUJUK
KIE RUJUK Sp. U
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Sistitis
- GNAPS
- Batu Ginjal
- Vesikolithiasis
- Hidronefrosis
- Trauma ginjal
- Sirkumsisi
- ISK
TREND SOAL:
tindakan: pasang kateter  retensi urine: BPH, ca prostat
penyakit infeksi … it is
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR URO BASUKI - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 122


OSCE OBSGYN
STASE OBSGYN:
ANAMNESIS UMUM + PF: OBSTETRI/GINEKOLOGI + PP + Dx Dd + KIE
PEMERIKSAAN OBSTETRI/GINEKOLOGI:
- Inspeksi: perut membuncit, striae gravidarum(+), sikatrik bekas luka operasi (-)
- Palpasi Leopold:
Leopold I: TFU 32 cm, 2 jari dibawah processus Xiphoideus, teraba bagian bulat lunak
Leopold II: bagan memanjang janin di kiri ibu
Leopold III: di bagian bawah perut teraba bagian keras,
Leopold IV: posisi telah masuk kedalam panggul 4/5 bagian
KESIMPULAN: Janin tunggal, memanjang, preskep, kepala masuk panggul
- Auskultasi: DJJ 144X/menit, regular
- His: (-)
- Inspekulo: Portio tertutup, tampak cairan jernih keluar dari ostium uteri externum
- VT: terapa portio lunak tertutp
PENYAKIT OBSGYN
1. KPD (3A)
Anamnesis RPS keluar cairan pada jalan lahir tanpa ada tanda-tanda inpartu
fakor resiko - Multipara
- Hidroamnion
- Sungsang
- Melintang gemeli
- CPD
- Infeksi: riwayat keputihan selama kehamilan
- Perdarahan
Pemeriksaan 1. Uterus gravid
Fisik - Inspeksi: perut membuncit, striae gravidarum(+), sikatrik bekas luka operasi
(-)
- Palpasi Leopold:
Leopold I: TFU 32 cm, 2 jari dibawah processus Xiphoideus, teraba bagian

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 123


bulat lunak
Leopold II: bagan memanjang janin di kiri ibu
Leopold III: di bagian bawah perut teraba bagian keras,
Leopold IV: posisi telah masuk kedalam panggul 4/5 bagian
➔ Janin tunggal, memanjang, preskep, kepala masuk panggul
- Auskultasi: DJJ 144X/menit, regular
- His: (-)
2. Inspekulo: Portio tertutup, tampak cairan jernih keluar dari ostium uteri
externum
3. VT: terapa portio lunak tertutp
Pemeriksaan 1. Nitrazin test: kertas lakmus  lakmus merah menjadi biru
Penunjang 2. Fern test: dilihat dibawah mikroskop
Diagnosis Dx: GxPxAx + hamil preterm/aterm + J/T/H + KPD
Dd:
1) Korioamnionitis
Terapi RUJUK
KIE 1. Rujuk  resiko infeksi
2. ANC (4A)
Anamnesis RPS - Hamil ke berapa?
- Keluah apa: gerak janin berkurang/kenceng-
kenceng/keluar cairan?
- HPHT
- Riwayat ANC?
- Riwayat trauma
- Riwayat obstetric
- Riwayat imunisasi: TT?
- Riwayt sosial?
Pemeriksaan 1. BB/TB
Fisik 2. TTV
3. Status genralis
4. Status lokalis

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 124


a. Uterus gravid
- Inspeksi: perut membuncit, striae gravidarum(+), sikatrik bekas luka operasi
(-)
- Palpasi Leopold:
Leopold I: TFU cm, x jari dibawah processus Xiphoideus, teraba bagian
bulat lunak
Leopold II: bagan memanjang janin di kanan/kiri ibu  punggung bayi
Leopold III: di bagian bawah perut teraba bagian keras/lunak
Leopold IV: posisi telah masuk kedalam panggul
Kesimpulan leopold: Janin tunggal, memanjang, preskep, kepala masuk
panggul
- Auskultasi: DJJ X/menit, regular
- His: (-)
Kesimpulan pemeriksaan lokalis
Pemeriksaan a. USG
Penunjang b. NST
Diagnosis Dx: peritas / umur ibu / umur kehamilan / kondisi persalinan / kondisi janin
Dx: GxPxAx usia kehamilan x minggu + J/T/H
Terapi obat masih ada atau tidak? Kalau tidak ada resepkan : Fe, asam folat
KIE - Pasien belum perlu rawat inap  Gejala yang dialami adalah wajar.
- Mengenali tanda-tanda perubahan gerakan janin dan
- Mengenali tanda persalinan
- Asupan makanan gizi seimbang dengan tinggi serat dan banyak minum air
putih
- Waktu Kontrol
- RUJUK bila janin tidak bergerak selama 1 hari
3. MASTITIS (4A)
Anamnesis RPS - tanda inflame
- putting lecet
- darah/ nanah yang keluar?
- hari ke berapa masa nifas?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 125


- ASI ekslusif?
Pemeriksaan Status Lokalis :
Fisik 1. Inspeksi :
- Tampak kedua payudara tidak simetris, payudara kanan normal, payudara
kiri tampak membengkak kemerahan dan mengkilat.
- Tampak luka di aerola kiri tidak berdarah
- Tidak tampak adanya retraksi pada puting , tidak tampak adanya gambaran
kulit jeruk pada kedua payudara
2. Palpasi :
- Payudara kanan normal
- Payudara kiri konsistensi keras, terasa panas, nyeri tekan, tidak didapat
adanya abnormal discharge dari puting payudara
3. Pemeriksaan kelenjar getah bening
Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di aksila sinistra, nyeri tekan
(+)
Pemeriksaan DL
Penunjang
Diagnosis Dx: mastits D/S
Dd:
1) Abses payudara
2) Tumor payudara
Terapi R/ Amoksisilin 500 mg tab No XXX
S 3 dd I tab
R/ Paracetamol 500 mg tab No. X
S 3 dd I tab
KIE - Melanjutkan untuk menyusui
- Ajarkan teknik menyusui yang benar
- Cara melakukan masase payudara  masase kearah putting
- Kompres hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudahnya
4. PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA (3B/3A)
Anamnesis RPS - Hamil ke berapa?

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 126


- Keluah apa: gerak janin berkurang/kenceng-
kenceng/keluar cairan?
- HPHT
- Riwayat ANC?
- Riwayat trauma
- Riwayat obstetric
- Riwayat imunisasi: TT?
- Riwayt sosial?
Keluhan Impending
impending - Mata berkunang-kunang
- Pusing
- Nyeri ulu hati/kanan atas
- Oliguria, Ur Cr >>
- Edema paru
- Sianosis
Hellp syndrome:
1. Hemolysis: Hb <<
2. Elevated liver enzyme: SGOT/PT >>
3. Trombositopenia (<150.000)
Pemeriksaan 1. BB/TB
Fisik 2. TTV: TD > 140/90 mmHg
3. Status genralis
4. Status lokalis
a. Uterus gravid
- Inspeksi: perut membuncit, striae gravidarum(+), sikatrik bekas luka operasi
(-)
- Palpasi Leopold:
Leopold I: TFU cm, x jari dibawah processus Xiphoideus, teraba bagian
bulat lunak
Leopold II: bagan memanjang janin di kanan/kiri ibu  punggung bayi
Leopold III: di bagian bawah perut teraba bagian keras/lunak

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 127


Leopold IV: posisi telah masuk kedalam panggul
Kesimpulan leopold: Janin tunggal, memanjang, preskep, kepala masuk
panggul
- Auskultasi: DJJ X/menit, regular
- His: (-)
Kesimpulan pemeriksaan lokalis
Pemeriksaan 1. DL
Penunjang 2. Protein urine  +
3. CTG/NST
4. USG
Diagnosis Dx: GxPxAx usia kehamilan x minggu + J/T/H + aterm/preterm + presentasi +
PER/PEB/EKLAMPSIA
Terapi 1. PER
R/ nifedipine tab 10 mg No. XXVIII
S 4 dd tab 1
2. Pemberian MgSO4
- Cek: refleks patella (+), urine min 0,5 cc/kgbb/jam, RR  ca glukonas
10%
- Dosis awal 4 gr MgSO4 40% (10 ml larutan MgSo4 40%) dilarutkan
dengan 10 ml aquades, berikan selama 20 menit (I.V)
- Dosis Rumatan 6 gr MgSO4 40% dilarutkan dlm 500 ml, lalu berikan
secara IV denagan kecepatan tetesan 28 tetes/mnt selama 6 jam dan
diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila
eklampsi).
3. Rujuk
KIE 1. RUJUK Sp. OG
2. KIE penyakitnya ke keluarga dan pasien
3. Sebelum MgSO4: dijelaskan akan terasa panas saat diberikan
KASUS LAIN YANG MUNCUL:
- Infeksi menular seksual  KULIT
- AKDR + edukasi KB

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 128


- Pap smear
- Kista bartolinne
- Ca cervix
- Partus
TREND SOAL:
ANC
Tindakan: Swab vagina/ pap smear/ KB
SUMBER: PADI - PPK – INGENIO – RUBRIK – DOEN – UNAIR PEMFIS –BUKU
AJAR Sarwono - Catatan DM

Catatan OSCE/Rahma Illa- 1319/ FK UNEJ 2013 129

Anda mungkin juga menyukai