Anda di halaman 1dari 102

OFTALMOLOGI

Apa yang membuat visus turun?


Apa yang membuat mata merah?

Vasodilatation of blood vessels


• Conjunctival vessels —> injeksi
conjunctival
• Anterior ciliary artery —> injeksi silier
• Episcleral artery—> injeksi episcleral

Bleeding
• Subconjunctival or conjunctival bleeding
Subconjunctival
hemorrhage
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
1. Tajam penglihatan/visus
• Pasien duduk, jarak 5-6 meter menghadap kartu Snellen.
• Pasien diminta menutup mata kiri dengan telapak tangan (tanpa ditekan)
atau menggunakan occluder.
• Meminta pasien membaca huruf terbesar, terus turun hingga huruf
terkecil. Apabila salah <1/2 jumlah huruf dalam 1 baris, teruskan ke
bawah.
Contoh interpretasi : VOD 6/12 F2, VOS 6/6
• Apabila tidak dapat membaca huruf terbesar → hitung jari mulai dari 1 m,
maks 5 m → Interpretasi : … / 60
• Apabila tidak dapat menghitung jari jarak 1 m → lambaikan tangan,
pasien diminta mengatakan arah lambaian ke vertical/ horizontal →
Interpretasi : 1/300
• Apabila tidak dapat melihat lambaian tangan → pemeriksaan persepsi
cahaya, menanyakan apakah senter menyala dan dari arah mana.
Dapat membedakan gelap dan terang :
1/∞ LPB (tahu arah)/LPJ (tidak tahu arah)
Tidak dapat mengenali cahaya : visus 0 (NLP)
• Lakukan pemeriksaan pada mata lainnya.
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
2. Tekanan Intraokular
a. Digital / palpasi c. Tonometer Schiotz
- Posisi pasien tidur terlentang
- Tonometer ditera terlebih dahulu (jarum
menunjukkan angka 0)
- Bersihkan tonometer dengan kapas
alcohol
- Teteskan anestesi topikal (pantocain
Interpretasi : 0,5%) pada kedua mata
N -1, N -2, N -3 → TIO ↓ - Pemeriksaan pada mata kanan terlebih
N (normal) dahulu, pasien diminta memfiksasi
N +1, N +2, N +3 → TIO ↑ pandangan ke satu titik
- Letakkan tonometer dengan beban 5,5
b. Tonometer aplanasi pada kornea mata
- Apabila skala yang ditunjukkan jarum
tonometer ≤3, maka beban ditambah
- Pemeriksaan dilakukan 3x pada tiap mata
- Konversi hasil pada tabel
- Teteskan antibiotic topikal
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
3. Gerakan bola mata
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
4. Pemeriksaan segmen anterior

Slit-lamp Lup dan lampu senter


Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
4. Pemeriksaan segmen anterior (urut dari luar ke dalam)

6. Konjungtiva
1. Supercilia
palpebra superior
10. Kornea

11. Kamera Okuli


3. Palpebra Anterior
2. Cilia superior • Kedalaman
superior • Tyndall effect
8. Konjungtiva bulbi
5. Palpebra 9. Sklera
4. Cilia inferior inferior
7. Konjungtiva
palpebra inferior
Menilai kedalaman COA
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
4. Pemeriksaan segmen anterior (urut dari luar ke dalam)

12. Iris

13. Pupil 14. Lensa

Pseudophakia
Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
5. Funduskopi

Oftalmoskop direk Oftalmoskop indirek


Pemeriksaan Fisik Oftalmologi
5. Funduskopi
PERSIAPAN PASIEN :
• Meneteskan midriatikum (tropicamide 1%), tunggu sampai pupil berdilatasi (kira-kira 15 menit)
• Informed consent bahwa setelah ditetes mydriatil pasien akan merasa silau dan kabur selama 4-6 jam

CARA PEMERIKSAAN :

• Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan


pemeriksa dan sebaliknya.
• Memeriksa fundus refleks kedua mata terlebih dahulu
dari jarak 30 cm
• Mendekatkan oftalmoskop sedekat mungkin dengan
mata pasien hingga bisa terlihat fundus
• Memeriksa papil N.II, vasa, retina, dan macula
• Saat pemeriksaan makula, pasien diminta melihat lampu
oftalmoskop untuk menilai refleks fovea.
Penilaian Funduskopi

• Papil N.II : bentuk, batas, warna, cup disc ratio (CDR)


• Vasa : Arteri vena ratio (AVR), spasme arteri, vena dilatasi dan berkelok, neovaskularisasi
• Retina : perdarahan (dot, blot, flamed shape), eksudat (soft/cotton wool spot, hard)
• Makula : refleks fovea
Kelainan kelopak
Kelenjar Pada Mata
Glandula Meibom
sekresi : minyak (oil)

Glandula Zeis
sekresi : minyak (oil)

Glandula Moll
sekresi : air (sweat)
BLEFARITIS
(infeksi tepi kelopak)

ANTERIOR POSTERIOR

Bacterial Disfungsi glandula


(Stafilokokal)
Seborrhoeic meibom

Chronic red eye


Dry eye
Blefaritis Anterior
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Penumpukan sisik putih pada bulu mata Krusta kuning dasar bulu mata
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus). Kompres hangat
Bersihkan sisik dengan sabun atau salep Antibiotik
salisil 1%. Topical (eritromisin /gentamisin 12x2 tetes hingga
Kompres hangat gejala membaik)
Oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu /
Antibiotik topikal (eritromisin,
azithromisin 1x500mg 5 hari)
basitrasin atau gentamisin tetes mata)

Ulceratif

Seboroik
Blefaritis Posterior Hipertrofi kelenjar meibom

TATALAKSANA
• Pemijatan kelopak mata
• Antibiotik topical (eritromisin,
basitrasin atau gentamisin
12x2 tetes hingga gejala
membaik)
• Antibiotik oral (tetrasiklin
1x1000mg dalam dosis
terbagi selama 6-12 minggu)
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
• Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
Tatalaksana Hordeolum 40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
• Kompres hangat 4-6 x 15 menit • Ekokleasi kalazion
• Hygiene
• Antibiotik topical (salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari)
• Antibiotik oral (amox 3x500)
• Hordeolum interna : insisi vertical
• Abses → Insisi, drainase • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Contoh Penulisan Resep

Blefaritis Hordeolum
dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2020 Semarang, … Agustus 2020

R/ Gentamycin ED fl. No I R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I


S 12 gtt II OD/OS/ODS S 3ddue OD/OS/ODS
R/ Doksisiklin 100 mg tab No VII
S 1 dd tab I_____ Pro : Tn. X
R/ Artificial tears ED fl. No I Usia : … tahun
S 6 dd gtt I OD/OS/ODS

Pro : Tn. X
Usia : … tahun

*ED = Eye Drop


Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda Gejala Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Tx • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
Trichiasis
Distichiasis bulu mata tumbuh dari lokasi
bulu mata tumbuh dari yang normal namun
bukaan kelenjar meibom mengarah ke dalam sehingga
berpotensi mengenai kornea
Parameter Simblefaron Ankiloblefaron Lagoftalmus Ptosis
Definisi Adhesi antara palpebra dan bola Adhesi atau Ketidakmampuan Jatuhnya palpebra
mata. perlengketan antara menutup bola mata superior sehingga
margo palpebra menutupi mata

Keterbatasan gerak bola mata, Perlengketan antara Mata kering,


diplopia, lagoftalmus palpebra superior meningkatkan risiko
Tanda dan Gejala dan inferior konjungtivitis dan Amblyopia
keratitis

Terapi • Profilaksis dengan lubrikan • Eksisi dan • Koreksi bedah


• Simblefarektomi separasi • Artificial tear drop
palpebra • Tarsorrhaphy

Simblefaron Ankiloblefaron Lagoftalmus Ptosis


MATA MERAH
VISUS NORMAL
Kon. Viral Kon. Konj. Inklusi Kon. Jamur Kon. Vernal Konj. Atopik
Bakteri
Ciri khas Tertular teman/keluarga Badan inklusi Tumbuhan, Musiman Sering
C. trachoma Imunokompro
mais
Rasa gatal +++ +++
Mata berair +++ +++
Sekret Mukopurulen Mukopurulen MUKOID Watery &
lengket lengket TEBAL clear
Pembesaran + (pre-
KGB aurikuler)
Penampakan Folikel (+) Papil (+) Folikel (+) Injeksi kon Papil (+)
konj. Cobblestone
Horner
Trantas

Tx Air mata Antibiotik Doksisiklin Antijamur Hindari


buatan topical, 2x100 mg topikal alergen,
Air mata selama 7 hari Antihistamin
buatan (sodium
chromolyn)
Konjungtivitis
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid,
pada infeksi virus dan klamidia
• Reaksi Papilar : dari epitel konjungtiva,
pada infeksi bakteri dan alergi

Jenis Eksudat / Sekret


• Serosa (viral, iritasi)
• Mucoid (alergi)
Papilar-Cobblestone • Mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia)
• Purulent (infeksi gonococcal)
Sekret Mata

SEROSA MUKOID
Pada Infeksi VIRUS Misalnya pada ALERGI
(disertai demam) dan
IRITASI

PURULENT MUKOPURULENT

Misalnya pada infeksi Pada infeksi


berat dan GONORRHEA Chlamydia
BAKTERIAL

Konjungtivitis Bakterial Akut


Gejala : mata merah, sensasi benda asing / berpasir, sekret
mukopurulen, reaksi papiler
• Tx: Antibiotik Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari

Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret purulent berat,
hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, KGB)
• Tx: Ceftriaxone 125 mg IM single dose, doksisiklin 100 mg 2x1
selama 7 hari.
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, KGB preaurikular,
pseudomembran, folikel
• Tx: artificial tear

Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
Konjungtivitis Alergi (Anamnesis)
Alergika sederhana
Konjungtivitis alergi non spesifik akut, ditandai dengan gatal, hiperemis hay fever, seasonal allergic
conjunctivitis dan perennial.
Keratoconjungtivits Vernal
Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral, interstitial, self-limiting dengan insidensi musiman.
Keratoconjungtivits Atopi
Bentuk dewasa dari keratokonjungtivitis vernal. Lebih sering pada laki-laki muda dewasa, terdapat
keterlibatan jaringan periorbital.
Keratoconjungtivits Giant Papillary
Peradangan konjungtiva dengan pembentukan papilla berukuran besar yang diakibatkan respon alergi local
terhadap permukaan kasar atau deposit pada mata. (lensa kontak, prostetis, nilon)
Keratoconjungtivits Fliktenularis
Sebagai respon epitel kornea dan konjungtiva terhadap allergen endogen yang telah tersensitisasi.
Merupakan hipersensitivitas tipe IV (protein TBC, stafilokokus dsb)
Konjungtivitis
Vernal vs Atopik
VKC AKC
Age at Onset Anak >20 tahun

Sex Laki > -

Musim Spring -

Watery &
Sekret Thick mucoid
clear
Horner-Trantas dots &
Horner-Trantas dots -
ulcers are commonly seen.

Presence of
eosinophils in
Eosinophil > <
conjunctival
scraping
AKC
Injeksi konjungtiva ODS, reaksi papilar ringan. Merah,
gatal, bilateral, TIDAK TERDAPAT DEMAM.
A

GPC
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VKC
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot

FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Tranta’s dot Herber’s Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Contoh Penulisan Resep
TATALAKSANA Konjungtivitis Vernal
dr. X
• Hindari allergen Jl. X
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, SIP. 1234
efedrin dan naphazoline. Semarang, … Agustus 2020
• Stabilizer sel mast → Sodium R/ Artificial tears ED fl. No I
kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali S 6 dd gtt I OD/OS/ODS
per hari. R/ Fluorometholone 0,1% ED fl. No I
S 2 dd gtt I OD/OS/ODS
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x R/ Cromolyn sodium 2% ED fl. No I
10 mg/hari. S 4 dd gtt I OD/OS/ODS
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 R/ Cetirizine HCl 10 mg tab No VII
S 1 dd tab I
% drops 1-2 x per hari), prednisone,
dexamethasone, bethamethasone. Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi dengan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU eritromisin selama 14 hari.
• Salep mata tetrasiklin 1% 4x1 selama 3 minggu.
Chlamydia

Gonorrhea • Riwayat ibu keputihan KENTAL


• Muncul dalam 2-4 hari
• Ditemukan diplococcus gram (-)
• Ceftriaxone 25-50 mg/kg/BB IM atau cefotaxime 100
mg/kg/BB.
• Profilaksis : eritromisin 0,5% ointment, tetrasiklin 1%
ointment
Contoh Penulisan Resep

Konjungtivitis Bakterial Konjungtivitis Viral


dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2020 Semarang, … Agustus 2020

R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I R/ Karbometilselulose ED fl. No I


S 3ddue OD/OS/ODS S 6 dd gtt I OD/OS/ODS
R/ Paracetamol 500 mg tab No XXI
Pro : Tn. X S 3dd tab I prn
Usia : … tahun
Pro : Tn. X
Usia : … tahun
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil

TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat UV / iritasi kronik
(naik motor, debu)
Pseudo-Pterigium

PTERYGIUM PSEUDOPTERY
GIUM
Degeneratif Inflamasi
Etiologi

Tua -
Usia

Sesuai Dimanapun
Tempat
Seperti
tanda Tes sondase (+)
Sonde/Probe Tidak bisa lewat (+)
Test (-)
positif
PINGUECULA • DEPOSIT PROTEIN & LEMAK akibat
proses degeneratif
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu
baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi
pinguekula
Perdarahan Subkonjungtiva
Perdarahan pada subkonjungtiva atau ekimosis yang bervariasi mulai
dari perdarahan petekia kecil hingga menyebar secara ekstensif ke
seluruh konjungtiva bulbi.
•Trauma
•Inflamasi konjungtiva
•Kongesti vena akibat peningkatan tekanan mendadak

Gambaran Klinis Terapi


Tampak pewarnaan merah homogen dengan •Terapi sesuai etiologi
batas tegas pada konjungtiva, darah akan •Reassurance
direabsorbsi sempurna dalam 7-21 hari •Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan,
kompres hangat untuk membantu reabsorbsi
EPISKLERITIS
• Peradangan rekuren jinak dari episklera
• Etiologi : Berhubungan dengan gout, rosacea, dan psoriasis

Terapi
Gambaran Klinis • Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin2,5% →
pembuluh darah akan mengecil → fenil-efrin
• Mata merah oleh karena vasodilatasi test (+)
• Nyeri ringan saat penekanan bola mata • Kortikosteroid topical
• Kompres dingin
• Sensasi benda asing

• Diffuse episcleritis → peradangan


tersebar maksimal 1 hingga 2 kuadran (A)
• Nodular episcleritis → nodul kemerahan
terletak sekitar 2-3mm dari limbus (B)
A B
Skleritis
• Peradangan kronik dari sklera
• Etiologi : sebagian besar kasus berhubungan dgn penyakit sistemik terutama rheumatoid arthritis
• Gambaran Klinis
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang seringkali membangunkan
pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Pembuluh darah tidak mengecil meskipun diberi vasokonstriktor seperti fenilefrin 2,5%

Klasifikasi :

• Skleritis Anterior (98%)


• Non-necrotizing Scleritis (85%) A B
• Diffuse (A)
• Nodular (B)
• Necrotizing Scleritis (13%)
• With inflammation (A)
• Without inflammation (B)
C D
MATA MERAH VISUS TURUN

• Keratitis : terdapat tanda pada kornea dan penurunan visus.

• Uveitis anterior : penurunan visus, disertai pupil miosis, hipopion

• Endoftalmitis

• Panoftalmitis

• Trauma

• Glaukoma akut : injeksi sklera, pupil mid-dilatasi, udem kornea


FLUORESCEIN TEST
→ Untuk menilai ada tidaknya defek epitel kornea

CARA PEMERIKSAAN :
- Mata ditetesi larutan Fluoresein 2 %
- Kemudian dibilas dengan NaCl fisiologis
- Dilihat menggunakan COBALT BLUE filter pada slit-lamp

INTERPRETASI :
- Warna kehijauan = defek (+)
Sistemik
Keratitis : radang pada kornea

Mata merah, penurunan visus, nyeri,


fotofobia, blefarospasme, edema kornea,
infiltrate seluler, dan injeksi siliar (perikornea).

KLASIFIKASI •Infective Keratitis (bakterial, viral, fungal,


chlamydial, protozoal, spirochaetal)
•Allergic Keratitis (fliktenularis, vernal,
atopic)
•Trophic Keratitis (keratomalasia)
•Traumatic Keratitis
KERATITIS BAKTERIAL

• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.

Pseudomonas

Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
Ada 3 penyakit mata yg khas
dengan kata kunci pemakaian
“lensa kontak” apa saja?
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zoster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster

Herpes Simplex Herpes Zoster


Tampak lesi vesicular di region periorbital, limfadenitis Lesi dermatomal, Hutchinson sign
preauricular.
Lesi dendritic Lesi pseudodendritik

Penurunan sensasi mata Penurunan sensasi

Acyclovir 5x400 mg 7 hari Acyclovir 5x 800 mg 7-10 hari


Pemeriksaan
Penunjang

Tes Fluoresens : Lesi


dendritik

Tzanck Smear kornea→


multinucleated giant cell
KERATITIS AMOEBA

• Etiologi : acanthamoeba
• Faktor resiko : kontak langsung dengan air (biasa dengan menggunakan kontak
lensa), infeksi oportunistik.
• Opasitas epitel subepitel halus dan berjalan radial sepanjang nerves, ring-shaped
lesion sentral atau parasentral yang stadium lanjut akan membentuk abses.
• Polyhexamethylene biguanide (0.02% PHMB), Tetes mata Hexamidine (0.1%)

Keratitis amebic :
terdapat gambaran
ring lesion
KERATITIS FUNGAL

• Paska terkena tanaman hidup : padi, tangkai, daun dll.


• Ulkus putih ke-abuan : feathery-fingerlike dan lesi satelit.
• Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam, amphotericin B
1,5% 1 tetes per jam.

A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring :
cincin kekuningan
steril
Pemeriksaan untuk mengetahui
adanya PERFORASI kornea?
UVEITIS

KLASIFIKASI :

KLINIS
• Uveitis akut → durasi gejala 6
minggu → 3 bulan
• Uveitis kronik → durasi gejala
lebih dari 3 bulan

PATOLOGIS
• Uveitis supuratif
• Uveitis non-supuratif (Wood’s
Classification)
• Uveitis non-granulomatosa
• Uveitis granulomatosa
Gambaran Klinis Granulomatosa Non-Granulomatosa

Onset Perlahan dan insidious Akut

Keratic precipitate Mutton fat Small

Aqueous flare cell Mild/few cell Jumlah banyak

Nodul iris present Absent

Sinekiae posterior Thick dan broad base Thin and tenous

TB, sarcoidosis, sarkoplasma, Spondilitis ankilosa, ulseratif


Seen in
toxoplasma colitis, penyakit chron
Uveitis Anterior
Tanda dan Gejala
Nyeri terutama saat malam hari, mata merah, fotofobia,blefarospasme, penurunan visus
1. Tanda kornea : edema palpebra, keratic presipitat, opasitas kornea bagian posterior.
2. Tanda chamber anterior : Aqueous cells, aqueous flare (Tyndal phenomenon), hipopion.
3. Iris signs : Perubahan pola normal dan warna iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s nodules),
sinekia.
4. Pupil sign : Pupil Miosis
Komplikasi : Katarak, glaukoma sekunder

Edema
Palpebra,
hipopion dan
pupil miosis
Koeppe Busacca
Tx
LOCAL
• Kompres hangat
• Kacamata hitam
• KORTIKOSTEROID
• Atropine 1% EyeDrop – midriatikum/sikloplegik utk cegah sinekia

SYSTEMIC
• KORTIKOSTEROID (Dexa)
• Analgesik (NSAID)
• Immunosupresan

Jika sudah komplikasi


• Timolol, Acetazolamide (FIRST LINE utk Glaukoma Sekunder) diikuti prostahglandin analog;
Pilocarpine, epinephrine, and dipivefrin are best avoided as they promote inflammation
Uveitis Posterior
Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik hitam melayang di depan mata, metamorphopsia dan scotoma
• Tanda : Opasitas vitreous, patch of choroiditis.
• Komplikasi : panuveitis, katarak
• Terapi
Non-spesifik
•Kortikosteroid topical dan sistemik
•Immunosupresan
Spesifik
•Terapi penyebab (toxoplasmosis, tuberculosis, sifilis)

• Vitritis (cell, dan eksudat)


• Infiltrasi dan eksudasi retina
• Edema dari retina dan koroid
• Perdarahan retina
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• CoA : hipopion
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
Amaurotic cat eye
reflex
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan!!!!!
TATALAKSANA

• Antibiotik intravitreal : Vancomycin 1 mg in 0.1 ml + ceftazidime


2.25 mg in 0.1 ml.
• Kortikosteroid : cegah sinekia
• Sikloplegik : atropin 1% (istirahat iris)
Panophtalmitis • + keterlibatan sklera dan kapsula tenon
hingga jaringan orbital

Gejala Nyeri gerak


Endoftalmitiis bola mata

TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
Contoh Penulisan Resep Keratitis

Bakterial Viral (HSV)


dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2020 Semarang, … Agustus 2020

R/ R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I R/ Asiklovir 400 mg tab No XXXV


S 3ddue OD/OS/ODS S 5 dd tab I

Pro : Tn. X Pro : Tn. X


Usia : … tahun Usia : … tahun
Tanda dan Gejala Keratitis Akut Iridosiklitis Glaukoma Akut

Onset Perlahan Perlahan Tiba-tiba

Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih / Keruh Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat

Pupil Normal Miosis Midriasis

Iris Normal Berkabut Edema

TIO Normal Normal Meningkat

Keratitis Iridosiklitis Glaukoma Akut


Kelompok penyakit neuropati optic progresif yang ditandai dengan adanya
perubahan spesifik pada diskus optikus dan defek lapang pandang irreversible
yang seringkali namun tidak selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraocular (IOP)
Primary Open Angle Glaucoma
Peningkatan tekanan intraocular progresif lambat dengan sudut
terbuka yang disertai dengan cupping diskus optikus dan defek
lapang pandang. Hemianopsia
bitemporalis
• Gejala : nyeri kepala ringan, penurunan lapangan pandang
progresif kronik.
• Tanda
•Anterior chamber → normal, sudut terbuka
•Diskus optikus → atrofi, cupping (normal cup-disk ratio 0.3-
0.4), bayonetting sign Cup to disk ratio
•Lapang pandang → terjadi konstriksi lapang pandang >0,5 pada pasien
(Hemianopsia bitemporalis) glaucoma sudut
terbuka yang
Pemeriksaan Penunjang nantinya ber
•Tonometri mengukur IOP manifestasi
•Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis sebagai
•Perimetri → melihat defek lapang pandang hemianopsia
bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari

• Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi


musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
Parasympathomimetic Drugs trabecular meshwork

Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow


(first drug of choice)
• Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Carbonic Anhidrase Inhibitor kali/hari anhidrase

• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous


Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Close Angle Glaucoma
Peningkatan TIO oleh karena tertutupnya sudut iridocornealis sehingga menurunkan outflow aqueous humour
Faktor Risiko
•Faktor anatomis → hipermetropia, bola mata kecil, konfigurasi iris plateau
•Faktor umum → usia, jenis kelamin (wanita:pria 4:1), musim, riwayat keluarga, ras
•Faktor presipitatus → pencahayaan gelap, stress emosional, penggunaan obat-obatan midriatikum (atropin, siklopentolat)
Gejala : Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi
Tanda
•Palpebra → edema dan hiperemis
•Konjungtiva → kemosis, injeksi konjungtiva dan silier
•Kornea → edema
•Anterior chamber → dangkal
•Sudut iridokornealis → tertutup
•Pupil → semi dilatasi, terfiksir, non-reaktif
•IOP → meningkat secara akut
PENATALAKSANAAN
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
3. RUJUK CITO ke dokter spesialis mata

• GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIS


a. RUJUK SpM
Contoh Penulisan Resep Glaukoma Akut

dr. X
Jl. X
SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2020

R/ Acetazolamide 250 mg tab No XXI


S 3 dd tab I
R/ KCl 250 mg tab No XXI
S 3 dd tab I
R/ Timolol maleat 0,5% fl. No I
S 2 dd gtt I OD/OS/ODS
R/ Prednisolon asetat 1% fl. No I
S 4 dd gtt I OD/OS/ODS

Pro : Tn. X
Usia : … tahun
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG (TES KONFRONTASI)

Syarat : Lapang pandang pemeriksa harus normal


Cara pemeriksaan :
• Pasien menutup satu mata tanpa menekannya,
pemeriksa duduk tepat di depan pasien (± 1m) dan
sama tinggi dengan pasien.
• Apabila pasien menutup mata kanan, pemeriksa
menutup mata kiri, dan sebaliknya.
• Dengan perlahan, gerakkan pensil atau objek kecil
lainnya dari perifer ke arah tengah dari delapan arah
dan mintalah pasien memberi tanda tepat ketika ia
mulai melihat objek tersebut.
• Selama pemeriksaan, jagalah agar objek selalu
berjarak sama dari mata pemeriksa dan mata
penderita.
Congenital and Developmental Glaucoma
Kesalahan perkembangan trabecular meshwork termasuk iridotrabecular junction (trabeculodysgenesis)
Manifestasi Klinis
•Fotofobia, blefarospasme, lakrimasi (TRIAS)
•Kornea : corneal edema, buphthalmos, breaks in Descemet’s membrane (Haab’s striae)
•Sklera → tipis, warna biru

Corneal
Buphtalmos Haab Striae
Edema
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN

Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa (katarak Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
hipermatur) → menyumbat trabekula → TIO↑ fotofobia, nyrocos, katarak
Lens particle glaukoma Akibat adanya material lensa yang menyebabkan matur/hipermatur, edema kornea, cell
obstruksi → pada trauma and flare pd COA.

Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut → pupillary


block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO meningkat
krn aliran kurang lancar

Inflammatory open- Uveitis (anterior, intermediate, posterior, Nyeri, visus turun, fotofobia, TIO naik,
angle panuveitis), keratouveitis, post trauma, intraocular inflamasi pd COA.
surgery
Retinoblastoma
• Keganasan yang bermula di retina → mutasi lengan panjang kromosom 13
• Klinis:
‒ Nyeri, kemerahan pada mata dengan glaukoma
‒ Penurunan kemampuan penglihatan
‒ Leukokoria (Cat’s eye)
‒ Strabismus (eso/eksotropia)
• Pemeriksaan penunjang : USG Mata, CT scan, MRI
• Komplikasi : Glaukoma, ablasio retina, ptisis bulbi

LEUKOKORIA
• Retinoblastoma
• Retinopati of prematurity (akibat pemberian oksigen >>)
• Endoftalmitis
• Katarak kongenital
TRAUMA MEKANIK MATA
HIFEMA TRAUMATIK

Pendarahan dalam Bilik Mata Depan (BMD) yang berasal dari pecahnya pembuluh darah pada iris atau
badan silier akibat rudapaksa tumpul.

Tanda dan Gejala

• Tajam penglihatan menurun


• Tekanan intraokuli (TIO) normal / meningkat
Contoh Penulisan Resep
Hifema Traumatika
TATALAKSANA dr. X
• Monitoring TIO, tirah baring total posisi 30-45 derajat. Jl. X
• Sikloplegia SIP. 1234
• Perdarahan terus → asam tranexamat Semarang, … Agustus 2020
• Indikasi operasi :
• Hifema lebih dari derajat 2 R/ Asam tranexamat 500 mg tab No IX
• Hifema yang tetap dan tidak berkurang lebih dari 5 S 3 dd tab I
R/ Sulfas Atropine 2% ED fl. No I
hari. S 1 dd gtt I OD/OS/ODS
• Hemosiderosis endotel kornea Apabila
terdapat R/ Acetazolamide 250 mg tab No XXI
Glaukoma S 3 dd tab I
sekunder R/ Timolol 0,5% ED fl No.1
S 2 dd gtt I OD/OS/ODS

Pro : Tn. X
Usia : … tahun
TRAUMA BOLA MATA
Merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau
basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut

Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Trauma Kimia Mata
TRAUMA ASAM
• Contoh : air accu, asam sulfit, asam
hidroklorida, zat pemutih, asam asetat.
• Terjadi KOAGULASI PROTEIN.
• Hanya mengenai superficial saja.

TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI / SAPONIFIKASI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
TATALAKSANA EMERGENSI Contoh Penulisan Resep
Trauma Kimia
• Berikan anestesi local mata : pantocain 0,5%
• Irigasi dengan aquadest steril, cairan dr. X
fisiologis, secara manual menggunakan spuit Jl. X
20 cc SIP. 1234
• Irigasi minimal 1 liter untuk masing-masing
Semarang, … Agustus 2020
mata, bahan asam dilakukan ½ jam, bahan
basa irigasi selama 1 jam.
R/ Sulfas Atropine 2% ED fl. No I
FARMAKOLOGIS
S 1 dd gtt I OD/OS/ODS
• Sikloplegik jangka Panjang (atropine 2%)
R/ Chloramphenicol 0,5% ED fl. No I
diberikan 1 tetes untuk mengurangi spasme
Untuk S 4 dd gtt I OD/OS/ODS
iris dan mencegah sinekia anterior.
Grade R/ Fluorometholone 0,1% ED fl. No I
• Antibiotik tetes mata untuk mencegah infeksi 3 dan 4 S 4 dd gtt I OD/OS/ODS
sekunder
• Untuk grade 3 dan 4 : dapat diberikan
Pro : Tn. X
kortikosteroid tetes mata untuk mengurangi
Usia : … tahun
inflamasi selama 2 minggu pertama.

Anda mungkin juga menyukai