Anda di halaman 1dari 44

Peningkatan Kompetensi Dokter Dalam

Tata Laksana Kasus Rujukan Penyakit


Mata Non Spesialistik di FKTP

dr. Desti Hendrastuti, Sp.M


Divisi Ilmu Kesehatan Mata
Balai Kesehatan Indera Masyarakat
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Daftar Penyakit Mata dengan Tingkat Kemampuan 4

No. Daftar Penyakit


1. Miopia ringan
2. Hipermetropia ringan
3. Astigmatisme ringan
4. Presbiopia
5. Blefaritis
6. Hordeolum
7. Trikiasis
8. Benda asing di konjungtiva
9. Perdarahan subkonjungtiva
10. Konjungtivitis (bakteri, viral, alergi)
11. Mata kering
12. Episkleritis
Daftar Ketrampilan Klinis Pemeriksaan Mata
dengan Tingkat Ketrampilan 4
No. Ketrampilan No. Ketrampilan
1. Penilaian ketajaman penglihatan 11. Penilaian posisi bola mata
2. Penialaian refraksi, subjektif dengan corneal reflex images
(Hirschberg Test)
3. Lapang pandang (confrontation
test) 12. Penilaian posisi bola mata
dengan cover uncover test
4. Inspeksi kelopak mata
13. Pemeriksaan gerkan bola mata
5. Inspeksi kelopak mata dengan
eversi kelopak atas 14. Inspeksi pupil
6. Inspeksi bulu mata 15. Penialaian pupil dengan reaksi
langsung terhadap cahaya dan
7. Inspeksi konjungtiva, termasuk konvergensi
forniks
16. Inspeksi segmen anterior dengan
8. Inspeksi sklera transiluminasi (pen light)
9. Inspeksi orifisium ductus 17. Inspeksi kornea
lakrimalis
18. Tes sensitivitas kornea
10. Palpasi limfonodus pre auricular
Daftar Ketrampilan Klinis Pemeriksaan Mata
dengan Tingkat Ketrampilan 4
No. Ketrampilan No. Ketrampilan
19. Inspeksi bilik mata depan 27. Peresepan kacamata baca
20. Inspeksi iris dengan visus jauh normal atau
bisa dikoreksi menjadi 6/6
21. Inspeksi lensa
28. Pemberian obat tetes mata
22. Funduscopy untuk melihat fundus
reflex 29. Aplikasi salep mata
23. Funduscopy untuk melihat 30. Eversi kelopak atas dengan kapas
pembuluh darah, papil, macula lidi untuk membersihkan benda
asing non trauma
24. Pemeriksaan TIO, estimasi
dengan palpasi 31. Pemasangan perban mata
25. Pemeriksaan TIO, pengukuran 32. Mencabut bulu mata
dengan indentasi tonometer 33. Membersihkan benda asing dan
(Schiotz) debris di konjungtiva
26. Tes penglihatan warna (dengan
buku Ishihara 12 plate)
Anatomi Mata
KELAINAN REFRAKSI

Keluhan :
- Sakit kepala (tengkuk/dahi)
Astenopia
- Mata berair, pedas, pegal
(mata lelah)
- Cepat mengantuk
- Penglihatan kabur
Emetropia
Miopia (Rabun Jauh)

Koreksi dengan sferis negatif terkecil, visus terbaik


Miopia (Rabun Jauh)
• Senang memicingkan
Ringan : 1,00 – 3,00 Dioptri
mata
→ mencegah aberasi
sferis & mendapat efek Myopia : Sedang : 3,00 – 6,00 Dioptri
pin hole
Tinggi : > 6,00 Dioptri

• Myopia degenerative → myopia tinggi +


tanda degenerative
Penyulit → timbul pada myopia berat a.l :
- ablasio retina
- glaukoma sekunder
- strabismus esotropia / juling ke arah dalam akibat konvergensi terus
menerus
- bila eksotropia / juling ke arah luar mungkin fungsi satu mata telah
berkurang/ ambliopia
Hipermetropia (Rabun Dekat)

Koreksi dengan sferis positif terbesar, visus maksimal


Hipermetropia (Rabun Dekat)

• Penglihatan dekat dan


jauh kabur
• Mata selalu berakomodasi
→ astenopia

Penyulit :
- Esotropia / juling ke dalam → karena terus menerus akomodasi
- Glaukoma sekunder
→ hipertrofi otot siliar di badan siliar
→ sudut bilik mata sempit
Astigmatisme

Keluhan :
• Melihat jauh kabur, melihat dekat lebih baik
• Melihat ganda dg 1 atau 2 mata
• Bentuk benda yang dilihat berubah
(bulat → lonjong)
• Mata tegang, pegal dan lelah Koreksi dengan lensa silindris
Koreksi Kaca Mata

Berikan Lensa Sferis Positif Terkecil

• Prinsip mengistirahatkan akomodasi dengan


memakai lensa positif.
• Sferis (+) → makin jelas → lanjutkan hingga
mencapai visus terbaik
• Sferis (+) → makin buram → ganti dengan sferis (-)
→ makin jelas → lanjutkan hingga mencapai visus
terbaik
Tindakan Pada Penderita Kelainan Refraksi

- Gunakan lensa koreksi yang sesuai


- Periksakan ke dokter mata 6 bulan sekali
- Ajarkan kebiasaan hidup sehat
Blefaritis
• Blefaritis anterior
• Ulseratif → Stapilokokus
• Seboroik → Pityrosporum ovale
• Blefaritis posterior
• Penyebab : Disfungsi kelenjar meibom

Tatalaksana
• Blefaratis anterior
• Kebersihan muka
• Salep anti biotika (gram )
• Digosok “cotton Aplicator”
• Blefaritis Posterior
• Tetrasiklin 250 mg 2 x /hari Atau
Erytromycin 250mg 3x/hari → 2 minggu
• Topikal : Steroid ringan
• Menekan kelenjar meibom pada
palpebra
Hordeolum
• Hordeolum
Tatalaksana: • Internum : Infeksi Kelenjar
• Kompres hangat meibom
• Salep antibiotic • Eksternum : Infeksi
kelenjar Zeis dan Moll
• Insisi → Rujuk
Kuman penyebab : Stapilokokus
Trikiasis
• Definisi: Bulu mata dengan folikel normal yang
tumbuh ke dalam
• Klasifikasi
• Trikiasis minor: mengenai < 5 silia
• Trikiasis mayor: mengenai ≥ 5 silia
• Etiologi: idiopatik, blefaritis, penyakit
sistemik, obat-obatan, trauma mekanis atau
kimia
• Komplikasi: keratitis

• Tatalaksana:
• Epilasi bulu mata
• Pemakaian soft contact lens
• Terapi bedah: Electrolysis,
Argon Laser Ablation,
Cryotherapy
Corpus Alienum Konjungtiva

Terapi
• Lakukan pengangkatan benda asing
• Eversi kelopak mata untuk memastikan
tidak ada lagi benda asing
• Antibiotik topical
Perdarahan Subkonjungtiva

• Diakibatkan karena pecahnya pembuluh darah


konjungtiva
• Etiologi: idiopatik (sebagian besar), trauma, kelainan
sistemik
• Terapi: hilang sendiri 7-14 hari (self limiting)
Konjungtivitis
• Etiologi:
• Bakteri
• Klamidia
• Virus
• Alergi
• Jamur (Jarang)
• Tanda klinis umum Papil Hipertrofi

• Hiperemi – Injeksi konjungtiva


• Lakrimasi
• Eksudasi (secret)
• Palpebra bengkak
(Pseudoptosis)
• Chemosis (edem konjungtiva)
• Papil Hipertrofi, Folikel (tidak
selalu) Folikel
Konjungtivitis
Konjungtivitis Bakterialis
• Konjungtivitis Gonoroika (Hiperakut Purulen)
• Etiologi: Infeksi Neisceria Gonoroika
• Stadium: Infiltratif : 1 – 3 hari
Supuratif : 3 – 7 hari
• Komplikasi : ulkus kornea / perforasi.
• Terapi :
• Tetes garamycin tiap jam atau tetes PP15.000 IU tiap jam
• INJ PP / Garamycin
• Bersihkan Sekret tiap jam
• Isolasi (sangat Infeksius)
• Konjungtivitis Kataralis (Akut Mukopurulen)
• Etiologi: Infeksi Streptokokus pneumonie, Haemophylus influenzae,
Stapilokokus
• Konjungtivitis Kronis Bakterialis
• Berhubungan dengan dakriostenosis dan blefaritis
Konjungtivitis
Konjungtivitis oleh karena Klamidia Trachoma
• Etiologi: Infeksi Klamidia Trachomatis
• Komplikasi : entropion, trikiasis → erosi kornea → infeksi →
sikatrik
• Tanda:
• Folikel terutama daerah palpebra superior
• Patognomonies : Herbert’s pits (Lekukan kecil sekitar limbus)
• Tatalaksana :
• Tetrasiklin 1 – 1,5 Gram / Hari 3 – 4 minggu atau Doxycciclin 100
Mg / hari 3 minggu.
• Zalf tetra atau erytromicin selama 6 minggu
• Bila ada entropion → Tarsotomi
Konjungtivitis
Konjungtivitis Virus
• Etiologi: Infeksi Adenovirus Tipe 3, 4, 7, 8
• Tanda:
• Folikel daerah palpebra superior
• Pembesaran kelenjar limfe preaurikuler
• Terapi:
• “Self Limiting”
• Kompres dingin
• Istirahat
Konjungtivitis
Konjungtivitis Alergi
• Sering pada usia anak sampai
dewasa
• Tanda:
• Cobble stone
• Tranta’s Dots pada daerah
limbus (bintik-bintik warna
putih)
• Terapi:
• Cromolim sodium
Hati-hati dengan pemberian
Topikal Steroid → glaukoma dan
katarak
Mata Kering/ Dry Eye
• Definisi: suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva
yang diakibatkan berkurangnya volume air mata
• Pasien akan mengeluh gatal, mata seperti berpasir, silau, dan penglihatan
kabur. Mata akan memberikan gejala sekresi mukus yang berlebihan
• Faktor resiko: usia lanjut, hormonal, factor lingkungan, menatap gadget
terus menerus, pemakaian lensa kontak, obat-obatan,pasien post-op
refraktif (Co: PRK, LASIK)
• Pemeriksaan Penunjang:
• Tear Film Breakup Time (TBUT) → Normal: 15-20 detik, Dry Eye: 5-10
detik
• Schirmer Test → Normal: kertas basah > 10mm, Dry Eye: kertas
basah < 10mm
Episkleritis
✓Kausa tidak diketahui, diduga
hipersensitifitas → berhubungan dgn
kelainan lokal atau sistemik seperti ocular
rosacea, atopik, gout, infeksi atau penyakit
kolagen vaskuler.
✓Banyak terjadi pada dewasa muda (usia
dekade 3 – 4)
✓Wanita > Pria
✓2/3 kasus → unilateral
✓Gejala : merah, nyeri, fotofobia, lakrimasi
✓Injeksi episkera → difus atau noduler
✓Terapi :
✓Topikal / sistemik NSAID atau steroid
✓Cari penyebab
Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan Tajam Penglihatan ( Visus )


- Hitung jari
- Optotip Snellen
- Pinhole
- Trial Lens

visus pasca operasi :


- dengan lensa tanam/ intra okuler lens/ IOL (pseudofaki)
→ s/d 6/6
- tanpa lensa tanam (afaki)
→ 1/60 → S+10 D → s/d 6/6
Pemeriksaan Mata
Lapang Pandang
• Tes Konfrontasi:
• Penderita dan pemeriksa saling berhadapan
• Masing-masing pandangan terfiksasi pada ujung hidung /
pangkal hidung
• Telunjuk pemeriksa digerakkan dari sebelah samping kanan /
kiri menuju ketengah.
Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan Segmen Anterior


• Slitlamp biomicroscopy
• Focal / oblique illumination
Fokal / Oblique iluminasi

PRINSIP :
Sumber Cahaya dari kanan depan
penderita , melalui lensa + 10 / 15 D
berkas sinar difokuskan pada
tempat yang akan diperiksa.
Tyndal effect
Pemeriksaan Segmen Anterior
Konjungtiva : ~ Sub Konjungtiva Bleeding
~ Hiperemi Siliar / Konjungtiva
Kornea: ~ Jernih / keruh
~ Discemet fold, Oedem kornea
~ Jahitan rapat / kendor
Bilik Mata Depan :
~ Jernih / keruh
~ kedalaman : dalam / dangkal
~ Hifema / koagulum / Sisa korteks
- Iris : ~ iridodialisis
~ prolaps iris
- Pupil : ~ bulat / tidak
~ refleks pupil
- Lensa : ~ Pseudofakia (intra okuler lens/IOL +)
~ Afakia (tanpa lensa tanam)
Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan Bola Mata


 Gerak Bola Mata
 Nystagmus
 Cardinal movement
Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan Bola Mata


 Posisi bola mata
 Hirschberg test
Pemeriksaan Mata

Cover Uncover Test


Pemeriksaan Mata

Tes Sensitifitas Kornea


Pemeriksaan Mata

Inspeksi COA
Pemeriksaan Mata
1. Mengukur TIO

• Schioetz
Pemeriksaan Mata

• Palpasi (Digiti)
Pemeriksaan Mata

FUNDUS REFLEK
CERMIN DATAR
BERLUBANG
Pemeriksaan Mata
T
H
A

FUNDUSKOPI N
K

(oftalmoskop)
Y
O
U

Papil N II
Arteri / Vena
Retina
Fovea

Anda mungkin juga menyukai