Anda di halaman 1dari 26

Case Session Report

Corpus Alienum pada Kornea Sinistra

Oleh:
Shinta Ramadhani 1210070100166

Preseptor:
dr. Romi Yusardi, Sp.M
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
SMF ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2017
ANATOMI KORNEA
Kornea (Cornum dalam bahasa latin
= seperti tanduk) adalah selaput bening
mata yang tembus cahaya, merupakan
lapis jaringan yang menutup bola mata
sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis yaitu:
1. Epitel
2. Membrana Bowman
3. Stroma
4. Membrana descement
5. endotel
Erosi Kornea?
DEFENISI

Erosi kornea merupakan keadaan


terkelupasnya epitel kornea yang
diakibatkan oleh gesekan keras pada
epitel kornea karena trauma tumpul
ataupun tajam
ETIOLOGI

Trauma mekanik (mengucek mata)

Benda asing

Penggunaan lensa kontak

Trauma kimia
GEJALA KLINIS
a)penglihatan kabur

a)sensasi benda asing yang parah

a)mata berair

a)nyeri berat

a)blefarospasme

a)fotofobia
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSA

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang

penglihatan penurunan visus Tes fluoresensi


kabur hiperlakrimal
sensasi benda defek kornea
asing yang parah Injeksi siliar (+)
mata berair
nyeri berat
blefarospasme
fotofobia
DIAGNOSA BANDING

konjungtivitis iridosiklitis
PENATALAKSANAAN
Anestesi topikal untuk menghilangkan nyeri dan
memeriksa tajam penglihatan

Antibiotik spectrum luas (neosporin)

Sikloplegik aksi pendek (tropikamida)


spasme siliar

Tutup dengan perban tekan selama 24 jam


Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. N
Umur : 20 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Bungo Jambi
Tanggal Pemeriksaan : 7 Juni 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Kedua mata merah dan nyeri sejak 1 hari yang lalu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
Pasien datang ke poliklinik mata RS Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 7
Juni 2017 pukul 11.00 WIB dengan keluhan mata merah dan nyeri sejak 1 hari
yang lalu.
Pada saat melihat pasien merasa silau jika melihat cahaya.
Pasien juga mengatakan matanya berair.
Pasien merasakan seperti ada benda asing pada kedua matanya.
Pasien mengatakan matanya sering terkena debu
Sebelumnya pasien menggunakan kontak lensa dan beberapa saat setelah
menggunakan kontak lensa timbul keluhan mata merah dan nyeri
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Pasien riwayat menggunakan kacamata dengan lensa -2 D kiri dan kanan
Pasien sering menggunakan lensa kontak yang dibeli tanpa resep dokter

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

OD OS

Visus 20/200 20/200

Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Gerakan bola mata Kesegala arah Kesegala arah

Konjunctiva Hiperemis (+) Hiperemis (+)

Sklera dalam batas normal dalam batas normal


Kornea Erosi kornea sentral Erosi kornea sentral

Camera oculi anterior dalam batas normal dalam batas normal

Iris dalam batas normal dalam batas normal

Pupil dalam batas normal dalam batas normal

Lensa dalam batas normal dalam batas normal

Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan


Diagnosis kerja:
Erosi kornea ODS
Anjuran Terapi:
Floxa eye drop 4x1
Protagenta eye drop 5 ml 4x1

Anjuran Pemeriksaan:
Tes fluoresensi

Diagnosa Banding:
Konjungtivitis
Komplikasi:
Keratitis

Prognosis
Quo ad vitam bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Analisa Kasus
Pasien datang ke poliklinik mata RS Achmad Mochtar Bukittinggi pada
tanggal 7 Juni 2017 pukul 11,00 WIB dengan keluhan mata merah dan nyeri
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tersebut terjadi pada kedua mata pasien. Pada
saat melihat pasien juga merasa silau. Pasien juga mengatakan matanya merah
dan berair. Selain itu pasien merasakan nyeri pada kedua mata pasien. Pasien
merasakan seperti ada benda asing pada kedua matanya. Pasien menceritakan
pada awalnya pasien sedang menggunakan lensa kontak untuk pergi kuliah
namun sebelumnya pasien tidak mencuci tangannya terlebih dahulu. Pasien
mengatakan sewaktu memasang lensa kontak tersebut terasa tidak pas dan
pasien mengucek-ngucek matanya. Selain itu pasien juga mengatakan mata
pasien sering terkena debu akibat sering keluar rumah tidak menggunakan helm
ataupun kacamata.
Pemeriksaan oftalmologi : (ODS)
Visus : 2/200
Konjungtiva palbebra dextra dan sinistra : hiperemis
Konjungtiva bulbi : terdapat injeksi silier
Kornea : terdapat erosi central.
Lakrimalis : hiperlakrimasi
Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi yang
dilakukan pasien didiagnosa dengan erosi kornea ODS.
Pemeriksaan berdasarkan kasus dapat dengan penilaian
permukaan kornea dengan tes fluoresin guna menilai
apakah didapatkan defek kornea atau tidak. Untuk
tatalaksana yang diberikan yaitu dengan pemberian floxa
eye drop 5 ml 4 x sehari dan protagenta eye drop 5 ml
4x sehari.
KESIMPULAN
Trauma pada mata dapat mengakibatkan terjadinya erosi kornea
Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan
oleh gesekan keras pada epitel kornea
Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea sehingga
mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder
Untuk menegakkan diagnosis erosi kornea dapat diperoleh berdasarkan hasil
anamnesis, yaitu fotofobia, lakrimasi, blefarospame, gangguan visus
Dapat juga menggunakan pemeriksaan lain seperti tes Fluoresin
Pada kasus ini penderita mengalami erosi yang dangkal, sehingga diberi antibiotic, dan
terapi lain sesuai keluhan penderita. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah
terjadinya hal yang lebih buruk atau komplikasi yang buruk seperti keratitis.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai