Anda di halaman 1dari 53

SELULITIS

PRESEPTAL
Nama:
- Nabila Mazaya Putri (1815023)
- Mega Salsabila (1815056)

Pembimbing: dr. Helini Sari Lubis, Sp.M., M.Kes


IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. ARP
• Usia : 11 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Kota Tempat Tinggal : Bandung
• Pekerjaan : Pelajar
• Agama : Islam
• Status : Belum Menikah
• No. RM : 01.437.577
Anamnesis
Keluhan Utama : Mata kiri bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki, usia 11 tahun, datang ke poliklinik
mata dengan keluhan bengkak pada kelopak mata kiri bawah
sejak 3 hari yang lalu. Bengkak semakin lama semakin
membesar.
Awalnya, 1 minggu lalu pasien berenang dan setelah itu
kelopak mata kiri terasa nyeri, gatal, dan merah disertai dengan
mata berair. Keluhan disertai juga dengan keluarnya kotoran
pada saat pasien baru bangun tidur. Saat gatal, pasien
menggosok-gosok matanya.
Pasien menyangkal adanya mata merah, penglihatan
buram, bengkak pada selaput mata, mata melotot, penglihatan
ganda, dan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal, riwayat batuk atau
pilek sebelumnya disangkal, riwayat nyeri pada wajah
disangkal, riwayat sakit paru-paru disangkal, riwayat sakit
telinga, dan riwayat trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Lingkungan
• Teman – teman pasien yang berenang bersama mengalami
keluhan serupa pada mata.
Usaha Berobat
• Pasien sudah berobat ke klinik umum dan diberikan obat
tablet 3x sehari, obat minum 3x sehari dan obat tetes 3x
sehari namun keluhan tidak membaik
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8OC
Status Gizi
BB : 27 kg
TB : 129 cm
BMI : 16,2 Kg/m2
Status Oftalmikus
Pemeriksaan Visus OD OS

Visus Dasar 6/6 6/6

Pin Hole - -

Lensometer - -

Lensa Koreksi - -

Visus Koreksi - -

Binokuler -

Add - -

Pupillary Distance -
Status Oftalmikus

Kedudukan Bola Mata OD OS


Duksi Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Versi Baik ke segala arah
Status Oftalmologi
Pemeriksaan Eksterna OD OS

Palpebra Superior Hiperemis (-), Edema (-) Hiperemis (-), Edema (-)

Palpebra Inferior Hiperemis (-) Edema (-) Hiperemis (+) Edema (+) Nyeri (+)
pada margo inferior dekat kantus
medial
Cilia Trikiasis (-) Madarosis (-) Sekret (-) Trikiasis (-) Madarosis (-) Sekret (-)

Apparatus Lakrimalis Sekret (-) Sumbatan (-) Lakrimaasi (-) Sekret (-) Sumbatan (-) Lakrimasi (+)

Conjungtiva Tarsalis Superior Hiperemis (-) Anemis (-) Papil (-) Hiperemis (-) Anemis (-) Papil (-)
Folikel (-) Folikel (-)

Conjungtiva Tarsalis Inferior Hiperemis (-) Edema (-) Anemis (-) Hiperemis (+) Edema (+) Anemis (-)
Papil (-) Folikel (-) Papil (-) Folikel (-)

Conjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi silier (-) Injeksi konjungtiva (-) Injeksi silier (-)

Kornea Jernih Jernih

COA Kedalaman sedang, Jernih Kedalaman sedang, Jernih

Pupil Bulat, isokor, RCL (+), RCTL (+) Bulat, isokor, RCL (+), RCTL (+)

Iris Sinekia (-) Atrofi (-) Sinekia (-) Atrofi (-)


Lensa Jernih Jernih
Status Oftalmologi
OD OS

TIO Palpasi Normal Normal

Funduskopi Direk

- Reflek Fundus + +

- Papil N. Opticus
Bentuk Bulat Bulat
Warna Kuning Kuning
Batas Tegas Tegas
CD Ratio 0,3 0,3
A/V 2:3 2:3

- Retina Ablasi (-) Ablasi (-)

- Makula Lutea Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)


Resume
Keluhan Utama : Mata kiri bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki, usia 11 tahun, bengkak pada kelopak mata
kiri bawah sejak 3 hari yang lalu. Bengkak semakin lama semakin
membesar.
Satu minggu lalu pasien berenang dan setelah itu kelopak mata
kiri terasa nyeri, gatal, dan merah disertai dengan mata berair juga dengan
keluarnya kotoran pada saat pasien baru bangun tidur. Saat gatal, pasien
menggosok-gosok matanya.
Riwayat Penyakit Dahulu :-
Riwayat Penyakit Keluarga :-
Riwayat Lingkungan
• Teman – teman pasien yang berenang bersama mengalami keluhan
serupa pada mata.
Usaha Berobat
• Sudah berobat ke klinik umum diberikan obat tablet 3x sehari, obat
minum 3x sehari dan obat tetes 3x sehari namun keluhan tidak
membaik
Resume
• Status Generalis : dalam batas normal
• Status Oftalmologi
OD OS

Pemeriksaan Visus Normal Normal

Pemeriksaan Eksterna

- Palpebra Inferior Normal Hiperemis (+) Edema (+) Nyeri (+) pada
margo inferior dekat kantus medial

- Apparatus Lakrimalis Normal Sekret (-) Sumbatan (-) Lakrimaasi (+)

- Conjungtiva Tarsalis Inferior Normal Hiperemis (+) Edema (+) Anemis (-) Papil
(-) Folikel (-)
Diagnosis
Diagnosis Banding:
- Selulitis Preseptal OS
- Selulitis Orbita OS

Dasar Diagnosis
- Edema Palpebra
- Eritema Palpebra
- Nyeri Palpebra
- Tidak ada gangguan pada bola mata

Diagnosis Kerja : Selulitis Preseptal Palpebra Inferior OS


Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa
• Edukasi pasien untuk mengkompres mata dengan air hangat
• Edukasi pasien untuk tidak menggosok-gosok mata
• Edukasi pasien untuk meminum obat sesuai anjuran

• Medikamentosa
• Antibiotik oral : Amoxicilin 3x250 mg selama 7 hari
• Antibiotik Eye Ointment : Cendo Mycos 3x1 gtt OS
• Antibiotik Eye Drops : Floxa 3x1 gtt OS
• Analgetik : Asam Mefenamat 3x250 mg prn
Prognosis
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam
• Quo Ad Functionam : Ad Bonam
• Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
Anatomi
Kelopak Mata
Anatomi
Kelopak Mata
• Kelopak mata terdiri atas palpebra superior dan palpebra
inferior
• Kelopak mata merupakan lipatan kulit yang dapat
menutup dan berfungsi untuk melindungi bagian mata
anterior
Kelopak mata terdiri dari:
• Kulit dan jaringan
subkutaneus
• Muskulus
protaktor
• Septum orbital
• Lemak orbital
• Muskulus
retraktor
• Tarsus
• Konjungtiva
Muskulus Protaktor
• Muskulus orbikularis okuli otot protaktor utama di
kelopak mata yang berfungsi untuk menutup kelopak
mata.
• Serat otot mengelilingi fisura palpebra secara konsentris.
Muskulus Orbikularis Okuli
• Otot orbikularis okuli
dapat dibagi menjadi
pretarsal, preseptal
dan bagian orbital.
• Bagian otot yang
terdapat didalam
palpebra dikenal
sebagai bagian
pratarsal, bagian diatas
septum orbital dikenal
sebagi praseptal.
• Otot orbikularis okuli
disarafi ole nervus VII
(fasialis).
Septum Orbital
• Septum orbital adalah fasia di belakang bagian otot
orbikularis yang terletak diantara tepian orbital dan
tarsus serta fungsi sebagai sawar antara palpebra dan
orbita.
• Septum orbitalis ditembus oleh pembuluh dan saraf
lakrimal, pembuluh dan saraf supratroklear, pembuluh
dan saraf supraorbital, saraf infratroklear, anastomose
antara vena angularis dan vena ophthalmica, muskulus
levator palpebra superiosis.
Septum Orbital

Pada kelopak mata


atas, septum orbital
menyatu dengan
aponeurosis levator
palpebra 2-5 mm di
atas garis tarsus
superior (non asia)
Septum Orbital

Septum orbitale
inferius menyatu
dengan fasia
kapsulo palperbra
atau tepat
dibawah garis
tarsal inferior.
Lemak orbital
• Lemak orbital terletak di posterior dari septum
orbital dan anterior dari aponeurosis levator
(kelopak mata atas).
• Pada kelopak mata atas, terdapat dua kantung
lemak yaitu di bagian nasal dan sentral.
Lemak orbital

• Kelopak mata bawah


terdapat tiga kantong
lemak yaitu di bagian
nasal, sentral dan
temporal.
• Kantong tersebut
dikelilingi oleh selubung
fibrosa tipis yang
berkelanjutan ke depan
sistem orbital anterior
Otot Retraktor Palpebra
• Otot retraktor palpebra berfungsi membuka
palpebra.
• Otot-otot ini dibentuk oleh kompleks
muskulofasial, dengan komponen otot rangka
dan otot polos  kompleks levator palpebra
superior dan fasiakapsulopalpebra di palpebra
inferior.
Palpebra superior
• Bagian otot rangkanya adalah levator palpebra superioris. Otot ini
dari apek orbital berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah
aponeurosis
• Bagian yang mengandung serat-serat otot polos muskulus Muller
terletak lebih dalam (tarsalis superior).
Palpebra superior
• Aponeurosis tersebut mengangkat lamella
anterior palpebra, berinsersio pada
permukaan posterior orbikularis okuli lalu ke
dalam kulit atasnya membentuk lipatan kulit
palpebra superior.
• Muskulus muller berinsersio ke dalam batas
atas lempeng tarsus dan fornik superior
konjungtiva, dengan demikian mengangkat
lamellar posterior.
Palpebra Inferior
• Fasia kapsulopalpebra analog dengan aponeurosis levator pada
kelopak mata bagian atas.
• Bagian kepala dari fasia kapsulopalpebra menempel ke bagian
terminal dari serat otot muksulus rectus inferior dan bergabung
dengan sarung dari muskulus obliq inferior.
Palpebra Inferior
• Fasia kapsulopalpebra insersi ke garis tarsal
inferior dan kemudian bergabung dengan
septum orbital .
• Komponen otot polos retraktor palpebra
dipersarafi oleh saraf simpatis sedangkan levator
oleh saraf kranial ke tiga (okulomotorius).
Tarsus
• Merupakan struktur penyokong palpebra yang terdiri
dari lapisan fibrosa padat dan sedikit jaringan elastik
• Lempeng tarsal pada Kelopak mata atas berukuran 10-12
mm vertikal di tengah dari kelopak mata dan lempeng
tarsal pada kelopak mata bawah maksimum berukuran 4
mm.
Tarsus
• Lempengan tarsal melekat ke periostrum melalui tendon kantal
medial dan lateral.
• Lempengan tarsus superior dan inferior juga tertambat pada tepi
atas dan bawah orbital oleh fasia yang tipis dan padat fasia ini yang
membentuk septum orbital.
Konjungtiva
• Bagian posterior palpebra dilapisi oleh selapis membran mukosa
yang disebut dengan konjungtiva palpebra (tarsal) yang melekat erat
pada tarsus.
• Konjungtiva tersusun dari epitel non keratinizing squamous.
Konjungtiva
• Epitel squamous non keratinizing membentuk
lapisan posterior dari kelopak mata dan terdiri
dari sel goblet yang mensekresikan musin dan
kelenjar lakrimal aksesoris wolfring dan Krause.
• Kelenjar wolfring banyak ditemukan di sepanjang
perbatasan tarsal non margina, dan kelenjar
krause ditemukan di fornik (aao).
Selulitis Preseptal
Definisi
• Selulitis preseptal : suatu infeksi pada jaringan
lunak dari kelopak mata dan regio periokular
anterior ke septum orbital ditandai dengan
eritema dan edema kelopak mata akut.
• Selulitis orbital : suatu infeksi dari jaringan lunak
yang berasal dari ektra orbital posterior sampai
ke septum orbital.
Epidemiologi
• 5000 pasien rawat inap di Amerika Serikat memiliki
diagnosis utama peradangan dalam kelopak mata
• Selulitis preseptal jauh lebih sering terjadi daripada
selulitis orbital
• Selulitis preseptal lebih sering terjadi pada anak, pasien
dengan selulitis preseptal cenderung lebih muda
dibandingkan dengan pasien selulitis orbital
• Baik selulitis preseptal maupun selulitis orbital lebih
sering terjadi pada musim dingin
• Tidak ada predileksi untuk jenis kelamin atau ras
Etiopatogenesis
Etiologi yang paling umum dari selulitis adalah infeksi
bakteri.

Infeksi bakteri pada orbit dan jaringan lunak periorbital


berasal dari tiga sumber primer:
• Penyebaran langsung dari sinusitis atau dakriosistitis;
• Inokulasi akibat trauma langsung atau infeksi kulit;
• Penyebaran bakteri dari fokus jauh (otitis media,
pneumonia).
Etiopatogenesis
• Infeksi selulitis, baik preseptal ataupun orbital,
paling sering disebabkan oleh terdapatnya
sinusitis yang mendasari, jika tidak ditemukan
sumber inokulasi yang jelas.
Etiopatogenesis
Penyebab tersering:
• Pada orang dewasa  trauma tembus kulit atau
karena dakriosistitis
• Pada anak-anak  terdapatnya sinusitis yang
mendasari
• Pada bayi dan anak-anak berumur kurang dari
lima tahun  bakteremia, septikemia, dan
meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus
influenzae  anamnesis riwayat vaksinasi H
influenzae B (Hib)
Manifestasi Klinis
• Edema kelopak mata
• Eritema
• Peradangan
• Bola mata tidak terlibat  reaksi pupil,
ketajaman visual, motilitas okular tidak
terganggu, nyeri pada gerakan mata dan kemosis
juga tidak ditemukan.
Manifestasi Klinis
• Jika terjadi perluasan ke orbit penurunan
tajam penglihatan, proptosis, kemosis, dan
pembatasan gerakan mata.
• Abses orbital  Proptosis non aksial
• Perluasan ke sinus kavernosus  gangguan
bilateral nervus kranialis II, III, IV, V1, V2, V3 dan VI,
disertai edema berat dan demam septik.
• Erosi tulang-tulang orbita  abses otak dan
meningitis.
Diagnosis
Infeksi preseptal perlu dibedakan dari infeksi orbita.
• Keduanya  edema, eritema, hyperemia, nyeri, dan
leukositosis.
• Infeksi orbita  kemosis, proptosis, pembatasan gerakan
mata, dan penurunan penglihatan
Diagnosis
Perbedaan antara orbital selulitis atau preseptal selulitis
dengan suatu reaksi alergi:
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan kultur spesimen, kultur darah  terapi
antibiotik.
• Pemeriksaan darah lengkap  leukositosis
• Analisis cairan serebro spinal tidak rutin dilakukan,
kecuali orbital selulitis bilateral, menunjukan
kecurigaan terhadap tanda meningitis atau keterlibatan
intrakranial
• Pada pemeriksaan radiografi: CT Scan atau MRI 
melihat keterlibatan jaringan orbital, letak abses, benda
asing, erosi atau fraktur tulang penyusun orbita, serta
menilai sinus paranasal.
Diagnosis Banding
• Preseptal selulitis yang tidak ditangani dengan baik akan
berkembang menjadi orbital selulitis dan menunjukan
tanda-tanda keterlibatan orbital
• Diagnosa banding dari orbital selulitis bakterialis 
semua kelainan inflamasi di orbital: neoplasma,
oftalmopati tiroid, dan inflamasi idiopatik orbita yang
disebabkan autoimun, kongenital, atau traumatika
PENATALAKSANAAN
Pada Anak
• Kebanyakan anak dirawat inap untuk pemberian antibiotik IV
selama 1-2 hari.
• Pemberian antibiotik, dengan pilihan antara lain :
• Cefuroxime 30 mg/kg/dosis tiap 8 jam atau
• Amoxycilin & asam klavunalat 30 mg/ kg/dosis tiap 8 jam
• Jika alergi Penisilin atau Cephalosporin menggunakan antibiotik :
Clindamycin 10 mg/kg/dosis (maksimal 600 mg/dosis) tiap 6 jam.
PENATALAKSANAAN
• Bila kegagalan respon terapi antibiotik IV dalam 24 – 48
jam. Terapi yang diberikan berupa terapi pada selulitis
orbita.
Pilihan antibotiotik oral antara lain :
• Cephalexin 20 mg/kg/dosis ( maksimal 50 mg/dosis)
• Amoxycilin & asam klavunalat 25 mg/ kg/dosis
(maksimal 500 mg/dosis)
• Jika alergi Penisilin atau Cephalosporin menggunakan
antibiotik Erythromycin 10 mg/kg/ dosis atau 20 mg/kg/
dosis ( maksimal 500 mg/dosis) atau Roxithromycin 4
mg/kg/dosis (maksimal 150 mg/dosis)
PENATALAKSANAAN
Pada Dewasa
• Untuk Selulitis preseptal ringan
Antibiotik Oral : Amoxicilin/ Clavunate 250 - 500 mg PO atau
Ceflaclor 250 - 500 mg PO atau Trimethoprim /
Sulfamethoxazole PO untuk pasien dengan alergi penisilin.
• Untuk Selulitis preseptal sedang - berat
Intravena : Cefurotaxime1 gr IV tiap 8 jam atau Ampisilin atau
Sulbactam 1,5- 3 g IV tiap 6 jam
Penatalaksanaan
• Drainase bedah  jika selulitis preseptal berkembang
menjadi abses lokal
• Insisi dan drainase  di atas abses
• Menghindari kerusakan aponeurosis levator di kelopak
mata atas
Komplikasi
• Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar ke
rongga mata, jaringan di sekitar mata, dan bolamata
sendiri (selulitis orbital)
• Perluasan infeksi juga dapat menyebabkan:
- trombosis sinus kavernosus
- abses orbital  proptosis non aksial
- abses otak
- meningitis
Prognosis
• Dengan pengenalan dan penanganan yang tepat,
prognosis untuk sembuh total tanpa komplikasi sangat
baik
• Pada penyebaran patogen ke orbita yang dapat
mengancam penglihatan dan berlanjut ke penyebaran
CNS.
• Penyebaran sistemik dapat menyebabkan meningitis dan
sepsis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai