Anda di halaman 1dari 8

MIKROFTALMUS

Mikroftalmus merupakan kelainan mata yang


ditandai dengan ukuran bola mata lebih kecil
dari pada normal dan fisura palpebra biasanya
sempit dan orbita kecil yang dapat terjadi
unilateral dan bilateral.
Etiologi
• Mikroftalmus terjadi akibat terhentinya perkembangan pada setiap tingkat
vesikel optik. Tapi, penyebab mikroftalmus tidak sepenuhnya dipahami.
• Beberapa teori menjelaskan bahwa :
1. Beberapa kasus diketahui adanya riwayat keluarga dengan adanya mutasi
pada gen pengkode (microphthalmia-associated transcription factor atau
MITF).
2. Mikroftalmus pada bayi baru lahir juga dikaitkan dengan infeksi selama
kehamilan, terutama rubella dan sitomegalovirus (CMV), trisomi 13
(sindroma Patau ), triploid Sindrom , dan Wolf-Hirschhorn Syndrome.
Selain itu, mikroftalmus mungkin juga akibat dari fetal alkohol syndrom
tetapi sangat jarang suatu infeksi dalam rahim dapat menyebabkan
microphthalmia.
3. Tidak ada bukti bahwa mikroftalmus disebabkan oleh obat-obatan.
Patogenesis
Penutupan dini salah satu atau lebih sutura
tulang tengkorak akan mengakibatkan bentuk
kepala menjadi abnormal dan terjadi kerusakan-
kerusakan pada jaringan otak dan mata karena
penekanan.
Manifestasi Klinis

 Ukuran bola mata lebih kecil dari  Pada yang unilateral, muka pada sisi
yang terkena sering tidak berkembang
pada normal. atau bahkan seluruh tubuh sisi yang
 Fissura palpebra biasanya terkena tidak berkembang.
sempit, orbita kecil dan rongga  Dapat ditemukan adanya strabismus
orbita dangkal. dan nistagmus.
 Gejala yang sering ditemukan  Dapat disertai dengan glukoma, karena
:
pada mikroftalmus yakni
• Kornea yang kecil sehingga sudut dangkal.
hipermetropia.
• Lensa besar sehingga mendorong iris
 Umumnya tajam penglihatan kedepan.
subnormal karena mungkin • Terdapat sisa-sisa jaringan embrional
retina tidak berkembang. disudut bilik mata.
 Dapat unilateral atau bilateral.
Pemeriksaan Mata
Neonatus Bayi dan Anak
Visus
Respons gerakan, fiksasi, reaksi pupil, refleks
 Inspeksi ekstenal : konfergensi, gerakan binokuler, periksa satu per satu
(mata satunya diplester), lihat nistagmus/ strabismus.
Pupil dilatasi setelah 29 hari,
Refraksi
refleks lambat, anisokoria 0,5mm
Sikloplegia untuk atasi akomodasi, siklopentolat 1%
>20% sebanyak 2 X tetes selama 30 menit sebelum
 Oftalmoskopik pemeriksaan, interval 5 menit diberi atropin zalf mata
1%, 2-3 X/hr selama 2-3 hr.
80% hiperopia, 5% miopia,15% emetropia dan 10%
gangguan refraksi.
Pemeriksaan segmen anterior dan posterior
• Senter, Loupe, Slit Lamp, Oftalmoskop.
• TIO, Gonioskop :
1. Refleks fovea (-)
2. Fundus perifer abu-abu.

Anda mungkin juga menyukai