a. Visus : visus yang bisa dikoreksi maupun tidak bisa membantu untuk
merencanakan terapi apa yang dibutuhkan terutama pada onset awal
terjadinya katarak. Penting juga untuk melihat proyeksi pantulan cahaya pada
retina karena dapat menilai ada atau tidaknya komplikasi pada segmen
posterior dari trauma tumpul seperti retinal detachment.
b. Bola mata: deviasi okular dan pergerakan uniocular maupun binokular perlua
diperiksa.
c. Palpebra: dapat ditemukan adanya laserasi ataupun jaringan parut atau scar,
pada bola mata perlu menilai pergerakan dan ada tidaknya deviasi.
e. Kornea: pada pemeriksaan menggunakan slit lamp penting untuk menilai ada
tidaknya cornea clouding/edema, perforasi, scar, sutura pada perforasi yang
sudah sembuh dan korpus alienum di daerah intrastromal.
g. Kamera okuli anterior: menilai ada tidaknya flare maupun hifema dan
kelainan pada vitreous ataupun lensa.
j. Lensa: dinilai tipe dan tingkat kekeruhan lensa, kapsul anterior intak atau
rupture. Pada pasien usia muda opasitas biasanya terlokaliksasi dan dimulai
di daerah subkapsular dan akhirnya terletak sangat dalam karena
pembentukan serat lensa yang baru. Pada pasien usia lanjut, biasanya katarak
lebih difus dan progresif karena proses degenerasi katarak senilis.
a. Vossius Ring
Vossius ring adalah deposisi pigmen iris pada epikapsular lensa. Cincin
berwarna merah kecoklatan, terletak berhubungan dengan lubang pupil
lebarnya kurang lebih 1 mm, terbentuk karena miosis yang ekstrim pada
saat trauma. Cincin juga terkadang terbagi dalam segmen karena
kontriksi permukaan iris posterior. Pada beberapa waktu, dapat
ditemukan cincin ganda karena kontriksi pupil yang tiba-tiba lalu
didilanjutkan dengan dilatasi pupil.
b. Tekanan Intra Okular: dapat meningkat karena reseksi atau subluksasi atau
kerusakan pada trabecular, tekanan intraocular juga dapat menurun pada
perforasi dari bola mata atau hilangnya vitreous humor. Pada kasus trauma
akut biasanya tekanan intraocular rendah karena syok silier.
c. Gonioskopi: reseksi sudut, pigmentasi, siklodialisis, dialisis zonular dan
trabekular dapat tampak.
e. X-ray orbita: untuk melihat cedara orbital ataupun fraktur tulang orbita.
a. Katarak Uveitik
Katarak adalah salah satu komplikasi pada pasien dengan uveitis. Pembentukan
katarak pada uveitis biasanya disebabkan oleh inflamasi yang tidak terkontrol dan
penggunakan kortikosteroid baik topikal maupun sistemik.r
b. Glaucomafleckens
Glaucomaflecken adalah epitel putih keabuan dan opasitas korteks lensa anterior
yang terjaid setelah episode meningkatnya TIO yang bermakna, seperti pada
glaukoma akut sudut tertutup. Secara histopatologi, glaucomflecken terdiri dari
sel epitelial lensa yang nekrosis dan korteks subepiteliat yang mengalami
degenerasi.s
Drug induced lens cataract merupakan katarak atau kekeruhan lensa mata yang
disebabkan oleh karena penggunaan obat tertentu. Dalam kondisi ini, obat yang
paling banyak ditemukan memiliki risiko besar untuk menginduksi timbulnya
katarak adalah obat-obatan golongan steroid. Biasanya kekeruhan mengenai
kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan
dalam waktu yang lama.t
DAFTAR PUSTAKA
p. Sitorus RS, et al. (Ed). Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: BP FKUI. 2018
q. Singha D, Falera R, Kaur M. “Traumatic Cataract” in Maharana PK, Sharma N, Kumar A (Eds).
Ophthalmology Clinics for Postgraduates. Medical Publisher Jaypee Brothers: 2017
r. Garcia AR, et al.Uveitis Cataract. American Association of Ophthalmology. December 16th
2015.
S. American Academy of Ophthalmology. Glaukomflecken. AAO.2018
T. T.Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. 14th ed. Jakarta: EGC;
2010.