Syaiful Mohidin
Zulhusni Ngali
Pendahuluan
Tujuan : membandingkan akurasi hasil
refraktif di antara phacovitrektomi
gabungan dan operasi katarak delayed
setelah PPV pada pasien dengan RD
rhegmatogenous dan juga untuk
mengevaluasi faktor klinis pre-operative
dengan hasil refraktif post-operative yang
tidak akurat.
Pasien :
Kriteria inklusi : pasien menjalani
phacovitrektomi gabungan atau operasi katarak
delayed setelah PPV untuk fovea berkaitan RD
rhegmatogenous dan katarak di RS Bundang
Universitas Nasional Seoul dari 1 April 2008 -
30 Mei 2013.
Kriteria ekslusi : operasi refraktif korneal seperti
LASIK atau LASEK, operasi scleral buckling,
atau tamponade minyak silikon dan kondisi
okular yang dapat mempengaruhi hasil refraktif.
Prosedur operasi :
Vitrektomi : 23-gauge transconjuntival
sutureless vitrektomi dan tamponade gas
Cairan perfluorocarbon digunakan untuk
menstabilkan retina yang ablasi, dan drainase
cairan subretinal intrnal dilakukan dengan air
mata asli.
Operasi katarak : insisi korneal jernih, 2.2 atau
2.75 mm, dilakukan pada arah jam 10 sebelum
phacoemusifikasi
Perhitungan kekuatan IOL
AL dan keratometri diukur dengan ultrasound
dan Auto-Refracto-Keratometer.
Perhitungan kekuatan IOL menggunakan
formula SRK/T
Target final refraktif adalah nilai rata-rata dari
ukruan ultrasonik dan master biometry IOL.
Pengukuran tinggi ablasio retina
Preoperative RD diukur dengan alat
caliper dalam software tomografi
optikal koherens jika tersedia
tinggi RD adalah jarak antara bagian
terluar pada pusat foveal ablasi dan
bagian terdalam pada epitelium pigmen
retina yang diukur secara perpendicular.
Analisis statistikal
Membandingkan ME dan MAE di antara
kelompok operasi katarak gabungan dan
delayed.
Mengevaluasi faktor terkait MAE besar (>2 D)
menggunakan analisis regressi logistik multipel
Korelasi antara perbedaan AL yang diukur pada
2 waktu dan tinggi RD yang diukur OCT
dievaluasi menggunakan tes korelasi Pearson.
Hasil