0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan16 halaman
Eviscerasi dan enukleasi adalah prosedur bedah untuk mengangkat isi atau seluruh bola mata. Eviscerasi lebih disarankan karena tidak merusak struktur anatomi periorbita. Pasca operasi, terjadi perubahan anatomi seperti enophthalmos dan ptosis yang dikenal sebagai anophthalmic socket syndrome. Implan orbita diperlukan untuk menggantikan volume yang hilang dan mencegah komplikasi.
Eviscerasi dan enukleasi adalah prosedur bedah untuk mengangkat isi atau seluruh bola mata. Eviscerasi lebih disarankan karena tidak merusak struktur anatomi periorbita. Pasca operasi, terjadi perubahan anatomi seperti enophthalmos dan ptosis yang dikenal sebagai anophthalmic socket syndrome. Implan orbita diperlukan untuk menggantikan volume yang hilang dan mencegah komplikasi.
Eviscerasi dan enukleasi adalah prosedur bedah untuk mengangkat isi atau seluruh bola mata. Eviscerasi lebih disarankan karena tidak merusak struktur anatomi periorbita. Pasca operasi, terjadi perubahan anatomi seperti enophthalmos dan ptosis yang dikenal sebagai anophthalmic socket syndrome. Implan orbita diperlukan untuk menggantikan volume yang hilang dan mencegah komplikasi.
Indra Wilio 101001091 Anggra Vitty M 1010070100143 Salmi Yanti 101001219 Vanny Ocktaria 1010070100136 Amelina Octaviana 101001011 Dr.ERFITRINA,M.Ked(OPH)Sp.M Eviscerasi dan Enukleasi Eviscerasi adalah tindakan membuang semua isi bola mata dengan tetap mempertahankan sklera, kapsula tenon, konjungtiva dan nervus optikus. Sedangkan enukleasi adalah mengangkat seluruh bola dan sebagian nervus optikus, dengan mempertahankan konjungtiva bulbi serta kapsula tenon keuntungan eviscerasi a. Nervus optikus dan meningen tidak terganggu b. Lebih cepat dan mudah untuk drainase abses okuler c. Menghindari perdarahan yang berlebihan dari jaringan lunak yang inflamasi d. Sklera tetap intak, sebagai barier terhadap proses supuratif e. Struktur jaringan lunak orbita tidak terganggu f. Fisiologi normal dan gerakan orbita dapat dipertahankan g. Bola mata tetap terfiksasi oleh kapsula tenon, otot-otot ekstraokular dan septum intramuscular h. Secara kosmetik hasilnya lebih baik, dan kelainan socket lebih lambat terjadi berbagai pertimbangan kenapa operator lebih memilih tindakan eviscerasi dibandingan dengan enukleasi yaitu: Struktur anatomi periorbita pada eviscerasi tidak dirusak dan hubungan antar jaringan kelopak mata dan otot ekstra okuler ke dinding sklera dan forniks tidak diganggu, sehingga perubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi tidak seberat pasca enukleasi Anophthalmic Socket Anophthalmic socket adalah suatu kantung yang terjadi sebagai akibat pengangkatan bola mata/isi bola mata. Di dalamnya merupakan suatu kumpulan yang unik dan kompleks, yang tersusun dari unsur structural dan fungsional dimana terdapat saling ketergantungan dalam melaksanakan fungsinya Dengan berjalannya waktu akan terjadi perubahan anatomi dan fisiologi dari rongga orbita tersebut. Perubahan yang terjadi adalah: enophthalmos, sulkus superior dalam, kekenduran kelopak mata bawah, ptosis, malposisi. Kelimanya dikenal dengan anophthalmic anophthalmic socket syndrome Implan orbita Implan orbita merupakan alat yang dapat berupa alamiah atau sintetis, digunakan untuk menggantikan volume orbita setelah prosedur enukleasi atau eviscerasi. Implan yang ideal haruslah memenuhi ini(oculoplasty made easy): Menyerupai bola mata yang normal Harus menggantikan volume orbita Berupa zat non-antigenik dan secara biologis tidak dapat digerakkan Ringan dan sederhana untuk konstruksi Memperhitungkan kedalaman bilik mata anterior daripada prosthesis Implan orbita dengan mata artifisial Salah satu jenis implant orbita ialah dermis-fat graft atau cangkok lemak kulit. Dermis fat graft ini terdiri daripada lemak subkutan dan dermis yang biasanya berasal dari abdomen atau kuadran gluteal bagian luar Indikasi penggunaan cangkok lemak kulit Sebagai implant orbita baik primer maupun sekunder pada perbaikan soket apabila diperlukan Sebagai pengganti implant orbita pada penatalaksanaan implant yang ekstrusi Untuk pencegahan atau penatalaksanaan dari perlengketan akibat trauma atau infeksi Untuk mengurangi deformitas sulkus superior pada post-enucleation socket syndrome Cara mengambil cangkok lemak kulit 1. Beri tanda pada kulit daerah paha atas lateral ukuran cangkok yang akan diambil. 2. Lapisan epidermis dibuang dengan cara dikerok 3. Insisi epidermis dengan pisau no. 15 4. Dari epidermis ditembus ke dalam melewati dermis dan lapisan lemak 5. Kira-kira sedalam 2-3 cm lemak digunting, lalu bahan cangkok diangkat dan diletakkan dalam larutan NaCl fisiologis 6. Defek ditutup dengan jahitan interrupted pada sub kutis menggunakan vicryl 4/0 dan jahitan kulit menggunakan silk atau nylon 4/0 Cara kerja eviscerasi dengan penanaman DFG 1. Peritomi 360o, bebaskan konjungtiva dari tenon, kemudian bebaskan tenon dari episklera. 2. Insisi limbus 360o, kornea dikeluarkan. Isi bola mata dikerok hingga bersih. 3. Sklera di insisi pada 4 tempat di antara otot-otot rektus, mulai dari limbus sampai agak ke posterior 4. Masukkan cangkok lemak kulit ke dalam kantong sclera, jahitkan tepi dermis pada sklera 5. Jahitkan tenon pada tepi dermis 6. Konjungtiva dijahitkan di atas dermis ke konjungtiva. Bila konjungtiva tidak cukup, jahitkan konjungtiva ke tepi dermis atau sedikit di atas dermis untuk tetap mendapatkan fornik yang dalam 7. Masukkan conformer atau protese sementara 8. Blefarorafi Penanganan setelah operasi 1. Balut tekan selama 5 hari untuk mencegah terjadinya hematoma dan mempertahankan kontak yang baik antara cangkok dan jaringan sekitarnya 2. Antibiotic sistemik 3. Anti perdarahan dan analgetika bila diperlukan 4. Hari 6 balut tekan dibuka, jahitan blefarorafi dibuka 5. Conformer atau protese sementara dibuka dan socket dibersihkan. Beri salf antibiotika dan conformer atau protese sementara dimasukkan kembali 6. Pembuatan protese bisa dilakukan setelah 1-2 minggu kemudian. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencangkokan 1. Vascular bed dari penerima 2. Kontak antara cangkok dan penerima 1. Adanya hematoma dan seroma antara cangkok dan penerima. Jika hematoma dan seroma masih ada pada waktu 24-36 jam setelah pencangkokan, maka vaskularisasi akan terhambat, karena itu hemostasis yang baik perlu dilakukan sewaktu operasi tanpa merusak pembuluh darah. 2. Gerakan atnara cangkok dan penerima. Hal ini dapat merusak pembuluh darah yang sedang tumbuh dari penerima ke dalam cangkok dan mencegah terjadinya vaskularisasi cangkok. Gerakan ini dapat dicegah dengan memberikan tekanan yang adekuat pada cangkok. 3. Trauma pada cangkok. 4. Pencegahan infeksi yang baik harus dilakukan, karena infeksi dapat menghambat vaskularisasi 5. Besarnya cangkok yang adekuat, tidak boleh terlalu kecil atau juga terlalu besar 6. Kelainan sistemik, seperti diabetes mellitus
Posterior Vitreous Detachment Secara Tradisional Dianggap Sebagai Proses Degeneratif Agerelated Dari Vitreous Yang Hasil Dalam Pemisahan Vitreous Gel Kortikal Dari Permukaan Retina