Latar Belakang:
Metode:
Subjek studi :
Diabetes mellitus tanpa retinopati (Tanpa DR) (n = 24); retinopati diabetik non-
proliferatif (n = 24); dan retinopati diabetik proliferatif (n = 24) dan kontrol
kesehatan (n = 24). Semua subjek penelitian menjalani evaluasi oftalmologis
lengkap. Best Corrected Visual Acuity (BCVA) diukur dengan logarithm of the
minimum angle of resolution (logMAR). Serum 25-OH Uji vitamin D dilakukan
dengan menggunakan teknologi chemiluminescent microparticle immunoassay.
Akurasi diagnostik vitamin D dinilai menggunakan karakteristik analisis kurva
(characteristics curve analysis) dan area di bawah kurva (AUC=area under
curve) ditentukan dahulu.
Hasil:
Pendahuluan
Halaman 3
Nilai
Grup Sensitivitas Spesifisitas +TPV -PV AUC Nilai P
Z
No 40.91
81.82 (59.7-94.7) 69.2 58.1 0.581 0.93 0.352
DR (20.7-63.6)
68.18
NPDR 86.36 (65.1-96.9) 83.3 73.1 0.757 3.51 <0.001
(45.1-86.1)
86.36
PDR 81.82 (59.7-94.7) 82.6 85.7 0.91 8.17 <0.001
(65.1-96.9)
+PV = positive predictive value, -PV = negative predictive value, AUC area under the
curve
Diskusi
Kadar vitamin D yang rendah telah berkaitan dengan peningkatan keparahan
retinopati diabetik. Sebuah meta-analisis terbaru dari lima belas studi yang
melibatkan 17.664 subjek, menetapkan defisiensi vitamin D dengan kadar serum
vitamin D <20 ng/mL, dan insufisiensi vitamin D dengan kadar serum vitamin D
21-29 ng/mL. Meta-analisis ini mengungkapkan bahwa subyek dengan kadar
serum vitamin D <20 ng/mL mengalami peningkatan risiko retinopati diabetik
yang signifikan. Meta-analisis lain menunjukkan bahwa pasien dengan retinopati
diabetik proloferatif memiliki tingkat serum vitamin D rata-rata lebih rendah
daripada yang memiliki retinopati diabetik non-proliferatif.